Anda di halaman 1dari 20

GUGUS FUNGSI

1. ALDEHID
Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil
terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan
atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan
aldehid juga dinamakan golongan formil atau metanoil. Kata aldehida
merupakan kependekan dari alcohol dehidrogenasi yang berarti alkohol yang
terdehidrogenasi. Golongan aldehida bersifat polar.
TATA NAMA ALDEHID
Aldehid

sudah

dikenal

sejak

lama

sehingga

penataan

nama

menggunakan nama trivial sering dipakai. Menurut sistem IUPAC, nama


aldehid diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran a menjadi
al. Oleh karena itu, aldehid disebut juga alkanal. Tata nama pada aldehid
sama dengan tata nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung
gugus aldehid.
1) IUPAC
Pemberian nama aldehida dilakukan dengan mengganti akhiran a
pada nama alkana dengan al.
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling
panjang yang terdapat gugus karbonil.Tentukan substituen yang terikat
pada rantai utama. Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus
karbonil.
Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda dalam penulisan harus
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda
hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad.
2) Trivial
Aldehida tak bercabang
Aldehida bercabang

RUMUS STRUKTUR
Aldehida merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H,
dan O dengan rumus R-CHO, dimana :
R

: Alkil

-CHO : Gugus fungsi aldehida


Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi CHO sebesar 120 derajat dan
panjang ikatan rangkap C=O sebesar 0,121 nm.
SIFAT FISIKA ALDEHIDA
Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida)
berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak.
Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar
dengan bau sedap.
Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu
kamar.
Aldehida suku rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut
dalam air.
Aldehida suku tinggi tidak larut air.
SIFAT KIMIA ALDEHIDA
Oksidasi oleh kalium bikromat dan asam sulfat
Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat
akan menghasilkan asam karboksilat.
Oksidasi oleh larutan Fehling
Aldehida dapat mereduksi larutan Fehling menghasilkan endapan
merah bata dari senyawa tembaga(I) oksida.
Oksidasi oleh larutan Tollens
Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak.
MEKANISME ALDEHID
Oksidasi alkohol primer

Alkohol primer dapat teroksidasi menghasilkan suatu aldehida dengan


katalis kalium bikromat dan asam sulfat.
Mengalirkan uap alkohol primer di atas tembaga panas
Uap alkohol primer teroksidasi menghasilkan suatu aldehida dengan
katalis tembaga panas.
Memanaskan garam kalsium suatu asam monokarboksilat jenuh
dengan

kalsium

format.

Pemanasam campuran garam kalsium asam monokarboksilat jenuh


dengan kalsium format akan menghasilkan aldehida.
KEGUNAAN ALDEHID
Formaldehida (metanal) digunakan sebagai pembunuh kuman dan
mengawetkan.
Formaldehida digunakan untuk membuat plastik termoset (plastic
tahan panas).
Paraldehida digunakan sebagai akselerator vulkanisasi karet
2. ALKOHOL
Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus OH, alkohol
dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Dalam
alkohol primer, gugus OH terikat pada atom karbon primer, dan seterusnya.
TATA NAMA ALKOHOL
Nama IUPAC alkohol diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran a menjadi ol.
CH3- CH2- CH2- OH

1-Propanol

Selain nama IUPAC, alkohol sederhana juga mempunyai nama lazim, yaitu
alkil alkohol.
CH3- CH2- OH

etil alkohol

SIFAT FISIKA ALKOHOL

Alkohol mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi. Hal ini

merupakan akibat langsung dari daya tarik intermolekuler yang kuat.


Pada suhu kamar, alkohol suku rendah berbentuk cairan , suku sedang
berupa cairan kental, sedangkan suku tinggi berbentuk padatan.

SIFAT KIMIA ALKOHOL

Gugus OH merupakan gugus yag cukup reaktif sehingga alkohol

mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi.


Reaksi Alkohol dengan logam aktif misalnya logam natrium dan kalium

membentuk alkoksida dan gas hidrogen.


Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida

dan uap air.


Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami
dehidrasi (melepas molekul air) membentuk eter atau alkena.

KEGUNAAN ALKOHOL

Pengawet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil).


Bahan bakar otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat untuk

membakar lebih bersih dibanding gasoline atau disel.


Antifreeze pada radiator.
Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol
dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini
akan

mendinginkan

masuknya

udara

kedalam

pipa

masuk,

menyediakan masuknya udara yang lebih padat.


Gasohol (90% bensin + 10% alkohol) sebagai bahan bakar

REAKSI-REAKSI
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi,
reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol,
semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya.
Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari

gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan


dalam air.
a) Reaksi Oksidasi
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat.

Alkohol

sekunder

dapat

dioksidasi

menjadi

keton

saja.

Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa,


dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrasi menghasilkan alkena yang
kemudian dioksidasi.
b) Oksidasi menjadi aldehid
Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid
(RCH=O). Aldehid, siap dioksidasi menjadi asam karboksilat. Oleh sebab itu,
reaksi antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan
asam karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus
dipakai apabila intermediet aldehid merupakan hasil yang diinginkan.
c) Oksidasi menjadi keton.
Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat
menjadi keton.
d) Oksidasi menjadi asam karboksilat.
3. ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan
gugus karboksil. Asam karboksilat

merupakan asam Bronsted-Lowry (donor

proton). Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam


karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu
sama lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam
larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya
terdisosiasi menjadi H+ dan RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya
0,02% dari molekul asam asetat yang terdisosiasi dalam air. Asam
karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18) dibuat dengan
karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk rantai panjang dibuat

dengan hidrolisis trigliserida yang biasa terdapat pada minyak hewan dan
tumbuhan.
RUMUS STRUKTUR
Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau Ar-COOH,
dimana :
R

: Alkil Ar

: Aril

COOH : Gugus karboksil


Ciri khusus dalam asam karboksilat adalah terdapatnya gugus fungsi
karboksil (-COOH), karboksil diambil dari karbonil (-CO-) dan hidroksil (-OH).
Sudut yang dibentuk oleh gugus fungsi COOH- sebesar 120 derjat dan
panjang ikatan C=O sebesar 0,121 nm.
TATA NAMA ASAM KARBOKSILAT
1) IUPAC
Pemberian nama asam karboksilat dilakukan dengan mengganti
akhiran a pada nama alkana dengan oat.
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling
panjang yang mengandung gugus karboksil).
Tentukan substituen yang terikat rantai utama.
Penomoran substituen dimulai dari atom C gugus karboksil.
Jika terdapat 2 atau lebih substituen berbeda dalam penulisan harus
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen.
Penambahan kata asam pada awal nama senyawa.
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda
hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan
urutan abjad. Contoh : bukan Asam-3-neopentil-2-metilheksanoat
tetapi Asam 2-metil-3-neopentilheksanoat
2) Trivial (Nama Umum)
Tak bercabang
Bercabang
a. Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling
panjang yang

terdapat gugus karboksil).

b. Tentukan substituen yang terikat pada rantai utama.


c. Penambahan kata asam pada awal nama senyawa.
d. Penomoran substituen dimulai dari atom karbon yang mengikat
gugus karboksil dengan huruf , , .
SIFAT FISIKA ASAM KARBOKSILAT
Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol,
eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.
Pada temperatur kamar, asam karboksilat yang bersuhu rendah adalah
zat cair yang encer, suhu tengah berupa zat cair yang kental, dan suhu
tinggi berupa zat padat yang tidak larut dalam air.
Titik didih dan Titik leleh asam karboksilat relatif tinggi karena kuatnya
tarik menarik antarmolekul. Bahkan, lebih tinggi dari alkohol yang
bersesuaian.
Asam karboksilat suhu rendah dapat larut dalam air, tetapi asam
karboksilat suhu yang lebih tinggi sukar larut air.
Asam karboksilat dapat terionisasi sebagian dalam air, sehingga
termasuk senyawa elektrolit lemah.
R-COOH R-COO- + H+
SIFAT KIMIA ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat mempunyai ikatan hidrogen sesamanya dan dapat
berikatan secara ikatan hidrogen dengan molekul air.
Asam karboksilat mempunyai gugus hidroksil yang bersifat polar
sehingga asam karboksilat bersifat polar.
Kereaktifan asam karboksilat merupakan asam lemah dan makin
lemah untuk suku yang lebih tinggi.
Reaksi dengan basa
Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Reduksi
Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida
menghasilkan alkohol primer.
Reaksi dengan tionil diklorida

Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida


asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida.
Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.
Reaksi dengan amonia
Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.
Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk
alkana.
Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis
phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida.
KEGUNAAN ASAM KARBOKSILAT
a) Asam format
Asam format banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan
kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah
b)

pohon karet).
Asam asetat
Dalam industri, sebagai bahan baku sintesis serat dan plastik.
Dalam laboratorium, sebagai pelarut dan sebagai pereaksi.
Asam asetat adalah asam yang terdapat dalam cuka makanan. Kadar

asam asetat yang terdapat dalam cuka makanan sekitar 20-25 %.


c) Asam oksalat
Terdapat dalam daun bayam dan buah-buahan, bentuk senyawanya
sebagai garam natrium atau kalsium.
Menghilangkan karat dan bahan baku pembuatan zat warna
Mengasamkan minuman, permen, dan makanan lain.
Digunakan dalam fotografi, keramik, penyamakan, dan proses produksi
lainnya.
4. AMINA
Amina merupakan sebatian organik dan kumpulan berfungsi yang
menganduni satu atom nitrogen bes dengan pasangan tersendiri. Amina
adalah terbitan ammonia, di mana satu atau lebih atom hidrogen digantikan
dengan bahan pengganti organik seperti kumpulan alkil dan aril. Sebatian

dengan atom nitrogen bersebelahan dengan karbonil dalam struktur RC(=O)NR2 dipanggil amida dan mempunyai ciri-ciri kimia yang berbeza.
Contoh amina yang penting termasuklah asid amino, amina biogeni,
trimetilamina dan anilina; lihat Kategori:Amina untuk senarai amina.
TATA NAMA AMINA
Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai
alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH 3NH2 Metil amina).
Jika

dibutuhkan,

maka

posisi

berikatan

juga

diberi

CH3CH2CH2NH2 1-propanamina,CH3CHNH2CH3 2-propanamina.

imbuhan:

Imbuhan

di

depan adalah "amin.


Untuk

amina

sekunder

(rumus

umum

R-NH-R),

rantai

karbon

terpanjang akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama utama
amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus
yang

berikatan

dengan

gugus

fungsi

diberi

huruf

miring N:

CH3NHCH2CH3 disebut dengan N-methiletanamida. Amina tersier (R-NR-R)


juga

dinamai

mirip:

CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-etil-N-

metilpropanamida. Juga, nama gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.


1) IUPAC (Sistematik)
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara
seperti nama sistematik alkohol, monohidroksi akhiran a dalam nama
alkana induknya diganti oleh kata amina.
Contoh:
CH3-CH-CH3

2-propanamina

NH2
Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat
pada atom N tidak sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya
sebagai amina primer yang tersubtitusi pada atom N. Dalam hal ini berlaku
ketentuan bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap sebagai amina

induk, sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan


dengan cara menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N).
Contoh:
CH3 N CH3 N N

-dimetilsiklopentamina

2) Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan
gugus-gugus alkil/aril yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa
urutan penulisannya harus memperhatikan urutan abjad huruf terdepan
dalam nama gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di belakang
nama gugus-gugus tersebut.
SIFAT FISIKA AMINA

Suku-suku rendah berbentuk gas.


Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
Mudah larut dalam air
Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.

SIFAT KIMIA AMINA

Pada senyawa dengan rantai pendek, merupakan senyawa polar yang

mudah larut dalam air.


Memiliki titik didih dan titik leleh yang dengan seiring bertambah

cenderung bertambah panjangnya rantai karbon.


Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina dalam air
bersifat basis.

REAKSI-REAKSI AMINA
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
a) Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkan alkohol disertai
pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :

CH3-CH-NH2 + HNO2 CH3-CH-OH + N2 + H2O

CH3

CH3

Isopropilamina (amina 1) isopropil alkohol (alkohol 2)


b) Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan senyawa
N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
H N=O N + HNO2 N + H2OCH3CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina
c) Amina

alifatik/aromatik

dengan

HNO2 memberikan

hasil

reaksi

yang ditentukkan oleh jenis amina tersier yang digunakan. Pada amina
alifatik/aromatik

tersier

reaksinya

dengan

HNO2mengakibatkan

terjadinya substitusi cincin aromatik oleh gugus NO.


Contoh :
CH3 CH2 N + HNO2 N + H2O CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso N,N- dimetilanilina
d) Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO 2 pada suhu 0C
menghasilkan garam diazonium.
Contoh:
NH2 + HNO2 + HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+ClDietilamonium klorida
5. TIOL
Tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang
terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH). Sebagai analog sulfur dari

gugus alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik sebagai gugus tiol ataupun gugus
sulfhidril. Secara tradisional, tiol sering dirujuk sebagai merkaptan. Tiol
Merupakan kelompok dari senyawa organik sulfur yang diturunkan dari
hidrogen sulfida dengan cara yang sama dengan alkohol diturunkan dari air;
memiliki ciri dengan bau yang tidak sedap, dan ditemukan dengan senyawa
sulfur lainnya dalam minyak mentah; contohnya adalah metil merkaptan.
Juga dikenal sebagai tiol.
TATA NAMA TIOL
Ketika gugus tiol adalah substituen pada alkana, terdapat beberapa
cara penamaan:
Metode

yang

direkomendasikan

oleh

IUPAC

adalah

dengan

menambahkan akhiran -tiol pada nama alkana. Metode ini hampir


identik dengan tatanama alkohol. Misalnya: CH 3SH akan menjadi
metanatiol.
Metode lama, perkataan merkaptan menggantikan alkhol pada nama
analog alkohol senyawa itu. Misalnya: CH3SH menjadi metil merkaptan.
(CH3OH bernama metil alkohol)
Sebagai sebuah prefiks, istilah sulfanil atau merkapto digunakan.
Sebagai contoh: merkaptopurina.
SIFAT FISIKA TIOL
Bau
Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip dengan bau
bawang putih. Bau tiol sering kali sangat kuat dan menyengat, terutama
yang bermassa molekul ringan. Tiol akan berikatan kuat dengan protein kulit.
Distributor gas alam mulai menambahkan berbagai macam tiol yang berbau
tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah kasus
peledakan sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas yang
mematikan. Walaupun demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap.

Sebagai contoh, tioterpineol bertanggung jawab atas aroma sedap buah


Citrus paradisi.
Titik didih dan kelarutan
Oleh

karena

perbedaan

elektronegativitas

yang

rendah

antara

hidrogen dengan sulfur, ikatan S-H secara praktis bersifat kovalen nonpolar.
Sehingga ikatan S-H tiol memiliki

momen dipol

yang lebih rendah

dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol. Tiol tidak menampakkan efek


ikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun terhadap dirinya sendiri.
Oleh karena itu, tiol memiliki titik didih yang rendah dan kurang larut dalam
air dan pelarut polar lainnya dibandingkan dengan alkohol.
SIFAT KIMIA TIOL
Sintesis
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter.
Reaksinya biasanya lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion
sulfur merupakan nukleofil yang lebih baik daripada atom oksigen.
terbentuk

ketika

halogenoalkana

dipanaskan

dengan

larutan

Tiol

natrium

hidrosulfida.
CH3CH2Br + NaSH heated in ethanol(aq) CH3CH2SH + NaBr
Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor
seperti litium aluminium hidrida dalam eter kering menjadi dua tiol.
R-S-S-R' R-SH + R'-SH
REAKSI REAKSI TIOL
Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang
ditemukan pada alkohol. Oleh karena sulfur dan oksigen berada dalam
golongan tabel periodik yang sama, ia memiliki sifat-sifat ikatan kimia yang
mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan terdeprotonasi membentuk RS
(disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi
RSH.

Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol membentuk tioeter,


tioasetal, dan tioester, yang beranalogi dengan eter, asetal, dan ester. Lebih
jauh lagi, gugus tiol dapat bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol.
Gugus tiol bersifat sedikit asam dengan pKa sekita 10 sampai 11. Dengan
keberadaan basa, anion tiolat akan terbentuk, dan merupakan nukleofil yang
sangat kuat. Gugus dan anion ini dapat dengan mudah teroksidasi oleh
reagen seperti bromin, menghasilkan disulfida (R-S-S-R).
2R-SH + Br2 R-S-S-R + 2HBr
Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti natrium hipoklorit atau
hidrogen peroksida, menghasilkan asam sulfonat (RSO3H).
R-SH + 3H2O2 RSO3H + 3H2O
RUMUS STRUKTUR TIOL
Rumus struktur tiol adalah

R SH. Cara pemberian nama tiol sama

dengan alkohol/alkanol, yaitu dengan menambahkan akhiran tiol- sebagai


pengganti- ol-pada alkohol/alkanol. Gugus-SH-sendiri biasa disebut gugus
merkapto.
6. ETER
TATA NAMA
Nama lazim dari eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus
alkil diikuti kata eter (dalam tiga kata yang terpisah ).
CH3- CH2- O - CH3

Metil etil eter

1) IUPAC
Nama IUPAC adalah alkoksialkana. Dalam hal ini eter dianggap sebgai
turunan alkana yang satu atom H alkana diganti oleh gugus alkoksi ( -OR ).
CH3-CH2-O-CH3 metoksietana
Eter diberi nama sesuai nama alkananya dengan awalan alkoksi
dengan ketentuan sebagai berikut :

Rantai karbon terpendek yang mengikat gugus fungsi O ditetapkan

sebagai gugus fungsi alkoksinya.


Rantaikarbon yang lebih panjang diberi nama sesuai senyawa

alkananya
2) Trivial
Penamaan eter sebagai berikut :menyebutkan nama kedua gugus alkil
yang mengapit gugus O kemudian diberi akhiran eter.
Contoh :
Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial
CH3CH2OCH2CH3

EtoksietanaDietileter / etiletileter

CH3OCH2CH2CH3

Metoksi propane Metilpropileter

CH3CH2OCH2CH2CH3

Etoksi propane Etilpropileter

SIFAT FISIKA ETER

Titik cair dan titik didih eter jauh lebih rendah daripada alkohol.
Eter lebih besar sukar larut dalam air daripada alkohol. Sulit larut

dalam air, karena kepolarannya rendah


Pada umumnya eter tidak bercampur dengan air.
Pada suhu kamar, kelarutan etil eter dalam air hanya 1,5 %. Hal ini
terjadi karena molekul eter kurang polar.

SIFAT KIMIA ETER

Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Eter tidak beraksi dengan logam natrium.
Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Eter sukar bereaksi,
kecuali dengan asamhalida kuat (HI dan H Br)

KEGUNAAN ETER

Eter yang terpenting adalah etil eter yang dalam kehidupan sehair-hari
maupun dalam perdagangan disebut eter.

Kegunaan utama eter adalah sebagai pelarut dan obat bius (anestesi)
pada operasi. Etil eter adalah obat bius yang diberikan melalui
pernapasan, seperti halnya kloroform atau siklopropana.

REAKSI REAKSI ETER

Pembakaran
Eter mudah terbakar membentuk gas karbondioksida dan uap air.
Reaksi dengan Logam Aktif
Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium
(logamaktif).
Reaksi dengan PCl
Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.
Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)
Eter terurai oleh asamhalida, terutama oleh HI. Jika asam halida
terbatas:

7. ESTER
TATA NAMA ESTER
No.

Rumus Struktur

Nama IUPAC

Nama Trivial

H-CO-O-CH3

Metil metanoat

Metil formiat

CH3-CO-O-CH3

Metil etanoat

Metil asetat

CH3CH2-CO-O-CH2CH3

Etil propanoat

Etil propionat

CH3 (CH2) 2-CO-O-CH3

Metil butanoat

Metil butirat

CH3 (CH2) 3-CO-O-

Etil pentanoat

Etil valerat

CH2CH3
Ester turunan alkana diberi nama alkil alkanoat. Yang disebut alkil pada
nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O ( gugus R' ),
sedangkan alkanoat adalah gugus R-COOH-. Atom C gugus fungsi masuk ke
dalam bagian alkanoat.
SIFAT FISIKA ESTER

Ester bersuku rendah berwujud cair encer, ester bersuku tengah


berwujud cair kental, ester bersuku tinggi berwujud padat.
Titik didih dan Titik leleh rendah karena tidak memiliki ikatan H.
Ester bersuku rendah sedikit larut, sedangkan ester bersuku tinggi
makin mudah larut.
Merupakan senyawa nonelektrolit
SIFAT KIMIA ESTER
Tidak terdapat ikatan H, tetapi ada ikatan van der Waals.
Senyawa bersuku rendah sedikit polar, sedangkan senyawa bersuku
tinggi hampir nonpolar
Ester kurang reaktif.
PEMBUATAN ESTER
Ester dapat dibuat dari asam karboksilat dan alkohol dengan pengaruh
asam sulfat pekat. Reaksi ini disebut reaksi pengesteran (esterifikasi) dan
merupakan reaksi kesetimbangan.
BEBERAPA JENIS ESTER DAN PENGGUNAANNYA
Ester mempunyai aroma yang sedap banyak di antaranya terdapat
pada bunga atau buah-buahan sehingga disebut ester buah-buahan. Lilin
(wax, bukan lilin parafin) adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang
dengan alkohol berantai panjang. Salah satu golongan ester yang banyak
terdapat di alam adalah lemak (fat). Beberapa contoh lemak dan minyak
adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak jagung, dan minyak kelapa.
Berdasarkan susunannya, ester terbagi atas tiga golongan, yaitu sari
buah-buahan, lemak atau minyak, dan lilin.
1) Sari buah-buahan, yaitu ester dari alkohol suku rendah atau tengah.
Contoh Ester Sari Buah-Buahan
Nama Senyawa

Aroma

Nama

Aroma

Senyawa
Etil format

Rum

Metil butirat

Apel

n-amil asetat

Pisang

Etil butirat

Nanas

Isoamil asetat

Buah pir

n-propil

aprikot

butirat
n-oktil asetat

Jeruk manis

2) Lemak dan minyak, yaitu ester dari gliserol dan asam karboksilat suku
tengah atau tinggi.
Lemak adalah ester yang terbentuk dari gliserol yang asam
karboksilatnya jenuh (memiliki ikatan tunggal), sedangkan minyak asam
karboksilatnya tak jenuh (memiliki ikatan rangkap).
3) Lilin (waxes), yaitu ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat
suku tinggi
C15H31-COO-C30H61
(mirisil palmitat/lilin tawon)

H51-COO-C30H61
(mirisil serotat/lilin carnauba)

REAKSI-REAKSI ESTER
Proses hidrolisis dalam suasana asam
R-COO-R + H2O R-CO-OH + R-OH
Proses hidrolisis dalam suasana basa
R-COO-R + OH- R-CO-O- + R-OH
Hidrolisis
Ester dapat terhidolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol
dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dan

pengesteran. Hidrolisis lemak atau minyak menghasilkan gliserol dan asamasam lemak. Contoh hidrolisis gliseril tristearat menghasilkan gliserol dan
asam stearat.
Penyabunan
Reaksi ester (khususnya lemak dan minyak) dengan suatu basa kuat
seperti NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Oleh karena itu reaksinya
disebut reaksi penyabunan (saponifikasi). Pada pembuatan sabun juga
terbentuk gliserol sebagai hasil sampingan.
KEGUNAAN ESTER
Ester yang berasal dari buah-buahan digunakan untuk aroma
(essence) pada makanan.
Ester lemak untuk membuat mentega, margarin, dan sabun.
Ester lilin digunakan untuk mobil dan batik, dapat diperoleh dari tawon,
daun palma Bracillia.

8. Keton
TATA NAMA KETON
Nama alkanon diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan
mengganti akhiran a menjadi on. Nama lazim keton adalah alkil alkil keton.
Kedua gugus alkil disebut secara terpisah kemudian diakhiri dengan kata
keton.
CH3-CO-C2H5 metil etil keton
CH3-CO-CH3 dimetil keton
SIFAT-SIFAT KETON

Oksidasi

Keton adalah reduktor yang lebih lemah daripada aldehida. Zat-zat


pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan Fehling tidak dapat
mengoksidasi keton. Oleh karena itu aldehida dan keton dapat dibedakan
dengan menggunakan peraksi-peraksi tersebut.

Reduksi ( Adisi Hidrogen )


Reduksi keton menghasilkan alkohol primer.

KEGUNAAN KETON
Keton yang paling banyak penggunaannya adalah propanon yang
dalam dunia perdangan dan kehidupan sehari-hari disebut aseton. Kegunaan
utama aseton adalah sebagai pelarut untuk lilin, plastik, dan sirlak. Juga
sebagai pelarut untuk selulosa asetat dalam memproduksi rayon. Dalam
kehidupan sehari-hari, kaum wanita menggunakan aseton untuk
mebersihkan pewarna kuku. Beberapa keton siklik merupakan bahan untuk
membuat parfum karena berbau harum.

Anda mungkin juga menyukai