Asetaldehid juga dibuat melalui oksidasi etanol . Hampir setengah dari produksi
tahunannya sebanyak 2 juta ton, dioksidasi menjadi asam asetat. Sisanya
digunakan untuk membuat 1-butanol dan bahan kimia lain. Asetaldehid mendidih
mendekati suhu 20oC. Dulu, asetaldehid dibuat melalui hidrasi asetilena, sekarang
umumnya diproduksi melalui proses Wacker yang melibatkan oksidasi
selektif pada etilena dengan katalis paladium-tembaga. Reaksi oksidasi digunakan
untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehida mudah sekali dioksidasi sedang
keton tahan terhadap oksidator. Aldehida mudah dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah misalnya larutan reaksi cermin perak dan dengan reagen fehling.
Pada uji cermin perak Tollens, ion kompleks perak-amonia direduksi oleh
aldehida (tetapi tidak oleh keton) menjadi perak logam. Jika bejana kaca tempat
melakukan uji benar-benar bersih, perak pengendap sabagai cermin pada
permukaan kaca. Reaksi ini juga dilakukan pada kaca perak, dengan
menggunakan aldehida yang murah, yaitu formaldehida. Aldehida begitu
mudahnya dioksidasi sehingga sampel yang disimpan biasanya mengandung
sedikit asamnya. Kegunaan asetaldehid antara lain, sebagai bahan baku
pembuatan asam asetat, sebagai bahan baku dalam anhidrida asetat dan esternya,
yaitu etil asetat. Aldehid aromatik sering digunakan sebagai penyedap, parfum dan
lain sebagainya. Sebagai bahan untuk kareat atau damar buatan dan zat warna.
Dan sifat kimia asetaldehid yaitu, larut dalam air, lebih reaktif daripada keton,
dapat dideteksi dengan uji Tollens, Benedict dan fehling, dan dapat bersifat
sebagai pereduksi. Sedangkan sifat fisis asetaldehid yaitu: merupakan cairan yang
baunya sangat enak, mudah menguap dan titik didihnya 20,2 oC. Pembuatan
asetaldehid dilakukan dari oksidasi alkohol primer yakni etanol dengan larutan
K2Cr2O7 dalam suasana asam dengan menggunakan metode destilasi yang
didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing larutannya. Destilasi adalah
metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik
didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan apabila
zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan .titik didih cukup tinggi . Misalnya
untuk memisahkan natrium klorida dan air dari larutan garam NaCl, maka pelarut
yang mempunyai titik didih rendah dalam hal ini air diuapkan kemudian
diembunkan (dikondensasikan) kembali untuk mendapatkan air murni (aquades).
Apabila proses ini dilanjutkan, maka semua air akan habis menguap dan
terkondensasi sehingga yang tertinggal hanya padatan zat terlarut natrium klorida.
Pada pemisahan campuran dari dua cairan yang menguap atau titik didihnya
berdekatan lebih banyak persoalannya, sehingga tidak dapat dilakukan dengan
destilasi biasa. Suatu cara yang sering digunakan untuk memperoleh hasil yang
lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses dalam mana komponenkomponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Dalam proses ini
campuran didihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan tetap. Uap yang
dilepaskan dari dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu komponen tetapi
masih mengandung komponen dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan
komposisi cairan yang mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa
uap lebih banyak mengandung komponen yang mudah menguap (atsiri). Bila
sebagian cairan yang telah didihkan uapnya diembunkan, campuran akan terbagi
manjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut
destilat, dan yang mengandung lebih banyak komponen yang atsiri dibandingkan
cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang
susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap. Bila destilat yang
mula-mula diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan
lebih banyak lagi komponen yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa
kali sampai akhirnya diperoleh salah satu komponen murni yang mudah menguap.
Sehubungan dengan reaksi kondensasi asetaldehida adalah prokiral. Hal
ini terutama digunakan sebagai sumber CH3C+H(OH) yang sangat mudah
menguap aldol dan reaksi kondensasi terkait. Reagen Grignard dan senyawa organ
non logam yang bereaksi dengan MeCHO untuk memberikan hydroxyethyl
derivatif. Dalam salah satu reaksi kondensasi lebih spektakuler, tiga setara
formaldehida menambah MeCHO untuk memberikan pentaeritritol, C (CH2OH)4.
kondensasi
dengan
cyclohexylamine
untuk
memberikan
N-
menjadi asetaldehida oleh enzim piruvat ini, diikuti oleh konversi asetaldehida
menjadi etanol. Reaksi kedua lagi dikatalisasi oleh alkohol dehidrogenase,
sekarang beroperasi di arah yang berlawanan.
Asetaldehida adalah konstituen penting dari asap tembakau. Menunjukkan
untuk memiliki efek sinergis dengan nikotin, meningkatkan onset dan kegigihan
kecanduan rokok merokok, khususnya di remaja. Orang-orang yang memiliki
kekurangan genetik untuk enzim yang bertanggung jawab untuk konversi
asetaldehida menjadi asam asetat mungkin memiliki risiko lebih besar dari
penyakit Alzheimer. Hasil ini menunjukkan bahwa kekurangan ALDH2 adalah
faktor risiko untuk beban (akhir onset penyakit Alzheimer). Asetaldehida yang
berasal dari konsumsi etanol mengikat kepada protein untuk membentuk aduk
yang dikaitkan dengan penyakit organ. Obat disulfiram (Antabuse) mencegah
Oksidasi asetaldehida asam asetat, dan memiliki efek tidak menyenangkan sama
pada peminum. Antabuse kadang-kadang digunakan sebagai penghalang untuk
alcoholics yang ingin tinggal mabuk. Asetaldehida adalah kemungkinan
karsinogen manusia. Pada tahun 1988 International Agency for Research on
Cancer
menyatakan,
untuk
carcinogenicity
asetaldehida
(metabolit besar etanol) dalam hewan percobaan. Pada bulan Oktober 2009
International Agency for Research on Cancer diperbarui klasifikasi asetaldehida
menyatakan bahwa asetaldehida termasuk dalam dan endogenously yang
dihasilkan dari minuman beralkohol adalah kelompok saya karsinogen manusia.
Selain itu, asetaldehida merusak DNA dan menyebabkan otot abnormal
pembangunan sebagai mengikat kepada protein. Studi 818 berat peminum
menemukan bahwa mereka yang terkena asetaldehida yang lebih dari biasanya
melalui cacat gen asetaldehida dehidrogenase pada risiko lebih besar
mengembangkan kanker atas saluran pencernaan dan hati.
Asetaldehida beracun ketika diterapkan secara eksternal untuk periode
berkepanjangan, iritasi dan mungkin karsinogen. Itu adalah polusi udara yang
dihasilkan dari pembakaran, seperti otomotif knalpot dan asap tembakau. Itu juga
dibuat
oleh
degradasi
termal
dari
polimer
dalam
plastik
industri
pengolahan. Asetaldehida alami rusak dalam tubuh manusia tapi telah terbukti
mengeluarkan di air kencing tikus. Kegunaan asetaldehid antara lain, sebagai
bahan baku pembuatan asam asetat. Sebagai bahan baku dalam anhidrida asetat
dan esternya, yaitu etil asetat. Aldehid aromatik sering digunakan sebagai
penyedap, parfum dan lain sebagainya. Sebagai bahan untuk kareat atau damar
buatan dan zat warna. Sifat kimia asetaldehid yaitu, larut dalam air, lebih reaktif
daripada keton, dapat dideteksi dengan uji Tollens, Benedict dan fehling, dan
dapat bersifat sebagai pereduksi. Sedangkan sifat fisis asetaldehid yaitu,
merupakan cairan yang baunya sangat enak. Senyawa aldehida yaitu etanal atau
asetaldehida yang biasa digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa
kimia lainnya, seperti asam asetat, dan etil asetat . Kegunaan asetaldehida lainnya
yaitu sebagai bahan untuk membuat karet dan membuat asam sebagai asam aselat.
DAFTAR PUSTAKA
Damin, A. 2011. Asetaldehid. (Online) http://alchemist0308.blogspot.co.id/2011 /
11/laporan-organikasetaldehid.html. (Diakses pada tanggal 14 Maret
2016).
Rohmansyah. 2013. Asetaldehid. (Online) http://dokumen.tips/documents/asetaldehid-55b08b11474c9.html. (Diakses pada tanggal 14 Maret 2016).
Rahayu, P. 2013. Asetaldehid. (0nline) http://vellyndo.blogspot.co.id/2013/01 /
01/archive.html. (Diakses pada tanggal 14 Maret 2016).