Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KIMIA DASAR

OLEH :

NAMA : GABRIEL SIANTURI

NIM :2002029

GRUP/KELAS : TEKNIK MEKANIK A/GRUP B

JUDUL PRAKTIKUM :PENGENALAN INDIKATOR

TANGGAL PRAKTIKUM : 10 Desember 2020

ASISTEN : AGUS TRIAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan : Pengenalan Indikator

B. Tujuan Percobaan :
1. Untuk menentukan penggunaan indikator pada titrasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis indikator dan trayek pH nya.
3. Untuk menentukan konsentrasi HCl dengan menggunakan berbagai jenis
indikator

C. Tanggal Percobaan : 10 Desember 2020


BAB II

KAJIAN PUSTAKA
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).

Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi.
Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi
tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).

Indikator ialah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat
membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang
terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat (Departemen
Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969).

Indikator ialah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi pentunjuk


kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur
perubahan (Green, 1992)

Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah “variabel yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu” (Buku
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota -
Kepmenkes RI 2004).

Indikator merupakan suatu kelompok senyawa yang memiliki sifat khas, yakni
warnanya dapat berubah oleh perubahan larutannya. umumnya senyawa tersebut
termasuk dalam golongan senyawa organik. Macam-macam indikator dari segi
fungsinya
:

1. Indikator asam basa

Contoh : lakmus, fenoftalein, fenol merah, metil jingga, metil merah, brom-timol
biru, brom-kresol hijau, brom-kresol ungu, dan sebagainya.

2. Indikator Redoks
Contoh : metilen biru, difenil-amin, difenil-bensidin, feroin, nitroferoin, 5-
metilferoin, asam difenilamin sulffonat dan sebaginya.

3. Indikator Kulometrik (Indikator metalokromik)


(Berupa elektroda pembanding-indikator)
4. Indikator Kelometrik (Indikator metalokromik)

Contoh : Eriocrhome Black T, kalmagit, difenil karbazida, difenil karbazon;


natrium nitro-prusida, pirokatekol ungu dan sebagainya.

5. Indikator pengendapan (Indikator absorbsi)

Contoh : eosin, fluoresin, diklorofluoresin, ortokrom T, ion kromat (CrO42-), ion


ferri (Fe3+) dan sebagainya

6. Indikator pendar-fluor (Indikator fluoresen)

Contoh : eosin, eritrosin, resorofin, kuinin, asam naftol-sulfonat, diazol kuning-


brilian dan sebagainya.

Indikator buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri
dari lakmus erah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia
sehingga menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan
maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan
warna yang dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein
(ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan ekstrak ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam
udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan
yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan
bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah.

Sehingga reaksi reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Jika
kertas lakmus dalam keadaan berubah menjadi larutan yang bersifat asam, warnanya
akan tetap merah karena lakmus merah memang orchein dalam suasana asam.
Sedangkan, tata air lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein
yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

Indikator alami

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya


dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan,
umbi-umbian, kulit buah, dan daun.

Perubahan warna indikator warna pada warna jenis tanamannya, misalnya


kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan
basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah
keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Kita dapat menentukan
apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator.
Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang
dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan
yang di dapat dari alam seperti tumbuhan .Indikator asam-basa alami menggunakan
bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga mawar, bunga kamboja, bunga
kenanga, bunga anggrek hutan, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator
asam-basa yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam
dan larutan yang bersifat basa.
INDIKATOR ASAM BASA

Untuk mengetahui nilai pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH


meter atau Indikator asam basa. pH meter merupakan suatu rangkaian elektronik yang
dilengkapi dengan elektrode kaca. Jika elektrode kaca ini di masukkan ke dalam larutan,

akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H + dalam larutan.
Besarnya beda potensial ini ditunjukkan dengan angka yang menyatakan pH larutan
tersebut.

Alat ini mengukur berdasarkan perbedaan relatif konsentrasi ion H+. Oleh karena itu,
setiap kali melakukan pengukuran pH meter harus dikalibrasi menggunakan larutan yang
sudah diketahui pH-nya dengan pasti. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan
mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan yang diukur dan secara otomatis jarum
penunjuk atau angka digital akan menunjuk pada nilai pH larutan yang diukur.

Indikator asam basa adalah suatu zat yang mempunyai warna tertentu pada pH
tertentu. Sebagai contoh, bromtimol biru (BTB) akan berwarna kuning dalam
lingkungan asam, berwarna biru dalam basa, dan berwarna hijau pada suasana netral.

Ditinjau dari senyawanya, indikator asam basa merupakan zat warna yang dianggap

sebagai asam lemah (HIn) dalam larutan dan terionisasi menghasilkan ion H+.

HIn(aq) H+(aq) + In–(aq)


Warna Hin berbeda dengan warna In–. Pada pH = pK a atau [H+] = Ka indikator, maka
[In–
] sama dengan [HIn] sehingga yang tampak adalah warna campuran antara warna HIn
dan warna In–. Pada pH lebih rendah dari nilai K a, warna yang tampak adalah warna
HIn, dan jika pH lebih besar dari Ka, warna yang tampak adalah warna In–. Perubahan
warna akan berkisar antara pH = pK a ±1. Kisaran angka ini disebut dengan trayek range
pH indikator.

Contoh

Indikator metil jingga mempunyai traayek pH: 3,1 – 4,4 dengan perubahan warna dari
merah ke kuning. Oleh karena itu, indikator metil jingga tersebut akan berwarna merah
jika diteteskan pada larutan yang mempunyai pH < 3,1 dan akan memberikan warna
kuning jika diteteskan pada larutan yang mempunyai pH > 4,4. Pada pH antara 3,1 – 4,4
warna metil jingga adalah campuran antara merah dan kuning, yaitu jingga.

Tabel jangkauan warna beberapa indikator asam basa

Indikator Asam Basa Perubahan warna Trayek pH


Metil Jingga (MO) Merah ke Kuning 3,1 – 4,4
Metil merah (MM) Merah ke kuning 4,4 – 6,2
Lakmus Merah ke biru 4,5 – 8,3
Bromtimol biru Kuning ke biru 6,0 – 7,6
(BTB)
Fenolftalein (PP) Tak berwarna ke merah ungu 8,3 – 10,0
lebih
Indikator tunggal hanya akan menunjuk hasil secara umum, misalnya suatu larutan ditetesi
indikator PP berwarna merah, berarti larutan tersebut mempunyai pH > 8,3. Untuk
mendapatkan hasil yang teliti dapat digunakan beberapa indikator terhadap satu larutan.
Contoh soal

Suatu larutan akan memberikan warna kuning dengan indikator metil jingga dan metil
merah, serta memberikan warna biru dengan indikator BTB. Sementara itu, dengan
indikator PP tidak berwarna. Perkirakan nilai pH larutan tersebut.

Jawab:
Dengan metil jingga berwarna kuning= pH > 4,4
Dengan metil jingga berwarna kuning= pH > 6,2
Dengan BTB berwarna biru = pH > 7,6
Dengan PP tak berwarna = pH < 8,3
Jadi, pH larutan kira – kira = 7,6- 8,0

Perkirakan nilai pH ini juga tidak pasti tepat, namun nilai ini merupakan nilai yang lebih
teliti dibandingkan jika hanya indikator tunggal. Akan tetapi, jika mengharapkan
pengukuran nilai pH secara pasti dapat digunakan indikator Universal. Indikator
universal merupakan campuran beberapa indikator yang dapat berubah pada setiap
satuan nilai pH. Terdapat indikator universal ada yang berbentuk larutan atau kertas
(stik) yaang
BAB III

ALAT DAN BAHAN

A. Alat

No. Nama Ukuran Jumlah Gambar Alat


1 Beakerglass - -

2 Erlenmeyer - -

3 Pipet tetes - -

4 Pipet volume - -

5 Gelas ukur - -
6 Buret - -

7 Statif dan kleim - -

B. Bahan

No. Nama Ukuran Fase jumlah


1 NaOH 0,1 N - Cair 0,1 N

2 HCl - Cair 10 ml

3 Indikator pp - Cair 3 tetes

4 Indikator MO - Cair 3 tetes

5 Indikator BTB - Cair 3 tetes


BAB IV

PROSEDUR KERJA

A. Prosedur Kerja.

a. menitrasi HCl dengan NaOH (indikator PP)

1. Kode etik 10 ml asam klorida kedalam labu ukur 100 ml


2. encerkan dengan akuades hinggal tanda batas, homogenkan
3. larutan asam klorida encer sebanyak 25ml, masukkan kedalam
erlenmeyer 250ml
4. tambahkan 2-3 tetes indikator pp
5. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah muda
6. catat volume NaOH yang digunakan, lakukan triplo
7. hitung kadar HCl dalam sampel

b. menitrasi HCl dengan NaOH (Indikator MO)


1. kode etik 10ml asam klorida kedala labu ukur 100 ml
2. encerkan dengan akuades hinggal tanda batas, homogenkan
3. larutan asam klorida encer sebanyak 25ml, masukkan kedalam
erlenmeyer 250ml
4. tambahkan 2-3 tetes indikator MO
5. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna kuning
6. catat volume NaOH yang digunakan, lakukan triplo
7. hitung kadar HCl dalam sampel

c. menitrasi HCl dengan NaOH (Indikator BTB)


1. kode etik 10ml asam klorida kedala labu ukur 100 ml
2. encerkan dengan akuades hinggal tanda batas, homogenkan
3. larutan asam klorida encer sebanyak 25ml, masukkan kedalam
erlenmeyer 250ml
4. tambahkan 2-3 tetes indikator BTB
5. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna Hijau muda
6. catat volume NaOH yang digunakan, lakukan triplo
hitung kadar HCl dalam sampel

B. Gambar Rangkaian.
No Gambar Rangkaian Keterangan
1 Proses memasukan NaOH
kedalam buret agar udara dalam
tabung merupakan oksigen
murni

2 Proses penyiapan bahan titar

3 Proses meneteskan indikator


kedalam larutan

4 Proses menitrasi HCl dengan


penitar NaOH (Indikator pp)

5 Titik akhir titrasi yaitu


ketikerubaa larutan sudah
berubah warna merah muda
(indikator PP)
6 Proses menitrasi HCl
menggunakan NaOH, dengan
meneteskan 3 tetes indikator
MO menggunakan buret

7 Proses menitrasi HCl


menggunakan NaOH, dengan
meneteskan 3 tetes indikator
BTB menggunakan buret

8 Titik akhitir titrasi dimana


semua larutan sudah berubah
warna `
Larutan yang menggnakan
indikator MO akan berubah
warna menjadi kuning, dan
larutan yang menggunakan
indikator BTB akan berubdah
wana menjadi hijau muda.
BAB V

DATA PENGAMATAN

A. Data.

Indikator Percobaan Volume Volume WarnaTitrasi


HCl NaOH Sebelum TAT Setelah
(mL) 0,096 N TAT
(mL)
PP 1. 10 8,3 TidakBerwarna Merah
Jambu
2. 10 8,4 TidakBerwarna Merah
Jambu
MO 1. 10 8,0 Merah Kuning

2. 10 8,1 Merah Kuning

BTB 1. 10 8,5 Kuning Hijau


Lumut
2. 10 8,4 Kuning Hijau
Lumut

B. Pengamatan.

1. Titrasi HCl dengan larutan Standar NaOH menggunakan Indikator PP


 HCl Larutan tidak berwarna
 HCl + Indikator PP 3tetes Larutan tidak berwarna
dititrasidenganlarutan
 Larutan tidak berwarna Larutan berwarna merah

NaOH 0,096 N
muda.
2. Titrasi HCl dengan larutan Standar NaOH menggunakan Indikator MO
 HCl Larutan tidak berwarna
 HCl + IndikatorMO 3 tetes Larutan MO
 Larutan berwarna merahd ititrasidenganlarutan Larutan berwarna kuning.
NaOH 0,096 N

3. Titrasi HCl dengan larutan Standar NaOH menggunakan Indikator BTB


 HCl Larutan tidak berwarna
 HCl + Indikator BTB 3 tetes Larutan tidak berwarna
Larutan berwarna kuningdititrasidenganlarutan Larutan berwarna Hijau lumut.
BAB VI
ANALISA DATA

A. Analisa Data

1. Titrasi HCl dengan larutan standar NaOH 0,1 N (menggunakan indikator

PP) Dik : Volume HCl = 10 ml N NaOH = 0,1 N

Volume NaOH = 8,3ml dan 8,4ml

Dit : N HCl =....?

Penyelesaian :

Rata rata volume titrasi NaOH

8,3 + 8,4 = 8,35 ml


2

V1 x N1 = V2 x N2

8,35 x 0,1 = 10 x N2

N¬2= 0,835
10

N2 = 0,0835 N

2. Titrasi HCl dengan larutan standar NaOH 0,1 N (menggunakan indikator MO)

Dik : Volume HCl = 10 ml N NaOH = 0,1 N

Volume NaOH = 8,0ml dan 8,1ml


Dit : N HCl =....?
Penyelesaian =
Rata rata volume titrasi NaOH
8,0 + 8,1 = 8,05 ml
2
V1 x N1 = V2 x N2
8,05 x 0,1 = 10 x N2
N2= 0,805
10
N2 = 0,0805 N

3.Titrasi HCl dengan larutan standar NaOH 0,1 N (menggunakan indikator

BTB) Dik : Volume HCl = 10 ml

N NaOH = 0,1 N

Volume NaOH = 8,5ml dan 8,4ml


Dit : N HCl =....?
Penyelesaian =
Rata rata volume titrasi NaOH
8,5 + 8,4 = 8,45 ml
2
V1 x N1 = V2 x N2
8,45 x 0,1 = 10 x N2
N2= 0,845
10
N2 = 0,0845 N

B. Reaksi

Titrasi asam HCl dengan basa NaOH

NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl (aq) + H2O(l)


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. indikator yang digunakan pada saat titrasi adalah indikator PP, Indikator MO,
indikator BTB.
2. jenis jenis indikator ada 4 dengan masing masing trayek pH nya yaitu
Indikator PP(8,3-10,00), Indikator sindur metil(3,10-4,40),Indikator merah
metil(4,20-6,20), indikator merah phenol(6,40-8,00), indikator BTB(6,00-7,60)
3. a. Konsentrasi HCl menggunakan indikator
PP N HCl = 0,0835 N
b. Konsentrasi HCl menggunakan Indikator
MO N HCl = 0, 0805 N
c. Konsentrasi HCl menggundiakan indikator
BTB N HCl = 0, 0845 N

B. Saran

.
1. Sebaiknya, saat melakukan praktikum harus memiliki ketingkatan seriusan agar
tidak terjadi kesahalan dalam mencampurkan bahan bahan reaksi tersebut
2. Sebaiknya saat sebelum melakukan praktikum pastikaan meminjam bon alat dan
menulis apa saja yang ingin alat di praktikum dan disesuaikan dengan kondisi
atau keadaan alat tersebut
3. Sebaiknya, saat sudah melakukan praktikum, ada kala baik nya kita meriksa alat
alat tersebut agar memastikan bahwa alat alat tersebut tidak terjadi kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA

 Gunawan, Adi. 1998. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.


 https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/5846/INDIKATOR-ASAM-
BASA
 http://rizalfix-blogspot.blogspot.com/2011/12/lakmus-lakmus-adalah-asam-
lemah.html
 https://academia.co.id/laporan-praktikum-titrasi-asam-basa/
 http://putrafar.blogspot.com/2013/10/indikator-dan-larutan-praktikum-
kimia_12.html

Anda mungkin juga menyukai