Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 2

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA LINGKUNGAN
Dosen Pengampu
Dr. Yudhi Utomo, M.Si
Dr. Irma Kartika Kusumaningrum, M.Si

PENETAPAN pH AIR

OLEH :
KELOMPOK 6

IGA PURWITASARI A. 150332600277

ISMA RAHAYU 150332600816

NUR FARIDAH** 150332607894

VIRDIANA LARASATI A. 150332602187

YOLANDA FARADILLA F. 150332601656

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
PERCOBAAN 2
PENETAPAN pH AIR

1. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Dapat menetapkan harga pH suatu sampel air sungai.

2. DASAR TEORI
Suatu asam atau basa dalam suatu larutan dapat dibedakan dari rasanya.
Asam mempunyai rasa asam, dan basa mempunyai rasa basa (seperti sabun).
Akan tetapi perlu ditegaskan, bahwa dilarang keran mencicipi zat-zat kimia,
sebab banyak zat-zat yang berbahaya bagi tubuh kita.

Cara membedakan asam dan basa yang sering dilakukan adalah dengan
dicampurkan ke dalam asam akan menimbulkan warna yang berbeda dengan jika
indikator itu dicelupkan ke dalam basa. Indkator yang umum digunakan untuk
membedakan asam dengan basa adalah:

a) Kertas Lakmus
Jika kertas lakmus disentuhkan (dicelupkan) ke dalam larutan asam,
warnanya akan merah (asam dapat memerahkan kertas lakmus). Jika kertas
lakmus disentuhkan (dicelupkan) ke dalam larutan basa, warnanya akan biru
(basa dapat membirukan kertas lakmus).
b) Fenolftalein
Jika fenolftalein diteteskan ke dalam larutan asam, warnanya akan jernih
(tidak berwarna). Jika fenolftalei di teteskan ke dalam larutan basa, warnanya
akan merah.
c) Metil Merah
Metil merah memiliki trayek perubahan warna antara pH 4,0-5,8. Jika pH
larutan yang diteteskan metil merah memiliki pH kurang dari 4,0, larutan
tidak berwarna. Jika larutan yang diteteskan metil merah memiliki pH lebih
dari 5,8, larutan akan berwarna merah.
d) Metil Oranye
Metil oranye memiliki trayek perubahan warna antara pH 3,1-4,4. Jika pH
larutan yang diteteskan metil oranye memiliki pH kurang dari 3,1, larutan
akan berwarna merah. Jika larutan yang diteteskan metil oranye memiliki pH
lebih dari 4,4, larutan akan kuning.
e) Bromtimol biru
Bromtimol biru memiliki trayek perubahan warna antara pH 6,0-7,6. Jika pH
larutan yang diteteskan bromtimol biru memiliki pH kurang dari 6,0, larutan
akan berwarna kuning. Jika larutan yang diteteskan bromtimol biru memiliki
pH lebih dari 7,6, larutan akan berwarna biru.

Selain dengan indikator, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi, maka pengukuran derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan
dapat menggunakan alat ukur yaitu pH meter. pH larutan adalah derajat keasaman
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan. Untuk keasaman suatu perairan dinyatakan dalam skala pH.
Skala pH mempunyai rentangan 0 - 14. Air suling murni mempunyai pH = 7 dan
disebut netral. Suatu perairan dikatakan semakin asam bila skala pH-nya bergerak
turun dari harga pH = 7 sampai harga pH = 0. Begitu sebaliknya perairan
dikatakan semakin alkalis (basa) bila harga pH-nya bergerak naik dari harga pH =
7 sampai harga pH = 14. Harga pH air sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi
daerah dimana sungai itu mengalir dan juga oleh terlarutnya bahan kimia tertentu
yang memasuki perairan tersebut. Dalam percobaan yang akan dilakukan di
laboratorium untuk pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH
meter.

3. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat :
 pH meter
 Beaker glass

3.2 Bahan :
 Sampel air
 Buffer pH 4
 Buffer pH 7
 Buffer pH 10
LANGKAH KERJA
4.1 Kalibrasi pH meter

Sampel Air

- Dicelupkan elektroda pH meter pada laruta buffer tersebut.


- Apabila pada layar tidak menunjukkan angka pada pH 7, maka diatur
hingga angka pada layar menunjukkan angka pH 7 dengan memutar
tombol SET.
- Diambil elektroda pH meter, kemudian dibilas dengan akuades.
- Diambil larutan buffer 4 dan dicelupkan elektroda pH meter pada larutan
tersebut.
- Apabila pada layar tidak menunjukkan angka pada pH 4, maka diatur
hingga angka pada layar pH meter menunjukkan angka pada pH 4
dengan memutar tombol SLOPE.
- Diambil elektroda pH meter, kemudian dibilas dengan akuades.
- Diambil larutan buffer 10 dan dicelupkan elektroda pH meter pada
larutan tersebut.
- Apabila pada layar tidak menunjukkan angka pada pH 10, maka diatur
hingga angka pada layar pH meter menunjukkan angka pada pH 10
dengan memutar tombol SLOPE.
- Diambil elektroda pH meter, kemudian dibilas dengan akuades, alat pH
meter telah siap digunakan

Hasil
4.2 Pengukuran pH larutan

Sampel Air
- Dicelupkan elektroda pH meter pada larutan sampel tersebut.
- Diukur pH larutan sampel
- Dibaca harga pH-nya yang tertera pada layar atau display alat pH
meter.
- Dicatat hasil pembacaan.

Hasil

4. ANALISIS PROSEDUR
Perlakuan Analisis
Dicelupkan elektroda pH meter pada Mengukur pH larutan sampel air
larutan sampel tersebut. sungai.
Menguji pH sampel dengan trayek
pada pH antara 6,0-7,6. Larutan
Ditetesi sampel dengan indikator sampel merupakan larutan dengan
bromtimol biru. derajat keasaman di atas harga pH
larutan di bawah pH netral atau di
atas pH netral.

5. DATA PENGAMATAN
5.1 Uji Organoleptis Keadaan Awal Sampel
Bahan Wujud Warna
Sampel air sungai Cair Tidak berwarna
Indikator bromtimol biru Cair Biru
5.2 Pengukuran pH Larutan dan Uji pH larutan dengan Menggunakan
Indikator pH
Indikator
Temperatur Kertas Lakmus
Lokasi pH Air Bromtimol
( )
Merah Biru Biru
Jalan
Joyomulyo 24,8 7,46 Biru Biru Larutan biru
(minggu sore)

6. PEMBAHASAN
Air merupakan sumberdaya alam yang berbentuk cair yang sangat
dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Pada sebuah jaringan hidup,
air merupakan medium terjadinya berbagai reaksi dan ekskresi. Air merupakan
komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk juga manusia.
Sebagian keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai.
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan pH air sungai dengan
menggunakan alat pH meter dan pengujian pH air dengan menggunakan indikator
bromtimol biru. Sampel yang berupa air sungai di ambil dari sungai pada jalan
Joyomulyo pada hari minggu dan waktu sore hari. Penentuan pH larutan dengan
menggunakan alat pH meter dilakukan dengan beberapa mL larutan sampel dalam
gelas beaker. Sebelum pH meter digunakan, dilakukan kalibrasi pH meter dengan
menggunakan akuades terlebih dahulu. Kedua elektroda dimasukkan ke dalam
gelas beaker berisi akuades hingga harga pH pada layar menunjukkan pH 7.
Kemudian dilakukan pengukuran pH pada sampel dengan cara yg sama.
Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter memberikan nilai pH air
sungai sebesar 7,46. Nilai tersebut masih memenuhi standar baku mutu air sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 sehingga air sungai dengan
parameter pH 7,5-8.4 masih dapat digunakan untuk sarana rekreasi,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan pertanian. Air yang memiliki nilai
pH tinggi menunjukkan kandungan padatan terlarut yang tinggi. Meningkatnya
nilai derajat keasaman (pH) dapat disebabkan oleh limbah organik dan anorganik
yang dibuang ke dalam sungai. Air dengan nilai pH 6,5-7,5 merupakan air normal
yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan (Wardhana, 2004).
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
cenderung menyukai perairan dengan nilai pH antara 7,0-8,5. Nilai pH juga dapat
dipengaruhi oleh aktivitas biokimia perairan, misalnya proses nitrifikasi yang
berakhir pada pH yang rendah. Pada umumnya, komponen utama menyebabkan
rendah atau tingginya pH perairan adalah in bikarbonat, ion karbonat, dan ion
hidroksil.
HCO3- + H+ CO2 +H2O
CO32- + H+ HCO3-
OH- + H+ H2O
Selain itu terdapat pula amonia dan konjugat-konjugat basa-basa dari asam-asam
fosfat, silikat, borat, dan asam-asam organik.
Uji pH dengan menggunakan indikator bromtimol biru dilakukan dengan
meneteskan larutan indikator tersebut pada sejumlah mL larutan sampel. Hasil
yang diperoleh berupa larutan biru. Indikator bromtimol biru merupakan indikator
pH pada trayek perubahan warna antara 6,0-7,6. Jika pH larutan yang diteteskan
bromtimol biru memiliki pH kurang dari 6,0, larutan akan berwarna kuning. Jika
larutan yang diteteskan bromtimol biru memiliki pH lebih dari 7,6, larutan akan
berwarna biru. Larutan biru yang diperoleh menunjukkan harga pH sampel lebih
dari 7, sehingga sesuai dengan harga pH yang diperoleh dari pengukuran dengan
menggunakan pH meter.

7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) pH sampel air dari air sungai di Jalan Joyomulyo adalah 7,46

8. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: ANDI YOGYAKARTA.
Hanisa, Estu. 2017. PENENTUAN STATUS MUTU AIR SUNGAI
BERDASARKAN METODE INDEKSKUALITAS AIR–NATIONAL
SANITATION FOUNDATION (IKA-NSF) SEBAGAI PENGENDALIAN
KUALITAS LINGKUNGAN (Studi Kasus : Sungai Gelis, Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah). (Online), (http://ejournal-
1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan), diakses pada 2 Maret 2018.
Tim KBK Kimia Analitik. 2018. PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA
LINGKUNGAN. Malang: Universitas Negeri Malang.
JAWABAN PERTANYAN
(1) Bila anda mengukur harga pH pada titik A, apakah pH pada titik A
mempunyai harga pH yang sama bila anda mengukur pada titik B yang
berjarak 100 meter dari titik A? Jelaskan!

Jawab: Hasil pengukuran pH pada titik A akan berbeda dengan hasil


pengukuran pH pada titik B, karena faktor-faktor sebagai berikut:
proses dekomposisi pada bahan organik yang ada pada dasar sungai,
konsentrasi garam – garam bikarbinat dan karbonat, konsentrasi gas –
gas dalam air sungai. Proses dekomposisi pada bagian dasar sungai
pada titik A akan berbeda dengan pada titik B, banyaknya kandungan
bahan organik yang terbawa oleh arus sungai akan akan tertinggal
pada beberapa titik dengan kadar yang berbeda-beda, sehingga kadar
bahan organik pada satu titik akan berbeda dengan titik yang lain.
Begitu pula pada konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat,
serta gas-gas dalam air sungai.

(2) Faktor-faktor apakah yang menyebabkan pH pada lingkungan perairan


berbeda? Jelaskan masing-masing faktor tersebut!
Jawab: Faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahanya pH suatu sungai
yaitu :
 Proses dekomposisi pada bahan organik yang ada pada dasar sungai
 Konsentrasi garam – garam bikarbinat dan karbonat
 Konsentrasi gas – gas dalam air sungai
 Sinar matahari
 Suhu
 Fotosintesis

(3) Jika persyaratan pH air sungai untuk peruntukan tertentu berada pada
rentangan skala pH 5-9, masih memenuhi syaratkah air sungai tersebut?
Jelaskan!
Jawab: air sungai jalan Joyomulyo masih memenuhi syarat tersebut, karena
dengan percobaan yang telah dilakukan hasil nilai pH yang diperoleh
adalah sebesar 7,46. pH tersebut masih memenuhi rentang skala pH
yang ditentukan, sehingga sungai tersebut dapat digunakan untuk
peruntukan tertentu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai