Anda di halaman 1dari 32

1

Bab I. Pendahuluan c

1.1 Latar Belakang Perancangan


Perkembangan pembangunan industri di Indonesia semakin meningkat.
Kemajuan ini tampak dengan semakin banyak berdirinya pabrik yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi. Perkembangan pabrik triacetin di Indonesia
masih kecil dan melihat ketersediaan bahan baku gliserol yang meningkat seiring
meningkatnya produksi biodiesel mendorong untuk dikembangkannya pabrik
Triacetin (Adisaputra, 2013). Gliserol biasanya terbentuk dengan massa 10wt%
dari reaksi (CH Zhou, 2008).Dari persentase hasil tersebut, dapat diprediksikan
bahwa pada tahun 2020, Indonesia akan memproduksi gliserol sebagai hasil
samping biodiesel sebanyak 0,5 juta kL/tahun (Mufrodi, 2015).
Gliserol dapat dimanfaatkan menjadi bioaditif untuk menaikkan angka
oktan bahan bakar. Salah satu produk gliserol adalah Triacetyl Glycerol (TAG)
atau triacetin. Triacetin dibuat dari proses esterifikasi antara gliserol dan asam
asetat dengan bantuan katalis. Produksi triacetin sebagai bioaditif dapat memenuhi
kebutuhan aditif yang selama ini masih diimpor (Mufrodi, 2015).
Kegunaan produksi triacetin lainnya dapat berupa keperluan bahan
makanan maupun non makanan. Untuk bahan makanan, triacetin dapat digunakan
bahan aroma pada permen (gula-gula), minuman olahan susu, minuman berperisa
dan permen karet. Sedangkan untuk bahan non makanan triacetin dapat digunakan
sebagai pelarut pada parfum, titik cetak, plastisizer untuk resin selulosa, polimer
dan kopolimer, bahkan dapat digunakan sebagai zat aditif bahan bakar mesin
mobil (Khairiati, 2016). Melihat banyaknya kegunaan triacetin dan masih
sedikitnya pabrik Triacetin di Indonesia menjadi pertimbangan utama mendirikan
suatu pabrik yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan.

1.2 Tujuan Perancangan


Melihat dari kebutuhan triacetin yang selama ini masih di impor dan
melihat ketersediaan gliserol sebagai bahan baku juga meningkat, maka Pabrik
Triacetin ini layak didirikan atas dasar pertimbangan :
1. Mengurangi jumlah impor triacetin sehingga dapat menghemat devisa
negara
2. Merancang proses yang tepat dalam produksi triacetin dari bahan baku
gliserol
3. Merancang desain alat dan desain proses dari produksi triacetin
berbahan baku gliserol
4. Menerapkan ilmu teknik kimia sehingga memberikan gambaran
kelayakan pra-rancangan pabrik triacetin berbahan baku gliserol.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
2

Pertimbangan utama yang melatarbelakangi pendirian Pabrik Gliserol ini


pada umumnya sama dengan sektor-sektor industri kimia yang lain, yaitu
mendirikan suatu pabrik yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan untuk
saat itu dan mendatang.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari Pra rancangan pabrik pembuatan Triacetin dari
Gliserol adalah sebagai berikut :
Laporan I : Mempelajari studi literatur dan basis perancangan pabrik, pada
laporan ini berisikan pendahuluan, deskripsi proses yang akan
dirancang, latar belakang dan tujuan serta penjelasan tentang
proses yang digunakan.
Laporan II : Menghitung dan Merancang neraca massa dan neraca energi
dari setiap unit alat yang ada dalam perancangan. Neraca massa
digunakan untuk menetukan kuantitas pada masing-masing aliran,
sedangkan neraca energi digunakan untuk menentukan panas yang
dilepas/ditambah untuk memperoleh hasil sesuai dengan yang
diinginkan.
Laporan III : Mempelajari Spesifikasi peralatan, menghitung dan merancang
alat-alat dalam pabrik disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
pabrik seperti reaktor, unit pemisahan, unit perpindahan panas, alat
aliran bahan, sistem utilitas dalam pabrik.
Laporan IV : Penentuan instrumentasi pabrik triacetin. Alat instrumentasi
merupakan alat yang dipakai dalam suatu proses kontrol untuk
mengatur jalannya suatu proses. Fungsi instrumentasi sebagai
indikator, recorder dan alarm.
Laporan V : Manajemen Pabrik dan Analisa ekonomi. Analisa ekonomi pada
perancangan ini meliputi perhitungan Fixed Capital Invesment,
Working Capital Invesment, Total Capital Invesment, Break Even
Point, dan lain-lain. Analisa ini bertujuan untuk menghitung
analisis kelayakan dari segi ekonomi.

1.4 Prospek Ekonomi


Secara ekonomi Triacetin (Triacetyl Glyserol) memiliki peluang pasar
yang cukup baik didalam negeri maupun luar negeri, khususnya di indonesia
dikarenakan triacetin merupakan salah satu produk yang dibutuhkan dikalang
masyarakat. Sedangkan jika ditinjau dari segi bahan baku pembuatan triacetin
yaitu gliserol, mengalami peningkatan, sehingga memiliki peluang besar untuk
mengolah gliserol menjadi produk jadi yang bernilai jual tinggi.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
3

Ada beberapa macam ukuran dan harga produk Triacetin yang selama ini
beredar di pasar, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Harga Triacetin


Ukuran Harga (US$)
500 ml 51,40
4 Liter 178,05
20 Liter 641,75
(Sumber: www.labdepotinc.com)
Dari data diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan pasar Triacetin sangat
tinggi, serta didorong dengan peraturan pemerintah mengenai energi alternatif
terbarukan, maka industri cukup bagus untuk dikembangkan dan merupakan
produk ramah lingkungan. Tingginya kebutuhan dalam dan luar negri akan
Triacetin dipastikan akan terjadi peningkatan yang cukup signifikan tiap
tahunnya. Berdasarkan beberapa fakta tersebut, terlihat bahwa peluang bisnis
untuk Triacetin sangat prospektif dan menjanjikan.tidak hanya untuk pasar
Indonesia, tetapi juga untuk pasar internasional.

1.5 Kapasitas Perancangan


Kapasitas pabrik merupakan faktor yang sangat penting dalam pendirian
pabrik karena akan mempengaruhi perhitungan teknis dan ekonomis. Meskipun
secara teori semakin besar kapasitas pabrik kemungkinan keuntungan yang
diperoleh akan semakin besar, tetapi dalam penentuan kapasitas perlu juga
dipertimbangkan faktor lain yaitu:
1.5.1 Ketersediaan Bahan Baku
Pada pembuatan Triacetin menggunakan bahan baku utama yaitu Gliserol,
dan bahan pendukung seperti Asam asetat, dan Asam asetat anhidrat dengan
katalis Asam sulfat. Bahan baku gliserol dapat diperoleh dari tiga perusahaan
penghasil gliserol yaitu PT. Wilmar Bioenergy Indonesia Dumai, Riau kapasitas
1,300.000 ton/tahun, PT. Cemerlang Energi Perkasa, Dumai, Riau kapasitas
250.000 ton/tahun, dan PT. Ciliandra Perkasa, Dumai Riau kapasitas 250.000
ton/tahun (kemenperi., 2014).
Sedangkan untuk bahan pendukung seperti Asam asetat diperoleh dari PT.
Indo Acidatama Chemical Industry (PT IACI) Tanggerang dengan kapasitas
produksi 33.000 ton/tahun, sedangkan Asam asetat anhidrat diimpor dari india dan
kebutuhan katalis asam sulfat dari PT. Dunia Kimia Utama Palembang dengan
kapasitas produksi sebesar 600.000 ton/tahun (Wulandari, 2017).

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
4

1.5.2 Prediksi Kebutuhan dalam Negeri


Indonesia merupakan negara terbesar kedua penghasil CPO di dunia
setelah Malaysia. Meningkatnya produksi biodiesel mendorong untuk
dikembangkannya pabrik Triacetin dengan melihat tinggi nya hasil samping dari
biodiesel yaitu gliserol. Gliserol dapat dijadikan sebagai bahan baku yang
pembuatan triacetin sehingga pemanfaatan dari hasil samping biodiesel
menjadikan produk yang bernilai tinggi. Ditinjau dari Badan Pusat Statistik
perkembangan ekspor industri Oleokimia Dasar, setiap tahun mengalami
peningkatan.
Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Gliserol Industri Oleokimia Dasar (Ribu Ton)
Tahun Kapasitas Produksi
(Ribu Ton/Tahun)
2010 170,86
2011 291,20
2012 409,38
2013 485,27

Dari data perkembangan ekspor Gliserol di atas terlihat bahwa


ketersediaan gliserol setiap tahun meningkat. Dengan tingginya jumlah ekspor
gliserol potensi untuk membuat gliserol sebagai bahan baku dengan menghasilkan
produk bernilai mutu sangat menguntungkan. Sehingga dengan jumlah kapasitas
yang meningkat memberikan potensi besar untuk mendirikan pabrik triacetin yang
diolah dari gliserol.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
5

Bab II. Deskripsi Proses

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Gliserol
Gliserol adalah senyawa organik dengan formula molekul C3H8O3.
Gliserol tidak berwarna, jernih, manis rasanya, dan cairan kental. Titik didih, titik
leleh dan titik nyala gliserol masing masing 290 oC, 18 oC dan 177 oC (Speight,
2002). Gliserol juga dikenal sebagai gliserin, propana-1, 2, 3-triol. Hal ini
terutama diproduksi selama transesterifikasi biodiesel, saponifikasi dan reaksi
hidrolisis. Gliserol adalah produk sampingan yang berharga dari biodiesel yang
dihasilkan dari lemak hewani, nabati dan minyak sebagai persediaan pakan.
Gliserol kasar yang dihasilkan selama transesterifikasi dalam produksi biodiesel
terdiri dari kotoran seperti sabun, abu, air, metanol dan bahan organik lainnya
(Tan HW et al., 2013).
Gliserol memiliki banyak fungsi dalam industri makanan, kosmetik dan
farmasi. Diantara semua reaksi konversi gliserol, reaksi asetilasi adalah salah satu
proses yang paling menjanjikan yang mengubah gliserol menjadi aditif biodiesel
yang berlaku dengan meningkatkan sifat bahan bakar. Hasil yang diharapkan
dengan mengubah gliserol menjadi bahan kimia yang diinginkan seperti triacetin
telah berhasil mengurangi kerugian ekonomi dan pencemaran lingkungan.
2.1.2 Triacetin
Triacetin juga dikenal sebagai 1,2,3-triacetoypropane atau gliserin
triacetate. Ini adalah ester gliserol yang terbentuk dengan asam asetat. Triacetin
dapat diproduksi melalui reaksi katalis asam asam asetat atau anhidrida asetat
dengan gliserol. Triasetin sangat banyak digunakan dalam aplikasi industri seperti
aditif farmasi, kosmetik dan bahan bakar. Dalam biodiesel, triasetin digunakan
sebagai aditif yang dapat meningkatkan jumlah cetana untuk menurunkan emisi
oksida nitrogen ke tingkat emisi yang dapat diterima. Penambahan 10% triacetin
dalam biodiesel dapat menyebabkan peningkatan kinerja mesin dibandingkan
dengan biodiesel murni (P. V. Rao et al., 2011).
Selain itu, triacetin juga bisa diaplikasikan sebagai aditif bahan bakar
sebagai anti-knocking agent untuk meminimalkan ketukan mesin pada mesin
bensin. Periset menemukan bahwa triacetin dapat digunakan untuk meningkatkan
sifat dingin dan viskositas pada bahan bakar akhir yang dihasilkan (Melero et al.,
2007).
2.1.3 Asam Asetat
Asam asetat dengan rumus CH3COOH dikenal juga dengan asam etanoat
merupakan bahan kimia organik, dinamakan cuka karena rasanya yang asam dan

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
6

baunya yang menyengat. Dalam keadaan murni, asam asetat bebas air (asam
asetat glasial) merupakan cairan tidak berwarna yang menyerap air dari
lingkungan dan membeku dibawah 16,7⁰C (62⁰F) menjadi sebuah kristal padat
yang tidak berwarna. Asam asetat merupakan satu dari asam karbosilat yang
paling sederhana, merupakan regensia dan bahan kimia industri yang sangat
penting yang dipakai untuk memproduksi berbagai macam bahan (Suteja, 2009).
2.1.4 Asam Asetat Anhidrat
Asetat anhidrid merupakan salah satu produk dari industri penyedia bahan
baku pembantu. Akan tetapi, industri ini belum ada di Indonesia yang
mengakibatkan perlunya impor dari luar negeri untuk mencukupi kebutuhan
industri pengguna asetat anhidrid. Penghasil asetat anhidrid terbesar di dunia yaitu
Amerika dengan kapasitas produksi sebesar 900.000 ton per tahun (Bahtiar,
2017).
Asetat anhidrid merupakan anhidrat dari asam asetat yang memiliki
struktur molekul simetris. Kegunaan asam asetat anhidrid sebagai pelarut senyawa
organik, fungisida dan bakterisida, berperan dalam proses asetilasi, pembuatan
aspirin dan pembuatan acetylmorphine. Industri yang paling banyak menggunakan
asetat anhidrid yaitu industri selulosa asetat penghasil serat asetat, plastik serat
kain dan lapisan (Celanase, 2010).
2.1.5 Asam Sulfat
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada smeua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam
sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton dengan nilai perdagangan seharga US$
8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan, air limbah dan penggilingan minyak (Julika, 2010).
Asam sulfat 98% lebih stabil untuk disimpan dan merupakan bentuk asam
sulfat yang paling umum. Asam sulfat 98% umumnya disebut sebagai asam sulfat
pekat.terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk
berbagai keperluan: 10% asam sulfat encer untuk keperluan laboratorium, 33,53%
asam baterai, 62,18% asam bilik atau asam pupuk, serta 73,61% asam menara
atau asam glover (Julika, 2010).

2.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.2.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Gliserol
Beberapa sifat fisis dan karakteristik yang penting dari gliserol, antara lain:
a) Rumus molekul : C3H8O3

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
7

b) Berat Molekul : 92,09 gr/mol


c) Titik lebur : 18,17 0C
d) Titik didih : 290 0C
e) Berat jenis : 1,2617 gr/cm
f) Specific gravity : 1,260
g) Tekanan Uap : 0,0025 mmHg pada 50⁰C
h) Panas spesifik : 0,5795 kal/gram pada 26⁰C
i) Panas Penguapan : 21,060 kal/mol pada 55⁰C
j) Panas Pembentukan: 159,60 kal/mol
k) Titik api : 204⁰C
l) Flash point : 177⁰C
2. Asam Asetat
Beberapa sifat fisis dan karekteristik dari asam asetat (Salam, 2012):
a) Wujud : cair
b) Kenampakan : jernih ( tidak berwarna )
c) BM : 60 kg/kmol
d) Rumus molekul : CH3COOH
3
e) Specific gravity : 1049 kg/m
f) Titik leleh : 16,635 ± 0,002⁰C
g) Titik didih : 117,87⁰C
h) Panas leleh : 207,1 J/g
i) Viskositas larutan20⁰C : 11,83 cp
3. Asam Asetat Anhidrat
Beberapa sifat fisis dan karekteristik dari asam asetat anhidrat (Prahastuti,
2010):
a) Wujud : cair
b) Kenampakan : jernih ( tidak berwarna )
c) Rumus molekul :C HO
4 6 3
d) BM : 102 kg/kmol
e) Titik didih : 412,75 K
3
f) Specific gravity : 1084 kg/m
g) Kapasitas panas : 1,90918 kJ/kg.K
h) Temperatur kritis : 599,15 K
i) Viscositas : 0,91cP
j) Panas penguapan : 389,372 kJ/kg
4. Asam Sulfat
Beberapa sifat fisis dan karekteristik dari asam sulfat (Msds, 2017):
a) Keadaan fisik : Cair
b) Bau : Berbau
c) Rasa : Asam
d) Berat Molekul : 98.08 gr/mol
e) Warna : Tak Berwarna
f) pH (Sorn/air):asam : 1%

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
8

g) Titik didih : 270⁰C(518⁰F)


h) Ttitik Leleh : -35⁰C(-31⁰F)
i) Specific Gravity : 1.84
j) Densitas uap :3.4
2.2.2 Spesifikasi Produk
1. Triacetin
Beberapa sifat fisis dan karekteristik dari triacetin antara lain:
a) Nama lain : Glycerol triacetin
b) Warna : Terang
c) Rumus molekul : C9H14O6
d) Titik leleh : 218.205
e) Titik didih :-78
f) Tekanan uap :258
g) Viskositas : 23
h) Specific gravity : 389
i) Densitas : 1.16

2.3 Proses-Proses Pembuatan


2.3.1 Asetilasi
Asetilasi gliserol adalah salah satu cara yang paling umum untuk
menghasilkan monoacetin, diacetin dan triacetin. Asetilasi juga dikenal sebagai
ethanoylation dalam nomenklatur IUPAC. Ini adalah reaksi yang memulai
kelompok fungsional asetil menjadi senyawa kimia. Asetilasi termasuk substitusi
atom hidrogen gugus hidroksil dengan gugus asetil yang menghasilkan gugus
asetoksi. Senyawa kimia yang digunakan adalah gliserol yang memiliki gugus
hidroksil dan asam asetat yang memiliki gugus fungsional asetil.

Gambar 2.1 Mekanisasi Mekanisme Reaksi Glycerol (Zahrul, Mufrodi,


Rochmandi, Sutijan & Arief Budiman, 2014)

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
9

Pada dasarnya, asetilasi dapat disintesis oleh dua jenis reaksi yang
berbeda, yang merupakan reaksi reaktor batch dan reaksi kolom distilasi reaktif
kontinyu. Asetilasi dapat dilakukan dengan atau tanpa penggunaan katalis.
Namun, kehadiran katalis dapat sangat meningkatkan laju reaksi dan selektivitas
produk. Ada banyak penelitian dan percobaan yang telah dilakukan pada proses
asetilasi gliserol. Dari sebagian besar penelitian, terbukti bahwa asetilasi dapat
menggunakan katalis heterogen atau katalis homogen.
2.3.2 Esterifikasi
Esterifikasi adalah reaksi pembuatan senyawa ester dengan mereaksikan
antara asam karboksilat dan alkohol dimana terjadi reaksi adisi dan penataan
ulang estimasi yang menghasilkan ester. Ester berasal dari asam karboksilat
mengandung gugus –COOH.Sifat khas ester adalah baunya yang harum. Ester
dapat dilangsungkan dengan katalis asam dan bersifat reversible (Fessenden,
1982).
Metode yang paling umum untuk pembuatan ester adalah memanaskan
asam karboksilat dengan alkohol. Esterifikasi berkelanjutan memiliki keuntungan
bahwa jumlah produk yang lebih banyak dapat dipersiapkan dalam periode waktu
yang lebih singkat. Prosedur ini dapat dijalankan selama berhari-hari atau
berminggu-minggu tanpa gangguan, namun memerlukan peralatan khusus.
Mekanisme reaksi esterifikasi gliserol dan asam asetat menjadi triacetin sebagai
berikut :

Gambar 2.2. Mekanisme reaksi esterifikasi gliserol dan asam asetat menjadi
triacetin (Nuryoto dkk, 2010)

2.4 Metode Pembuatan


2.4.1 Reaktor Batch
Reaktor batch biasanya digunakan dalam proses industri. Katalis dan
reaktan dimasukkan ke dalam reaktor tertutup dan reaksinya dilepaskan pada
waktu tertentu. Reaktor batch adalah sederhana dan membutuhkan beberapa
peralatan pendukung untuk melaksanakan prosesnya. Ini digunakan untuk

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
10

sejumlah kecil material dan menghasilkan produk bernilai tinggi (Mufrodi et al.,
2014).
2.4.2 Reaksi Asilasi Kontinyu
Reaksi asetilasi kontinyu adalah proses untuk produksi triacetin kontinu
yang pada dasarnya terdiri dari pengisian cairan gliserol secara kontinyu ke daerah
reaksi cair dimana uap asam asetat dan uap air mengalir.Ada beberapa parameter
yang akan mempengaruhi selektivitas produksi triasetin dalam reaksi asetilasi
kontinyu parameter meliputi pengaruh pengemasan tinggi dan rasio efek gliserol
terhadap asam asetat. Dalam asetilasi kontinyu, tinggi pengepakan dapat
mempengaruhi hasil triacetin karena waktu kontak antara asam asetat dan gliserol.
Misalnya, dengan meningkatkan tinggi pengepakan kolom distilasi, lebih banyak
waktu yang diberikan kepada reaktan untuk saling bersentuhan dan dengan
demikian selektivitas triacetin yang lebih tinggi dapat terbentuk.

2.5 Jenis Katalis


Asetilasi gliserol dengan asam asetat menghasilkan aditif bahan bakar
seperti triacetin. Asetilasi gliserol dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
jenis katalis asam mineral yang sesuai. Katalis dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen.
2.5.1 Katalis Homogen

Katalis homogen beroperasi masing-masing pada fase yang sama dimana


reaksi melibatkan katalis cair dengan pereaksi seperti pada cairan atau gas. Asam
kuat harus digunakan agar kinerjanya baik dengan gliserol asetilasi. Reaksi ini
dilakukan dengan menggunakan katalis homogen seperti asam sulfat, asam
sulfonat hidrofluorat atau p-toluena (Kale et al., 2015). Khayoon dkk. (2011)
mempelajari kinerja H3PO4, HCl, HNO3 dan H2SO4 sebagai katalis homogen
untuk esterifikasi gliserol. Di antara H2SO4 ini menunjukkan konversi gliserol
tertinggi. (Lu & Ma, 1991).Namun, asam kuat ini tidak bermanfaat karena bersifat
berbahaya, korosif dan sulit dikeluarkan dari asetilasi gliserol (Kale et al., 2015).
Selain itu, katalis homogen juga mengalami masalah yang melekat dalam hal
pemisahan katalis, korosi reaktor dan perlindungan lingkungan serta
ketidaknyamanan ekonomis (Zhu et al., 2013).
2.5.2 Katalis heterogen
Katalis heterogen mencakup penggunaan katalis dalam fase yang berbeda
dimana reaksinya melibatkan katalis padat dengan pereaksi sebagai cairan atau
gas. Berbagai jenis padatan digunakan dalam katalisis heterogen. Misalnya logam,
oksida logam, sulfida logam dan bahan ini dapat digunakan dalam bentuk aslinya

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
11

atau dalam bentuk campurannya. Selain itu, katalis dapat bersifat asam dan basa.
Umumnya, asetilasi gliserol menggunakan katalis asam padat.
Untuk mengatasi masalah lingkungan dan ketidaknyamanan ekonomis,
sejumlah besar katalis asam padat heterogen telah dikembangkan dalam karya
terbaru. Studi telah dilakukan dengan menggunakan katalis asam padat seperti
Amberlyst-15, K-10 montmorillnite, HUSY, asam niob, dan HZSM-5 (Gonçalves
et al., 2008). Semua waktu reaksi dilakukan dalam 30 menit dan suhu yang
digunakan adalah 150oC untuk memantau produk awal. Hasil penelitian
menunjukkan selektivitas mono-, di- dan tri- acetin berbeda untuk setiap katalis
yang digunakan dan tingkat konversi yang berbeda.

2.6 Analisa Pemilihan Proses


2.6.1 Asetilasi

Asetilasi dapat disintesis oleh dua jenis reaksi yang berbeda, yang
merupakan reaksi reaktor batch dan kolom distilasi reaktif kontinyu reaksi.
Asetilasi dapat dilakukan dengan atau tanpa penggunaan katalis. Namun,
Kehadiran katalis dapat sangat meningkatkan laju reaksi dan produk selektivitas.
2.6.2 Esterifikasi
Keuntungan dari proses esterifikasi ini adalah :
1. Reagen dan kondisi sederhana : Bahan kimia yang digunakan dan produk
sampingan yang dilepaskan bersifat tidak beracun terhadap lingkungan,
dibandingkan dengan sintesis ester melalui asil klorida.
2. Termodinamika dikontrol : Akibatnya, reaksi cenderung terhadap spesies
yang lebih stabil (ester), yang membantu bila reagen mengandung
beberapa situs reaktif.
Kelemahan dari proses esterifikasi adalah :
1. Waktu reaksi yang panjang
2. Penggunaan asam kuat
3. Produksi air, produksi air yang membuat campuran reaksi malah lebih
encer akan mengganggu kemajuan reaksi dan menurunkan hasil produk

2.7 Blok Diaram Proses

Gambar 2.3 Blok Diagram Proses Pembuatan Triacetin dari Gliserol

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
12

BAB III. Dasar Perancangan

3.1 Penentuan Laju Produksi


Dalam menentukan laju produksi pabrik, penting untuk melihat bagaimana
kebutuhan pasar domestik dan internasional terhadap produksi yang telah
sehingga dapat ditentukan kapasitas produksi pabrik yang akan didirikan. Laju
produksi diperoleh dari beberapa pabrik yang beroperasi antara lain :
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Dan Kapasitas Produksi Triacetin
Perusahaan Lokasi Kapasitas produksi
(ton/tahun)
Pt. Yixing Tongda Chemical Jiangsu, China 7.000
Atanor S.C.A Plant Baradero, Argentina 2100
International Process Plant Brombough, UK 15.000

Dari data diatas diketahui bahwa jumlah produksi triacetin masih sedikit
dan di Indonesia belum terdapat pabrik yang beroperasi menghasilkan produk
triacetin meski dasar bahan baku pembuatan triacetin ini cukup besar potensinya
diindonesia. Dengan perkiraan rata-rata konversi biodiesel 90%, maka gliserol
yang dihasilkan adalah 10% dari produksi. Sehingga akan dihasilkan gliserol yang
akan terus bertambah disetiap tahunnya.
Tabel 3.2 Perkiraan Produksi Gliserol dari By-produk Biodiesel (Satuan ribu
kiloLiter)

Jadi pertambahan gliserol akan berkali-kali lipat mulai target produksi


biodiesel tahun 2015 dihasilkan gliserol 150 ribu kilo liter kemudian target tahun
2025 akan dihasilkan gliserol sebanyak tiga kali lipat dari tahun 2015 yaitu 470
ribu kilo liter.Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah bahan baku yang
diketahui pada tahun 2025 sekitar 470.000 kL, karena bahan baku Gliserol yang ada
cukup melimpah dan permintaan domestik juga cukup tinggi maka dipilih kapasaitas
produksi yang ingin dicapai sebesar 5.000 ton/tahun sehingga dengan jumlah
tersebut akan memenuhi kebutuhan pasar internasional sekaligus dalam negeri.
3.2 Spesifikasi Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan triacetin adalah gliserol dan
asam asetat anhidrat serta asam asetat sebagai bahan pendukung.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
13

3.2.1 Gliserol
Sifat fisik dan kimia gliserol yang akan digunakan untuk memproduksi
triacetin seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Sifat Fisik dan Kimia Gliserol
Parameter Nilai
3
Densitas (lb/ft ) 78.7
Rumus Molekul C3H8O3
Berat molekul (g/mol) 92.1
Struktur kimia CH2 O H

CH O H

CH2 O H
Titik leleh (°F) 19.94
Titik didih (°F) 554
Standard entalphy of formation (Btu/lbmol) -287069
Viskositas 934
2
Thermal conductivity (Btu.ft/hr.ft .R) 0.169
Heat capacity (Btu/lbmol.R) 46.327
(Sumber : Material Safety Data Sheet Glycerol Reagent ACS, 2009)

3.2.2 Asam Asetat


Sifat fisik dan kimia asam asetat yang akan digunakan sebagai bahan
pendukung dalam produksi triacetin seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Sifat Fisik dan Kimia Asam asetat
Parameter Nilai
Bentuk fasa Cair
Warna Tidak Bewarna
Rumus Molekul CH3COOH
Berat molekul (g/mol) 60.05
Densitas (g/cm3) pada 20°C 1.05

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
14

Struktur kimia H O

CH C

H OH
Titik leleh (°C) 17
Titik didih (°C) 116-118
Tekanan uap pada 20°C (hPa) 15.4
Viskositas (mPa.s) 1.22
Kelarutan dalam air (g/l) 1.000
(Sumber : Lembar Data Keselamatan Bahan menurut peraturan (UE), 2011)

3.2.3 Asam Asetat Anhidrat


Sifat fisik dan kimia asam asetat anhidrat yang akan digunakan juga
sebagai bahan pendukung dalam produksi triacetin seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Sifat Fisik dan Kimia Asam Asetat Anhidrat
Parameter Nilai
Bentuk fasa Cair
Warna Terang
Rumus Molekul CH3COOH
Berat molekul (g/mol) 102.09
Struktur kimia O O

CH3 O CH3
Titik leleh (°F) -73.1
Titik didih (°F) 139.9
Tekanan uap pada 20°C (KPa) 0.5
Viskositas (mPa.s) 1.22
Densitas 1.08
(Sumber : Lembar Data Keselamatan Bahan menurut peraturan (UE), 2011)

3.3 Spesifikasi Produk


Produk yang dihasilkan pada proses ini adalah Triacetin. Berikut Sifat fisik
dan kimia Triacetin pada Tabel 3.6.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
15

Tabel 3.6 Sifat Fisik dan Kimia Triacetin


Parameter Nilai
Nama lain Glycerol triacetate
Warna Terang
Rumus Molekul C9H14O6
Berat molekul (g/mol) 218.205
Struktur kimia O

CH2 O C CH3

CH O C CH3

CH2 O C CH3
Titik leleh (°C) -78
Titik didih (°C) 258
Viskositas (cP) 23
Densitas 9 (g/cm3) 1.16
Specific heat capacity (J/Mol.K) 389
3.4 Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik akan sangat menentukan kelangsungan dan
perkembangan suatu industri. Berdasarkan pengamatan, Rokan Hilir, Riau, dirasa
cocok sebagai tempat untuk mendirikan Pabrik Triacetin. Secara teoritis,
pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada 2 faktor, yaitu faktor utama dan faktor
pendukung.
3.4.1 Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Sumber Bahan Baku
Berdasarkan data statistik (Ditjen IA-Kemenperin, 2013), Kota Dumai,
Riau merupakan daerah terbesar penghasil biodiesel dan gliserol. Bahan baku
diperoleh dari beberapa pabrik yang berlokasi di Kota Dumai, Riau. Pabrik-
pabrik tersebut antara lain, PT. Wilmar Bioenergy, PT. Cemerlang Energi
Perkasa, PT Ciliandra Perkasa

2. Letak Pasar
Triacetin merupakan bahan baku yang secara luas digunakan dalam
industri, antara lain :

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
16

a. Industri farmasi,
b. Industri bahan makanan,
c. Industri kosmetik
d. Industri bahan bakar
e. Industri kimia lainnya
Secara astronomis, Propinsi Riau terletak di 1°31’-2°25’ LS dan 100°-105°
BT serta 6°45’-1°45’ BB. Pada Atlas Indonesia, dapat dilihat letak propinsi Riau
yang sangat strategis, yaitu dekat dengan Selat Malaka, yang merupakan pintu
gerbang perdagangan Asia Tenggara khususnya, dekat dengan Pulau Batam yang
terkenal dengan pusat industri, dekat dengan negara Malaysia dan Singapura yang
merupakan negara tetangga terdekat yang mempunyai banyak industri.
mempunyai industri.
Dilihat dari letaknya yang banyak berdekatan dengan lokasi industri yang
lain, sangat menguntungkan bila didirikan pabrik di daerah Riau, akan lebih
memudahkan untuk pemasaran produk, baik ekspor maupun impor.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Pendirian Pabrik


3. FasilitasTransportasi
i. Transportasi Darat
Wilayah Riau bila dilihat dari Atlas Indonesia, tampak bahwa Riau
merupakan wilayah dataran rendah. Sehingga, untuk transportasi darat
berupa jalan raya sudah cukup memadai. Distribusi produk melalui darat

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
17

dapat dilakukan, terutama untuk pemasaran produk ke daerah-daerah yang


dapat dijangkau dengan jalur darat.
ii. Transportasi Laut
Riau memiliki pelabuhan laut utama, yaitu Pelabuhan Bengkalis, yang
letaknya di ujung utara Propinsi Riau, di Selat Malaka. Adanya pelabuhan
ini memudahkan untuk distribusi produk yang dihasilkan.
iii. Transportasi Udara
Fasilitas transportasi udara yang ada di Riau adalah Bandar Udara
Simpang Tiga yang berada di ibukota Propinsi Riau, Pekanbaru. Dengan
memanfaatkan fasilitas transportasi udara dapat juga memperlancar
distribusi produk yang dihasilkan.
4. Tenaga Kerja
Riau merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi para tenaga
kerja, karena letak Riau yang begitu strategis sebagai kawasan industri
Sumatera.
5. Utilitas
Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar dan listrik.
Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan listrik dari PLN (Perusahaan Listrik
Negara). Untuk sarana penyediaan air dapat diperoleh dari air sungai. Di
Propinsi Riau banyak terdapat sungai, seperti Sungai Rokan, Sungai Tapung,
Sungai Mandau, Sungai Batang Inderagiri, Sungai Siak, Sungai Kampar dan
masih banyak lagi.
Untuk penyediaan air di Pabrik triacetin ini, dipilih dari sungai Rokan
(baik Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan Kiri), karena lokasi
pendirian Pabrik triacetin berada di daerah Rokan Hilir yang dekat dengan
lokasi pemasok gliserol dari Kota Dumai yang terdapat tambang minyak bumi
dan lebih dekat dengan palabuhan.
3.4.2 Faktor Pendukung dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Harga Tanah dan Gedung
Riau bukan daerah metropolis, sehingga harga tanah dan bangunan di Riau
diperkirakan masih dapat dijangkau. Daerah Riau merupakan dataran rendah
yang banyak memiliki alam sungai dan rawa.
2. Kemungkinan Perluasan Pabrik
Riau merupakan daerah yang belum padat penduduk, daerahnya banyak
rawa, sehingga dimungkinkan masih banyak terdapat lahan yang dapat
dimanfaatkan untuk perluasan area pabrik.
3. Tersedianya Fasilitas Servis
Banyaknya industri yang telah berdiri di Riau, membuktikan bahwa
fasilitas servis di Riau cukup memadai, atau setidaknya tidak begitu sulit untuk

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
18

memperoleh fasilitas servis. Selain itu, letaknya yang strategis untuk industri
akan semakin mempermudah dalam hal fasilitas servis.
4. Tersedianya Air yang Cukup
Air untuk proses dalam pabrik, dapat menggunakan air sungai. Di Propinsi
Riau banyak terdapat sungai, seperti Sungai Rokan (400 km), Sungai Tapung,
Sungai Mandau, Sungai Batang Inderagiri (500 km), Sungai Siak (300 km),
Sungai Kampar (400 km) dan masih banyak lagi. Sungai yang dipilih untuk
penyediaan air di Pabrik Triacetin adalah yang paling dekat dengan lokasi
pabrik, yaitu Sungai Rokan (baik Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan
Kiri). (Kantor Statistik Propinsi Riau, 1993).
5. Peraturan Pemerintah Daerah Setempat
Peraturan Pemerintah Daerah Riau untuk pendirian industri, tidak
merugikan bagi berdirinya industri di Riau. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya industri yang telah berdiri di Propinsi Riau.
6. Iklim Daerah
Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara
2000-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim
hujan. (Kantor Statistik Propinsi Riau, 1993).
7. Keadaan Tanah
Jenis tanah di daerah Riau adalah beragam, dari luas 9.456 juta Ha
sebagian besar jenis tanahnya adalah Organosol, yaitu 4.827 juta Ha lebih
(51,06%), kemudian jenis tanah Pedsolik merah kuning 3.163 juta Ha lebih
(33,45%) dan sisanya 0,569 juta Ha adalah jenis tanah lainnya. Keadaan tanah
di Riau relatif stabil dan berupa dataran rendah, sehingga tidak ada kendala
untuk didirikan pabrik di Riau. (Kantor Statistik Propinsi Riau, 1993).

3.5 Faktor Keselamatan


Faktor keselamatan merupakan hal yang penting dalam mendirikan pabrik.
Dengan faktor keselamatan yang baik maka kecelakaan, cacat dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja dapat dihindari.
3.5.1 Potensi Bahaya
Potensi bahaya atau sering disebut juga sebagai “hazard” merupakan
sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian baik pada material,
lingkungan maupun manusia. Dalam terminology keselamatan dan kesehatan
kerja (K3), potensial bahaya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Bahaya keselamatan kerja (safety hazard)


Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan yang
dapat menyebabkan luka (injury) hingga kematian, serta kerusakan property
perusahaan. Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya keselamatan antara lain:

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
19

a. Bahaya mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti
tersayat, terjatuh, tertindih dan terpeleset.
b. Bahaya elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik.
c. Bahaya kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat
flammable (mudah terbakar).
d. Bahaya peledak, disebabkan oleh substansi kimia yang sifatnya explosive.
2. Bahaya kesehatan kerja (health hazard)
Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan
gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis.
Jenis bahaya kesehatan antara lain:
a. Bahaya fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non-pengion,
suhu ekstrim dan pencahayaan.
b. Bahaya kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
seperti antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.
c. Bahaya ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture, manual
handling dan postur janggal.
d. Bahaya biologi, anatara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang
berada dilingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan fungi (jamur)
yang bersifat patogen.
e. Bahaya psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan
kondisi kerja yang tidak nyaman.

3.5.2 Penyebab Bahaya Kecelakaan Kerja


Banyak sekali aspek keselamaan yang perlu diperhatika untuk mencegah
terjadinya kecelakaan. Dari seluruh aspek yang ada selalu melibatkan tiga
komponen yang saling berkaitan yakni manusia, prosedur/ metode kerja dan
peralatan/bahan. Faktor penyebab kecelakaan kerja dapat dilihat pada Gambar 3.4
berikut.

Sikap dan tingkah laku


20% pekerja (60%)
Alat dan bahan yang tidak
aman (7%)
13%
60% Lingkungan kerja yang
7% tidak aman (13%)
Pengawasan yang lemah
(20%)

Gambar 3.2 Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
20

Gambar diatas dapat dilihat bahwa sikap dan tingkah laku pekerja
merupakan faktor terbesar terjadinya bahaya akibat kecelakaan kerja. Ini
disebabkan beberapa faktor diantaranya:
a. Keterbatasan pengetahuan/keterampilan pekerja.
b. Kelalaian dan kecerobohan dalam bekerja.
c. Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan petunjuk yang
diberikan.
d. Tidak disiplin dalam menaati peraturan kerja termasuk pemakaian alat
pelindung diri.

3.5.3 Tindakan Pencegahan Bahaya Kecelakaan Kerja


Tindakan pencegahan terhadap bahaya kecelakaan kerja sangat penting
dalam suatu pabrik karena dengan tindakan pencegahan yang baik maka tingkat
kecelakaan dapat dikurangi bahkan mungkin bisa tidak terjadi. Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa penyebab terbesar kecelakaan kerja adalah faktor manusia,
maka usaha yang dapat dilakukan tentunya meningkatkan pembinaan terhadap
rasa tanggung jawab, sikap dalam bekerja dan peningkatan pengetahuan tentang
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, banyak juga kecelakaan
terjadi karena ketidak-tahuan terhadap kemungkinan adanya bahaya. Oleh karena
itu peningkatan pengetahuan juga memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kecelakaan, baik dalam cara mengenali maupun menangani bahan-
bahan kimia berbahaya dan beracun.
Hal yang terpenting lainnya yang dapat dilakukan tentunya adalah
menggunakan alat pelindung diri (APD). Dengan menggunakan alat pelindung
diri diharapkan pekerja terlindungi dari berbagai resiko yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. APD secara definisi dapat
diartikan Alat bantu perlindungan diri untuk mengurangi dan mencegah terhadap
resiko dan bahaya yang ditimbulkan saat melakukan pekerjaan. Alat-alat
pelindung diri adalah;
a. Alat Pelindung Kepala (helmet)
b. Alat Pelindung Mata (eye guard)
c. Alat pelindung telinga (ear plud dan ear muff)
d. Alat pelindung pernapasan ( Respirator)
e. Alat Pelindung Tangan ( Sarung Tangan )
f. Alat Pelindung Kaki ( Safety Shoes )
g. Pakaian Pelindung
h. Tali dan sabuk pengaman

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
21

3.5.4 Material Safety Data Sheet (MSDS)


Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet
(MSDS) adalah merupakan kumpulan data keselamatan dan petunjuk dalam
penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya. Pembuatan MSDS dimaksudkan
sebagai informasi acuan bagi para pekerja dan supervisor yang menangani
langsung dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupun
laboratorium kimia. Informasi tersebut diharapkan berguna untuk menumbuhkan
naluri atau sikap untuk mencegah, menghindari dan mampu menanggulangi
kecelakaan kimia yang mungkin terjadi, serta sikap kehati-hatian dalam
menangani bahan kimia berbahaya.
Lembar Data Keselamatan Bahan memuat informasi tentang sifat fisik
bahan dan juga sifat kimianya. Sifat fisik bahan misalnya: titik leleh, titik didih,
titik nyala. Sifat kimia bahan meliputi kereaktifan dan toksisitas. Selain itu MSDS
juga memuat mengenai efek bahan terhadap kesehatan, cara penyimpanan, cara
pembuangan, cara perawatan alat, serta prosedur pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan atau kebocoran pada penggunaan bahan-bahan kimia. Panjang dari
MSDS bervariasi, tergantung pada format, isi dan ukuran hurufnya. Orang-orang
yang membutuhkan MSDS antara lain:
a. Pekerja yang mempunyai resiko tinggi terhadap paparan atau penggunaan
bahan-bahan kimia berbahaya.
b. Pekerja yang membutuhkan informasi tentang penyimpanan bahan-bahan
kimia
c. Para petugas keamanan yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia,
misalnya: petugas pemadam kebakaran, tim material berbahaya pada
industri, dan paramedis yang menangani kecelakaan.
MSDS tidak terlalu penting bagi para konsumen produk-produk kimia,
yang hanya menggunakan bahan-bahan kimia pada waktu tertentu saja. Seseorang
yang menggunakan produk cat sekali dalam setahun tidak perlu tahu tentang
MSDS, tetapi para pekerja pada pabrik cat yang terpapar dengan bahan-bahan
pembuat cat sangat penting mengetahui tentang MSDS, begitu juga dengan para
laboran yang setiap hari berhubungan dengan bahan-bahan kimia. Data MSDS
untuk bahan-bahan yang digunakan dalam pabrik yang akan didirikan dilampirkan
pada Lampiran. 1.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
22

BAB IV. Seleksi Proses

4.1 Gross Profit Margin (GPM)

Seleksi proses dilakukan dengan membandingkan nilai Gross Profit


Margin dari masing-masing proses meliputi proses esterifikasi dan asetilasi.
Untuk menentukan nilai Gross Profit Margin dapat menggunakan metode dari
buku Product And Process Design Principles. GPM merupakan perkiraan secara
global mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan
produk samping dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya
peralatan, biaya operasi, dan biaya perawatan. Berikut merupakan data pendukung
yang digunakan untuk perhitungan GPM dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data pendukung untuk perhitugan GPM
Chemical Berat Molekul Chemical Formula
Cost
(g/mol) ($ / lb)
Gliserol 92.09 C3H8O 0.7 – 0.8
Asam Asetat 60.05C2H3OOH 0.68
Triacetin 218.21 C9H14O6 3.475
(guandhong)
Air 18 H2O -
Asetat Anhidrat 102.09 (CH3CO)2O 0.48 – 0.51
Daftar harga raw material dan produk didperoleh dari www.icis.com dan
www.molbase.com yang diakses 27 september 2017.
a. GPM 1 Tahap Proses Esterifikasi

C3H8O + 3 CH3COOH  C9H14O6 + H2 O


Gliserol Asam asetat Triacetin Air

Tabel 4.2 Perhitungan GPM Proses Esterifikasi


Gliserol Asam Asetat Triacetin Air
Lbmol 1 3 1 1
Berat molekul 92.1 60.05 218.205 18
(g/mole)
Lb 92.1 180.15 218.205 18
lb/lb of 0.4221 0.826 1 0,082
triacetin
$ / lb 0.7 0.68 3.475 -
$ 0.29547 0.562 3.475 -
Gross Profit = (3.475 – (0.29547 + 0.562))
= 2.62 $/lb

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
23

b. GPM 1 Tahap Proses Asetilasi

Tahap 1 : C3H8O + CH3COOH.XH2O  C3H14O6 + H2O


Tahap 2 : C3H14O6 + CH3COOH.XH2O  C6H14O6 + H2O
Tahap 3 : C6H14O6 + CH3COOH.XH2O  C9H14O6 + H2O

Overall : C3H8O + 3CH3COOH.XH2O  C9H14O6 + 3H2O


Gliserol Asetat Anhidrat Triacetin Air
Tabel 4.3 Perhitungan GPM Proses Asetilasi
Gliserol Asetat Triacetin Air
Anhidrat
Lbmol 1 3 1 3
Berat molekul 92.1 102.09 218.205 18
(g/mole)
Lb 92.1 306.27 218.205 54
lb/lb of triacetin 0.422 1.403 1 0.24
$ / lb 0.7 0.48 3.475 -
$ 0.2954 0.674 3.475 -

Gross Profit = (3.475 – (0.2954 + 0.674))


= 2.51 $/lb

c. GPM 2 Tahap Proses Esterifikasi dan Asetilasi

C3H8O + CH3COOH  C3H14O6 + CH3COOH + H2O


C3H14O6 + CH3COOH+ H2O + CH3COOH.xH2O  C9H14O6 + H2O
Overall : 2C3H8O + 3CH3COOH + 3CH3COOH.xH2O2C9H14O6+ H2O
Gliserol As. Asetat Asetat Anhidrat Triacetin Air
Tabel 4.4 Perhitungan GPM Proses Esterifikasi dan Asetilasi
Gliserol Asam Asetat Triacetin Air
Asetat Anhidrat
Lbmol 2 3 3 2 6
Berat molekul 92.1 60.05 102.09 218.205 18
(g/mole)
Lb 184.2 180.15 306,27 436.410 108
lb/lb of triacetin 0.422 0.412 0.701 1 0
$ / lb 0.7 0.68 0.48 3.475 -
$ 0.295 0.28 0.336 3.475 -
Gross Profit = (3.475 – (0.295 + 0.28 + 0.336))
= 2.56 $/lb

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
24

Dari nilai gross profit yang diperoleh diatas, nilai gross profit esterifikasi
lebih menguntungkan dari pada asetilasi. Dengan kapasitas pabrik 5,000 ton/yr
dengan pabrik beroperasi 345 hari dalam 1 tahun, maka didapat keuntungan
sementara untuk setiap tahunnya :
= 2.56 $/lb x 2204 ton/lb x 5,000 ton/yr
= 28,211,200 $/yr dengan laju produksi 604 kg/jam
4.2 Ketersediaan Raw
4.2.1 Ketersediaan Gliserol
Gliserol juga dikenal sebagai gliserin, propana-1, 2, 3-triol. Giserol
diproduksi selama proses transesterifikasi biodiesel, saponifikasi dan reaksi
hidrolisis. Gliserol adalah produk sampingan yang berharga dari biodiesel yang
dihasilkan dari lemak hewani, nabati dan minyak sebagai persediaan pakan.
Gliserol kasar yang dihasilkan selama transesterifikasi dalam produksi biodiesel
terdiri dari kotoran seperti sabun, abu, air, metanol dan bahan organik lainnya
(Tan HW et al., 2013).
Perkembangan industri biodiesel di Indonesia semakin meningkat. Jika
produksi biodiesel meningkat maka produk samping biodiesel yaitu gliserol juga
meningkat. Gliserol biasanya terbentuk dengan massa 10wt% dari reaksi.
Sehingga akan dihasilkan gliserol yang akan terus bertambah disetiap tahunnya
(CH Zhou, 2008).
Tabel 4.5 Perkiraan Produksi Gliserol dari By-produk Biodiesel (Satuan ribu
kiloLiter)

Berdasarkan data statistik (Ditjen IA-Kemenperin, 2013), Bahan baku


gliserol diperoleh dari beberapa pabrik biodiesel yang berlokasi di Kota Dumai,
Riau. Pabrik-pabrik tersebut antara lain:
a. PT. Wilmar Bioenergy
b. PT. Cemerlang Energi Perkasa
c. PT Ciliandra Perkasa
4.2.2 Ketersediaan Asam Asetat
Asam asetat akan digunakan sebagai bahan pendukung dalam produksi
triacetin. Pembuatan Acetic Acid meliputi proses oksidasi uap Ethanol dengan
udara dalam reaktor Fixed Bed menjadi Acetaldehyde liquid dan selanjutnya

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
25

dioksidasi dengan udara dalam reaktor bubble menjadi Acetic Acid. Acetic Acid
berkualitas Food Grade dengan kemurnian 99,8 % bw yang dapat digunakan
untuk :
a. Solvent Katalisator dalam pembuatan Pure Terephthalic Acid (PTA)
b. Bahan Baku Cellulosa Acetate, Ethyl Acetate, Vinyl Acetate & Acetic
Anhydride
c. Food Additive & Vinegar
d. Industri Tekstil, Farmasi dan Karet
PT. Indo Acidatama Tbk merupakan penghasil Acetic Acid pertama dan
satu-satunya produsen di Indonesia dan Asia Tenggara yang terpadu dengan
Ethanol dengan kapasitas 16500 ton/tahun. Maka dari itu, asam asetat yang
digunakan pada pabrik pembuaan triacetin yang akan dibuat akan menggunakan
asam asetat yang diproduksi oleh PT. Indo Acidatama yang berlokasi di Karang
Anyar, Solo, Jawa Tengah.
4.2.3 Ketersediaan Asam Asetat Anhidrat
Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai
fungisida dan bakterisida, pelarut senyawa organik, berperan dalam proses
asetilasi, pembuatan aspirin, dan dapat digunakan untuk membuat acetylmorphine.
Asam asetat anhidrat paling banyak digunakan dalam industri selulosa asetat
untuk menghasilkan serat asetat, plastik serat kain dan lapisan (Celanase, 2010).
Asetat anhidrat ((CH3CO)2O) merupakan larutan aktif, tidak berwarna, serta
memiliki bau yang tajam. Kapasitas produksi Amerika untuk produk asetat
anhidrat ini cukup besar, yaitu lebih dari 900.000 ton per tahun (Kirk othmer,
1991).
PT. Indo Acidatama Tbk merupakan penghasil Acetic Acid pertama dan
satu-satunya produsen di Indonesia dan Asia Tenggara yang terpadu dengan
Ethanol dengan kapasitas 16500 ton/tahun. Maka dari itu, asam asetat anhidrat
yang digunakan pada pabrik pembuaan triacetin yang akan dibuat akan
menggunakan asam asetat anhidrat yang diproduksi oleh PT. Indo Acidatama
yang berlokasi di Karang Anyar, Solo, Jawa Tengah.
4.2.4 Ketersediaan Asam Sulfat
Asam Sulfat merupakan senyawa yang digunakan sebagai katalis dalam
proses produksi dalam pabrik triacetin yang akan dibuat ini. Maka dari itu,
pasokan asam sulfat pada pabrik ini diambil dari PT Indonesian Acid Industry
yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
PT Indonesian Acid Industry merupakan produsen Asam Sulfat pertama di
Indonesia dengan kapasitas produksi 82.500 ton /th, dan telah menghasilkan
Asam Sulfat dengan kemurnian yang tinggi dan kejernihan yang dipercaya.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
26

4.3 Tipikal Kondisi Proses


Berikut ini adalah kondisi masing-masing teknologi proses, yang dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Tipikal Kondisi Proses
No Metode Tipikal Kondisi Proses
1 Esterifikasi T= 100-250 oC P= 0.2-5 mPa

2 Asetilasi T= 180-250 oC, P= 5-30 mPa tanpa


menggunakan katalis,
T = 100-180 oC, P= 0,2-5 mPa bila
menggunakan katalis
3 Retifikasi P= 30.000 KPa dan T= 280 oC.

4.4 Pemilihan Teknologi Proses


Pada pabrik pembuatan triacetin dari gliserol ini, dipilih proses esterifikasi
dengan menggunakan metoda kontinu. Tahapan proses pertama yaitu penyiapan
bahan baku dan penyesuaian suhu dan tekanan. Selanjutnya reaksi pembuatan
triacetin yang dilakukan menggunakan metode esterifikasi dan asetilasi dengan
menambahkan asam asetat anhidrat pada suhu 200 oC dan tekanan 2 atm.
Selanjutnya purifikasi produk menggunakan proses retification untuk
memisahkan asam asetat sebagai sisa reaksi, air dan triacetin. Keluaran dari
reaktor fix bed akan didistilasi untuk mendapatkan triacetin 95% sebagai produk.

Pabrik yang akan didirikan ini, direncanakan menggunakan proses fix bed.
Proses fix bed, dipilih karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan proses
lainnya, yaitu: memiliki konversi yang tinggi, penggunaan katalis hanya
setengahnya, alkohol lemak yang dihasilkan berkualitas tinggi. Selain itu, bahan
baku yang diperlukan tersedia di Indonesia.
4.5 Produk Samping dan Limbah yang Dihasilkan
Pada pabrik ini akan menghasilkan produk samping dan limbah cair
industri yang bersumber dari berbagai unit tahapan proses dan umumnya
merupakan fraksi-fraksi ringan. Untuk meminimalisir paparan limbah, pekerja

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
27

diharuskan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Mengurangi efek


pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik, limbah diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan.

4.6 Utilitas
Utilitas merupakan sistem penunjang yang juga merupakan faktor penting
yang perlu dipertimbangkan dalam pendirian suatu pabrik. Unit pendukung proses
atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian penting yang menunjang
berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Unit utilitas proses terdiri atas
unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air sanitasi, air umpan boiler dan air
untuk perkantoran dan perumahan), steam, listrik dan pengadaan bahan bakar
maupun unit pengolahan limbah yang dihasilkan di suatu pabrik.
Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan listrik dari PLN (Perusahaan
Listrik Negara) dan Generator Set sebagai cadangan apabila PLN mengalami
gangguan. Untuk sarana penyediaan air dapat diperoleh dari air sungai. Di
Propinsi Riau banyak terdapat sungai, seperti Sungai Rokan, Sungai Tapung,
Sungai Mandau, Sungai Batang Inderagiri, Sungai Siak, Sungai Kampar dan
masih banyak lagi.
Untuk penyediaan air di Pabrik triacetin ini, dipilih dari sungai Rokan (baik
Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan Kiri), karena lokasi pendirian Pabrik
triacetin berada di daerah Rokan Hilir yang dekat dengan lokasi pemasok gliserol
dari Kota Dumai yang terdapat tambang minyak bumi dan lebih dekat dengan
palabuhan. Maka dari itu, untuk fasilitas utilitas yang dibutuhkan dalam pabrik ini
mudah didapat karna posisi pemilihan lokasi yang mendukung.
4.6.1 Unit Penyediaan Air ( Water Supply Section )
Unit penyediaan air merupakan salah satu unit utilitas yang bertugas
menyediakan air untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga. Unit ini sangat
berpengaruh dalam kelancaran produksi dari awal hingga akhir proses. Dalam
memenuhi kebutuhan air didalam pabrik, dapat diambil dari air permukaan. Pada
umumnya air permukaan dapat diambil dari air sumur, air sungai, dan air laut
sebagai sumber untuk mendapatkan air.
Dalam perancangan pabrik ini, sumber air baku yang digunakan berasal dari
sungai. Pertimbangan menggunakan air sungai sebagai sumber untuk
mendapatkan air adalah :
1. Pengolahan air sungai relatif lebih mudah, sederhana, dan biaya
pengolahan relatif murah dibandingkan dengan proses pengolahan air laut
yang lebih rumit dan biaya pengolahannya yang lebih besar.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
28

2. Air sungai merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi jika
dibandingkan dengan air sumur, sehingga kendala kekurangan air dapat
dihindari.
3. Letak sungai berada tidak terlalu jauh dengan pabrik

Air yang diperlukan di lingkungan pabrik adalah untuk :


1. Air untuk proses
a. Hal-hal yang diperhatikn dalam air proses :
b. Kesadahan (hardness) yang dapat menyebabkan kerak
c. Besi yang dapat menimbulkan korosi
d. Minyak yang dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film yang
mengakibatkan terganggunya koefisien transfer panas serta
menimbulkan endapan.
2. Air sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk keperluan kantor dan rumah tangga
perusahaan, yaitu air minum, laboratorium, dan lain-lain. Air sanitasi yang
digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu :
a. Syarat fisik :
1). Suhu normal di bawah suhu udara luar
2). Warna jernih
3). Tidak berasa
4). Tidak berbau
b. Syarat kimia :
1). Tidak mengandung zat organik maupun anorganik
2). Tidak beracun
c. Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, seperti
Salmonella, Pseudomonas, Escherichia coli.
4.6.2 Unit Penyediaan Listrik

Unit ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh area


pabrik, pemenuhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh PLN dan sebagai
cadangan adalah generator set untuk menghindari gangguan yang mungkin
terjadi pada PLN. Kebutuhan listrik dapat dibagi :
a. Listrik untuk keperluan proses
b. Listrik untuk utilitas
c. Listrik untuk penerangan dan AC

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
29

d. Listrik untuk laboratorium dan bengkel


e. Listrik untuk instrumentasi

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
30

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, A.Y., dan Mila, K. 2017. Perancangan Pabrik Anhidrid Asam Asetat dan
Asam Asetat dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun.

C.H. Zhou, J.N. Beltramini, Y.X. Fan, G.Q. Lu, Chem. Soc.(2008),
Chemoselective catalytic conversion of glycerol as a biorenewable
source to valuable commodity chemicals. Chem. Soc. Rev., 527–549.

Fessenden, J Ralp. Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik . Jakarta: Erlangga.


Sth_Rei. 2010. Pembuatan Etil Asetat Melalui Reaksi Esterifikasi.
http://sthrei.blogspot.com/2010/04/pembuatan-etil-asetat-melalui-
reaksi.html. Diakses 19 Oktober 2011

Gonçalves, V., Pinto, B., Silva, J. and Mota, C. (2008). Acetylation of glycerol
catalyzed by different solid acids. Catalysis Today, 133-135, pp.673-677.

Kale, S., Umbarkar, S., Dongare, M., Eckelt, R., Armbruster, U. and Martin, A.
(2015). Selective formation of triacetin by glycerol acetylation using
acidic ion-exchange resins as catalyst and toluene as an entrainer.
Applied Catalysis A: General, 490, pp.10-16.

Khairiati, N., Zuchra, H., dan Khairat. 2016. Pemanfaatan Gliserol Produk
Samping Biodiesel Menjadi Triacetin Melalui Proses Esterifikasi
Menggunakan Katalis Fly Ash. Universitas Riau.

Khayoon, M. and Hameed, B. (2011). Acetylation of glycerol to biofuel additives


over sulfated activated carbon catalyst. Bioresource Technology, 102
(19), pp.9229-9235.

Liao, X., Zhu, Y., Wang, S., Chen, H. and Li, Y. (2010). Theoretical elucidation
of acetylating glycerol with acetic acid and acetic anhydride. Applied
Catalysis Environmental, 94(1-2), pp.64-70.

Liao, X., Zhu, Y., Wang, S. and Li, Y. (2009). Producing triacetylglycerol with
glycerol by two steps: Esterification and acetylation. Fuel Processing
Technology, 90(7-8), pp.988-993.

Liu, X., Ma, H., Wu, Y., Wang, C., Yang, M., Yan, P. and Welz-Biermann, U.
(2011). Esterification of glycerol with acetic acid using double SO3H-
functionalized ionic liquids as recoverable catalysts. Green Chemistry,
13(3), p.697.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
31

Mufrodi, Z. 2015. 2020 Mendatang Indonesia Akan Memproduksi Gliserol.


Universitas Ahmad Dahlan.

Nuryoto, Sulistyo, H., Sri Rahayu, S., dan Sutijan, 2010, “ Esterifikasi Gliserol
dan Asam Asetat Dengan Katalisator Indion 225 Na”, Seminar Nasional
Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-16. PSIT
UGM Yogyakarta.

Prahastuti, A. 2010. Prarancnagan Pabrik Selulosa Asetat dari Selulosa dan Asetat
Anhidrid dengan Proses Asetilasi Kapasitas 25.500 To Per Tahun.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Salam, Z dan Anggi, C.M. 2012. Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon
Monoksida dengan Proses Karbonilasi Monsanto. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember: Surabaya.

Sembodo, J. 2008. Prarancangan Pabrik Phenylethyl Alcohol dari Benzene dan


Ethelyene Oxide Kapasitas 1000 Ton/Tahun. Universitas
Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.

Suteja, A. 2009. Pembuatan Vinil Asetat dari Etilena, Asam Asetat dan Oksigen
dengan Kapasitas 35.000 Ton/Tahun. Universitas Sumatera Utara:
Medan.

Widayat., Hantoro, S., Abdullah., dan Ika W.K.H. 2013. Proses Produksi Triasetin
dari Gliserol dengan Katalis Asam Sulfat. Universitas Diponegoro.

Zhu, S., Gao, X., Dong, F., Zhu, Y., Zheng, H. and Li, Y. (2013). Design of a
highly active silver-exchanged phosphotungstic acid catalyst for glycerol
esterification with acetic acid. Journal of Catalysis, 306, pp.155-163.

Zhu, S., Zhu, Y., Gao, X., Mo, T., Zhu, Y. and Li, Y. (2013). Production of
bioadditives from glycerol esterification over zirconia supported
heteropolyacids. Bioresource Technology, 130, pp.45-51.

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana
32

Back to TK101

Feed H2SO4

Back to Feed H2SO4

Pra-Rancangan Pabrik Triacetin dari Gliserol Kelompok 2. Ganjil/2017-2018


By Checked Approved
1. Daniel Panggabean 1. Daniel Panggabean
2. Dewi Maya Sari 2. Dewi Maya Sari
3. Dhani Nur Miftahuddin 3. Dhani Nur Miftahuddin
4. Diantita Salinas Yassinta 4. Diantita Salinas Yassinta
5. Fauzia Mulyana 5. Fauzia Mulyana

Anda mungkin juga menyukai