Disusun oleh :
Adilah Zahra
Arga Alfarezi
Doni Satria
Haya Aulia
Marie Louise
Nafisa Adila
Rizki Ramdhani
Rizqya Allyssa
SMAN 2 Cimahi
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia tentang "Laporan
Praktikum Asam dan Basa dengan Indikator Alami dan Indikator Buatan" ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Tak lupa pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada
ibu guru, teman-teman, serta semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan
praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan laporan-laporan praktikum penulis selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Asam dan basa sudah dikenal sejak dulu. Istilah asam berasal dari bahasa Latin acetum yang
berarti cuka. Istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam,
asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam nitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk
member rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon
digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebuh kuat telah dibuat sejak abad
pertengahan. Salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliiti
untuk memisahkan emas dan perak.
Suatu larutan dapat diketahui sifat asam atau basanya dengan menggunakan indikator asam-basa,
yaitu zat yang mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Salah satu
contohnya adalah kertas lakmus. Sedangkan untuk menentukan besarnya derajat keasaman/pH
larutan asam basa dapat digunakan pH meter atau dapat juga dengan indikator asam-basa yang lain
seperti larutan indikator contohnya metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan fenolptalein
serta dapat juga menggunakan indikator universal. Perubahan warna indikator pada pH tertentu
disebut trayek pH atau jarak pH. Namun indikator tersebut hanya dapat dipergunakan di
laboratorium saja bahkan seperti pH meter sangat jarang digunakan karena harganya yang tidak
terjangkau, oleh karena itu dapat digunakan indikator alami yang dibuat dari bahan-bahan alami
untuk menentukan apakah sifat suatu larutan asam ataupun basa.
1.3 Tujuan
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator alami
Untuk mengetahui sifat suatu larutan dengan indikator buatan
Untuk mengetahui pH suatu larutan dengan indikator buatan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Selain itu, Asam merupakan suatu zat yang jika di larutkan
dalam air akan mengasilkan ion H+ (Arrhenius: 1884). Asam juga adalah zat yang dapat memberi
proton kepada zat lain dalam hal ini zat yang bersifat basa (Bronsted-Lowry: 1923). Spesi yang
bertindak sebagai penerima pasangan elektron merupakan asam (Lewis: 1983).
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam jika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bia disentuh, dan dapat merusak kulit.
3. Asam bereaksi dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. Walaupun tidak selalu ionik tetapi merupakan cairan elektrolit.
5. Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam dengan melalui reaksi penetralan dengan
membentuk garam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air
disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+), maka dalam hal ini basa mempunyai
arti bahwa senyawa basa dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH–)
(Arrhenius: 1884). Selain itu, basa merupakan zat yang dapat menerima proton (Bronsted-
Lowry:1923). Basa juga merupakan spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron
(Lewis:1938).
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih rendah dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
Indikator Asam dan Basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa digunakan adalah indikator buatan dan
indikator alami.
Indikator buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-
alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus erah dan lakmus
biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang
berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus
sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam
kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas
putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka,
sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan
tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru,
tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga
mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah
dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah
memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah
ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
Indikator alami
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam,
basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah
tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan
dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu
merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau,
kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2. Gelas Ukur 50 mL
3. Tabung Reaksi
4. Pipet Tetes
5. Corong
6. Plat Tetes
7. Erienmeyer
9. Batang Pengaduk
Bahan
1. Kol
2. Lakmus
5. Larutan H2S04
6. Larutan NH40H
7. Larutan NaOH
8. Larutan CH3COOH
9. Bunga sepatu
PERSIAPAN:
Siapkan alat dan bahan lalu masukkan masing-masing kedalam wadah yang tersedia, serta
beri nama.
MULA WARNA
1 Larutan NH4OH Merah Biru Basa
2 Larutan Merah Merah Asam
3 Larutan
CH 3COOH
NaOH Merah Biru Basa
4 Laruan HCl Merah Merah Asam
5 Susu Merah Merah Asam
6 Teh Merah Merah Asam
2. LAKMUS BIRU
LAKMUS BIRU
NO BAHAN WARNA MULA- PERUBAHAN KESIMPULAN
MULA WARNA
1 Larutan NH4OH Biru Biru Basa
2 Larutan Biru Merah Asam
3 Larutan
CH 3COOH
NaOH Biru Biru Basa
4 Laruan HCl Biru Merah Asam
5 Susu Biru Merah Asam
6 Teh Biru Merah Asam
3. INDIKATOR METIL MERAH
METIL MERAH KESIMPULAN
NO BAHAN
PERUBAHAN WARNA
5. INDIKATOR FENOLFTALEIN
FENOLFTALEIN KESIMPULAN
NO BAHAN
PERUBAHAN WARNA
B. INDIKATOR ALAMI
1. KOL UNGU
LARUTAN KOL UNGU
NO BAHAN WARNA MULA- PERUBAHAN KESIMPULAN
MULA WARNA
1 Larutan NH4OH Ungu Biru Basa
2 Larutan Ungu Merah muda Asam
CH3COOH
3 CH 3COOH
Larutan NaOH Ungu Merah kekuningan Basa
4 Laruan HCl Ungu Merah muda Asam
5 Susu Ungu Merah muda Asam
6 Teh Ungu Merah tua Asam
2. BUNGA SEPATU
4.2 Pembahasan
a. KERTAS LAKMUS
Memasukkan setetes NH4OH, CH3COOH, NaOH, HCl, Teh, Susu masing-masing ke
dalam plat tetes, diberi tanda tiap larutan. Setelah dimasukan sepotong kertas lakmus ke
dalam masing-masing plat tetes larutan yang bersifat asam akan mengubah lakmus
menjadi berwarna merah (Larutan CH3COOH, Laruan HCl, susu dan teh), dan apabila
mengandung basa makan akan mengubah lakmus menjadi berwarna biru (Larutan NaOH
dan Larutan NH4OH).
b. METIL MERAH, METIL JINGGA, FENOLFTALEIN
Memasukkan setetes NH4OH, CH3COOH, NaOH, HCl, Teh, Susu masing-masing ke
dalam plat tetes, diberi tanda tiap larutan. Setelah dimasukan larutan metil merah, metil
jingga, dan fenolftalein ke dalam masing-masing plat tetes, dan terjadi perubahan warna
yang dapat teridentifikasi bahwa Larutan CH3COOH, Laruan HCl, susu dan teh bersifat
asam. Kemudian Larutan NaOH dan Larutan NH4OH bersifat basa.
INDIKATOR ALAMI
a. KOL UNGU DAN BUNGA SEPATU
Memasukkan setetes NH4OH, CH3COOH, NaOH, HCl, Teh, Susu masing-masing ke
dalam plat tetes. diberi tanda tiap larutan Setelah memasukan ekstrak kol ungu dan bunga
sepatu ke dalam masing-masing plat tetes, terjadi perubahan warna. Apabila larutan
bersifat asam , perubahan warnanya akan menjadi warna merah. Jika larutannya bersifat
basa maka larutan berubah warna menjadi kebiruan/hijau atau ungu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Suatu larutan dapat diketahui sifatnya dengan menggunakan indicator alami yaitu dengan
bunga sepatu dan kol ungu. Dimana suatu larutan jika ditetesi larutan bunga sepatu, jika
berwarna merah menunjukan asam dan jika berwarna hijau berarti basa. Sedangkan jika
ditetesi kol ungu, jika berwarna ungu berarti basa dan jika berwarna merah berarti asam.
Kemudian dapat menentukan sifat suatu asam dan basa dengan menggunakan indicator
buatan, seperti Lakmus, metil merah, metil jingga, fenolftalein, dan indicator universal.
Jika suatu larutan bersifat asam maka akan mengubah lakmus biru menjadi merah, dan jika
suatu laruan bersifat basa maka akan mengubah lakmus merah menjadi biru.
Kol ungu, dan bunga sepatu layak menjadi indicator alami karena mengalami perubahan
warna yang jelas dan berbeda pada larutan asam dan basa.
5.2 Dokumentasi