Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK 2
“PEMBUATAN ASETALDEHID”

Disusun Oleh : (Gelombang 1 Kelompok 5)

1. Antonia Nancy Da Silva 050218A024


2. Antonius Didi Setyadi 050218A025
3. Arief Wibisana 050218A026
4. Aris Munandar 050218A027
5. Athifah Salsabil 050218A028

LABORATORIUM KIMIA
PRODI S1 FARMASI TRANSFER
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
DAFTAR ISI
Daftar Isi .........................................................................................................i
Pembagian Jobdesk .......................................................................................ii
A. Tanggal Pelaksanaan ............................................................................1
B. Tinjauan Pustaka ..................................................................................1
C. Alat dan Bahan .....................................................................................5
D. Metode atau Cara Kerja ........................................................................6
E. Data dan Analisis .................................................................................8
F. Pembahasan ........................................................................................11
G. Kesimpulan .........................................................................................16
H. Daftar Pustaka ....................................................................................17
LAMPIRAN ................................................................................................18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II II


PEMBAGIAN JOBDESK

No Pembagian Penanggung Jawab


.
1. Cover, Daftar Isi, Jobdesk, Tanggal Arief Wibisana
Praktikum dan Tinjauan Pustaka
2. Alat dan Bahan, dan Cara Kerja Athifah Salsabil
3. Data dan Analisis Aris Munandar
4. Pembahasan dan Kesimpulan Antonia Nancy Da Silva
5. Daftar Pustaka dan Lampiran Antonius Didi Setyadi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II III


PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
“PEMBUATAN ASETALDEHID ”

A. Tanggal Pelaksanaan
 Kamis, 10 Oktober 2019
B. Tinjauan Pustaka
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus
karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama
IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran
“ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat
ditambahkan dengan akhiran dehida. Keton adalah suatu senyawa organik
yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, atau
sebuah alkil. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada
gugus karbonil (Wilbraham, 1992).
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah
atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama.
Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer,
reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens
untuk pembuatan aldehida aromatik. Aldehid dan keton tidak mengandung
hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan
hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar
dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat
antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada
bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton.
Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap
oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah.
Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 1


menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol
(Wilbraham, 1992).

Struktur Asetaldehid

Asetaldehid dalam istilah IUPAC disebut ethanal atau biasa disebut


dengan acetic aldehyde. Asetaldehid adalah suatu zat perantara
(intermediate) dalam pembuatan senyawa kimia organik yang lain,
misalnya: asam asetat, asetat anhydride, ethyl asetat, n-butyl alcohol dan
sebagainya. Kegunaan lain dari produk ini dapat dijumpai pada pabrik
pembuatan resin, karet, pelarut bahkan pabrik pengawet makanan dan
minuman. Secara fisika asetaldehid mempunyai sifat cairan yang tidak
berwarna (bening), mudah terbakar dan mudah larut dalam air.
Asetaldehida (CH3CHO) merupakan kom-ponen penting dalam
banyak proses kimia. Asetaldehida pertama kali dibuat oleh Schleele pada
tahun 1774 melalui proses reaksi mangan dioksida dan asam sulfur pada
etanol. Produksi asetaldehida dari etanol melalui proses reaksi
dehidrogenasi oksidatif dan oksidasi parsial alkohol menjadi senyawa-
senyawa karbonil adalah salah satu reaksi terpenting dalam kimia sintetis.
Dalam golongan aldehida, asetaldehida adalah senyawa yang memiliki
reaktivitas yang paling tinggi, umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku
intermediat dalam pembuatan bahan organik sintetis  (Antoniadou dkk.,
2013).
Asetaldehid juga dibuat melalui oksidasi etanol. Hampir setengah
dari produksi tahunannya sebanyak 2 juta ton, dioksidasi menjadi asam
asetat. Sisanya digunakan untuk membuat 1-butanol dan bahan kimia lain.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 2


Asetaldehid mendidih mendekati suhu 20oC. Dulu, asetaldehid dibuat
melalui hidrasi asetilena, sekarang umumnya diproduksi melalui proses
Wacker, yang melibatkan oksidasi selektif pada etilena dengan katalis
paladium-tembaga. Reaksi oksidasi digunakan untuk membedakan aldehid
dan keton. Aldehida mudah sekali dioksidasi sedang keton tahan terhadap
oksidator. Aldehida mudah dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah
misalnya larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin perak) dan dengan reagen
fehling (Chang, 2005).
Sebagian besar asetaldehida digunakan sebagai bahan baku
pembuatan penta-eritritol dan asam asetat. Kebutuhan asetaldehida terus
meningkat setiap tahun-nya. Karena asetaldehida merupakan kom-ponen
penting dalam banyak proses kimia, maka perlu diusahakan untuk mencari
proses dan katalis yang lebih ekonomis dan kompetitif. Usaha-usaha untuk
mendapatkan proses dan mencari katalis pun terus dilakukan oleh para
peneliti dunia. Ber-dasarkan kenyataan di atas maka perlu dilakukan studi
mengenai pembuatan katalis MoO3/SiO2 untuk digunakan dalam oksidasi
etanol menjadi asetaldehida.
Secara konvensional asetaldehida diproduksi melalui
jalur ethylene, menggunakan PdCl2-CuCl2 sebagai katalis. Akan tetapi
dikarena-kan menipisnya cadangan minyak bumi yang dipakai untuk
menghasilkan ethylene, proses ini dianggap tidak lagi menjanjikan untuk
diaplikasikan di masa depan (Tang dkk., 2015). Prosedur lain untuk
menghasilkan asetaldehida telah diusulkan dengan dehidrogenasi alkohol
secara katalitik dan oksidasi parsial etanol (Abdullahi dkk., 2014). Etanol
umumnya digunakan sebagai bahan bakar, baik sebagai campuran dengan
bensin atau sebagai etanol murni. Etanol juga bisa diubah menjadi
berbagai macam produk kimia berharga lainnya (Guan dan Hensem, 2013)
Transformasi bioetanol menjadi asetaldehida lebih menguntungkan
dari pada memanfaatkannya untuk produksi asam asetat. Oksidasi etanol
untuk produksi asetaldehida dengan bantuan katalis heterogen lebih
menguntungkan karena harganya murah dan prosesnya yang aman

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 3


dibandingkan proses konvensional yang melibatkan bahan kimia
berbahaya seperti krom dan permanganat (Redina dkk., 2015).
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan seharihari. Karena sifatnya
yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan dan minuman. Sifat kimia etanol yaitu: BM
46,07, mudah menguap, mudah terbakar, tidak berasap dan nyala api
kebiru-biruan, berat jenis lebih kecil dari berat jenis air. Etanol dihasilkan
dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir.
(Anggraini, 2017)
Sifat-sifat Fisika Asetaldehid yaitu merupakan cairan yang tak
berwarna, berasap, mudah terbakar dengan bau seperti buah-buahan yang
tajam. Pada suhu kamar dapat larut dalam semua perbandingan dengan air
dan sebagian besar pelarut organik, seperti: ether, ethanol, ethyl ether,
gasoline, paraldehyde, toluene, xylene, turpentine dan asam asetat.

Sifat-sifat Kimia Asetaldehid merupakan senyawa yang sangat


reaktif. Reaksi kimia dari asetaldehid dapat digolongkan dalam:
1. Dekomposisi (pyrolysis dan photolysis) Produk-produk yang penting
dari dekomposisi thermal dan photo kimia adalah metana dan karbon
monoksida.
2. Hidrate dan bentuk enol Di dalam air, bentuk-bentuk acetaldehyde
adalah sebuah hidrate (CH3CH(OH)2) sampai batas sekitar 25%.
3. Oksidasi dan reduksi acetaldehyde adalah di tengah-tengah ethyl
alkohol→asetaldehid→asam asetat
4. Reaksi dengan ammonia dan amina Pada fase uap atau liquid
asetaldehid dan amonia membentuk aldehyde amonia (Chang, 2005).

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 4


A. Alat dan Bahan
a) Alat Percobaan
 Corong dan Gelas Ukur
 LAB 100 mL.
 Pipa Along dan Bengkok
 Pendingin Liebig 80 cm.
 Bunsen dan Penjepit.
 Erlenmeyer dan Pipet Tetes.
 Tabung Reaksi & Tempat.
 Klem dan Statis.

b) Bahan Percobaan
 Etanol (C2H5OH).
 Asam Sulfat Pekat (H2SO4).
 Kalium Bikromat (K2Cr2O7).
 NaOH.
 Perat Nitrat.
 Fenil Hidrogen.
 Aseton.
 Ammonium Sulfida.
 Ammonia.
 Cu Sulfat.
 Seignette.
 Formaldehid.
 Kloralhidrat.
 Sublimat.
 Na Bisulfit.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 5


B. Metode/Cara Kerja
1) Pembuatan Asetaldehida dari Etil Alkohol

Refluks selama 20 menit

DIREFREE

2) Reaksi Terhadap Asetaldehid


a) Reduksi Larutan Perak Amoniakal (Reagen Tohlens)

Larutan perak amoniakal

Menambahkan NaOH dan meneteskan amoniak

Hingga endapan hilang

Sebagian destilat

Meneteskan larutan reagen (perak amoniakal)

Dikocok dan dipanaskan hingga suhu 70°C

Diamati
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 6
b) Reduksi Reagen Fehling

Larutan destilat

Menambahkan reagen Fehling A+B sama banyak

Dipanaskan

Diamati
Keterangan :
 Fehling A : Larutan 69,3 g Cu Sulfat dalam 1 L air.
 Fehling B : Larutan 346 g Seignette + 100 g NaOH,
ditambahkan 1 L air.

c) Pendamaran Oleh Alkali

Larutan destilat

Menambahkan larutan NaOH 10%

Dipanaskan

Diamati

Pemanasan diteruskan

Diamati

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 7


d) Pembentukan Fenil Hidrazin

Larutan destilat

Ditambahkan reagen
fenilhidrazin

Diamati

3) Reaksi Terhadap Formaldehid

Reaksi-reaksi 2 (a,b,c,dan d) terhadap formaldehid

Formaldehid 5%

4) Reaksi Terhadap Kloralhidrat

Reaksi-reaksi 2 (a,b,c,dan d) terhadap Kloralhidrat

Kloralhidrat 10%

C. Data dan Analisis


1) Perhitungan
Kalium Bikhromat = 7,5 gram
Etanol 96% = 10 ml
Asam sulfat pekat = 5,5 ml
Aquades = 30 ml

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 8


2) Hasil Percobaan
 Pembuatan / Sintesis

Langkah kerja Perubahan Keteranga


n
Sebelum Sesudah
7,5 gram kalium Larutan bewarna Larutan bewarna
bikhromat + 20 ml orange orange pekat
aquades +5,5 asam
sulfat pekat
Ditambah 10 ml Larutan bewarna Larutan bewarna
larutan etil alcohol orange pekat hijau kehitaman
96% dan mengeluarkan
uap serta panas
Refluks selama 20 Larutan Larutan
menit bewarna hijau bewarna hijau
kehitaman kehitaman
destilasi Larutan Destilat
bewarna hijau bewarna
kehitaman bening

 Reaksi terhadap Asetaldehid

Langkah kerja Perubahan Keteranga


n
Sebelum Sesudah
3 tetes asetaldehide + Larutan tidak Ada cermin perak
3 tetes larutan perak bewarna menempel di (+)
amoniakal dinding tabung
3 tetes asetaldehide Larutan bewarna Larutan biru,
+ 3 tetes fehling biru endapan merah (+)
A+B bata
3 tetes asetaldehide Larutan bening Larutan bening
+ 3 tetes NaOH (-)
10%
3 tetes Larutan kuning Larutan
asetaldehide + 3 kuning keruh (+)
tetes fenilhidrazin
Keterangan : (+) ada gugus aldehide
(-) tidak ada gugus aldehide

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 9


 Reaksi terhadap Formaldehide

Langkah kerja Perubahan Keteranga


n
Sebelum Sesudah
3 tetes formaldehide + Larutan bewarna Cermin perak
3 tetes larutan perak abu-abu menempel di (+)
amoniakal dinding tabung
3 tetes Larutan bewarna Larutan biru,
formaldehide + 3 biru endapan merah (+)
tetes fehling A+B bata
3 tetes Larutan bening Larutan bening
formaldehide + 3 (-)
tetes NaOH 10%
3 tetes Larutan kuning Larutan
formaldehide + 3 kuning keruh (+)
tetes fenilhidrazin
Keterangan : (+) ada gugus aldehide
(-) tidak ada gugus aldehide

 Reaksi terhadap Khloralhidrat

Langkah kerja Perubahan Keteranga


n
Sebelum Sesudah
3 tetes khloralhidrat + Larutan bewarna Cermin perak
3 tetes larutan perak abu-abu menempel di (+)
amoniakal dinding tabung
3 tetes Larutan bewarna Larutan bening,
khloralhidrat + 3 biru endapan merah (+)
tetes fehling A+B bata
3 tetes Larutan bening Larutan bening
khloralhidrat + 3 (-)
tetes NaOH 10%
3 tetes Larutan kuning Larutan
khloralhidrat + 3 kuning (+)
tetes fenilhidrazin
Keterangan : (+) ada gugus aldehide
(-) tidak ada gugus aldehyde

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 10


 Organoleptis
Bentuk = cairan
Warna = tidak bewarna
Bau = agak menyengat
Volume asetaldehide =14 ml

D. Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal pembuatan aldehid dan
mengenal reaksi aldehid dan keton. Prinsip pembuatan asetaldehid adalah
reaksi oksidasi. Etanol dioksidasi menjadi asetaldehid. Aldehid
selanjutnya dapat dioksidasi kembali menjadi asam etanoat.
Dalam praktikum kali ini, yang bertindak sebagai oksidator adalah
K2Cr2O7 dan yang bertindak sebagai katalis adalah H2SO4. Asam sulfat
digunakan karena oksidator kalium bikromat bekerja lebih optimal pada
suasana asam. Sedangkan etanol 96% bertindak sebagai agen pereduksi
yang akan mengalami reaksi oksidasi menjadi asetaldehid.
Pembuatan asetaldehid dimuali dari memasukkan 7,5 g K2Cr2O7 ke
dalam labu destilasi kemudian ditambahkan campuran 30 ml air dan 5,5
ml asam sulfat pekat baru kemudian dimasukan etanol 96% sebanyak 10
ml. Urutan bahan yang dimasukkan ke labu destilasi didasarkan pada berat
jenis masing-masing zat. Zat yang memiliki BJ paling kecil dimasukkan
terlebih dahulu, hal ini diharapkan membuat campuran yang dihasilkan itu
lebih merata (homogen). Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat
melarutkan H2SO4 pekat dengan air. Sebagian air dimasukkan dulu ke
dalam gelas beker, kemudian asam sulfat pekat ditambahkan sedikit demi
sedikit melalui tepi dalam gelas beker, kemudian ditambahkan sisa air. Hal
ini dilakukan mengingat sifat H2SO4 yang korosif dan flammable.
Pelarutan juga sebaiknya dilakukan di lemari asam.
Setelah campuran siap didestilasi, labu destilasi diletakan diatas
pemanas. Kemudian labu destilasi disambungkan ke alat destilasi yang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 11


sudah dirangkai. Selanjutnya campuran didestilasi. Destilasi adalah
metode pemisahan campuran yang terdiri dari 2 atau lebih zat cair, yang
didasarkan pada perbedaan titik didih. Dimana zat yang memiliki titik
didih lebih rendah dibandingkan yang lain akan menguap terlebih dahulu.
Uap ini akan didinginkan oleh pendingin liebig, yang akan
mengkondensasikan uap tersebut sehingga diperoleh destilat (asetaldehid,
dalam percobaan).
Rangkaian alat destilasi diberi lem pada sambungan antar alat
untuk mencegah keluarnya uap yang dihasilkan sehingga tidak
mengurangi jumlah destilat. Pada pendingin liebig, air masuk dengan
selang melalui bagian bawah menuju ke atas (melawan gravitasi). Hal ini
bertujuan untuk memperkecil kemungkinan timbul gelembung udara pada
air yang berputar mengalir di sepanjang pendingin liebig. Jika tidak ada
gelembung, aliran air akan lancar, uap yang ditangkap pendingin
maksimal, sehingga kondensasi maksimum dan menghasilkan hasil yang
reprodusible (sama sepanjang proses destilasi). Pemanasan selama proses
destilasi harus stabil, agar yang menguap benar-benar hanya zat yang ingin
didestilasi (etanol), sehingga diperoleh destilat yang murni. Reaksi
oksidasi alkohol primer dalam pembentukan asetaldehid sebagai berikut :

CH3CH2OH + O K2Cr2O7
CH3CH2OHOH -H2O
H+
CH3CHO

etil alcohol asetaldehide

Pada proses destilasi larutan bewarna hijau gelap, bau menyengat,


wujud cair. Pada proses pemanasan larutan bewarna hijau kehitaman, bau
menyengat, wujud sedikit mengental. Sedangkan pada hasil destilasi
didapatkan larutan bening (tidak berwarna). Selanjutnya hasil destilasi /
destilat dan sample lain yaitu formaldehid dan kloralhidrat akan dilakukan
beberapa uji antara lain :

1. Uji reduksi larutan perak amoniakal

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 12


Uji reduksi larutan perak amoniakal bertujuan untuk mengetahui
kemudahan aldehid atau keton untuk dioksidasi menjadi asam karboksilat.
Reagen Tollens ini dibuat dengan campuran AgNO3 + NaOH + NH3.
Dikatakan positif mengandung aldehid bila dihasilkan cermin perak
(Ag(s)). Pada formaldehid setelah pemanasan terbentuk cermin perak,
pada kloralhidrat terbentuk endapan putih keruh, sedangkan pada
asetildehid bening kekuningan. Pada pengujian ini digunakan 3 senyawa
yaitu asetaldehid hasil destilasi, formaldehid dan kloralhidrat (sebagai
pembanding). ketiga senyawa ini masing masing direaksikan dengan
larutan perak amoniakal dalam tabung reaksi dan dilakukan pemanasan di
atas bunsen. Dari ketiga senyawa tersebut semuanya didapat adanya
cermin perak yang menempel di dinding tabung reaksi
 Reaksi pada Asetaldehid

 Reaksi pada Formaldehid

2[Ag(NH3)2]+ + H-CHO + 3OH-  2Ag + H-COO- + 4NH3 +


2H2O
Perak amoniakal Formaldehid cermin perak

 Reaksi pada Kloraldehid

Kloralhidrat Perak Amoniakal Cermin perak

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 13


2. Uji reduksi reagen Fehling

Reagen Fehling terdiri dari 2 bagian yaitu Fehling A (Larutan


CuSO4) dan Larutan B ( NaOH dan Seignette (Kalium Natrium
Tartarat)). Tujuan reaksi kali ini adalah untuk identifikasi adanya gugus
aldehid pada senyawa yang diuji. Dikatakan positif terdapat asetaldehid
bila terjadi perubahan warna dari biru menjadi endapan berwarna merah
bata.
Pada pengujian ini digunakan 3 senyawa yaitu asetaldehid hasil
destilasi, formaldehid dan kloralhidrat (sebagai pembanding). Ketiga ini
masing masing direaksikan dengan larutan fehling dalam tabung reaksi
dan dilakukan pemanasan di atas bunsen .Pada uji reduksi aldehid kali
ini semua senyawa (Formaldehid, Asetaldehid, dan Kloralhidrat)
membentuk endapan merah bata. Hal ini dikarenakan dalam reaksi
terdapat gugus O yang jika bertemu dengan gusus Cu dalam Fehling
(dari CuSO4) akan menghasilkan warna merah yang mengendap
(Cu2O). Adapun reaksinya adalah :

 Reaksi Asetaldehid

 Reaksi Formaldehid

H-CHO   +  2 Cu2+  + 5 OH  H--COO-+  Cu2O + 3 H2O

Formaldehid Endapan merah bata

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 14


 Reaksi Kloralhidrat

3. Uji pendamaran oleh alkali

Pada uji pendamaran oleh alkali terhadap formaldehid


menghasilkan warna bening kekuningan, pada kloraldehid juga bening
kekuningan, dan pada asetaldehid formaldehid dan kloraldehid
menghasilkan warna bening setelah pemanasan. Pemanasan bertujuan
membuka ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan
gugus OHˉ. Ion OHˉakan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk
aldon yang berwarna kekuningan. Reaksi yang terjadi :

 Reaksi Asetaldehid

 Reaksi Formaldehid
H-CHO+ NaOH
Formaldehid

 Reaksi Kloralhidrat

C2H3Cl3O2 + NaOH
Kloralhidrat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 15


4. Uji pembentukan fenilhidrazin

Pengujian dengan fenilhidrazin membuktikan adanya ikatan


rangkap pada gugus karbonil senyawa aldehid. Uji positif ditandai dengan
larutan yang berwarna kuning. Adapun pada percobaan kali ini untuk
larutan Asetaldehid , kloralhidrat dan Formaldehid menghasilkan hasil
positif (berwarna kuning).

 Reaksi Asetaldehid

 Reaksi Formaldehid

Formaldehid Fenilhidrazin aldehida air

 Reaksi Kloralhidrat

E. Kesimpulan
Pembuatan asetaldehid dilakukan dengan metode oksidasi alkohol
primer yaitu menggunakan Etanol (C2H5OH) dalam suasana asam yang
dioksidasi dengan Kalium Bikromat (K2Cr2O7) dan dikatalisis oleh Asam
Sulfat (H2SO4) dengan menggunakan metode destilasi yang didasarkan
pada perbedaan titik didih.
Untuk mengenal reaksi aldehi dan keton, maka dilakukan beberapa
uji reaksi yaitu Uji Perak Amoniakal (+ aldehid = ada cermin perak), Uji

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 16


Fehling (+ aldehid = ada endapan merah bata), Uji Pendamaran oleh
Alkali (+ aldehid = warna kuning bau damar) dan Uji Pembentukan Fenil
Hidrazin (+ aldehid = warna kuning).

F. Daftar Pustaka

Abdullahi, I., Davis, T. J., Yun, D. M., Herrera, J. E. (2014) Partial


oxidation of ethanol to acetaldehyde over surface-modified
single-walled carbon nano-tubes, Applied Catalyst,
A: General, 469, 8 - 17.

Anggraini, SP. Abrina., dkk. 2017. Pengaruh Ph Terhadap Kualitas Produk Etanol
Dari Molasses Melalui Proses Fermentasi. Jurnal Reka Buana. Volume 2
No 2.

Antoniadou, M., Vaiano, V., Sannino, D., Lianos, P. (2013) Photocatalytic oxida-
tion of ethanol using undoped and Ru-doped titania: Acetaldehyde,
hydrogen or electricity generation, Chemical Engineering Journal, 224,
144 - 148.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.


Jakarta: Bina Aksara.

Guan, Y., Hensem, J.M.E. (2013) Selective oxidation of ethanol to


acetaldehyde by Au-Ir catalyst, Journal of Catalysis, 305, 135 -
145.

Redina, A. E., Greish, A. A., Mishin, I. V., Kapustin, G. I., Tkachenko,


O. P., Kirichenko, O. P., Kustov, M. L. (2015) Selective
oxidation of ethanol to acetaldehyde over Au-Cu catalysts
prepared by a redox method, Catalyst Today, 241, 246 - 254.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Tang, C., Zhai, Z., Li, X., Sun, L., Wei, B. (2015) Sustainable production
of acetaldehyde from lactic acid over the magnesium aluminate
spine, Journal of The Taiwan Institute of Chemical Engineers, xxx,
x - xx.

Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. Bandung: ITB.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 17


LAMPIRAN

Proses Destilasi

Destilat

Pencampuran Reagen Hasil Pencampuran Reagen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 18


Tabung Reaksi Berisi Reagen dan
Pelabelan Tabung Reaksi
Larutan Uji

Reagen Perak Amoniakal Pemanasan

Hasil Reaksi Asetaldehid Hasil Reaksi Formaldehid

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 19


Hasil Reaksi Kloralhidrat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II 20

Anda mungkin juga menyukai