Disusun Oleh:
NIM (20101440119107)
TA 2019/2020
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN ASAM BASA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
- Mempelajari sifat asam basa
- Menentukan pH asam basa
- Menetukan kadar asam asetat dan cuka dalam makanan
B. DASAR TEORI
Konsep asam basa dapat dipelajari melalui teori asam basa yang
disampaikan oleh ahli kimia. Menurut Arrhenius (1859-1927) dari Swedia
menyatakan bahwa asam adalah sneyawa yang mengandung hydrogen dan
menghasilkan ion H3O+ Bila dilarutkan dalam air. Sedangkan basa adalah
suatu senyaa yang mengandung OH dan mneghasilkan ion OH jika
dilarutkan dalam air. Beberapa ahli mengatakan bahwa teori ini
mempunyai kelemahan karena keterbasan pelarutnya air.
Suatu larutan dapat digolongkan menjai asam, basa, atau netral.
Untuk mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa atau netral dapat
digunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat kimia
yang memiliki warna yang berbeda jika dimasukkan dalam larutan asam
dan basa. Batas-batas ketika indikator mengalami perubahan warna disebut
trayek perubahan warna atau trayek indikator.
Indikator adalah sesuatu yang digunakan mengindikasi benda atau
zat masuk ke dalam suatu kategori, dalam hal ini adalah asam atu basa.
Sifat-sifat indikator bergantung kepada sifat benda atau zat yang diuji,
dengan kata lain indikator akan memiliki warna yang berbeda dalam
keadaan asam dan basa.
Salah satu indikator asam basa dalah kertas lakmus. Kertas lakmus
dibagi menjadi 2 yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Kertas lakmus
merah untuk menidentifikasi larutan asam dan akan berubah warna
menjadi biru ketika suasana basa. Sedangkan lakmus biru untuk
mengidentifikasi larutan basa dan akan berubah warna menjadi merah
ketika suasana asam.
Derajat kekuatan asam atau keasaman dapat ditentukan dengan
indikator universal. Derajat keasaman atau mnggambarkan jumlah ion
hidrogen. Untuk larutan asam maka pH nya kurang dari 7 sedangkan basa
pH nya lebih dari 7 dan untuk larutan netral pH nya 7.
C. METODE PRAKTIKUM
1. Hari , tanggal : Jumat , 6 Desember 2019
Pukul : Pukul 13.00 – 14.30 WIB
Tempat : Laboratorium Akper Kesdam IV Diponegoro
NAMA NO
IDA 20101440119057
INTAN 20101440119060
LISA 20101440119063
PIPIT 20101440119065
WANDA 20101440119107
UUT 20101440119102
B. Data Pengamatan
NAMA NO
IDA 20101440119057
INTAN 20101440119060
LISA 20101440119063
PIPIT 20101440119065
WANDA 20101440119107
UUT 20101440119102
B. Data Pengamatan
C. Pembahasan
Dari data praktikum diatas dihasilkanbahwa :
1. Larutan yang bersifat asam (pH<7) adalah larutan cuka 0,1M,
Larutan asam sulfat 0,1M ,Jus jeruk , dan larutan sabun cuci.
2. Larutan yang bersifat basa (pH>7) adalah larutan NaOH 0,1M.
3. Larutan yang bersifat netral (pH=7) adalah larutan garam dapur.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan tentang asam dan
basa disimpulkan bahwa suatu larutan memiliki sifat yang berbeda-
beda ada yang bersifat asam , basa maupun netral. Untuk mengetahui
sifat suatu larutan dapat menggunakan kertas lakmus biru dan lakmus
merah. Lakmus biru digunakan menentukan suatu larutan yang bersifat
basa seperti air garam dan air sabun cuci. Sedangkan lakmus merah
digunakan untuk menentukan suatu larutan yang bersifat asam seperti
air jeruk, air hujan dan larutan cuka. Ketika kertas lakmus yang ditetesi
suatu senyawa tidak berubah warna berarti larutan tersebut bersifat
netral.
Dan pengelompokan suatu zat termasuk ke dalam asam atau basa
juga dapat dilakuan dengan menggunakan kertas indikator universal.
Warna yang dihasilkan pada kertas indikator universal dapat
disamakan dengan warna yang ada di tempat indikator universal untuk
menenukan pH senyawa tersebut. Jika ph > 7 maka senyawa tersebut
bersifat basa. Sedangkan jika ph < 7 maka senyawa tersebut bersifat
asam.
LAPORAN SISTEM PENCERNAAN (BISING USUS)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui pengertian bising usus
2. Menginterpretasi bising usus
3. Untuk mengetahui peningkatan bising usus
B. DASAR TEORI
Bising usus, adalah kontraksi tonik bersifat kontinu, berlangsung
bermenit-menit, atau berjam-jam, kadang-kadang meningkat atau menurun
intensitasnya tetap kontinu. Kontraksi ini dapat disebabkan oleh
serangkaian potensial aksi perangsangan nonelektronergik oleh hormone.
Kontraksi ritmik pada saluran pencernaan terjadi 12 kali permenit atau
selambat-lambatnya 3 kali permenit. Kontraksi ritmik bertanggung jawab
atas fungsi fasik saluran cerna, seperti pencampuran makanan atau
dorongan peristaltik makanan. Keadaan tertentu yang dapat mempengaruhi
peristaltik antara lain Anestetika umum menimbulkan pelemasan, relaksasi
otot polos mengakibatkan seluruh organ yang dikendalikan oleh otot polos
mengalami penurunan. Diperlukan suatu tindakan mengembalikan bising
usus dengan meningkatkan suhu tubuh.Memeriksa bising usus dengan cara
mendengar (auskultasi).
Bising usus normal timbul kira-kira tiap 5-10 detik. Jika 2 menit
tidak terdengar bunyi usus berarti “tidak ada bunyi usus”. Peningkatan
bising usus suatu pertanda adanya ileus obstruksi, terdengar seperti ada
arus “denting” bernada tinggi yang disebut borborigmi, dan menurun pada
ileus paralitik atau peritonitis.
Pada beberapa kondisi, bising usus bisa meningkat, misalnya
dikarenakan:
1. Belum makan, perut kosong
2. Diare (peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari
disertai konsistensi feses yang cair), bisa terjadi akibat infeksi
saluran cerna, malabsorpsi makanan, intoleransi, keracunan
makanan, hipertiroidisme, hiperkalsemia, sindroma iritasi usus,
radang usus, efek samping obat, dan sebagainya
Selain itu, bisa juga bising usus mengalami penurunan, contohnya akibat
Ileus paralitik (lumpuh usus) dan Peritonitis (peradangan pada selaput
yang membungkus rongga perut), dan sebagainya. Untuk mengkonfirmasi
hasil pemeriksaan bising usus, diperlukan evaluasi lebih lanjut, yakni
berdasarkan hasil wawancara, pemeriksaan fisik lainnya, dan juga tes
penunjang, misalnya rontgen, tes darah, USG, endoskopi, dan sebagainya.
Sebab itu, Diperlukan pemeriksaan langsung oleh tenaga medis yang
profesional untuk bisa menilai apakah bising usus tergolong normal atau
tidak, dan bila tidak, penanganan seperti apa yang perlu dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebabnya serta menentukan penanganan terbaik.
C. METODE PRAKTIKUM
1. Waktu dan tempat
3. Cara Kerja :
1. Melakukan komunikasi tentang identifikasi yang akan dilakukan
dengan pasien
2. Mempersilahkan pasien diperiksa tidur terlentang agar mudah
untuk diperiksa
3. Mendengarkan bising usus di perut dengan stetoskop
4. Memperhatikan dan menghitung bising usus pada pasien
5. Mencatat hasil bising usus pasien, jika sudah diperiksa namun
tidak ada hasilnya maka dinyatakan tidak ada bising usus pada
pasien.
D. HASIL PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum diatas saya mendapatkan hasil pembahasan berupa :
a) Dapat memahami arti dari bising usus
b) Dapat mengetahui peningkatan bising usus
c) Dapat mengetahui bising normal pada pasien
d) Dari hasil praktikum uji coba beberapa pasien tidak ada yang
mengalami bising usus artinya tidak ada getaran pada perut yang
disebabkan oleh perut kosong, diare, dan lain sebagainya.
E. KESIMPULAN