Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH BIOTEKNOLOGI TERHADAP

PENGOLAHAN BAHAN PANGAN


PAPER
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Penilaian Akhir
Semester (PAS) di …………………..
Bandaung - Jawa Barat

LOGO

Disusun oleh :

…………….

NIS. …………

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1

BANDUNG-JAWA BARAT

2018/2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Paper berjudul“Pengaruh Bioteknologi Terhadap Pengolahan Bahan


Pangan”akan dipertanggung jawabkan dalam Ujian Paper yang dilaksanakan
pada tanggal 28 November 2019. Paper ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS) 2019 di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2019/2020.

Bandung, November 2019

Menyetujui,

Pembimbing, Peserta Didik,

…………………………… ……………..
NIP. …………… NIS. ……………

Mengetahui,

Ketua Panitia Paper,

Drs. NURJAMIL, M.Pd.I


NIP. 196308131992031002

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,

Segala puji bagi ALLOH SWT, Rabb alam semesta dengan segala nikmat
dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan tugas paper ini yang berjudul
“Pengaruh Bioteknologi Terhadap Pengolahan Bahan Pangan” yang menjadi
salah satu syarat untuk mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS).

Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungannya Nabi


Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga
akhir zaman.

Dalam penulisan paper ini, penulis mendapat banyak doa, motivasi, dukungan
serta bimbingan dari semua pihak. Maka sepatutnya penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Orang tua tercinta yang senantiasa mendukung, memberi arahan dan


nasehat, memberi semangat, dan selalu menyempatkan berdoa disela-sela
shalatnya.
2. ………………………………………………………………………………
……
3. ………………………………………………………………………………
……
4. ………………………………………………………………………………
……
5. ………………………………………………………………………………
……
6. ………………………………………………………………………………
……
7. ………………………………………………………………………………
……
8. ………………………………………………………………………………
……
9. ………………………………………………………………………………
……
10. ………………………………………………………………………………
……

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan paper ini dapat bermanfaat


bagi semua pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
ketulusan hati pembaca untuk memberikan tanggapan, kritik serta saran yang
membangun dari pembaca.

Bandung, November 2019

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian ................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan ..........................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................4
2.1 Garis Waktu Bioteknologi ..................................................................5
2.2 Fermentasi Makanan ...........................................................................6
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................8
3.1 Pengertian Bioteknologi Pangan .........................................................8
3.2 Pemanfaatan Bioteknologi dalam Pangan ..........................................9
3.3 Makanan dan Bahan Pangan yang Memanfaatkan
Penggunaan Bioteknologi Konfensional ...........................................10
3.4 Dampak dari Penggunaan Bioteknologi Pangan ................................21
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................22
4.1 Kesimpulan .........................................................................................22
4.2 Saran ...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................v
BIOGRAFI PENULIS .....................................................................................vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang


menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna
kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan
enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan mikroorganisme atau
bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan. Dalam
bioteknologi meliputi penggunaan bakteri, jamur serta kultur – kultur
tumbuhan dan hewan ( termasuk teknik hidroponik dan kultur jaringan ).

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi


konvensional / tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional
merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti
tempe, tape, oncom, dan kecap.Bioteknologi konvensional disebut juga
sebagai bioteknologi sederhana. Disebut demikian mungkin karena
bioteknologi jenis ini dikerjakan secara sederhana, bisa menggunakan
peralatan sederhana. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara
efektif dan efisien.

Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan


pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar
mikrobiologi dan biokimia.Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup
berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan,
pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.Dewasa ini,
bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi
telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan
polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya
berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan
datang.

Dari semakin banyaknya pemanfaatan bioteknologi, penulis terusik


untuk membahas penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan, lebih
spesifiknya terkait bioteknologi konvensional dibidang pangan. Apakah
dengan penggunaan bioteknologi tersebut malah semakin banyak manfaat
baik yang didapat ataukah sebaliknya, malah banyak pula dampak negatif
yang diperoleh.Untuk itulah penulis tergugah untuk membuat karya ilmiah
ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari bioteknologi pangan?
2. Apakah aplikasi dari bioteknoogi bahan pangan?
3. Apa sajakah dampak yang dialami manusia dengan adanya
bioteknologi bahan pangan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan bioteknologi pengolahan
bahan pangan
2. Mengetahui peng aplikasian dari bioteknologi bahan pangan
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya bioteknologi bahan
pangan.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah Metode Studi
Referensi yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat,baik
merupakan buku maupun informasi di internet. Dalam metode yag
penulis lakukan, penulis mengumpulkan berbagai referensi yang tepat
dengan permasalahan yang terkait, sumbernya di dapat dari buku-buku dan
sebagian informasi dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Disamping karya tulis ini harus bersifat ilmiah, juga harus tersusun secara
sistematis. Adapun sistematika penulisanadalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Isi dari pendahuluan ini terdapat dari beberapa sub bab yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian, dan
sistem penulisan.
Bab II Landasan Teori

Isi dari landasan teori ini terdiri dari pengertian bioteknologi dan
pengertian fermentasi dan sejarah perkembangan bioteknologi dari waktu
ke waktu.

Bab III Pembahasan

Isi dari pembahasan ini terdiri dari beberapa sub bab yaitu pengertian
bioteknologi pangan, pemanfaatan bioteknologi dalam pangan, makanan dan
bahan yang memanfaatkan penggunaan bioteknologi konvensional, dampak
penggunaan bioteknologi pangan.

Bab IV Penutup

Berisi simpulan dan saran dari masalah yang dibahas.

BAB II
LANDASAN TEORI

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk


hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
(Merck. Biotechnology Institute. 2005).

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan


tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. (Smith JE. 2004. Biotechnology; Studies in Biology. Ed
ke-4. Cambridge: Inggris)

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara


negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.

Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para


penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau
kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. (Clark DP,
Pazdernik NJ. 2009. Biotechnology; Applying the Genetic Revolution. Elsevier:
China).
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika,
kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan
produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman
biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
(Chirikjian JG. 1995. Plant Biotechnology, Animal Cel Culture,
Immunobiotechnology. Vol 1. Jones and Bartlett Publishers: London).

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme


melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi
biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau
merekayasa gen pada organisme tersebut.(Smith JE. 2004. Biotechnology; Studies
in Biology. Ed ke-4. Cambridge: Inggris).

2.1 Garis Waktu Bioteknologi

 8000 SM Pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Bukti bahwa


bangsa Babilonia, Mesir, dan Romawi melakukan praktik
pengembangbiakan selektif (seleksi artifisal) untuk meningkatkan
kualitas ternak.
 6000 SM Pembuatan bir, fermentasi anggur, membuat roti, membuat
tempe dengan bantuan ragi.
 4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri
asam laktat.
 1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia.
 1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.
 1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang
pengembangbiakan hewan.
 1880 Mikroorganisme ditemukan.
 1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan.
 1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian
sifat induk ke turunannya.
 1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata
bioteknologi.
 1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang
digunakan untuk memotong gen gen.
 1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh
Kohler dan Milstein.
 1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan
menggunakan bakteri yang terdapat pada usus besar.
 1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan.
Model prokariot-nya, E. coli, digunakan untuk memproduksi insulin
dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5% pengidap diabetes
alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia.
 1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat
"flavor saver" (Flavr Savr).
 2003 Perampungan Human Genome Project.

2.2 Fermentasi Makanan


Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefiniskan fermentasi sebagai resprasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi.Berberapa contoh
hasil fermentasi adalahetanol, asam laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi
seperti asam buirat dan aseton. Ragi dikeal sebgai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam
bir,anggur,dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak mwmiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai
bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk
sampingannya.Akumulasi sam laktat inilah yang berperan dalam
menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong)
adalah proses fermentasi yang sangat dienal di Indonesia. Proses
fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai
dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang
sering dilakukan adalah pross pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Bioteknologi Pangan

Bioteknologi makanan adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk


peningkatan produksi makanan. Segera setelah manusia mulai terlibat
dalam pembiakan selektif tanaman dan hewan, mereka berlatih
bioteknologi.Di era modern, ilmu ini sangat kompleks dan mencakup
perangkat seperti modifikasi genetik untuk menjamin hasil yang dapat
diandalkan dan diinginkan.Perusahaan-perusahaan swasta, instansi
pemerintah, dan lembaga pendidikan semua memiliki kepentingan dalam
topik ini.

Salah satu penggunaan bioteknologi makanan dalam produksi


tanaman yang lebih baik.Ini termasuk tanaman dengan buah-buahan yang
lebih besar, biji, dan komponen yang dapat digunakan lainnya serta hasil
yang lebih tinggi.Sebuah contoh dapat dilihat pada jagung.Jagung liar
yang paling dekat dengan nenek moyangnya adalah rumput biasa-biasa
saja dengan manfaat gizi yang minimal.Galur jagung modern dapat
tumbuh sangat cepat, menghasilkan buah yang besar dan banyak, dan
menawarkan berbagai manfaat nutrisi, tergantung pada jenisnya.

Tanaman dan hewan dapat dimodifikasi dengan bioteknologi


makanan untuk meningkatkan hasil panen dan membuat lebih
mudah.Misalnya, tanaman lama dapat dibiakkan atau direkayasa dengan
mesin panen sehingga buruh tani tidak perlu secara manual memilih.Hal
ini dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan keamanan bagi
pekerja, dan meningkatkan hasil panen. Demikian juga, hewan dapat
dibiakkan untuk dewasa dengan cepat dan menghasilkan sejumlah besar
daging atau susu.
Tanaman juga dapat dimodifikasi untuk menambah nutrisi, sebuah
praktek yang digunakan dengan beberapa jenis beras dikembangkan untuk
mengatasi kelaparan.Mereka termasuk vitamin biasanya tidak hadir dalam
beras untuk mengurangi risiko kekurangan vitamin pada populasi yang
miskin. Bioteknologi makanan dapat melibatkan pengembangan pestisida,
herbisida, dan resistensi hama pada tanaman untuk mengurangi kerugian
dan memungkinkan petani untuk kimia mengobati tanaman untuk kontrol
yang lebih baik. Ini mungkin memerlukan rekayasa genetika di
laboratorium dalam beberapa kasus untuk mencapai sifat-sifat yang
diperlukan.

Beberapa bioteknologi makanan tidak secara langsung terkait


makanan, tetapi tidak melibatkan tanaman pertanian.Perusahaan farmasi
dapat menggunakan rekayasa genetika untuk memaksa tanaman untuk
menghasilkan senyawa yang berguna, misalnya.Demikian pula, biji-bijian
seperti jagung dapat direkayasa untuk menghasilkan beban yang lebih
tinggi dari minyak dan senyawa lainnya yang berguna dalam produksi
industri. Tanaman yang digunakan untuk membuat bahan bakar nabati,
misalnya, dapat direkayasa untuk memberikan hasil yang lebih tinggi per
hektar dari bahan yang dapat digunakan.

3.2 Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Pangan

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi


konvensional / tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional
merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti
tempe, tape, oncom, dan kecap.Mikroorganisme dapat mengubah bahan
pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya
termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi
masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu
adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu
adanya penggunaan enzim.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah


mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip ilmiah melalui penelitian.Dalam bioteknologi modern orang
berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.

Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri


makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa
genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya.
Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-
masa yang akan datang.

3.3 Makanan Dan Bahan Pangan Yang Memanfaatkan Penggunaan


Bioteknologi Konvensional

3.3.1Pengolahan produk susu

1. Yoghurt

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih


dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu
Lactobacillus bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua
bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang
seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur
45˚C. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0
sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu
didinginkan dan dapat diberi cita rasa. Yoghurt merupakan
minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan dengan
susu biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap
lambung dan usus yang terluka.

Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah


sehingga mencegah penyumbatan di pembuluh darah.

Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih


dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah dingin,
ke dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada
suhu 38˚C – 44˚C atau selama 12 jam pada suhu 32˚C. Pada masa
inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat
yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah,
kacang, atau rasa lain yang diinginkan.Yoghurt mengandung jutaan
bakteri menguntungkan sehingga sanggup menekan bakteri yang
merugikan dalam saluran pencernaan, yoghurt juga lebih mudah
dicerna dibandingkan susu biasa.
2. Keju

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu


Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi
memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses
pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90˚C
atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30˚C.
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.

Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu


terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian
ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan
dengan enzim buatan, yaitu klimosin.Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperature 32˚C – 420˚C dan
ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan
disimpan agar matang.Adapun whey yang terbentuk diperas lalu
digunakan untuk makanan sapi.
3. Mentega

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme


Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri
tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi
cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak
mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

3.3.2 Produk makanan non susu

1. Kecap

Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan


pada kulit gandum terlebih dahulu.Jamur Aspergillusoryzae
bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama
akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
2. Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan


masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat
merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu
makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi
kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat
dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat
beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas
penyebarannya adalah tempe kedelai.

Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe


mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan
mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar
kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas,
mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi.

Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini


kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan
empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopusarrhizus, dan
Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat
keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi
produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan
tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali
lipat.

3. Tape

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan


sel-sel ragi.Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat
tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat
kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.

4. Anggur
Atau juga populer disebut dalam bahasa Inggris: wine adalah
minuman beralkohol yang dibuat dari sari anggur jenis Vitis
vinifera yang biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat
lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol yang dibuat dari
sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga
15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine).

Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah


anggur. Ada beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red Wine,
White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Sweet Wine, dan
Fortified Wine:

 Red Wine adalah wine yang dibuat dari anggur merah (red
grapes). Beberapa jenis anggur merah yang terkenal di
kalangan peminum wine di Indonesia adalah merlot, cabernet
sauvignon, syrah/shiraz, dan pinot noir.
 White Wine adalah wine yang dibuat dari anggur putih (white
grape). Beberapa jenis anggur hijau yang terkenal di kalangan
peminum wine di Indonesia adalah chardonnay, sauvignon
blanc, semillon, riesling, dan chenin blanc.
 Rose Wine adalah wine yang berwarna merah muda atau
merah jambu yang dibuat dari anggur merah namun dengan
proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan
dengan proses pembuatan Red Wine. Di daerah Champagne,
kata Rose Winemengacu pada campuran antara White Wine
dan Red Wine.
 Sparkling Wine adalah wine yang mengandung cukup banyak
gelembung karbon dioksida di dalamnya. Sparkling Wine yang
paling terkenal adalah Champagne dari Prancis. Hanya
Sparkling Wine yang dibuat dari anggur yang tumbuh di desa
Champagne dan diproduksi di desa Champagne yang boleh
disebut dan diberi label Champagne.
 Sweet Wine adalah wine yang masih banyak mengandung gula
sisa hasil fermentasi (residual sugar) sehingga membuat
rasanya menjadi manis.
 Fortified Wine adalah wine yang mengandung alkohol lebih
tinggi dibandingkan dengan wine biasa (antara 15% hingga
20.5%). Kadar alkohol yang tinggi ini adalah hasil dari
penambahan spirit pada proses pembuatannya.

5. Roti

Pembuatan roti juga melalui proses fermententasi. Proses


fermentasi ini dibantu dengan bantuan yeast atau khamir yaitu
sejenis jamur. Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan
menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon
dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna
untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan
menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven
akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini
dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi.
Hasilnya seperti yang Anda lihat roti akan berwarna kekuningan
dan lembut, tetapi jika tidak beruntung roti akan keras dan padat
(bantat).
6. Nata De Coco

Nata de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh bakteri


/Acetobacter xylinum. Nata sebenarnya adalah polisakarida
(elulosa) yang disintesis bakteri tersebut selama proses fermentasi
berlangsung. Biosintesis selulosa ini menggunakan sumber gula
yang berasal dari medium air kelapa, yaitu glukosa dan fruktosa.

7. Oncom

Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan


bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan
zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami.
Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease
yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat
menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai,
singkong, atau kelapa.Fermentasi ini juga menyebabkan
terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma
sedap.
8. Tauco

Tauco merupakan produk fermentasi biji kedelai oleh kapang,


khamir, ataupun bakteri. Pada pembuatan tauco tserdapat dua tahap
proses fermentasi yaitu fermentasi tahap pertama dilakukan oleh
kapang, seperti pada pembuatan tempe. Dan fermentasi tahap
kedua dilakukan oleh bakteri atau khamir yang halotoleran dalam
larutan garam. Mikroorganisme yang terlibat dalam pembuatan
tauco, antara lain Aspergillus oryzae, Rhizopus oligosporus,
Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., Zygosaccharomyces
soyae.
9. Cuka

Cuka merupakan bahan penyedap hasil oksidasi etanol oleh bakteri


Acetobacter.
C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O + Energi
Etanol Oksigen Asam cuka Air

Etanol itu sendiri dapat berasal dari bir, anggur, atau sari buah apel.
Cuka bersifat sangat asam sehingga sebelum digunakan harus
diencerkan dulu dengan air.

10. Terasi

Terasi merupakan produk fermentasi dari udang atau ikan menjadi


bentuk pasta berwarna merah kecokelatan dan beraroma khas.
Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi terasi, antara lain
Bacillus, Pediococcus, Lactobacillus, Brevibacterium, dan
Corynebacterium.
3.4. Dampak Dari Penggunaan Bioteknologi Pangan

3.4.1 Dampak Positif

 Menghasilkan produk minuman dan makan hasil fermentasi asam.


 Menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi
alkohol.
 Menghasilkan produk makanan yang memiliki nilai gizi yang
tinggi.
 Menghasilkan produk bahan penyedap.

3.4.2 Dampak Negatif

1. Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen


yang resisten terhadap antibiotik.
2. Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone)
atau hormon pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan
kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan
manusia..
3. Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan
unggas tersebut mengandung genetic modified organism (GMO)
yang dikhawatirkan membahayakan manusia.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bioteknologi dalam bidang pangan merupakan cabang ilmu yang


mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi dan lainnya) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim,alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan bahan pangan. Dampak positif sekaligus manfaat bioteknologi
dalam bidang pangan adalah menghasilkan produk makanan yang bergizi
tinggi, menghasilkan produk makanan dan minuman dari hasil fermentasi
alkohol maupun dari hasil fermentasi asam, dan menghasilakan produk bahan
penyedap.
Adapun produk dari bioteknologi dalam pangan antara lain tempe,
roti, nata de coco, tapai, bir, yoghurt, keju,mentega, oncom, tauco, kecap,
terasi,dan cuka.

4.2 Saran
1. Pembuatan produk makanan harus dilakukan dengan teliti dan tepat agar
mendapatkan makanan yang bergizi tinggi,
2. Sebaiknya penerapan bioteknologi dalam bidang pangan diperlukan
pengawasan dari pihak yang ahli dibidangnya,
3. Sterelisasi harus dilakukan dengan baik,dan
4. Harus tetap memperhatikan zat gizi yang terkandung dalam makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi,D.A,dkk.2015.Biologi untuk SMA/MA kelas XII.Jakarta:Penerbit


Erlangga.

Prawirohartono,Slamet. 2004.Sains Biologi.Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat,Nur,dkk. 2006.Mikrobiologi Industri.Malang:Penerbit Andi

https://www.sridianti.com/pengertian-bioteknologi-makanan.html

http://sangpujanggakecil.blogspot.com/2014/11/makalah-bioteknologi-dalam-
bidang-pangan.html?m=1
RIWAYAT PENULIS

FOTO PENULIS

Despkripsi Pribadi Penulis

Adapun riwayat pendidikan sebagai berikut :

1. TK …
2. SD …
3. SMP …
4. MAN …
Adapun riwayat berorganisasi sebagai berikut :
1. ………
2. ………
3. ………
4. ………
5. ………

Anda mungkin juga menyukai