Anda di halaman 1dari 20

ALDEHID DAN KETON

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam ini terdapat bermacam-macam jenis senyawa di


antaranya adalah senyawa-senyawa karbonil yang terdiri atas
senyawa keton dan aldehid. Di mana kedua senyawa tersebut banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja pada
senyawa aldehid berupa formalin yang sering digunakan dalam
pengawaten mayat. Etanal atau asetaldehida digunakan dalam
pembuatan zat pewarna. Sedangkan dalam senyawa keton misalnya
saja aseton yang yang digunakan oleh wanita untuk membersihkan
kuteks pada kuku. Dari sini dapat kita ketahui bahwa betapa
pentingnya mempelajari senyawa-senyawa ini.
Di dalam teknik kimia sendiri aldehid dan keton digunakan
untuk identifikasi senyawa. Oleh karena itu dengan adanya percobaan
ini praktikan dapat langsung mempraktekkan dan melihat reaksinya
secara langsung. Sehingga praktikum ini sangat berguna bagi
praktikan dan juga dapat membedakan kedua senyawa ini dan tidak
menyalahgunakan dari senyawa-senyawa ini.
Senyawa aldehide yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan adalah Formal dehide dan Asetaldehide, antara lain
sebagai berikut . Larutan formaldehide dalam air dengan kadar 40%
dikenal dengan nama formalin. Zat ini banyak digunakan untuk
mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium musium.
Formaldehide juga banyak digunakan sebagai : Insektisida dan
pembasmi kuman bahan baku pembuatan damar buatan bahan
pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galalit dan Bakelit
Asetaldehide dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan
sebagai Bahan untuk membuat karet dan damar buatan bahan untuk
membuat asam aselat (As. Cuka) bahan untuk membuat alcohol

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari praktikum ini adalah membedakan
aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi kimia.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah menentukan
kelarutan aldehid dan keton di dalam air, menentukan reaksi antara
aldehid dan keton dengan KmnO4 dan untuk membedakan aldehid
dan keton menggunakan pereaksi tollens dan pereaksi fehling.

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum Aldehid

Karena mempunyai gugus fungsi yang sama (gugus


karbonil>C=0) maka dalam banyak hal kedua senyawa ini mempunyai
sifat yang sama terutama sifat fisiknya. (Anonim :2017)
Aldehid sangat mudah dioksidasi, sedangkan keton sukar untuk
beroksidasi. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suatu
reagen yang sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari
aldehida kurang dilindungi dibandingkan keton. Aldehida jika
teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom
yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton sering
mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan asam
karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-mula (akibat
putusnya ikatan karbon). Keton siklik menghasilkan asam karboksilat
dengan jumlah atom karbon yang sama banyak. Jadi perbedaan
kereaktifan antara aldehid dan keton dengan oksidator dapat
digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut. Garam
permangat dan dikromat merupakan bahan pengoksidasi yang banyak
digunakan. Zat pengoksidasi lain yang sangat lembut dan sering
digunakan adalah Ag+ (pereaksi Tollens) atau Cu++ (pereaksi
fehling). Reaksi positif dapat diamati dari terbentuknya logam Ag yang
melekat pada dinding tabung reaksi (reaksi cermin perak) dan
endapan Cu2O yang berwarna merah bata dengan hasil reaksi
reduksi. (Sunarya, 2011)
Kereaktifan senyawa karbonil terhadap substitusi pada atom C
karbonil dapat disebabkan oleh kebasaan gugus perginya, Selain
dipengaruhi oleh kebasaan gugus perginya, kereaktifan senyawa
karbonil terhadap substitusi juga dipengaruhi oleh struktur asil
halidanya, terutama oleh atom karbon yang bermuatan positif dari asil
halidanya. Adanya gugus penarik elektron atau pendorong elektron

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

akan mempengaruhi terbentuknya atom karbon dari karbonil yang


bermuatan positif (Suzana dkk., 2010).
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung
sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua
buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif
daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat
mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi
asam, dapat mengalami reaksi polimerisasi. Karakteristik dari
aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan bau
tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau
sedap, senyawa polar sehinggan titik didihnya tinggi dan
tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu mengandung unsur C,
H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R adalah alkil dan
CHO adalah Gugus fungsi aldehida (Cahyono ,2012)
2.2 Teori Umum Keton

Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai


sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini
bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih
mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat.
Karakteristik dari keton ini adalah berupa cairan tak
berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik didih
yang relatif lebih tinggi daripada senyawa non polar dan
dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol
sekundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsur C,
H, dan O dengan rumus R-COR, dimana R adalah alkil dan
-CO- adalah gugus fungsi keton (karbonil) (Cahyono, 2012).
Lignin dapat dihidrolisa menggunakan nitrobensen atau
kombinasi etanol dan asam hidroklorat yang menghasilkan senyawa
vanilin, siringaldehid, p-hydroksibenzaldehid, alfa-
etoksipropioguaiakon, guaiasilaton, vaniloil metil keton atau

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

hidroksibenzoil metil keton. Pada hasil penelitian ini hidrolisa secara


kimiawi menghasilkan kenaikan monosakarida sampai 88%
kandungan gula, tetapi proses ini merupakan kontrol positif dan
diharapkan tidak diterapkan secara luas karena menggunakan zat
toksik asam sulfat pekat dan encer (Susilaningsih, 2008).
Keton terlibat dalam berbagai macam reaksi organik seperti
contoh adalah Adisi nukleofilik atau reaksi keton dengan nukleofil
menghasilkan senyawa adisi karbonil tetrahedral. Reaksi dengan
reagen Grignard menghasilkan magnesium alkoksida dan setelahnya
alkohol tersier reaksi dengan alkohol, asam atau basa menghasilkan
hemiketal dan air, reaksi lebih jauh menghasilkan ketal dan air. Ini
adalah bagian dari reaksi pelindung karbonil. reaksi RCOR' dengan
natrium amida menghasilkan pembelahan dengan pembentukan
amida RCONH2 dan alkana R'H, reaksi ini dikenal sebagai reaksi
Haller-Bauer (1909). Reaksi keton juga merupakan Adisi elektrofilik
yaitu reaksi dengan sebuah elektrofil menghasilkan kation yang
distabilisasi oleh resonansi. Reaksi enol dengan halogen
menghasilkan haloketon-, misalnya yang paling umum digunakan
sebagai sumber antioksidan adalah -tocopherol bermanfaat untuk
mencegah atau menghambat autooksidasi dari lemak dan minyak.
Reaksi pada karbon- keton dengan air berat menghasilkan keton-d
berdeuterium fragmentasi pada fotokimia reaksi Norrish (Ketja,2009).
Banyak keton yang mempunyai bau harum, maka keton banyak
digunakan dalam industri parfum. Aseton adalah keton yang paling
sederhana dan penting. Zat ini dihasilkan dalam jumlah besar dengan
mengoksidasi isopropil alkohol dengan katalis (Ag). Oleh karena larut
sempurna dalam air dan banyak pelarut organik, aseton utamanya
digunakan sebagai pelarut dalam industri (misalnya, untuk cat, dan
pernis). Zat ini merupakan bahan utama (terkadang bahan satu-
satunya) pada beberapa merek penghapus cat kuku. Aseton
digunakan sebagai bahan pengering alat-alat laboratorium. Aseton

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

juga merupakan bahan yang penting pada pembuatan kloroform,


iodoform, dan pewarna. Aseton dibentuk dalam tubuh manusia
sebagai hasil samping metabolisme lipid. Secara normal zat ini tidak
sampai tertimbun karena dioksidasi menjadi karbondioksida dan air.
Konsentrasi normal aseton dalam tubuh manusia kurang dari 1
mg/100 mL darah. Dalam kasus ketidaknormalan seperti diabetes
melitus, konsentrasi aseton melebihi tingkat tersebut. Zat ini
dikeluarkan dalam air seni, sehingga mudah untuk dideteksi. Pada
kasus yang parah, baunya dapat diketahui dari napas penderita
(Sukmanawati, 2009).
2.3 Uraian Bahan (Ditjen POM)
1. Formaldehid ( Ditjen POM 1995 : hal 1157)
Nama lain : Formaldehida
RS / BM : HCHO / 30,03 gram/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna, uap dapat
mengeluarkan air mata.
Kelarutan : Larut dalam air
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Aseton ( Ditjen POM 1995 : hal 655)
Nama resmi : ACETONUM
Nama lain : Aseton
RS / BM : C3H6O / 58,08 gram/mol
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna mudah
menguap; bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol,
dengan eter, dan dengan kloroform.
3. KMnO4 ( Ditjen POM 1979 : hal 330)
Nama resmi : KALII PERMANGANAS
Nama lain : Kalium permanganat
RS / BM : KMnO4 / 158,03 gram/mol

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

Pemerian : Hablur mengkilap; ungu tua atau hamper


hitam; tidak berbau ; rasa manis atau sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air; mudah larut
dalam air mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum ekstern
4. AgNO3 (Ditjen POM 1979 : hal 97)
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
RS / BM : AgNO3 / 169,87 gram/mol
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk
hablur berwarna putih; tidak berbau;
menjadi gelap jika terkena cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya
Kegunaan : antiseptikum ekstern ,kaostikum
5. NH4OH (Ditjen POM 1995 : hal 1126)
Nama resmi : Ammonium hydroxide
Nama lain : Amonia hidroksida
RS / BM : NH4OH / 35,04 gram/mol
Pemerian : Larutan
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Pereaksi Fehling ( Ditjen POM 1979 : hal 692)
Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. Air ( Ditjen POM 1979 : hal 96 )

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

Nama resmi : AQUA DESTILLATA


Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02 gram/mol
Rumus struktur :HOH
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2.4 Prosedur Kerja
a. Pengamatan Langsung (Anonim : 2017)
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi
2) Tabung reaksi (1) diisi dengan 0.5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0.5 ml aseton
3) Perhatikan warna dan baunya
4) Kemudian tambahkan setetes demi setetes air dan kocok ( +10
tetes).
5) Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)
b. Dengan KMnO4 0.1 N (Anonim : 2017)
1) Ambil larutan (a) di atas
2) Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3) Perhatikan warna KMnO4 tersebut
4) Catat pengamatan saudara
c. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0.5 N (Anonim : 2017)
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi
2) Masing-masing diisi dengan tabung 1 ml AgNO3 0.1 N
3) Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0.5 N sampai
endapan yang terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih =
pereaksi Tollens).
4) Ke dalam tabung (1) tambahkan 0.5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0.5 aseton
5) panaskan beberapa menit diatas penangas air
6) perhatikan dan catat pengamatan saudara.
d. Dengan Fehling A dan Fehling B (Anonim 2017)
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi
2) Masing-masing tabung diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan
1 ml larutan Fehling B

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

3) Ke dalam tabung (1) tambahkan 0.5 formaldehid dan tabung


(2) dengan 0.5 ml aseton, kocok.Panaskan beberapa menit di
atas penangas air.
4) Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara.

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

BAB III METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum aldehid dan


keton antara lain: Tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, gelas piala,
lampus spiritus, dan gegep kayu.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum aldehid
dan keton antara lain: Air, formaldehid, aseton, KMnO4, AgNO3,
NH4OH, pereaksi Fehling A dan pereaksi Fehling B.
3.3 Cara Kerja
a. Pengamatan langsung
Disiapkan dua buah tabung reaksi. Diisi tabung reaksi (1)
dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml
aseton. Kemudian diperhatikan warna dan baunya. Ditambahkan
setetes demi setetes air dan dikocok. Dicatat hasil pengamatan.
b. Dengan KMnO4 0.1 N
Diambil larutan (1) tadi. Tiap tabung ditambah 2 tetes KMnO4 0,1
N, kemudian diperhatikan warna KMnO4 tersebut. Dicatat hasil
pengamatan.
c. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0.5 N
Disiapkan dua buah tabung reaksi . Masing-masing diisi dengan
tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N. Ditambahkan setetes demi
setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut
kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens). Ditambahkan ke
dalam tabung (1) 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5
ml aseton. Dipanaskan beberapa menit diatas penangas air.
Diperhatikan dan dicatat hasil pengamatan.
d. Dengan Fehling A dan Fehling B
Disiapkan dua buah tabung reaksi. Masing-masing diisi dengan 1
ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan Fehling B. Ditambahkan ke
dalam tabung (1) 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5
ml asetin kocok. Dipanaskan beberapa menit di atas penangas

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

air, kemudian diperhatikan perubahan dan dicatat hasil


pengamatan tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Data Pengamatan
A. Pengamatan Langsung
Zat Warna Bau Kelarutan
dalam air
Formaldehi Bening Bau tajam Larut
d Bening Bau khas Larut
Aseton

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

B. Dengan KMn04 0,1 N


Zat Perubahan warna KMn04
Formaldehi
Coklat (terjadi 2 fase)
d
Ungu tua
Aseton

C. Dengan AgNO3 0,1 dan NH4OH 0,5 N.


Zat Pereaksi Tollens
Formaldehi Terjadi endapan cermin perak
d keruh
Aseton

D. Dengan Fehling A dan Fehling B.


Zat Pereaksi Tollens
Formaldehi
Terjadi Reaksi
d
Tidak terjadi reaksi
Aseton

4.2 Pembahasan
Aldehida adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya
(karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling
sedikit satu hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang
karbon- karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain.
Keberadaan atom hidrogen tersebut menjadikan aldehid sangat
mudah teroksidasi, atau dengan kata lain, aldehid adalah agen
pereduksi yang kuat. Karena keton tidak memiliki atom hidrogen
istimewa ini, maka keton sangat sulit teroksidasi dengan senyawa lain.

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

Jadi dengan penjelasan tersebut maka perbedaan antara sebuah


aldehid dengan sebuah keton dapat diketahui. Aldehid dapat
dioksidasi dengan mudah menggunakan semua jenis agen
pengoksidasi, sedangkan keton tidak. Aldehid lebih stabil
dibandingkan dengan keton. Reaktivitas relatif aldehida dan keton
dalam reaksi adisi sebagian dapat disebabkan oleh banyaknya
muatan positif pada karbon karbonilnya, makin besar muatan itu akan
makin reaktif. Bila muatan positif parsial ini tersebar ke seluruh
molekul, maka senyawaan karbonil itu kurang reaktif dan lebih stabil.
Gugus karbonil distabilkan oleh gugus alkil di dekatnya yang bersifat
melepaskan elektron. Suatu keton dengan gugus R lebih stabil
dibandingkan suatu aldehid yang hanya memiliki satu gugus R.
Aldehid dan keton memiliki sifat-sifat yang nyaris mirip satu
sama lain. Namun demikian,oleh karena perbedaan gugus yang
terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton maka
menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol
antara keduanya,yaitu :
1. .Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit.
2. Aldehid lebih reaktif daripada keton terhadap adisi nukleofilik,yang
mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugus karbonil.
Adapun cara kerja pada percobaan ini adalah pada uji
kelarutan adalah Disiapkan 2 buah tabung reaksi, pada tabung
pertama diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung kedua diisi
dengan 0,5 ml, perhatikan warna dan bau, kemudian ditambahkan
setetes demi setetes air dan kemudian kocok. Catat hasil
pengamatan. Setelah itu untuk membedakan secara spesifik aldehid
dan keton digunakan reagen kalium permanganate dengan cara
diambil larutan A diatas, disetiap tabung ditambahkan 1 2 tetes
KMnO40,1 N, kemudian diperhatikan warna KMnO4. Catat
perubahan warna yang terjadi setelah ditambahkan KMnO4,

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

Setelah itu cara kerja untuk uji tollens adalah disiapkan 2 buah
tabung reaksi, disetiap tabung diisi dengan masingmasing 1 ml
AgNO3 0,1 N, ditambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N
sampai endapan yang berbentuk larut kembali (NH4OH berlebih =
pereaksi Tollens). Pada tabung pertama tambahkan 0,5 ml
formaldehid dan tabung kedua ditambahkan dengan 0,5 ml aseton,
dipanaskan beberapa menit diatas penangas air. Catat perubahan
yang terjadi dan catat hasil pengamatan. Dan cara kerja untuk
pengujian pereaksi fehling adalah disiapkan 2 buah tabung reaksi,
disetiap tabung diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan
fehling B. Pada tabung pertama ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan
tabung kedua Ditambahkan dengan 0,5 ml aseton, kemudian dikocok
dan dipanaskan beberapa menit diatas penangas air. Catat
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan
Pada uji pengamatan langsung,dapat diamati bahwa baik
senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau
yang khas dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam
pelarut air namun pada aseton kelarutannya keruh. Kelarutan yang
baik dalam air menunujukkan bahwa formaldehid dan aseton
merupakan senyawa yang polar,yaitu dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air.
Pada uji dengan menggunakan pereaksi KMnO4,dengan
penambahan KMnO4 pada formaldehid,terjadi suatu perubahan
warna larutan dengan cepat dimana larutan tersebut lalu menjadi
berwarna kecoklatan setelah didiamkanakan terbentuk endapan
coklat dengan larutan bening. Sedangkan pada aseton dengan
penambahan KMnO4,perubahan warna dari ungu tua menjadi ungu
pekat terjadi cukup lama dan berangsur-angsur.Pereaksi
permanganat dapat mengakibatkan oksidasi pada senyawa aldehid
dengan cepat.Hasil yang diperoleh pada praktikum ini membuktikan
teori bahwa aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

untuk teroksidasi. Hal ini merupakan salah satu perbedaan sifat kimia
yang paling menonjol antara aldehid dan keton.
Pada uji Tollens dengan memakai perak nitrat dan amonium
hidroksida sebagai reagens serta memakai media pemanasan selama
beberapa menit,formaldehid menunjukkan terbentuknya endapan
cermin perak pada dinding tabung. Sedangkan pada aseton tidak
memperlihatkan adanya pembentukan cermin perak.
Ion-ion perak dari perak nitrat berlaku sebagai agen pengoksidasi.
Oleh karena aldehid lebih mudah teroksidasi bila dibandingkan
dengan keton,maka hanya senyawa aldehid (formaldehid) yang
menunjukkan adanya endapan cermin perak.
Fungsi dari penambahan amonium hidroksida sendiri adalah
sebagai medium pembentuk basa dan juga sebagai donor atom
oksigen untuk pembentukan senyawa karboksilat. Pada uji
fehling,formaldehid memperlihatkan adanya pembentukan endapan
merah bata pada dasar tabung. Sedangkan pada aseton,tidak
terbentuk endapan merah bata. Pereaksi fehling terdiri atas dua
larutan yaitu Fehling A yang terdiri dari larutan CuSO4 dan Fehling
B yang terdiri dari Kalium natrium nitrat dan Natrium hidroksida. Bila
Fehling A dan Fehling B dicampur dengan volume yang sama maka
dihasilkan larutan biru tua. Bila dipanaskan dengan menambah
aldehid maka terjadi endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Uji Fehling digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi dan aldehid
dalam larutan. Perekasi Benedict merupakan uji kimia untuk
mendeteksi gula pereduksi dalam larutan yang dirancang oleh
kimiawan Amerika, yaitu S.R. Benedict. Reaksi ini terdiri atas larutan
tembaga sulfat (CuSO4), Natrium karbonat (Na2SO3), dan Natrium
sitrat. Jika benedict dipanaskan bersama larutan aldehid akan terjadi
oksidasi menjadi asam karboksilat. Benedict akan mengalami reduksi
menjadi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung. Pereaksi
Fehling sangat identik dengan pereaksi Benedict. Pereaksi Fehling

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

dan Benedict terdiri dari kompleks Cu2+ dengan ion tartrat untuk
pereaksi Fehling atau ion sitrat dengan pereaksi Benedict, keduanya
adalah larutan basa. Pengamatan pada uji pereaksi Fehling, aseton
tidak mengalami reaksi dengan pereaksi ini karena senyawa ini tidak
dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling. Sedangkan untuk senyawa
glukosa terjadi reaksi, dimana senyawa ini akan dioksidasi menjadi
senyawa asam karboksilat. Sedangkan ion tembaga (II) dalam larutan
akan tereduksi membentuk endapan merah bata Cu 2O.
Kandungan ion tembaga pada pereaksi fehling menyebabkan
senyawa aldehid (formaldehid) teroksidasi membentuk endapan
merah bata, Cu2O,asam karboksilat serta air. Hal yang serupa tidak
terjadi pada senyawa keton (aseton) karena keton tidaklah mudah
untuk mengalami oksidasi seperti halnya senyawa-senyawa dari
golongan aldehid. Adapun senyawa keton yang dilibatkan dalam
reaksireaksi pengujian ini adalah aseton. Aseton merupakan
senyawa keton yang paling sederhana. Namun dalam setiap langkah
percobaan yang telah dilakukan, senyawa aseton tidak menunjukkan
reaksi apapun baik dalam semua tes uji kecuali pada uji tollens yaitu
larutan abu-abu. Hal ini disebabkan oleh senyawa keton yang tidak
mempunyai atom hidrogen yang menempel pada gugus atom
karbonilnya, sehingga keton tidak dapat teroksidasi atau bereaksi
dengan pereaksi-pereaksi tersebut
Adapun fungsi dari pemanasan yang dilakukan pada uji Tollens
dan Fehling yakni untuk mempercepat jalannya reaksi kimia.Kenaikan
suhu meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia.
Adapun kesalahan yang terjadi dalam praktikum disebabkan
oleh hal-hal berikut :
1. Larutan yang dibuat bukan larutan jenuh
2. Alat yang digunakan kurang steril
3. Pengamatan kelarutan dan perubahan warna yang tidak tepat
Kegunaan Aldehida

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

1) Larutan formaldehida atau metanal 40% dikenal sebagai


formalin yang digunakan untuk antiseptik dan pengawet mayat.
2) Formaldehida juga dimanfaat sebagai bahan baku untuk
industri plastik melamin dan bakelit.
3) Asetaldehida atau etanal merupakan bahan baku untuk bahan
industri, misalnya polivinilasetat (P VA) yang digunakan sebagai
bahan lem dan paraldehida (Obat penenang).
4) Beberapa jenis aldehida lain, misalnya sinamaldehida
merupakan zat yang memberi aroma khas pada kayu manis, dan
vanilin merupakan senyawa aldehida yang memberi aroma khas pada
buah vanili.
Kegunaan keton
1) Senyawa keton yang paling banyak dikenal adalah propanon
atau aseton. Aseton banyak dimanfaatkan sebagai pelarut (misalnya
pelarut cat kuku) dan pembersih kaca. Aseton juga merupakan bahan
baku untuk membuat senyawa bahan industri, misalnya perspex
(sejenis plastik) dan bispenol (plastik).
2) Hormon dalam tubuh manusia, misalnya testosteron,
progesteron, kortikosteron, dan sejenisnya merupakan senyawa
keton.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebgai berikut


1. Formaldehid dan aseton memilliki kelarutan yang baik dalam air
2. Aldehid (formaldehid) teroksidasi oleh pereaksi KMnO4,pereaksi
Tollens,dan pereaksi Fehling.
3. Keton (aseton) tidak teroksidasi oleh pereaksi KMnO4,pereaksi
Tollens,dan pereaksi Fehling.
5.2. Saran

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

Sebaiknya pemeriksaan laporan dilakukan untuk semua laporan


yang dikumpul agar praktikan mengetahui letak kesalahan pada
masing-masing lembar laporannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2017, Penuntun Kimia Organik, Makassar ; Universitas Muslim

Indonesia.

Cahyono,A.D., Agung,R.T. 2012. Pemanfaatan Fly Ash Batubara

Sebaga Adsorben dalam Penyisihan COD dari Limbah

Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo Surabaya. Jurnal

ilmiah teknik Lingkungan.

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta ;

Departemen Kesehatan

Ditjen POM., 1995, Farmakope Indonesia Edisi Keempat , .Jakarta ;

Departemen Kesehatan.

Ketja D. G., 2009,Sintesis Alkohol Dari Senyawa Aldehida Keton dan

Ester, Jurnal Sintesis Alkohol, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA

UNSTRAT Manado. Vol. 10, No. 3.

Suliasningsih, D. 2008. Pengaruh Penggunaan Formalin Terhadap

Kerusakan Protein Daging Ikan Tuna

Suzana, Budiati, T. 2010. Pengaruh Gugus Nitro dengan Posis

Para (p) pada Sintesis N-(4- Nitrobenzoil) tiourea .

Majalah Farmasi Airlangga.

Sukmanawati, W. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/ MA Kelas XII. Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 266.

UJI DENGAN KMNO4

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111
ALDEHID DAN KETON

UJI PENGAMATAN
LANGSUNG
KELARUTAN AIR

IDENTIFIKASI DENGAN
PEREAKSI TOLLENS
IDENTIFIKASI DENGAN
PEREAKSI FEHLING A
DAN B

ZUMRATUL INAYAH NURHIJRAHAHMAD


15020140111

Anda mungkin juga menyukai