dan Kardiovaskular
4. Hana Khairunissa
5. Masayu Dinahya
6. Nabila Tidara P.
7. Proudhia Perkasa P.N.
8. Sekar Ayu K. Bonita Risky Masayu Dinahya
Cindy Manuela Nabila Tidara P.
Dita Mitani Proudhia Perkasa P.N
Hana Khairunnisa Sekar Ayu K.
Kelompok 5
Outline
Kingdom Bacteria
Filum Proteobacteria
Ordo Neisseriales
Famili Neisseriaceae
Genus Neisseria
Spesies N. meningtidis
Memiliki peptidoglikan tipis,
merupakan bakteri aerobik dan
Morfologi dan Fisiologi gram negatif
Grup A, B, C, merupakan
penyebab utama penyakit di
klinik
Pada kasus seseorang yang melakukan kontak langsung dengan penderita, secepatnya
harus diberikan chemoprophylaxis. Chemoprophylaxis meningitis meningokokus ini
merupakan antibiotik dengan dosis :
1. Rifampin : Pemberian secara peroral sesuai dengan kebutuhannya untuk Dewasa 600
mg setiap 12 jam selama 2 hari ; Anak (> 1 tahun) 10 mg/kgBB setiap 12 jam selama 2
hari ; Anak (< 1 tahun) 5 mg/kgBB setiap 12 jam selama 2 hari
2. Seftriakson : sesuai dengan kebutuhannya untuk Dewasa 250mg ; Anak 125 mg
3.Siproloksasin : 500 mg per-oral untuk dewasa
4.Sulfisoxazole (oral) : Sesuai dengan kebutuhannya untuk Dewasa 1 g setiap 12 jam
selama 2 hari ; Anak ( 1-2 tahun) 500 mg setiap 12 jam selama 2 hari ; Anak (< 1 tahun)
500mg/hari setiap 12 jam selama 2 hari
Epidemologi
● Infeksi yang disebabkan N. meningtidis dapat terjadi setiap saat, biasanya terjadi
pada akhir musim dingin dan awal musim semi.
● Wilayah yang selama ini dikenal sebagai daerah endemis adalah Afrika Tengah.
● Penyebaran galur meningokokus baru bisa ditandai dengan meningkatnya angka
kejadian infeksi yang menyerang hampir semua kelompok umur.
Tahun 1980-1990-an
wabah meningokokus grup
B menyerang benua Eropa Sejak tahun 1990-an KLB yang
dan Amerika Serikat disebabkan oleh meningokokus
grup C terjadi di Amerika Pada tahun 1996, 150.000
Serikat dan Kanada orang terjangkit wabah
meningokokus grup A di
Afrika Barat
Nabila Tidara Poetri
(1806185632)
Morfologi Listeria monocytogenes
● Bakteri ini dapat membentuk katalase dan dapat meragi beberapa jenis
gula dengam membentuk asamm tanpa gas, tidak mebentuk indol atau
H2S, dan tidak menghidrolisis urea atau mereduksi nitrat
Patogenesis dan Gejala Penyakit
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
MORFOLOGI, FISIOLOGI, DAN
EPIDEMOLOGI
Famili : Clostridiceae Clostridium tetani
Gram : Positif
Pergerakan : Flagel - Tumbuh pada jaringan
mati disekitar luka
- Menghasilkan eksotoksin
Kondisi :
- Anaerob
- Suhu 37oC
- pH 7 - 7,5
PATOGENESIS DAN GEJALA PENYAKIT
tetanospamin
Bayi meninggal
TOKSIN TETANUS
Toksin paling
toksik pada
manusia
Ditemukan pada
Makanan Kedap udara
Diasap,
dimakan tanpa
dimasak lagi
Toksin pada Clostridium botulinum bekerja dengan menghambat pertumbuhan asetilkolin sehingga
menyebabkan paralisis flaksid
Patogenesis dan Gejala Penyakit
Gangguan
penglihatan
Kesulitan
Makanan 18-96 jam Gejala penyakit menelan
dikonsumsi muncul
Kesulitan
berbicara
Tanda-tanda
Kematian
paralisis
Pemeriksaan Laboratorium
● Mengidentifikasi toksin yang dihasilkan oleh bakteri.
● Toksin biasanya ditemukan pada:
Diberikan secara
Antitoksin Trivalen B Intravena
E
Epidemiologi dan pencegahan
Bubonic Pneumonic
plague plague
Penyakit yang ditimbulkan
Bubonic plague
Spesifik Nonspesifik
Obat Efektif
Streptomisin
Penderita harus diisolasi selama lebih dari 48 jam karena penyakit ini sangat mudah
ditularkan melalui udara
Penularan Bubonic plague
Borrelia
burgdorferi
Kingdom Bacteria
Phylum Spirochaetes
Ordo Spirochaetales
Family Spirochaetaceae
Genus Borrelia
5 Ukuran Bakteri : 20 – 30 μm x 2 – 3 μm
Vektor : Gigitan kutu Ixodes scapularis
3 (kutu hitam/kutu rusa) Alat Gerak : Endoflagel
6
Lokasi : Lingkungan yang basah. Usus 7 Waktu Pertumbuhan : 10 - 12 Jam
4 binatang, rongga mulut manusia
8 Suhu Pertumbuhan : 32⁰C dengan
suasana mkroaerobik
Sikus Penularan dan Siklus Hidup Kutu Ixodes
Patogenesis dan Gejala Penyakit Fase Pertama
Gangguan artritis kronis dan kerusakan Gejala yang menyerupai penyakit sifilis yang
persendian disebabkan oleh jenis spiroketa lain
Pengobatan
Antibiotik
Tetrasiklin
Doksisiklin
Oral
Amoksisilin
Penisilin
Brucella
melitensi
Cindy Manuela
1806194025
Morfologi dan Fisiologi
● Bakteri Gram negatif
● Berbentuk kokobasil
● Berukuran 0.5 – 0.7 µm x 0.6 – 1.5 µm
● Tidak dapat bergerak
● Tidak memiliki spora
● Bersifat aerob
● Tumbuh lambat dan butuh perbenihan yang kompleks,
khususnya pada isolasi primer
● Membentuk koloni yang halus, mukoid, jernih atau sedikit
keruh pada perbenihan agar serum dextrosa atau agar
triptikase
● Dalam tanah lembap dan air laut, bakteri ini dapat hidup
selama 72 hari, dan dalam susu hidup selama 17 hari
Patogenesis dan Gejala Penyakit
Patogenesis Gejala penyakit
● Transmisi bakteri Brucella melitensi terjadi
• Demam tinggi hingga 40°C setiap
karena adanya kontak langsung dengan bahan
yang terkontaminasi, seperti rumah potong sore (undulant fever)
hewan atau melalui produk hewan dan susu
● Oleh karena itu, orang yang berpotensi terkena • Menggigil
bakteri ini adalah orang-orang yang berkaitan • Lemah
dengan laboratorium, peternak, pemerah susu,
dan dokter hewan yang sering berkontak • Pada kasus yang berat, penderita
dengan bakteri ini
● Bakteri masuk melalui kulit yang luka lalu
akan berkeringat lebih banyak dan
menginvasi melalui peredarahn darah kemudian demam di malam hari
masuk ke pembuluh dan kelenjar limfa
● Bakteri juga dapat karena konsumsi susu hewan • Infeksi yang ditimbulkan dapat
ternak yang tidak dipasteurisasi dengan baik, menyebabkan kematian
kemudian bakteri akan masuk ke saluran cerna
Pemeriksaan Laboratorium
Bahan pemeriksaan yang
digunakan
Pengobatan Pencegahan
• Pencegaha terutama ditujukan terhadap
● Antibiotik tetrasiklin hewan sumber infeksi
● Kombinasi tetrasiklin dan • Imunisasi hewan dengan memberi vaksin yang
mengandung bakteri yang telah dilemahkan
streptomisin • Vaksin mengandung galur bakteri Brucella
abortus strain 19 digunakan untuk vaksinasi
sapi
• Vaksin Brucella melitensi strain Rev I
digunakan untuk vaksinasi biri-biri dan
kambing
• Pencegahan bruselosis pada manusia
ditujukan pada pengawasan pengolahan
produk ternak dan susu yang menjadi sumber
infeksi
• Melakukan imunisasi aktif
Morfologi dan Fisiologi
Jenis penykit dari bakteri ini dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
● Golongan Tifus : disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii (tifus
epidemik) dan Rickettsia typhi (tifus endemik).
Bacillus anthracis
- Antraks kulit
- Antraks saluran cerna
- Antraks paru
Morfologi dan Fisiologi
Bakteri banyak ditemukan pada
Tahun 1877 Robert Koch berhasil
penyakit zoonosis, infeksi pada
mengisolasi bakteri
ternak lembu, kambing, domba,
Bacillus anthracis
dan babi
Menyebabkan edema
Edema toxin (pembengkakan)
Selubung sel atau kapsul bakteri Bacillus anthracis tidak mengandung polisakarida
seperti kapsul bakteri lain, tetapi merupakan suatu poly-D-glutamyl capsule (kapsul
yang mengandung polipeptida poli-D-glutamat)
Bakteri umumnya tidak dapat masuk ke dalam sistem peredaran darah. Apabila
bakteri masuk, angka kematian bisa mencapai lebih dari 20%
Anthraks saluran cerna
(gastrointestinal anthrax)
Meliputi
- Pembiakan bakteri
- Uji serologi untuk menentukan keberadaan Bacillus anthracis dengan
menggunakan antibodi monoklonal
- Pemeriksaan DNA spesifik dengan teknik reaksi rantai polimerase (PCR)
dan DNA probe
Pengobatan
Cara pengobatan yang dianjurkan bagi penderita
Pemberian antibiotik
yang belum pernah imunisasi antraks
- Penisilin
- Siprofloksasin
- Doksisiklin