BAB I PENDAHULUAN
4.1 Hasil
1. Data Pengamatan
A. Pengamatan Langsung
Zat Warna Bau Kelarutan
dalam air
Formaldehi Bening Bau tajam Larut
d Bening Bau khas Larut
Aseton
4.2 Pembahasan
Aldehida adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya
(karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling
sedikit satu hidrogen. Sedangkan keton adalah senyawa organik yang
karbon- karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain.
Keberadaan atom hidrogen tersebut menjadikan aldehid sangat
mudah teroksidasi, atau dengan kata lain, aldehid adalah agen
pereduksi yang kuat. Karena keton tidak memiliki atom hidrogen
istimewa ini, maka keton sangat sulit teroksidasi dengan senyawa lain.
Setelah itu cara kerja untuk uji tollens adalah disiapkan 2 buah
tabung reaksi, disetiap tabung diisi dengan masingmasing 1 ml
AgNO3 0,1 N, ditambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N
sampai endapan yang berbentuk larut kembali (NH4OH berlebih =
pereaksi Tollens). Pada tabung pertama tambahkan 0,5 ml
formaldehid dan tabung kedua ditambahkan dengan 0,5 ml aseton,
dipanaskan beberapa menit diatas penangas air. Catat perubahan
yang terjadi dan catat hasil pengamatan. Dan cara kerja untuk
pengujian pereaksi fehling adalah disiapkan 2 buah tabung reaksi,
disetiap tabung diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan
fehling B. Pada tabung pertama ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan
tabung kedua Ditambahkan dengan 0,5 ml aseton, kemudian dikocok
dan dipanaskan beberapa menit diatas penangas air. Catat
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan
Pada uji pengamatan langsung,dapat diamati bahwa baik
senyawa aldehid (formaldehid) maupun keton (aseton) memiliki bau
yang khas dan keduanya memperlihatkan kelarutan yang baik dalam
pelarut air namun pada aseton kelarutannya keruh. Kelarutan yang
baik dalam air menunujukkan bahwa formaldehid dan aseton
merupakan senyawa yang polar,yaitu dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air.
Pada uji dengan menggunakan pereaksi KMnO4,dengan
penambahan KMnO4 pada formaldehid,terjadi suatu perubahan
warna larutan dengan cepat dimana larutan tersebut lalu menjadi
berwarna kecoklatan setelah didiamkanakan terbentuk endapan
coklat dengan larutan bening. Sedangkan pada aseton dengan
penambahan KMnO4,perubahan warna dari ungu tua menjadi ungu
pekat terjadi cukup lama dan berangsur-angsur.Pereaksi
permanganat dapat mengakibatkan oksidasi pada senyawa aldehid
dengan cepat.Hasil yang diperoleh pada praktikum ini membuktikan
teori bahwa aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit
untuk teroksidasi. Hal ini merupakan salah satu perbedaan sifat kimia
yang paling menonjol antara aldehid dan keton.
Pada uji Tollens dengan memakai perak nitrat dan amonium
hidroksida sebagai reagens serta memakai media pemanasan selama
beberapa menit,formaldehid menunjukkan terbentuknya endapan
cermin perak pada dinding tabung. Sedangkan pada aseton tidak
memperlihatkan adanya pembentukan cermin perak.
Ion-ion perak dari perak nitrat berlaku sebagai agen pengoksidasi.
Oleh karena aldehid lebih mudah teroksidasi bila dibandingkan
dengan keton,maka hanya senyawa aldehid (formaldehid) yang
menunjukkan adanya endapan cermin perak.
Fungsi dari penambahan amonium hidroksida sendiri adalah
sebagai medium pembentuk basa dan juga sebagai donor atom
oksigen untuk pembentukan senyawa karboksilat. Pada uji
fehling,formaldehid memperlihatkan adanya pembentukan endapan
merah bata pada dasar tabung. Sedangkan pada aseton,tidak
terbentuk endapan merah bata. Pereaksi fehling terdiri atas dua
larutan yaitu Fehling A yang terdiri dari larutan CuSO4 dan Fehling
B yang terdiri dari Kalium natrium nitrat dan Natrium hidroksida. Bila
Fehling A dan Fehling B dicampur dengan volume yang sama maka
dihasilkan larutan biru tua. Bila dipanaskan dengan menambah
aldehid maka terjadi endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Uji Fehling digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi dan aldehid
dalam larutan. Perekasi Benedict merupakan uji kimia untuk
mendeteksi gula pereduksi dalam larutan yang dirancang oleh
kimiawan Amerika, yaitu S.R. Benedict. Reaksi ini terdiri atas larutan
tembaga sulfat (CuSO4), Natrium karbonat (Na2SO3), dan Natrium
sitrat. Jika benedict dipanaskan bersama larutan aldehid akan terjadi
oksidasi menjadi asam karboksilat. Benedict akan mengalami reduksi
menjadi Cu2O yang mengendap pada bagian bawah tabung. Pereaksi
Fehling sangat identik dengan pereaksi Benedict. Pereaksi Fehling
dan Benedict terdiri dari kompleks Cu2+ dengan ion tartrat untuk
pereaksi Fehling atau ion sitrat dengan pereaksi Benedict, keduanya
adalah larutan basa. Pengamatan pada uji pereaksi Fehling, aseton
tidak mengalami reaksi dengan pereaksi ini karena senyawa ini tidak
dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling. Sedangkan untuk senyawa
glukosa terjadi reaksi, dimana senyawa ini akan dioksidasi menjadi
senyawa asam karboksilat. Sedangkan ion tembaga (II) dalam larutan
akan tereduksi membentuk endapan merah bata Cu 2O.
Kandungan ion tembaga pada pereaksi fehling menyebabkan
senyawa aldehid (formaldehid) teroksidasi membentuk endapan
merah bata, Cu2O,asam karboksilat serta air. Hal yang serupa tidak
terjadi pada senyawa keton (aseton) karena keton tidaklah mudah
untuk mengalami oksidasi seperti halnya senyawa-senyawa dari
golongan aldehid. Adapun senyawa keton yang dilibatkan dalam
reaksireaksi pengujian ini adalah aseton. Aseton merupakan
senyawa keton yang paling sederhana. Namun dalam setiap langkah
percobaan yang telah dilakukan, senyawa aseton tidak menunjukkan
reaksi apapun baik dalam semua tes uji kecuali pada uji tollens yaitu
larutan abu-abu. Hal ini disebabkan oleh senyawa keton yang tidak
mempunyai atom hidrogen yang menempel pada gugus atom
karbonilnya, sehingga keton tidak dapat teroksidasi atau bereaksi
dengan pereaksi-pereaksi tersebut
Adapun fungsi dari pemanasan yang dilakukan pada uji Tollens
dan Fehling yakni untuk mempercepat jalannya reaksi kimia.Kenaikan
suhu meningkatkan kecepatan suatu reaksi kimia.
Adapun kesalahan yang terjadi dalam praktikum disebabkan
oleh hal-hal berikut :
1. Larutan yang dibuat bukan larutan jenuh
2. Alat yang digunakan kurang steril
3. Pengamatan kelarutan dan perubahan warna yang tidak tepat
Kegunaan Aldehida
5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Departemen Kesehatan
Departemen Kesehatan.
UJI PENGAMATAN
LANGSUNG
KELARUTAN AIR
IDENTIFIKASI DENGAN
PEREAKSI TOLLENS
IDENTIFIKASI DENGAN
PEREAKSI FEHLING A
DAN B