Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN KEBERADAAN ZAT ADITIF PADA PLASTIK KEMASAN

DENGAN METODE SPEKTRAFOTOMETER INFRA MERAH

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK II

KELAS B

Moh. Irfan B. Gobel


Riyan Riyarto T. Misilu
Rifka Damayanti
Nuraini Palari

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak)
dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu,
kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam
tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan,
aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh.
Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang
diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar
semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu
jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.
Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu
menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita
perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang
tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan
gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat
aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain.
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan
untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi,
menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain. Penggunaan zat aditif sendiri sudah
berlangsung sejak lama di masyarakat, baik yang sintetis maupun alami. Dan saat ini hampir
semua orang sangat bergantung pada penggunaan zat aditif ini dalam kehidupannya. Dalam
industri makanan dan minuman, zat aditif ini merupakan faktor kunci untuk menghasilkan
produk yang baik dan disenangi konsumen. Sedangkan penggunaannya untuk keperluan
rumah tangga bertujuan untuk meningkatkan citarasa dari suatu makanan
Di era moderen ini banyak produk-produk makanan berwarna dan enak dalam kemasan
yang dijual di supermarket ataupun warung-warung. Produk-produk yang seperti inilah yang
digemari pembeli, seperti anak-anak. Mereka lebih senang dengan rasa makanan tersebut
karena rasanya yang unik. Tapi mereka tidak pernah tahu bahan yang digunakan untuk
membuat makanan tersebut. Produk-produk tersebut banyak mengandung zat aditif dalam
proses pembuatannya. Penggunaan zat aditif sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Para
produsen berlomba-lomba membuat produk mereka terlihat menarik dengan menambahkan
berbagai jenis zat aditif secara berlebihan, padahal sebenarnya mereka tahu bahwa
penggunaan zat aditif secara berlebihan dapat menyebabkan masalah yang cukup serius bagi
kesehatan konsumen. Selain itu mereka juga telah melanggar peraturan yang di buat
pemerintah.
Penggunaan bungkus atau kemasan plastik di masyarakat semakin meningkat.
Kemasan plastik dianggap murah dan praktis untuk pembungkus, termasuk pembungkus
makanan. Alasanlain menggunakan plastik untuk pembungkus makanan karena pembungkus
non-plastik seperti kertas pengemas maupun daun dianggap sulit diperoleh dan mudah rusak
disbanding.kemasan plastik. Sekarang roti, biskuit, mi instan, juga air mineral menggunakan
plastik sebagai pembungkus. Tidak hanya produk pabrikan, dalam kehidupan sehari-hari
pedagang makanan jugacenderung menggunakan plastik untuk membungkus makanan.
Penentuan keberadaan zat aditif pada kemasan makanan dapat dilakuakan menggunakan
perlakuan pemanasan dengan memahami prinsip dasar spektrofotometri inframerah.
instrumen yang digunakan untuk megukur serapan radasi inframerah pada berbagai panjang
gelombang disebut spektrofotometer inframerah. Pita-pita inframerah dalam sebuah spectrum
dapat dikelompokkan menurut intensitasnya: kuat (strong (s) medium (m) dan lemah (weak).
Suatu pita lemah yang bertumpang tindih dengan suatu pita kuat dinamakan bahu (Sh,
Shoulder). Banyaknya gugus yang identik dalam sebuah molekul mengubah kuat relative pita
absorbsinya dalam suatu spectrum. Misalnya, suatu gugus tunggal dalam sebuah molekul
menghasilkan absorsi yang agak kuat. Sedangkan absorbs suatu gugus CH, maka efek
gabungan dari absorpsi CH ini akan menghasilkan suatu pucak yang bersifat medium atu
bahkan kuat (Fessenden dan Fessenden: 1986).

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan
pemanasan
2. Bagaimana Memahami prinsip dasar spektrofotometri inframerah dan menggunakannya
untuk indentifikasi zat
3. Bagaiamana Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan
dengan hasil analisis
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan pemanasan
2. Memahami prinsip dasar spektrofotometri inframerah dan menggunakannya untuk
indentifikasi zat
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal berkaitan dengan hasil
analisis

BAB II

PEMBAHASAN

Tinjauan Pustaka
Atom-atom didalam suatu molekul itu tidak diam melainkan bervibrasi(bergetar). Ikatan
kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan sebagai dua boa yang dihubungkan oleh
suatu pegas. Bila radiasi inframerah dilewatkan melalui suatu cuplikan maka molekul-
molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan terjadilah transisi di antara tingkat
vibrasi dasar dan tingkat tereksitasi .Contoh suatu ikatan C-H yang bervibrasi 90 triloin kali
dalam satu detik harus menyerap radiasi inframerah pada frekuensi tersebut untuk pindah
ketingkat vibrasi tereksitasi pertama. Pengabsorpsian energi pada frekuensi dapat dideteksi oleh
spektrofotometer infra merah yang memplot jumlah radiasi infra merah yang akan memberikan
informasi enting tentang tentang gugus fungsional suatu molekul.

Inframerah merupakan radiasi elektomagnetik dari suatu panjang gelombang yang lebih
panjang dari gelombang tampak tetapi lebih panjang dari gelombang mikro. Spestroskopi
inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi yang didasarkan pada penyerapan
inframerah oleh senyawa. Karena spectrum IR memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
dari panjang gelombang yang lain maka energy yang dihasilkan oleh spectrum ini lebih kecil dan
hanya mampu menyebabkan vibrasi atom-atom pda senyawa yang menyerapnya.

Daerah radisai sinar inframerah terbagi menjadi 3:

1. Daerah IR dekat (13000-4000 cm-1)

2. Daerah IR tengah (4000-200 cm-1)

3. Daerah IR jauh (200-10 cm-1)

Kebanyakan analisis kimia berada pada daerah IR tengah.IR jauh digunakan untuk
menganalisis mzat organik,anorganik dan organologam yang memiliki atom berat(massa atom
diatas 19).Sedangkan IR dekat menganalisis kuantitatif denagn kecepatan tinggi.Karena panjang
gelombang IR lebih pendek dari apnjang gelombang sinar tampak ataupun sinar UV maka
energy IR tidak mampu mentransisikan elekttron ,melainkamn hanya menyebabkan molekul
hanya bergetar.

Syarat molekul yang dapat menyerap sinar IR:

Vibrasi dan rotasi molekul disertai dengan perubahn netto dari momen dikutubnya

Molekkulnya berupa dipole atau tidak simetris


Energi radiasi =perbedaan energi molekul dalam tingkat dasardan tingkat tereksitasi

Setiap molekul memiliki harga energy tertentu .Bila suatu senyawa menyerap energy dari
sinar IR maka tingkatrn energy didalam molekul itu akan tereksitasi ketingkatan energy yang
lebih tinggi .Sesuai dengan energy yang diserap maka yang akan terjadi pada molekul itu adalah
perubahan energy vibrasi yang diikuti dengan perubahan energy rotasi .Interksi ini terjadi
dengan syarat adnya perubahan momen dipol sebagai akibat dari vibrasi. Radiasi medan listrik
berubah ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo
salah satu gerakan molekul.Selain itu energy yang dihasilkan oleh sianr IR harus sesuai dengan
energy yang dibutuhkan oleh atom untuk bervibrasi. Senyawa seperti O2dan N2 tidak memiliki
perubahn mimen dipole dalm vibrasinya sehingga tidak dapt mengadsropsi sinar IR.

Vibrasi khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya disebut vibrasi finger print.Vibrasi
molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar yaitu:

Vibrasi Regangan .vibrasi ini menyangkut konstanta vibrasi antara dua atom sepanjang sumbu
ikatan.

Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan
terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan
ada dua macam, yaitu:

a. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar.

b. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam
satu bidang datar.

b. Vibrasi Bengkokan (Bending), terdiri dari : scissoring, rocking, wagging, dan twisting.
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat
menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi atom
atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :

1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam
bidang datar.

2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam
bidang datar.

3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar.

Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang


menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.

Semakin rumit struktur semakin banyak bentuk-bentuk vibrasi yang mungkin


terjadi.Akibatnya kita akan melihat banyak pita-pit adsorpsi yang diperoleh pada spektrum
inframerah.Bahkan bisa lebih rumit bergantung pada moekul dan kepekaan instrumen.

Komponen Alat Spektrofotometri IR


Komponen :
1. Sumber Energi :
Sumbernya dapat berupa Nernest atau lampu Glower, yang dibuatt dari oksida-oksida
zirconium dan yttrium, berupa batang berongga dengan diameter 2mm dan panjang 30mm.
batang ini dipanaskan sampai 15000-2000 C dan akan memberikan radiasi di atas 7000 cm-
1.
Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nernst Glower, Globar, dan Kawat Nikhrom.
Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y) yaitu ZrO 2 dan
Y2O3, atau campuran oksida thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst Glower ini berupa
silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung silinder dilapisi
platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada
panjang gelombang 1,4 m atau bilangan gelombang 7100 cm-1. Globar merupakan sebatang
silicon karbida (SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm. radiasi
maksimum Globar terjadi pada panjang gelombang 1,8-2,0 m atau bilangan 7100 cm -1.
Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr), mempunyai radiasi lebih
rendah dari Nernst Glower dan Globar.
2. Monokromator:
Digunakan untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginan, sehingga diperoleh sinar
yang monokromatis, terdiri dari sistem celah (masuk-keluar) tempat sinar dari sumber
radiasi masuk ke dalam sistem monokromator; alat pendispersi berupa prisma/kisi difraksi
akan menguraikan sinar menjadi komponen panjang gelombang. Monokromator yang
digunaan untuk alat infra merah umumnya terbuat dari berbagai macam bahan,
missal:prisma (umumnya dalam littrow mounting) dan celah yang terbuat dari gelas, lelehan
silika, LiF, CaF2, BaF2, NaCl, AgCl, KBr. Tetapi pada umumnya prisma NaCl digunaan
untuk daerah 4000-6000 cm-1. dan prisma KBR untuk 400 cm-1.

3. Wadah sampel:
Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan sampel yang akan dianalisis. Wadah
sampel yang digunakan disesuaikan pada bentuk fisik sampel yang akan dianalisis. Wadah
sampel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan
lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan untuk menaikkan
sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali
melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai
panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua
keping senyawa yang transparan terhadap radiasi inframerah. Dapat pula dibuat larutan yang
kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.Wadah sampel untuk padatan mempunyai
panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel
berbentuk padatan ini dapat dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan
menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1 2,0 % berdasar berat) sehingga merata kemudian
ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull) dibuat dengan mencampur sampel
dan setetes bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan di antara dua keping NaCl
yang transparan terhadap radiasi inframerah. Bahan pasta yang biasa digunakan adalah
parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut yang mudah
menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sampai menguap.
4. Sampel
Sempel Padatan
Nujol Mull:
Cara persiapan sampel dengan menggunakan Nujol Mull yaitu: Sampel digerus dengan
mortar dan pestle agar diperoleh bubuk yang halus. Dalam jumlah yang sedikit bubuk
tersebut dicampur dengan Nujol agar terbentuk pasta, kemudian beberapa tetes pasta ini
ditempatkan antara dua plat sodium klorida (NaCl) yang transparan terhadap radiasi
inframerah.Kemudian plat ditempatkan dalam tempat sampel pada alat spektroskopi
inframerah untuk dianalisis.
Pelet KBr
Sedikit sampel padat dan bubuk KBr murni (kira-kira 200 mg) (kira-kira 1 - 2 mg) (0,1
2,0 % berdasar berat Campuran ini kemudian ditempatkan dalam cetakan dan ditekan
dengan menggunakan alat tekanan mekanik. Tekanan ini dipertahankan beberapa menit,
kemudian sampel (pelet KBr yang terbentuk) diambil dan kemudian ditempatkan dalam
tempat sampel pada alat spektroskopi inframerah untuk dianalisis. Pelet KBr dibuat dengan
menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1 2,0 % berdasar berat) sehingga merata kemudian
ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis.
Sampel Cairan
Bentuk ini adalah paling sederhana dan metode yang paling umum pada persiapan
sampel. Setetes sampel ditempatkan antara dua plat KBr atau plat NaCl untuk membuat film
tipis. Kemudian plat ditempatkan dalam tempat sampel alat spektroskopi inframerah untuk
dianalisis. umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm Dapat pula dibuat
larutan yang kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.
Sampel Gas.
Untuk sample gas gas, dibutuhkan sebuah sel silinder/tabung gas dengan jendela pada
setiap akhir pada sebuah material yang tidak aktif inframerah seperti KBr, NaCl atau CaF 2.
Sel biasanya mempunyai inlet dan outlet dengan keran untuk mengaktifkan sel agar
memudahkan pengisian dengan gas yang akan dianalisis. Untuk sampel berbentuk gas
digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan
untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi
berulang kali melalui sampel.
5. Detektor:
Alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda
dengan detector lainnya (misalnya phototube), pengukuran radiasi infra merah lebih sulit
karena intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya signal
dari detector infra merah ecil sehingga dalam penguurannya harus diperbesar dengan
menggunaan amplifier. Terdapat dua macam detector yaitu thermocouple dan bolometer.
6. Rekorder:
Alat perekam untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data dari detector.
Pada dasarnya spektrometer FTIR sama dengan spektrofotometer FTIR sama degan
spektrofotometer IR yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem optiknya sebelum
berkas sinar inframerah melewati sampel.Sistem optik spektrofotometer IR dilengkapi dengan
cermin diam.Dengan demikian radiasi inframerah akan menimbulkan perbedaan jarak yang
ditempuh menuju cermin bergerak dan cermin yang diam.Pada sistem optik fourier traansform
infared digunakan radiasi laser yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan
radiasi inframerah agar sinyal radiasi inframerah yang diterima oleh detektor secara utuh dan
lebih baik.

Alat dan Bahan


Alat
Gunting 1 buah
Interferometer FTIR 1 set
Pengaduk magnet dengan dengan pemanas 1 set
Gelas kimia 1 buah
Pinset 1 buah
Bahan
Etanol 120 mL
Sampel plastik plastik wrap (2 buah film yang sudah
digunting)
Langkah kerja
Pengukuran sampel plastik kemasan tanpa perlakuan.
Sampel plastik kemasan digunting dengan ukuran 5x5 cm, kemudian sampel plastik
dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi pelarut etanol dingin. Sampel tersebut dikeringkan
dan ditempatkan pada tempat sampel. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan
spektrometer FTIR.
Pengukuran sampel plastik dengan perlakuan.
Sampel plastik kemasan digunting dengan ukuran 5x5 cm. Sampel plastik dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berisi pelarut etanol panas dan selanjutnya terus dipanaskan selama 1
jam dengan menggunakan hotplate, diaduk, dikeringkan dan ditempatkan pada tempat sampel.
Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan menggunakan spektrometer FTIR.
Cara pengoprasian spektometer FTIR
1. Persiapan
Alat FTIR di ON-kan sumber arus listrik, di ON-kan alat, di ON-kan alat komputer,
ditunggu.
2. .Pengukuran
Alat komputer di klik ganda shortcut, ditunggu beberapa saat sampai keluar dialog box,
diklik ok. Menu pada layar di klik FTIR 8400 pada menu instrumen, diklik BK6 Start
untuk memulai pengukuran.
Spektra pada layar ditunggu sampai menghilang, ditempatkan sampel siap ukur pada
tempat sampel dari alat inferometer, diisi dialog box dengan identitas sampel, diklik sampel
start, ditunggu spektra yang diperoleh. Spektra yang diperoleh muncul di layar, diklik peak
tabel pada menu calc untuk memunculkan harga bilangan gelombang, treshold dan norse
level ditentukan untuk mengatur pemunculan harga bilangan gelombang.
3. Mematikan FTIR
Alat komputer di OFF-kan, demikian pula dengan interferometer serta sumber arus
listriknya.
Hasil dan Analisis Data IR
Penentuan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan dengan menggunakan spektrometer
IR. Sampel yang digunakan adalah plastik wrap. Pada praktikum ini dilakukan dua analisis
sampel, yaitu analisis sampel dengan melalui pemanasan dan analisis sampel tanpa melalui
pemanasan.
Sebelum sampel disimpan pada holder sampel, terlebih dahulu digunting sampel tersebut
dengan ukuran kira-kira 3x3 cm sebanyak 2 buah. Sampel yang pertama dicelupkan kedalam
larutan etanol tanpa melalui pemanasan, hal ini bertujuan agar pengotor-pengotor yang ada pada
plastik dapat terlarut. kemudian dikeringkan dan apabila sudah kering, maka sampel bisa
disimpan pada holder sampel dan kemudian d analisis. Sedangkan sampel yang kedua,
dicelupkan pada pelarut etanol, lalu dipanaskan selama satu jam, pemanasan sampel pada pelarut
etanol ini bertujuan untuk melarutkan zat aditif yang terdapat pada plastik wrap. Setelah itu
dikeringkan dan disimpan disampel holder baru bisa dianalisis. Dari perbedaan ini dilakukan
untuk mengetahui keberadaan zat aditif pada sampel plastik dengan membandingkan spektrum
yang sebelum pemansan dan yang sesudah pemanasan. Dalam hal ini diharapkan pada spektra
sampel yang melalui perlakuan pemansan, ada beberapa peak yang hilang yang diduga adalah
peak dari zat aditif.
Selain itu pada proses pergantian, pemberian perlakuan, dan pengeringan plastik wrap.
Plastik wrap tidak boleh disentuh secara langsung oleh kulit, melainkan harus menggunakan
pinset. Hal ini agar plastik tidak terkena lemak yang terdapat pada tangan yang dapat
mempengaruhi hasil spektra IR yang akan diperoleh. Karena dalam lemak terdapat gugus asam
karboksilat dan alkil yang dapat terdeteksi oleh IR.
Sampel yang telah dianalisis dengan menggunakan FTIR, baik yang melalui pemanasan dan
yang tanpa melalui pemanasan dibandingkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh proses pemanasan terhadap keadaan zat aditif plastik yang ditandai dengan perubahan
pada spektra IR yang dihasilkan.
Analisis spektra plastik wrap tanpa pemanasan
Pada spektra yang dihasilkan terhadap beberapa puncak spektra yaitu terdapat minimal 13
puncak yang teridentifikasi, akan tetapi secara umum terdapat 4 puncak dominan, yaotu pada
bilangan gelombang (719.4 ; 1463.9 ; 2850.6 ; 2914.2) cm -1. Dibawah ini gugus-gugus yang
sesuai dengan bilangan gelombang diatas.

Bilangan Gelombang Penafsiran


(cm-1)
719,4 Menunjukan adanya C- Cl
1463,9 Menunjukan adanya CHx (sp3) bending
2850,6 Menunjukan adanya gugus OH
2914,2 Menunjukan adanya alkil C-H streching

Analisis spektra plastik wrap yang melalui pemanasan


Pada plastik yang melalui pemanasan terdapat beberapa puncak yang dihasilkan, yaiti sebagai
berikut :

Bilangan Gelombang Penafsiran


(cm-1)
719,4 Menunjukan adanya C- Cl
1463,9 Menunjukan adanya CHx (sp3) bending
2850,6 Menunjukan adanya gugus OH
2914,2 Menunjukan adanya alkil C-H streching

Dari sampel plastik kemasan spektra yang muncul sebelum dan setelah pemanasan dikatakan
sama. Hal ini terlihat ketika kedua spektra tersebut digabung dalam satu gambar. Dari kedua
spektra tersebut dapat dilihat adanya empat peak dengan intensitas yang tajam.
Dari spektra FTIR untuk sampel plastik dengan perlakuan pemanasan diperoleh peak-peak
yang mirip dengan peak-peak pada spektra FTIR untuk sampel tanpa pemanasan (terjadi
overlapping kedua spektra), dapat dikatakan tidak berubah. Ini menandakan bahwa komposisinya
tidak berubah dengan pemanasan, tidak ada spesi yang larut dalam etanol. Dengan kata lain,
sampel plastik kemasan yang melalui perlakuan pemanasan tidak mengandung zat aditif.
Analisis sampel
Plastik wrap sering digunakan untuk membungkus makanan, buah-buahan dan sebagainya.
Maka akan ada kontak langsung antara plastik wrap dengan makanan sehingga ada kemungkinan
sebagian dari zat aditif yang terkandung dalam plastik wrap akan tertinggal pada makanan,
karena didalam makanan terdapat bahan-bahan organik (lemak, minyak, alkohol) yang dapat
melarutkan polimer pada plastik wrap keadaan panas. Dan jika ini terjadi, maka besar
kemungkinan zat tersebut ikut terkonsumsi. Jika ada bagian dari polimer yang terdapat pada
plastik wrap yang termakan akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Plastik wrap terbuat dari polimer, yaitu polivinilklorida (PVC). PVC merupakan polimer yang
berasal dari vinilklorida sebagai monomernya. Vinilklorida merupakan molekul aktif infra
merah, artinya molekul yang memiliki momen dipol asimetris sehingga molekul vinilklorida
dapat terdeteksi keberadaannya didalam plastik wrap.
Berdasarkan penafsiran tersebut, diduga bahwa sampel plastik wrap yang
digunakan merupakan polivinilklorida (PVC), polimer dari vinilklorida.
Spektrum FTIR untuk PVC, dapat diperkirakan karena struktur dari PVC sudah diketahui.
Pada PVC ada beberapa ikatan yaitu, C-C, C-H, CH2. Diperkirakan akan ada tiga peak yang
paling tampak yaitu pada katan C-H, CH2 pada alkana dan juga ikatan C-Cl. Ini menunjukan
bahwa terjadi perubahan komposisi dalam sampel yang dipanaskan, ada komponen yang larut.
Dengan kata lain, terdapat zat aditif dalam sampel plastik kemasan yang melalui pemanasan, dan
diperkirakan adalah bis(2-etiheksil) adipatz
Adanya sebagian dari PVC yang terlarut dalam pelarut organik, dapat diketahui dari spektrum
yang muncul antara sebelum pelarutan dan pemanasan dengan setelah pelarutan dan pemanasan.
Jika ada PVC yang terlaru ketika pelarutan disertai pemanasan, spektrum setelah pelarutan akan
menunjukan perbedaan dengan spektrum sebelum pemanasan.
Perbedaannnya terletak pada peak yang akan muncul. Peak yang akan muncul akan berkurang
atau bisa jadi hilang sama sekali. Pada praktikum yang dilakukan kali ini, pada plastik wrap yang
dianalisis peak yang dominan antara sampel plastik yang melalui pemanasan dan tanpa melalui
pemansan memiliki kesamaan, akan tetapi setelah kedua kromatogram dibandingkan dengan cara
menggabungkannya, terdapat peak-peak yang hilang, meski peak yang hilangnya itu bukan dari
peak yang dominan, melainkan peak-peak antaranya. Maka dengan ini ada gugus fungsi yang
terlarut pada pelarut organik dengan melalui pemanasan. Oleh karena itu, gugus fungsi ini
merupakan zat aditif yang ditambahkan pada plastik. Dilihat dari frekuensi dan rumus struktur
zat aditif yang sudah ada, dapat disimpulkan bahwa zat aditif pada plastik wrap adalah PVC.
Fakta tentang kandungan zat aditif ini menunjukan bahwa sampel plastik kemasan melalui
pemanasan tidak layak digunakan untuk pengemasan makanan terutama yang dalam
perlakuannya melibatkan pemanasan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini bahwa plastik wrap yang dianalisis mengandung zat aditif. Zat aditif
yang terkandung ialah dari PVC.

DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Hendayana, Sumar. (2006) . KIMIA PEMISAHAN Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen (KI 512). Bandung
: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Hayati, E.K,. 2007. Dasar-dasar Analitis Spektroskopi. Malang: KJM
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai