Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS FARMASI DASAR

Aseton, Asetaldehid,
Formalin.
Hana Khairunnisa
Masayu Dinahya
Nabila Tidara P.
Nur Afifah
ANALISIS ASETON
PENDAHULUAN

Sifat Umum :
-Pemerian Cairan transparan: tidak berwarna;
mudah menguap; bau khas.
-Kelarutan: Dapat bercampur dalam air,
dengan etanol, etanol eter, dengan kloroform.
-Titik Lebur: −94,9 °C (178,2 K)
-Titik Didih: 56,53 °C (329,4 K)
-Massa jenis: 0,79 g/cm³, cair
-Berat molekul: 58 gram/mol

Kegunaan :
-Cairan pelepas cat kuku
-Sebagai pelarut untuk resin vinil dan akrilik,
pernis, cat alkyd, tinta.
-Sebagai bahan dasar pembuatan kloroform
dan iodoform.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang di ukur dalam
Identifikasi sel natrium klorida menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Aseton
BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
Uji Fehling
Reaksi Keton •Bertujuan untuk membedakan aldehida dan
keton
•Aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi
Fehling menghasilkan endapan Cu2O yang
berwarna merah bata, sedangkan dengan
senyawa keton tidak bereaksi
Reaksi Keton Uji Tollens
•Bertujuan untuk membedakan
aldehida dan keton.
•Senyawa aldehid dengan pereaksi
Tollen’s dapat membentuk cermin
perak yang merupakan endapan Ag,
sedangkan dengan senyawa keton
bereaksi negatif.

Reaksi aldehida dengan peraksi


Tollens:
R-COH + Ag2O à R-COOH + Ag(s)
UJI ORGANOLEPTIS

CAIRAN
TIDAK BERWARNA MUDAH MENGUAP BAU KHAS
TRANSPARAN
•Merupakan tes Rothera dalam bentuk tablet.
Acetest Tablet •Tablet Acetest terdiri dari sodium nitroprusside, glisin, dan buffer
alkalin.

Test •Perubahan warna piringan hitam pada tablet mengindikasikan


adanya acetoacetate atau acetone (≥ 5 mg / dl).
•Perkiraan kasar jumlah badan keton dapat diperoleh dengan
perbandingan dengan bagan warna yang disediakan oleh
produsen.
•Tes ini lebih sensitif daripada tes strip reagen untuk keton.
Adisi Bisulfit

•Reaksinya aseton dengan


larutan natrium bisulfit
menghasilkan hablur yaitu
1-natriumsulfit-2-pentanol
yang berwarna putih
DEFINISI
ASETALDEHID

Asetaldehid dalam istilah IUPAC disebut ethanal


atau biasa disebut dengan acetic aldehyde.

Asetaldehid merupakan suatu senyawa aldehid


dengan rumus kimia C atau dikenal dengan
Methyl-CHO (MeCHO) adalah suatu zat perantara
(intermediate) dalam pembuatan senyawa kimia
organik yang lain, contohnya: asam asetat, asetat
anhydride, ethyl asetat, n-butyl alcohol dan
sebagainya.
SIFAT FISIKA Asetaldehid merupakan cairan yang tak berwarna,
berasap, mudah terbakar dengan bau seperti buah-
ASETALDEHID buahan yang tajam.

Pada suhu kamar dapat larut dalam semua perbandingan


dengan air dan sebagian besar pelarut organik, seperti:
ether, ethanol, ethyl ether, gasoline, paraldehyde,
toluene, xylene, turpentine dan asam asetat.
SIFAT FISIKA
ASETALDEHID
SIFAT KIMIA ASETALDEHID

Asetaldehid merupakan senyawa yang sangat reaktif. Dibawah ini kondisi yang sesuai oksigen
dan sedikit hidrogen terbentuk kembali. Reaksi kimia dari asetaldehid dapat digolongkan dalam :

DEKOMPOSISI
OKSIDASI DAN REAKSI DENGAN
(PYROLYSIS DAN HIDRATE DAN
REDUKSI AMMONIA DAN
PHOTOLYSIS) BENTUK ENOL
ASETALDEHID AMINA
Produk-produk yang Di dalam air, bentuk-
penting dari bentuk acetaldehyde ethyl alkohol Pada fase uap atau
dekomposisi thermal adalah sebuah hidrate ↓ liquid, asetaldehid dan
dan photo kimia adalah (CH3CH(OH)2) sampai asetaldehid amonia akan
metana dan karbon batas sekitar 25%. ↓ membentuk aldehyde
monoksida. asam asetat amonia.
CH3CHO → CH4 + CO
REAKSI
KEREAKTIFAN
ASETALDEHID

Asetaldehid adalah senyawa yang sangat reaktif, yang secara


umum dipakai pada bidang manufaktur. Reaksi oksidasi, reduksi,
reaksi kondensasi, dan reaksi adisi adalah contoh-contoh reaksi
kereaktifannya.
Oksidasi asetaldehida fase cair dengan udara
(oksigen) merupakan reaksi yang penting dalam
industri. Kebanyakan asam asetat banyak
diproduksi melaiui cairan ini.
REAKSI OKSIDASI
ASETALDEHID Reaksi oksidasi adalah reaksi rantai, asam
perasetat dihasilkan dan kemudian bereaksi
dengan asetaldehida untuk menghasilkan asam
asetat melalui monoperasetat.

Reaksi :
 CH3CHO +O2 à CH3COOH
REDUKSI
ASETALDEHID Reduksi terhadap gugus karbonil (C=O)
menjadi alkohol mudah terjadi.

Banyak jenis katalis yang mungkin


digunakan, di antaranya platina dan asam
kloropfatinat atau dari amonium
kloropfatinat.

CH3COOH -> CH3CHO + O2


Larutan basa encer menyebabkan asetaldehida
REAKSI mengalami kondensasi menjadi asetadol.
KONDENSASI Reaksi :
ASETALDEHIDA 2CHaCHO + OH →
CH3CHOHCH2CHO

Asetakiol adalah intermediate penting dalam


pembuatan butyraldehyde dan 1-3 butanol
melalui asetaldehida dan juga dalam pembuatan
1,3-butanediol. Juga reaksi yang penting adalah
aldol asetaldehida dengan formaldehid
berlebihan yang merupakan bagian dari
pembuatan pentarythritol C(CH2OH)4 secara
komersial.
Sedikit asam mineral akan mengkatalisasi rimetrisasi aldehida
menjadi garaidehida pada suhu ruang. Jika asetaldehida dititrasi
dengan HCl kering pada suhu rendah tetiamer, metaldehida
akan terbentuk. Kemudian akan berubah kembali menjadi
asetaldehida dan paraldehida dengan membiarkannya pada
60-65°C selama beberapa hari. Peristiwa ini dinamakan
depolimerisasi. Depolimerisasi akan sempuna dengan
pemanasan pada tabung seal.

REAKSI
POLIMERISASI
ASETALDEHID
REAKSI ADISI
ASETALDEHID

Meskipun sedikit asetaldehida (kecuali cloral dan halogenase


aldehida yang lain) yang membentuk hidrat yang dapat diisolasikan,
suatu larutan encer asetaldehida mengandung hidrat asetaldehida
(gem-diol) dalam keseimbangannya

Reaksi :
CH3CHO + H2O CH3CH(OC2H5)

Dengan cara yang sama asetaldehida sedikit terbentuk dan reaksi


dengan glycol dan dengan senyawa polihidraksi yang lain.
KEGUNAAN ASETALDEHID

Bahan baku
Katalis pada Zat perantara pembuatan asam
produksi pada industri asetat, n-butanol
butadiene kimia organik , asetat anhidrid ,
asam lactid

Bahan intermediet Jumlah equimolar Polyvinil alkohol +


dalam industri dari asetaldehid asetaldehid →
untuk dan ethyl alcohol polyvinyl asetat
menghasilkan dapat menjadi (resin digunakan
bahan kimia yang pengganti ethyl dalam industri
lain. alcohol murni pembuatan pernis )
FORMALDEHID
Larutan formaldehida mengandung
formaldehida dan methanol sebagai
stabilisator. Kadar formaldehida dan
methanol tidak kurang dari 34,0% dan
tidak lebih dari 38,0%
Penggunaan formaldehid sebagai bahan
Formaldehid tambahan dalam makanan telah dilarang oleh
kementrian kesehatan dan tercantum dalam :
•Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.722/MenKes/Per/IV/88
•Permenkes RI No.033 tahun 2012, tentang Bahan
Tambahan Pangan
•Kontaminasi formaldehid dalam bahan makanan
sangat memba- hayakan tubuh, yaitu dapat
menyebabkan kanker saluran pernapasan dan
meningkatkan resiko leukimia. (Norliana, Abdul-
amir, Abu Bakar, dan Salleh, 2009)
Identifikasi
FORMALDEHID

Identifikasi kandungan formaldehid


dilakukan dengan cara :
1.Uji organoleptis
2.Uji kualitatif, menggunakan kolorimetri
dengan pereaksi Schryver
3.Uji kuantitatif, dengan menggunakan
spektrofometri UV-Vis dengan pereaksi
Nash
Uji •Pemerian :

Organoleptis •Cairan jernih


•Tidak berwarna atau hampir tidak
berwarna
•Bau menusuk
•Uap merangsang selaput lendir hidung
dan tenggorokan
•Jika disimpan di tempat dingin dapat
menjadi keruh
Uji Kualitatif •Terbentuk warna yang spesifik dan sensitif antara
pereaksi dengan formaldehida dengan batas
(Kolorimetri deteksi terendah 0,2 mg/L (Suryadi, Hayun, dan
dengan Pereaksi Harsono, 2008)
•Langkah-langkah :
Schryver)
•Filtrat yang diperoleh dari sampel diteteskan ke
plat tetes sebanyak 5 tetes
•Tambahkan pereaksi Schryver
•Amati perubahan warna yang terjadi
•Hasil :
•Jika positif mengandung formalin, maka warna
akan berubah menjadi warna merah. (Suryadi,
Mansur, dan Christine, 2008)
Cont’d
•Reaksi  :
•Reaksi warna yang terjadi terbentuk
dari hasil kondensasi antara
formaldehida dan fenilhidrazin, yang
pada reaksi oksidasi menghasilkan basa
lemah. Basa lemah tersebut dengan
adanya asam kuat berlebih akan
menghasilkan garam yang langsung
mengalami disosiasi hidrolitik pada
pengenceran dan menghasilkan
kompleks yang berwarna merah
UJI KUANTITATIF
(SPEKTROFOMETRI UV-VIS
DENGAN PEREAKSI NASH)
•Pereaksi Nash dibuat dari 2 mL asetil aseton, 3 mL asam
asetat glasial, dan 150 gram amonium asetat yang
diencerkan dengan aquades hingga 1 L (Nash, 1953)
•Kondisi optimum analisis secara Spektrofotometri UV-
Vis dengan pereaksi Nash diperoleh dengan mencari
panjang gelombang maksimum dan kestabilan serapan
warna kompleks yang dihasilkan.
•Panjang gelombang maksimum formaldehid adalah
412,73 nm (Nash, 1953)
•Langkah-langkah :
Cont’d •Filrat yang diperoleh dari sampel diteteskan
sebanyak 5 ml ke dalam labu ukur 10 ml
•Volume dicukupkan dengan menggunakan
pereaksi Nash sampai tanda batas labu ukur
•Panaskan selama 30 menit pada suhu 40±2°C
•Diamkan dan biarkan dingin pada suhu kamar
selama 30 menit
•Ukur serapan menggunakan spektofometer UV-
Vis pada 1 maksimum
•Catat dan hitung kadar formalin pada sampel
•Validasi metode analisis dilakukan dengan
penentuan linieritas kurva kalibrasi, penentuan
batas deteksi dan batas kuantitasi, serta uji
keterulangan dan uji perolehan kembali.
Cont’d

•Reaksi :
•Campuran pereaksi Nash dengan
formaldehid dapat memberi serapan
berwarna kuning terang. Semakin kuning
larutan yang didapat, maka diperkirakan
konsentrasi yang terdapat dalam analit juga
semakin besar
REFERENSI
•Anonim. Formaldehyde. U.S. : U.S. National Library of Medicine. [internet] diakses pada 20
April 2019 di https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/formaldehyde
•Hutapea, Roland. (2008). Formalin (Larutan Formaldehid). Jakarta : Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI. [internet] diakses pada 20 April 2019 di
http://www.pom.go.id/files/formalin.pdf
•Suryadi, Herman, dkk. (2010). Analisis Formalin dalam Sampel Ikan dan Udang Segar dari
Pasar Muara Angke. Depok : Universitas Indonesia. [internet] diakses pada 20 April 2019 di
http://psr.ui.ac.id/index.php/journal/article/download/3458/536
•Susanti, Sanny. (2010). Penetapan Kadar Formaldehid pada Tahu yang Dijual di Pasar
Ciputat dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Disertai Kolorimetri Menggunakan
Pereaksi Nash. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. [internet] diakses pada
20 April 2019 di
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2545/1/SANNY%20SUSANTI-
FKIK.pdf;PENETAPAN
REFERENSI
•Farmakope Indonesia ed. 5
•https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/acetone
•https://www.bioscience.pk/topics/pathology/clinical-pathology/item/822-
tests-for-detection-of-ketones-in-urine
•http://www.indianmedicinalplants.info/articles/TEST-FOR-ACETONE-
BODIES.html
•Fessenden & Fesenden.2003.Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
•http://acpcommunity.acp.edu/Facultystaff/genchem/GC2/lab/qual/iodo.ht
m
•http://www.chem.ucalgary.ca/courses/350/Carey5th/Ch13/ch13-ir-4.html
•Anjarsari, Putri. Aldehid dan Keton. Diakses pada 21 April 2019. diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/putri-anjarsari-ssi-
mpd/4aldehid-dan-keton.pdf

Anda mungkin juga menyukai