Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRATIKUM INDIKATOR ALAMI ASAM DAN

BASA

DI SUSUN OLEH :
MOHAMMAD ARIQ FAIZAL AKBAR
CANCA HARINATA
KARINA LAILATUL ROMADHONI
NADIA ANGGI AULIA

DINAS PENDIDIKAN JAWA TIMUR


SMA NEGERI 1 DANDER
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada tuhan kami Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini sesuai dengan yang kami harapkan. Meskipun banyak hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelsaikan laporan ini
tepat pada waktunya.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan yang membuat laporan ini jauh dari sempurna. Kami hanya berusaha
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki laporan kami supaya pada
kesempatan berikutnya, kami dapat membuat laporan yang lebih baik.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Kimia. Kami berharap banyak manfaat
yang dapat kita ambil dari laporan ini terutama mengenai indikator alami asam dan
basa.

penyusun
A. NAMA kEGIATAN PRATIKUM

Nama kegiatan pratikum ini adalah “Menentukan Indikator Asam Basa Dari
Bahan – bahan Alami”.

B. LATAR BELAKANG
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting. Dalam sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang digolongakan
sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa, asam
belimbing, serta “‘asam lambung”. Salah satu sifat asam adalah rasanya
masam. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebaga basa,
misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, serta air abu. Salah satu sifat
basa adalah dapat melarutkan lemak. Itulah sebabnya (abu gosok) digunakan
untuk mencuci piring.
Asam dan basa tentu memiliki sifat yang berbeda. Untuk menentukan
sifat asam atau basa terdapat beberapa cara. Yang pertama dapat
menggunakan indikator bahan alam. Bahan-bahan alam yang berwarna
seperti bunga kembang sepatu, kulit manggis dan kunyit dapat digunakan
sebagai indikator alami. Yang kedua dapat menggunakan indikator warna,
yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang
terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat
asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Dapat pula
menggunakan indikator sintesis seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol
biru dan sebagainya. Kemudian dengan mengukur pH. pH merupakan suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari
7, sedangkan netral pH nya 7.
Dalam pembelajaran kali ini, kami melakukan praktikum penentuan
asam basa. Namun dikarenakan ketersediaan indikator sintesis terbatas.
Maka penggunaan indikator alami menjadi pilihan yang praktis dan mudah
digunakan.

C. TUJUAN PRATIKUM

1. Menentukan indikator dari bahan-bahan alami.


2. Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.
3. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami.

D. KAJIAN / DASAR TEORI


a. Teori asam basa Arrhenius
Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun
1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila dilarutkan
ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H+ )
sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan dalam air
akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- ) sebagai satu-
satunya ion negatif.
Contoh:

Reaksi ionisasi asam: Reaksi ionisasi basa:


HCL (aq) -> H + (aq) + CL – (aq) NaOH (aq) -> Na + (aq) + OH – (aq)

b. Teori asam basa Bronsted-Lowry


Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki keterbatasan, yakni
asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi juga terdapat dalam
pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N Bronsted dari Denmark dan
T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru mengenai asam dan basa. Bronsted
dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat yang dapat memberikan proton (proton
donor), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima proton (akseptor proton).
Contoh:

NH3 (g) + H2o (l) -> NH4 + (aq) + OH- (aq)

c. Teori asam basa Lewis


Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada tahun 1923.
Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry masih kurang luas
jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi asam basa yang
tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh Lewis, asam
didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan elektron.
Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang elektron.
Contoh:

H3N: + H+ -> NH4 +


E. WAKTU DAN TEMPAT
Pratikum Indikator Asam dan Basa dari bahan alami ini kami lakukan pada:

Hari: Senin, 17 Januari 2022


Tempat: Kelas XI MIPA 1

F. ALAT DAN BAHAN


Alat
 Pipet tetes
 Gelas
 Tusuk gigi
Bahan
 Larutan Asam (H2SO4)
 Larutan Basa (NaOH)
 Larutan Kunyit
 Larutan bunga pacar air
 Larutan bunga sepatu
 Larutan kulit manggis
 Larutan daun pandan
 Larutan ubi

G. CARA KERJA

1. Haluskan bunga sepatu, bunga pacar air, kunyit,ubi, kulit manggis, daun
pandan campurkan dengan air hingga menjadi larutan.
2. Masukkan masing – masing larutan ke dalam gelas , lalu tetesi masing –
masing larutan dengan asam sulfat (H2SO4) dan Natrium Hidroksida (NaOH)
secukupnya.
3. Aduk menggunakan tusuk gigi dan tunggu perubahannya.
4. Catat hasil pratikum ke dalam tabel pengamatan.
H. DATA HASIL PENGAMATAN
No. Nama Bahan Warna Awal Warna Setelah Warna Setelah
ditetesi H2SO4 Ditetesi NaOH
1. Larutan Orange Kuning Coklat
Kunyit
2. Larutan Ungu Merah Hijau
bunga sepatu
3. Larutan Tak berwarna Kuning Merah
bunga pacar
air
4. Larutan Kulit Merah bata Merah Coklat
manggis
5. Larutan ubi Coklat Coklat Coklat
6. Larutan daun Hijau Hijau Hijau
pandan

I. DOKUMENTASI

J. PEMBAHASAN
Jika setelah ditetesi dengan larutan asam dan basa,apabila larutan bahan
alami mengalami perubahan warna maka bahan alami tersebut dapat
dijadikan sebagai indikator asam dan basa.

Berdasarkan hasil praktikum kami,larutan bunga sepatu, larutan kunyit,larutan


bunga pacar air, larutan kulit manggis,mengalami perubahan warna saat
ditetesi dengan pelarut asam dan basa maka dapat dikatakan bahwa bahan-
bahan alami tersebut dapat dijadikan sebagai indikator asam dan basa.
K. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :

1. Larutan yang dapat dijadikan indikator asam basa adalah larutan yang
terjadi perubahan warna saat ditetesi dengan larutan asam basa, yakni
larutan bunga sepatu, kunyit, bunga pacar air, kulit manggis.
2. Larutan ubi dan daun pandan tidak bisa di gunakan sebagai indikator
karena tidak terjadi perubahan warna saat di tetesi dengan larutan asam dan
basa.
L. Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. 1999. Kimia organik jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo, T. J. (2010). Indikator titrasi
asam-basa dari ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis). Jurnal
AGRITECH, 30(3), 178-183.
PENUTUP
Laporan pratikum ini di samping merupakan seperangkat ketentuan sebagai
acuan dasar pedoman pelaksanaan kegiatan, juga merupakan bahan untuk
dipertimbangkan dalam menjalin kerjasama serta promosi dengan pihak-pihak yang
siap mendukung suksesnya kegiatan ini.
Kiranya dapat kita pahami tanpa dukungan dari berbagai pihak, kegiatan ini
tidak akan pernah terwujud. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah dan akan ikut berpartisipasi menyukseskan kegiatan ini.
Demikian proposal ini kami buat, semoga apa yang telah direncanakan dapat
diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik. Atas partisipasinya kami ucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai