Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas RahmatNya kami

dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “Modul Asam Basa” dengan tujuan memenuhi tugas mata

kuliah Perencanaan Pembelajaran Kimia.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh

karena itu kami dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

mengerjakan tugas kedepannya.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang

sedalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

PETA KONSEP ..............................................................................................................

PENDAHULUAN ..........................................................................................................

A. Identitas Modul ........................................................................................


B. Kompetensi Dasar.....................................................................................
C. Materi Pembelajaran.................................................................................

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ...............................................................................

A. Tujuan Pembelajaran................................................................................
B. Uraian Materi Asam Basa.........................................................................

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ................................................................................

A. Penuntun Praktikum..................................................................................

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ................................................................................

A. Lembar Kerja Peserta Didik .....................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................


PETA KONSEP

ASAM DAN BASA

PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI IPA/2

Materi Pokok : Larutan Asam Basa

Alokasi Waktu : 3 minggu x 4 JP (12 JP)

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.10 Memahami konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan
pengionannya dalam larutan.

4.10 Menentukan trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan
alam.

C. Materi Pembelajaran

a. Konsep Asam – Basa


Berkaitan dengan sifat asam dan basa, laruta dikelompokkan ke dalam tiga golongan,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa yang
berbeda, tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan cara
mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau bahkan
beracun.
Teori asam-basa Arrhenius
1. Asam
Asam merupakan zat yang di dalam air melepaskan ion H+ . Jumlah ion H+ yang dapat
dihasilkan oleh satu molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang
terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion sisa asam.
Contoh : HCl (aq) → H+ (aq) + Cl-(aq)

2. Basa
Basa adalah senyawa yang di dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.

Contoh : NH3(aq) + H2O (l) → NH4+(aq) + OH-(aq)


Derajat atau tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan.
Konsep pH untu menyatakan konsentrasi ion H+ , yaitu sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H+. Secara matematika dapat dirumuskan dengan:
pH = -log [H+ ]
Semakin besar konsentrasi ion H+ , semakin kecil nilai pH. Artinya semakin asam
larutan, maka semakin kecil nilai pH-nya, dan sebaliknya. Analogi dengan pH,
konsentrasi ion OH- juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH
dengan rumus:
pOH = -log [OH- ]
Meskipun nilai [OH- ] dapat dinyatakan dengan pOH, tingkat kebasaan lazimnya juga
dinyatakan dengan pH. Larutan basa memiliki pH > 7, semakin tinggi pH maka
semakin bertambah sifat basa (Purba, 2007).

b. Indikator Kimia Buatan Dan Indikator Alami Larutan Asam – Basa


Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa, diperlukan indikator. Suatu
indikator akan berwarna tertentu pada pH tertentu. Indikator tunggal seperti kertas
lakmus atau fenolftalein, hanya memberi gambaran tentang sifat larutan (asam, basa,
atau netral), tetapi tidak menyatakan pH-nya. Campuran dari beberapa indikator yang
dapat memberikan warna berbeda pada pH berbeda disebut indikator universal.
Indikator universal tersebut terdiri dari beberapa senyawa yang menunjukkan
beberapa perubahan pada rentang pH 1–14 untuk menunjukkan keasaman suatu
larutan. Meskipun ada sejumlah indikator Ph universal yang tersedia secara
komersial, sebagian besar indikator adalah variasi dari formula yang telah
dipatenkan. Dalam penentuan sifat suatu larutan bahkan pH-nya, larutan indikator ini
cukup ditambahkan sebanyak 2-3 tetes saja ke dalam larutan analit. Perubahan warna
pada larutan akan menunjukkan perubahan pH (Watoni, 2014).
Oleh karena setiap indikator mempunyai trayek perubahan warba yang berbeda,
maka pH larutan dapat diperkirakan dengan kombinasi dari beberapa indikator.
Berikut trayek perubahan warna dari beberapa indikator kimia buatan untuk
larutan asam-basa :
Indikator Trayek perubahan Perubahan warna
warna
Lakmus 5,5 – 8,0 Merah – biru
Metil jingga 2,9 – 4,0 Merah – kuning
Metil merah 4,2 – 6,3 Merah – kuning
Bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning –biru
biru
Fenolftalein 8,3 – 10,0 Tidak berwarna –
merah

c. Sifat Larutan Asam dan Basa


Secara umum, zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam
nitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makan, serta asam benzoat yang
digunakan sebagai pengawet makanan. Basa merupakan senyawa yang
mempunyai sifat licin, rasanya pahit, dan jenis basa tertentubersifat caustic atau
membakar, misalnya natrium hidroksida atau soda api.
Ciri-ciri umum larutan asam, yaitu:

1. Terasa masam,

2. Bersifat Korosif,

3. Dapat memerahkan kertas lakmus biru,

4. Dapat melarutkan berbagai jenis logam, seperti logam seng dan logam
magnesium. Contoh larutan asam: asam nitrat pada jeruk, asam cuka pada
cuka makanan, serta asam benzoate yang digunakan sebagai pengawet
makanan.
Ciri-ciri umum larutan basa, yaitu:

1. Terasa pahit

2. Bersifat licin

3. Dapat membirukan kertas lakmus merah

4. Jenis basa tertentu bersifat caustic atau membakar, seperti Natrium


Hidroksida atau soda api.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi informasi, kajian literatur, observasi dan presentasi siswa
dapat membangun sikap disiplin, jujur, aktif, responsif, santun, bertanggungjawab,
peduli terhadap lingkungan, dan menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai
data percobaan menentukan pH larutan asam basa serta dapat menjelaskan pengertian
asam dan basa, menuliskan persamaan reaksi asam dan basa, mengukur pH beberapa
larutan asam/basa dengan menggunakan indikator universal, menghubungkan
kekuatan asam dan kekuatan basa dengan derajat derajat ionisasinya, menghitung pH
larutan asam/basa dari data konsentrasi serta menyajikan hasil percobaan sederhana
membuat indikator sederhana dari bahan alam.

B. Uraian Materi
Dari peta konsep diatas maka dapat di uraikan mengenai materi asam dan basa sebagai
berikut :
a. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam
1. Asam

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti
diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu.

Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga
bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali
asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara
yang aman. Untuk mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat
dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi
dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.

Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman,
misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang
dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H + (ion
hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion
adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang
bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.

Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti
logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif.
Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl)
membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).

Tabel beberapa contoh asam:

Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik


dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan
banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan
korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan
di berbagai kebutuhan manusia.

Buah yang bersifat asam


2. Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik.
Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun
serta deterjen mengandung basa.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat
melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa
umumnya mengandung gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka
untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata
hidroksida.

Tabel beberapa contoh Basa:

Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari

Perbedaan Sifat Asam dan Basa

Perbedaan Sifat Asam Basa


3. Garam

Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat. Untuk
menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung basa
yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl). Umumnya zat-zat dengan
sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat
baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam
akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.

H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)

Asam Basa Air

Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila
garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di
dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan
bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga
reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam. Mari kita simak contoh
reaksi pembentukan garam berikut!

Asam + Basa —> Garam + Air

Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air


HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)

Asam Basa Garam Air

Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi
(garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung
pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam
normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa
lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH 4Cl. Garam
yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa,
contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.

Tabel Garam Kehidupan Sehari-hari

 Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit


Ketika seseorang mencari ikan dengan menggunakan ”setrum” atau aliran listrik
yang berasal dari aki, apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri
arus listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar
ujung alat itu terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik? Sebenarnya air murni adalah penghantar
listrik yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka
larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat
membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit.
Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam klorida. Zat yang tidak
menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit. Contohnya adalah larutan
gula dan larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat
diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua
elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan
lampu, serta bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan
berikut untuk mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus
listrik.
A. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara
menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator
yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang
menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan
senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan
indikator atau indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.
1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral
berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari
masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Identifikasi Kertas Lakmus

2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami


Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat
menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti
daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat bunga, kunyit, kulit
manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari
dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.

Indikator Alami
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur
dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak
kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka
dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan.
Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.

B. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan


1. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat
diuraikan menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya
dalam air disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam
larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya
terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan
sederhana. Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila
nyala lampu redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya
apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.

Uji Kekuatan Asam Basa

Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik
yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji
berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang,
menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.

2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)


Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen))
bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+
semakin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk
menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+.

Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika
dinyatakan dengan persamaan :
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama,
yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = – log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14.

a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.


b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka
harga pH = 14 – 5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di
lingkungan sehari-hari dinyatakan dalam Tabel.

Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat:

Tabel pH

3. Menentukan pH Suatu Larutan


Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator
universal, indikator stick, larutan indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang
dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal
ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator
dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian
dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

Indikator Universal

c. Larutan Indikator

Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga
(Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan
pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning.

Larutan Asam Basa


Larutan Indikator

Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp).


pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila
pH larutan di atas 10.

d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan
alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan
muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.

pH meter digital PH meter elektronik

Contoh soal:

1. Untuk mengukur derajat keasaman larutan asam atau basa, paling tepat
digunakan indikator ….
A. Fenolftalein D. bromtimol biru
B. Metil Jingga E. universal
C. Metil Merah
Jawaban:
E. universal

2. Jika larutan X diletakkan pada kertas indikator universal dan kertas indikator
universal menunjukkan perubahan warna ungu tua maka larutan X bersifat . . . .
a. Asam lemah
b. Basa lemah
c. Adam kuat
d. Basa kuat
Jawaban:
d. Basa kuat
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Penuntun Praktikum Larutan Asam Basa

A. Tujuan Percobaan
i) Untuk menguji larutan yang termasuk asam dan basa menggunakan pH indikator
dan kertas lakmus.
ii) Untuk menguji bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa.

B. Dasar Teori
Indikator asam-basa (disebut juga Indikator pH) adalah senyawa halokromik yang
ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan
memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25°
Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan
dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa
organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagai
asam Lewis), umumnya asam karboksilat dan amina, sehingga indikator asam-basa
banyak digunakan dalam bidang biologi dan kimia analitik.
Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa yang dapat menerima
pasangan elektron bebas dari senyawa lainAsam merupakan salah satu penyusun dari
berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat
melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya
mengandung gugus OH. Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat
dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag
(antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.

Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami


Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat
menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti
daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai
indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna
yang berbeda dalam larutan asam basa.
C. Alat Dan Bahan
Alat:
 Indikator Universal
 Tabung reaksi/aqua gelas
 Lumpang dan alu

Bahan:
 Air Suling
 Air Kapur
 Cuka Dapur
 Air Jeruk
 Air Sabun
 Soda
 Air Garam
 Ekstrak Bunga Kembang Sepatu
 Kertas Lakmus Merah dan Biru

D. Prosedur Kerja

Pengujian larutan asam basa


a) Sediakan alat dan bahan.
b) Masukan masing-masing larutan dalam tabung reaksi yang berbeda.
c) Uji pH larutan menggunakan indikator universal.
d) Uji masing-masing larutan menggunakan kertas lakmus merah dan biru,
catat hasil pada tabel hasil pengamatan.

Pengujian indikaor asam basa menggunakan indikator alami


a) Gerus beberapa helai mahkota bunga kembang sepatu menggunakan
lampung dan alu, kemudian tambahkan air secukupnya dan saring.
b) Tuangkan ekstrak bunga kembang sepatu pada 4 buah tabung reaksi/aqua
gelas yang berbeda.
c) Tambahkan cuka pada salah satu tabung reaksi/aqua gelas.
d) Goyangkan tabung/aqua gelas dan amati perubahan yang terjadi, catat
hasilnya pada tabel hasil pengamatan.
e) Ulangi langkah kerja di atas dengan menggunakan air jeruk, air sabun dan air
kapur.
E. Data Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengujian larutan asam basa

Kertas Lakmus Sifat Larutan


No. Bahan

Merah Biru Asam Netral Basa Ph

1. Air Suling (akuades)

2. Larutan Cuka

3. Air Kapur

4. Air Garam

5. Air Jeruk

6. Air Sabun

7. Soda

Tabel hasil penguji indikator dari bahan alam

NO. Bahan yang diuji Warna setelah dicampur ket


1. Air sabun
2. Air kapur
3. Air jeruk
4. Larutan cuka
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Dalam eksperimen ini, akan diamati larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa
secara sederhana menggunakan indikator kertas lakmus dan indikator yang terbuat dari bahan
alam yang ada disekitar kita.

1. Alat dan Bahan

ALAT JUMLAH BAHAN

Tabung ±7 Buah Air Suling


reaksi/aqua gelas

Indikator Universal 1 Buah Air kapur

Lumpang dan alu 1 Buah Larutan cuka

Air jeruk

Air sabun

Soda
Air garam

Ekstrak Bunga Kembang Sepatu

Kertas lakmus biru dan merah

2. Cara Kerja
Pengujian larutan asam basa
a) Sediakan alat dan bahan.
b) Masukan masing-masing larutan dalam tabung reaksi yang berbeda.
c) Uji pH larutan menggunakan indikator universal.
d) Uji masing-masing larutan menggunakan kertas lakmus merah dan biru, catat hasil pada
tabel hasil pengamatan.
Pengujian indikator asam basa menggunakan indikator alami

a) Gerus beberapa helai mahkota bunga mawar/bunga kembang sepatu menggunakan


lampung dan alu, kemudian tambahkan air secukupnya dan saring.
b) Tuangkan ekstrak bunga mawar/bunga kembang sepatu pada 4 buah tabung reaksi/aqua
gelas yang berbeda.
c) Tambahkan cuka pada salah satu tabung reaksi/aqua gelas.
d) Goyangkan tabung/aqua gelas dan amati perubahan yang terjadi, catat hasilnya pada
tabel hasil pengamatan.
e) Ulangi langkah kerja di atas dengan menggunakan air jeruk, air sabun dan air kapur.

3. Tabel Pengamatan
Tabel hasil pengujian larutan asam basa
Kertas Lakmus Sifat Larutan
No. Bahan
Merah Biru Asam Netral Basa pH
1. Air Suling (akuades)
2. Larutan Cuka
3. Air Kapur
4. Air Garam
5. Air Jeruk
6. Air Sabun
7. Soda

Tabel hasil penguji indikator dari bahan alam

NO. Bahan yang diuji Warna setelah dicampur ket


1. Air sabun
2. Air kapur
3. Air jeruk
4. Larutan cuka
4. Bahan Diskusi
a. Bagaimana ciri-ciri larutan dan basa berdasarkan pH dan pengujian dengan
kertas lakmus ?
b. Diantara bahan yang diuji manakah yang termasuk
 Asam
 Basa
c. Berdasarkan hasil percobaan,apakah ekstrak ekstrak bunga kembang sepatu bisa
dijadikan sebagai indikaor alami asam dan basa?
d. Kesimpulan apa yang didapatkan dari percobaan diatas!
DAFTAR PUSTAKA

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-2-asam-basa-dan-garam/

https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_asam-basa

http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Sifat-Teori-Kekuatan- Keseimbangan-Perbedaan-
Asam-dan-Basa-Adalah.html

Anda mungkin juga menyukai