Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II
“SINTESIS ASETALDEHIDA”

KELOMPOK I
Nama :
1. Apriani 4820102230045
2. Arbainah 4820102230046
3. Arif Kurniawan 4820102230029
4. Astuti 4820102230040
5. Ayu Rahayu Desiana 4820102230041
6. Didy Irawan 4820102230042
7. M. Fauziannor A 4820102230044
8. Norwinda Eka Mardianti 4820102230035
9. Nurlisari 4820102230036
10.Rianita Rahayu 4820102230038
11.Rusmina Agustini 4820102230039

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2023
JUDUL PERCOBAAN : SINTESIS ASETALDEHID
HARI/TANGGAL : 25 NOVEMBER 2023
KELAS/KELOMPOK : 1 (SATU) / 1 (SATU)

1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses mekanisme
terbentuknya asetadehida

2. DASAR TEORI
a. Pengertian
Aldehida dan keton adalah dua dari sekian banyak kelompok senyawa
organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua gugus alkil
(aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida mempunyai
sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Gugus lain
dalam suatu aldehida (R dalam rumus ini) dapat berupa alkil, aril, atau H. Aldehida
dapat dibuat dari oksidasi alkohol primer. Aldehid dapat dioksidasi lebih lanjut
menjadi asam karboksilat. Keton dapat dibuat melalui oksidasi alkohol sekunder dan
tidak mudah dioksidasi lebih lanjut. Aldehida dan keton mengalami reaksi umum
bagi senyawa karbonil (Ralp J.Fessenden, Joans S.Fessenden, 1982).

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus


karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC
dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan
“al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan
akhiran dehida. Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton tidak
mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham,
1992).
Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah
atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama.
Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi
klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens untuk
pembuatan aldehida aromatik. Aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen
yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti
pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat
membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara
molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian
negatif dari yang lain (Fessenden, 1997).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton.
Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator.
Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan
reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol,
reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).

Struktur Asetaldehid

Asetaldehid dalam istilah IUPAC disebut ethanal atau biasa disebut


dengan acetic aldehyde. Asetaldehid adalah suatu zat perantara (intermediate)
dalam pembuatan senyawa kimia organik yang lain, misalnya: asam asetat,
asetat anhydride, ethyl asetat, n-butyl alcohol dan sebagainya. Kegunaan lain
dari produk ini dapat dijumpai pada pabrik pembuatan resin, karet, pelarut
bahkan pabrik pengawet makanan dan minuman. Secara fisika asetaldehid
mempunyai sifat cairan yang tidak berwarna (bening), mudah terbakar dan
mudah larut dalam air.
Asetaldehida (CH3CHO) merupakan komponen penting dalam banyak
proses kimia. Asetaldehida pertama kali dibuat oleh Schleele pada tahun 1774
melalui proses reaksi mangan dioksida dan asam sulfur pada etanol. Produksi
asetaldehida dari etanol melalui proses reaksi dehidrogenasi oksidatif dan
oksidasi parsial alkohol menjadi senyawa-senyawa karbonil adalah salah satu
reaksi terpenting dalam kimia sintetis. Dalam golongan aldehida, asetaldehida
adalah senyawa yang memiliki reaktivitas yang paling tinggi, umumnya
dimanfaatkan sebagai bahan baku intermediat dalam pembuatan bahan
organik sintetis (Antoniadou dkk., 2013).
Asetaldehid juga dibuat melalui oksidasi etanol. Hampir setengah dari
produksi tahunannya sebanyak 2 juta ton, dioksidasi menjadi asam asetat.
Sisanya digunakan untuk membuat 1-butanol dan bahan kimia lain.
Asetaldehid mendidih mendekati suhu 20oC. Dulu, asetaldehid dibuat melalui
hidrasi asetilena, sekarang umumnya diproduksi melalui proses Wacker, yang
melibatkan oksidasi selektif pada etilena dengan katalis paladium-tembaga.
Reaksi oksidasi digunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehida
mudah sekali dioksidasi sedang keton tahan terhadap oksidator. Aldehida
mudah dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah misalnya larutan Ag-
amoniakal (reaksi cermin perak) dan dengan reagen fehling (Chang, 2005).
Kebutuhan asetaldehida terus meningkat setiap tahun-nya. Karena
asetaldehida merupakan kom-ponen penting dalam banyak proses kimia,
maka perlu diusahakan untuk mencari proses dan katalis yang lebih ekonomis
dan kompetitif. Usaha-usaha untuk mendapatkan proses dan mencari katalis
pun terus dilakukan oleh para peneliti dunia. Ber-dasarkan kenyataan di atas
maka perlu dilakukan studi mengenai pembuatan katalis MoO3/SiO2 untuk
digunakan dalam oksidasi etanol menjadi asetaldehida.
Secara konvensional asetaldehida diproduksi melalui jalur ethylene,
menggunakan PdCl2-CuCl2 sebagai katalis. Akan tetapi dikarena-kan
menipisnya cadangan minyak bumi yang dipakai untuk
menghasilkan ethylene, proses ini dianggap tidak lagi menjanjikan untuk
diaplikasikan di masa depan (Tang dkk., 2015). Prosedur lain untuk
menghasilkan asetaldehida telah diusulkan dengan dehidrogenasi alkohol
secara katalitik dan oksidasi parsial etanol (Abdullahi dkk., 2014). Etanol
umumnya digunakan sebagai bahan bakar, baik sebagai campuran dengan
bensin atau sebagai etanol murni. Etanol juga bisa diubah menjadi berbagai
macam produk kimia berharga lainnya (Guan dan Hensem, 2013)
Transformasi bioetanol menjadi asetaldehida lebih menguntungkan
dari pada memanfaatkannya untuk produksi asam asetat. Oksidasi etanol
untuk produksi asetaldehida dengan bantuan katalis heterogen lebih
menguntungkan karena harganya murah dan prosesnya yang aman
dibandingkan proses konvensional yang melibatkan bahan kimia berbahaya
seperti krom dan permanganat (Redina dkk., 2015).
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari hari. Karena sifatnya
yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan dan minuman. Sifat kimia etanol yaitu: BM
46,07, mudah menguap, mudah terbakar, tidak berasap dan nyala api kebiru-
biruan, berat jenis lebih kecil dari berat jenis air. Etanol dihasilkan dari gula
yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir. (Anggraini, 2017)

b. Sifat fisika-kimia
Sifat-sifat Fisika Asetaldehid yaitu merupakan cairan yang tak
berwarna, berasap, mudah terbakar dengan bau seperti buah-buahan yang
tajam. Pada suhu kamar dapat larut dalam semua perbandingan dengan air dan
sebagian besar pelarut organik, seperti: ether, ethanol, ethyl ether, gasoline,
paraldehyde, toluene, xylene, turpentine dan asam asetat.
Sifat fisika Asetaldehid
- Rumus kimia : CH3CHO
- Wujud : Cair
- Berat molekul : 44,05 g/mol
- Titik didih pada 1 atm : 20,16 oC
- Titik leleh : -123,5 oC
- Densitas : 0,7883 g/cm3
- Viskositas pada 15 oC : 0,02456 Cp
-

Sifat-sifat Kimia Asetaldehid merupakan senyawa yang sangat reaktif.


Reaksi kimia dari asetaldehid dapat digolongkan dalam:

1. Dekomposisi (pyrolysis dan photolysis) Produk-produk yang penting dari


dekomposisi thermal dan photo kimia adalah metana dan karbon monoksida.
2. Hidrate dan bentuk enol Di dalam air, bentuk-bentuk acetaldehyde adalah
sebuah hidrate (CH3CH(OH)2) sampai batas sekitar 25%.
3. Oksidasi dan reduksi acetaldehyde adalah di tengah-tengah ethyl
alkohol→asetaldehid→asam asetat
4. Reaksi dengan ammonia dan amina Pada fase uap atau liquid asetaldehid
dan amonia membentuk aldehyde amonia (Chang, 2005).

c. Kegunaan/khasiat
Asetaldehida merupakan senyawa aldehida yang banyak digunakan dalam
berbagai proses industri kimia. Kegunaannya dapat dijumpai pada pabrik
pembuatan resin, karet, pelarut bahkan pabrik pengawet makanan dan
minuman. Sebagian besar asetaldehida digunakan sebagai bahan baku
pembuatan penta-eritritol dan asam asetat.
d. Reaksi sintesis
Reaksi umum Oksidasi alkohol primer menjadi aldehid dan oksidasi menjadi
asam karboksilat.

Oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton, keton tidak bereaksi ketika


dioksidasi.

e. Mekanisme reaksi
O
K2Cr2O7
+ H H
CH3 OH K2Cr2O7 CH3 O Air
Alkohol primer
K2Cr2O7 → 2K + Cr2O7 2-
H2SO4 → 2H + SO4 2-

3. ALAT DAN BAHAN

a. Alat b. Bahan
 Corong dan Gelas Ukur  K2Cr2O7
 LAB 100 mL.  Etanol 95%
 Pipa Along dan Bengkok  H2SO4
 Pendingin Liebig 80 cm.  Na2CO3
 Bunsen dan Penjepit.  pH universal
 Erlenmeyer dan Pipet  Fehling A + B
Tetes.  AgNO3
 Tabung Reaksi & Tempat.  NH4OH
 Klem dan Statis.  Aquadest
 Es batu
 Kertas label
 Vaselin
 Karet

4. CARA KERJA

Rangkailah Alat Refluks

Timbanglah 5 g K2Cr2O7 dengan neraca analitik, kemudian masukkan ke dalam


labu alas datar

Tambahkan 100 ml aquadest, homogenkan dengan magnetic stirrer selama 15


menit

Masukkan 25 ml etanol 95% ke dalam gelas beker, kemudian tambahkan 15 ml


H2SO4 secara perlahan melalui dinding gelas beker. Homogenkan campuran dan
didinginkan dengan es batu

Matikan Stirer, dan tambahkan campuran tersebut ke dalam labu alas datar
melalui dinding nya

Nyalakan Stirer dan direfluks selama 20 menit

Rangkailah alat destilasi

Destilasi campuran K2CrO7, etanol dan H2SO4 selama 1 jam 15 menit dengan
suhu 60-80°C

Hitung volume destilat yang diperoleh kemudian netralkan destilat dengan


larutan Na2CO3 0,1 ml
Uji Fehling A

Ambil 5 tetes destilat kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B

Panaskan dan amati hasil yang diperoleh

Uji Tollens

Ambil 5 tetes destilat kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 5 tetes AgNO3 dan NH4OH

Panaskan dan amati hasil yang diperoleh

5. ORGANOLEPTIS & KUALITATIF


a. Asetaldehida (CH3CHO)
Sifat organoleptis senyawa : Cairan tidak berwarna, mudah terbakar,
berbau seperti buah-buahan, rasa seperti
daun hijau
Kelarutan : Dalam air 1x10+6 mg/l pada 25oC dan larut
dalam etanol, eter, benzene, bensin, toluene,
terpentin, nofla dan aseton
Titik didih : 20,2 oC / 21 oC
Berat Jenis dan indeks : 0,788 g/mol 1346 bias
Titik lebur : -723,5 oC
Mr : 44
b. Aquadest
Nama Resmi : Aqua destilat
Sifat Organoleptis : Cairan jernih, tidak berwana, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Titik Didih : 100oC
Berat Jenis : 1gr/ml
Bobot Molekul : 18,02
Indeks Bias : 1,332
c. AgNO3
Nama Resmi : Argenti Nitrat
Nama Lain : Perak nitrat, perak argentitus
Sifat Organoleptis : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna
putih, tidak berbau dan dapat menjadi gelap jika
terkena cahaya matahari atau terkena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Titik Didih : 444oC (831oF; 717K)
Berat Jenis : 4,352 g/cc
Bobot Molekul : 169,87 g/mol5
Indeks Bias : 1,744
d. Etanol
Nama Resmi : Etil alkohol/etanol
Nama Lain : Etil alkohol : hidroksi etana : alcohol : etil hidrat
Sifat Organoleptis : Cairan yang mudah menguap, mudah terbakar,
tidak berwarna dan merupakan alcohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
sangat mudah terbakar
Kelarutan : Larut dalam air, eter, gliserol dan hamper selutuh
pelarut organic
Titik Didih : 78,4oC
Berat Jenis : 0,882 dan 0,886
Bobot Molekul : 46,07 g/mol
Indeks Bias : 1,361
e. H2SO4
Nama Resmi : Acidum Sulfurium
Nama Lain : Asam sulfat
Sifat Organoleptis : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak
berwarna, jika ditambahkan ke dalam air
menimbulkan panas
Kelarutan : Tercampur penuh didalam air, mudah larut di air
dingin, etil alcohol
Titik Didih : 337 oC (610 K)
Berat Jenis : 1,834 g/cm3
Bobot molekul : 98,079 g/mol
f. Na2CO3
Nama Resmi : Natrii karbonas
Nama Lain : Natrium karbonat
Sifat Organoleptis : Hablur putih tidak berwarna atau serbuk hablur
Putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
Titik didih : 851 oC
Berat Molekul : 105,9888 g/mol
g. K2Cr2O7
Nama Resmi : Pottasium dichromate
Nama Lain : Kalium bichromate; potassium dichromate
Sifat Organoleptis : Tidak berbau, berwarna orange, bentuk padat
Kelarutan : Dalam air 130 g/L
Titi Didih : 500oC (932oF; 733K)
Berat molekul : 294,2 g/mol
Indeks Bias : 1,738
h. Fehling A
Nama Resmi : Fehling A
Kandungan : CuSO4, 5H2O, 04,64 g
H2SO4 pekat 6,5 ml dan aquadest 500 mL
Sifat Organoleptis : Cairan berwarna biru, tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Titik Didih : 330oC
Kegunaan : Sebagai oksidator
i. Fehling B
Nama Resmi : Fehling B
Kandungan : K.Na tetrat 17,6 g, NaOH 77g
Aquadest 500 mL
Sifat Organoleptis : Cairan tidak berwarna
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai oksidator
j. NH4OH
Nama Resmi : Animonia
Nama Lain : Amonia
Sifat Organoleptis : Ciran jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk
kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Titik Didih : 377 oC (711oF; 650K)
Bobot Molekul : 35,04 g/mol
Persyaratan kadar : Mengandung tidak kurang dari 27,0% dan tidak
lebih dari 30,0% NH3
Kegunaan : Sebagai pereaksi tollens
k. Vaselin Flavum
Nama Resmi : Vaelin flavum
Nama Lain : Vaselin kuning
Sifat Organoleptis : Massa lunak, lengket, bening, kuning sampai
kuning muda
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dalam etanol 95%, larut
dalam kloroform
6. DAFTAR PUSTAKA

Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung: Armico

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Fessenden, R.J. 1982. Kimia Organik Edisi III Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Ikhsan, Jaslin, dan Damayanti, Latifah Adelina. 2016. Augmented Chemistry


Aldehida dan Keton (Buku Pengayaan Berbasis Augmented Reality Dengan
Sistem Operasi Android). Yogyakarta: AR Media.

Neramittagapong A., Attaphaiboon W., and Neramittagapong S. 2008. Acetaldehyde


Production from Ethanol over Ni-Based Catalysts. Chiang Mai Journal
Science, 35(1): 171-177.

Anda mungkin juga menyukai