KIMIA TERAPAN
“PENGUKURAN pH LARUTAN”
OLEH:
Muhammad Fiqih Reqza
3202308056
Budidaya Perikanan Kelas 1 A
2023
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid)
berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam
sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.
Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan
untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak
abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang
digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan
dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan
yaitu bersifat asam, basa dan netral.
1
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia
dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan
menggunakan indikator universal atau kertas indikator pH, menggunakan
pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui perhitungan dengan
mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. pH Secara Umum
pH merupakan skala yang menunjukkan kadar hidrogen yang melarut dalam
suatu larutan di mana:
pH = -log[H+]
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan . Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional (Chang, 2003)
Rahayu (2009) berpendapat bahwa larutan dengan harga pH rendah dinamakan
”asam” sedangkan yang harga pH-nya tinggi dinamakan ”basa”. Skala pH terentang
dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 adalah harga tengah mewakili
air murni (netral).
3
Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential.
Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang
berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif" (Devi,
2009).
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai
7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan
dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH
sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri
pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan,
rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan
teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah
(Devi, 2009).
4
5. Congo red Biru merah 3,0-5,0 -
6. Bromocresol green Kuning biru 3,8-5,4 4,7
7. Methyl red Merah kuning 4,2-6,3 5,0
8. Bromocresol purple Kuning ungu 5,2-6,8 6,1
9. Litmus merah biru 5,0-8,0 -
10. Bromothymol blue kuning biru 6,0-7,6 -
11. Phenol red kuning merah 6,8-8,4 7,1
12. Cresol red kuning merah 7,2-8,8 7,8
13. Thymol blue kuning biru 8,0-9,6 8,2
14. Phenolphatein Tak Berwarna merah 8,3-10 8,3-10
15. Alizarin yellow R kuning Orange/Merah 10,1- 12,0 9,6
Sumber: David Harvey, (2000).Modern Analytical Chemistry hal.289 yang
dikutip oleh Padmaningrum (2006) jurdik kimia.
5
Menurut Raini (2016) teknik-teknik pengukuran pH adalah :
D. Asam Basa
1. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat
lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka)
dan asam sulfat (yang digunakan dalam baterai atau aki mobil) Asam umumnya
berasa masam, walaupun demikian mencicipi rasa asam terutama asam pekat
dapat berbahaya dan tidak dianjurakan (Parning, 2006).
6
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuan Swedia
yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi,
memeperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi
bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam
larutan aqua (air) tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen didalamnya.
(Parning, 2006).
a. Rasa Asam
Rasa kecut acar mentimun membuat acar terasa segar dan cocok dipadukan
dengan berbagai macam masakan, seperti gulai kambing, opor ayam, dan nasi
goreng. Rasa kecut tersebut berasal dari cuka. Cuka merupakan salah satu asam
yang kita kenal dalam kehidupan sehari – hari. Nama cuka dalam ilmu kimia
adalah asam asetat (asam etanoat).
7
akan semakin baik pula daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang
baik). Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.
2. Basa
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama, maka
kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan perbedaan
kekuatan asam yang kita gunakan.Definisi umum dari basa adalah senyawa
kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah
lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH
lebih dari 7. Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion OH- (Sutresna, 2008)
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
- Larutan HCI 0,1 N
- Larutan NaoH 0,1 N
- Larutan CH3COOH 0,1 N
- Kertas pH universal
C. Prosedur Kerja
i) Pipet 25 ml HCI 0,1 N dimasukan ke dalam erlenmeyer
ii) Tambahkan berturut turut : 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35 ml NaoH 0.1 N
iii) Ukur pH larutan setiap penambahan NaoH dengan pH universal dan pH
meter
iv) Ulangi pekerjaan yang sama terhadap asam asetat (CH3COOH) 0,1 N
dengan penambahan ml NaoH 0,1 N seperti diatas .
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap
suatu rasa masam. Kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang
menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Derajat
keasaman yang dimiliki berkisar antara 1 hingga 6. Kata asam berasal dari bahasa
latin acidus yang artinya memiliki arti asam. Senyawa asam denga derajat
keasaman tinggi tersebut menyebabkan rasa asam pada senyawa tersebut. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lestari (2016) bahwa asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) apabila dilarutkan dalam air, Sedangkan basa merupakan
zat yang memiliki ion OH- berkonsentrasi tinggi. Derajat keasaman yang dimiliki
basa yakni berkisar 8 sampai 14. Dengan drajat keasaman sempurna maka senyawa
tersebut memberikan rasa pahit. Basa akan dikatakan alkali ketika melepaskan serta
mengandung OH- . Hal ini sesuai dengan pendapat Sutresna (2005) bahwa basa
adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.
Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air
menghasilkan ion OH-
10
Asam dan basa memiliki sifat yang berbeda beda. Asam memiliki sifat-sifat
yaitu rasa masam seperti pada acar mentimu, cuka, dan lain lain. Hal ini disebabkan
karena drajat keasaman berkisar 1 sampai 6. Sifat kedua adalah dapat mengubah
warna indikator,zat alami ataupun buatan akan digunakan untuk
mengidentifikasikan sifat asam dari beberapa senyawa asam. Sifat ke tiga adalah
dapat meng hantarkan srus listrik, hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan ion
– ion dalam larutannya yang mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat
merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula
daya hantar listriknya. (memiliki sifat elektrolit yang baik). Sifat keempat adalah
bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen. Sedangkan basa memiliki sifat-
sifat yaitu memiliki rasa pahit dan terasa licin dikulit, misalnya detergen yang diberi
air sedikit dan kita lumiri di kulit akan terasa licin. Serta basa tidak bereaksi
terhadap logam.
Alat pengukur pH ada bermacam-macam yaitu kertas lakmus merah dan biru,
kertas indikator, dan pH meter. Kertas lakmus dan kertas indikator cara
pemakaiannya hanya dengan di celupkan dan melihat perubahan warnanya.
Sedangkan pH meter dengan cara di celupkan dan akan terdeteksi nilainya pada
monitor. Kertas lakmus merah dan biru hanya bisa mengidentifikasi apakah larutan
tersebut asam atau basa dengan melihat perubahan warna dari larutan tersebut. Jika
larutan tersebut asam, maka baik kertas lakmus merah atau biru apabila di celupkan
akan berwarna merah. Jika larutan tersebut basa, maka bila dicelupkan kertas
lakmus merah akan berubah menjadi warna biru, sedangkan lakmus biru tetap biru.
Namun penggunaan kertas ini tidak diperoleh nilai dari pH larutan tersebut.
Sehingga alat ini kurang cocok digunakan dalam penelitian yang memerlukan
ketelitian tinggi.
Sama halnya dengan kertas lakmus merah biru, kertas indikator digunakan
untuk mengetahui asam atau basa suatularutan dengan mencelupkan ke dalam
cairan tersebut. Akan terjadi perubahan warna dan dapat kita ketahui dengan
11
mecocokan hasil warna pencelupan tadi dengan keteranan warna beserta nilai pH
nya.
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum pengukuran pH dapat disimpulkan bahwa dampak dari
pergeseran posisi kesetimbangan asam basa konjugat adalah kenaikan pH larutan
relatif kecil. Inilah alasan mengapa penambahan basa setelah titik stoikiometri
tercapai, perubahan pH larutan relatif kecil. Sistem larutan yang membentuk
kesetimbangan antara basa lemah dan asam konjugatnya disebut larutan penyangga.
Salah satu sifat penting dari larutan penyangga adalah dapat mempertahankan pH
larutan dari gangguan penambahan asam atau basa.
B. Saran
saya sebagai penulis makalah ini adalah sebaiknya kita mengambil materi
dari sumber-sumber yang terpercaya dan akurat, agar penelitian maupun tulisan
ilmiah yang kita buat bisa berguna dengan baik dan sesuai dengan fakta yang ada.
13
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep - Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga
David Harvey, (2000).Modern Analytical Chemistry. Toronto: John Wiley & Sons
Devi, P.K., (2009), kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.
Parning, (2006), Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta
Rahayu, Iman., (2009), Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Sutresna, N., (2008), Cerdas Belajar Kimia, Grafindo. Bandung.
Syarifudin. 2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.
14