OLEH :
NIM :2002029
B. Tujuan Percobaan :
1. Untuk menentukan penggunaan indikator pada titrasi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis indikator dan trayek pH nya.
3. Untuk menentukan konsentrasi HCl dengan menggunakan berbagai jenis
indikator
KAJIAN PUSTAKA
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-
perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi.
Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi
tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).
Indikator ialah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat
membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang
terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat (Departemen
Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969).
Dari definisi tersebut di atas jelas bahwa indikator adalah “variabel yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu” (Buku
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota -
Kepmenkes RI 2004).
Indikator merupakan suatu kelompok senyawa yang memiliki sifat khas, yakni
warnanya dapat berubah oleh perubahan larutannya. umumnya senyawa tersebut
termasuk dalam golongan senyawa organik. Macam-macam indikator dari segi
fungsinya
:
Contoh : lakmus, fenoftalein, fenol merah, metil jingga, metil merah, brom-timol
biru, brom-kresol hijau, brom-kresol ungu, dan sebagainya.
2. Indikator Redoks
Contoh : metilen biru, difenil-amin, difenil-bensidin, feroin, nitroferoin, 5-
metilferoin, asam difenilamin sulffonat dan sebaginya.
Indikator buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium
atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri
dari lakmus erah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia
sehingga menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan
maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan
warna yang dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein
(ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan ekstrak ekstrak lamus yang berwarna biru ke dalam
kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam
udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan
yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan
bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas
lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah.
Sehingga reaksi reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Jika
kertas lakmus dalam keadaan berubah menjadi larutan yang bersifat asam, warnanya
akan tetap merah karena lakmus merah memang orchein dalam suasana asam.
Sedangkan, tata air lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein
yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
Indikator alami
Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Kita dapat menentukan
apakah zat atau senyawa itu asam, basa atau netral dengan menggunakan indikator.
Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang
dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan
yang di dapat dari alam seperti tumbuhan .Indikator asam-basa alami menggunakan
bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga mawar, bunga kamboja, bunga
kenanga, bunga anggrek hutan, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator
asam-basa yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam
dan larutan yang bersifat basa.
INDIKATOR ASAM BASA
akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H + dalam larutan.
Besarnya beda potensial ini ditunjukkan dengan angka yang menyatakan pH larutan
tersebut.
Alat ini mengukur berdasarkan perbedaan relatif konsentrasi ion H+. Oleh karena itu,
setiap kali melakukan pengukuran pH meter harus dikalibrasi menggunakan larutan yang
sudah diketahui pH-nya dengan pasti. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan
mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan yang diukur dan secara otomatis jarum
penunjuk atau angka digital akan menunjuk pada nilai pH larutan yang diukur.
Indikator asam basa adalah suatu zat yang mempunyai warna tertentu pada pH
tertentu. Sebagai contoh, bromtimol biru (BTB) akan berwarna kuning dalam
lingkungan asam, berwarna biru dalam basa, dan berwarna hijau pada suasana netral.
Ditinjau dari senyawanya, indikator asam basa merupakan zat warna yang dianggap
sebagai asam lemah (HIn) dalam larutan dan terionisasi menghasilkan ion H+.
Contoh
Indikator metil jingga mempunyai traayek pH: 3,1 – 4,4 dengan perubahan warna dari
merah ke kuning. Oleh karena itu, indikator metil jingga tersebut akan berwarna merah
jika diteteskan pada larutan yang mempunyai pH < 3,1 dan akan memberikan warna
kuning jika diteteskan pada larutan yang mempunyai pH > 4,4. Pada pH antara 3,1 – 4,4
warna metil jingga adalah campuran antara merah dan kuning, yaitu jingga.
Suatu larutan akan memberikan warna kuning dengan indikator metil jingga dan metil
merah, serta memberikan warna biru dengan indikator BTB. Sementara itu, dengan
indikator PP tidak berwarna. Perkirakan nilai pH larutan tersebut.
Jawab:
Dengan metil jingga berwarna kuning= pH > 4,4
Dengan metil jingga berwarna kuning= pH > 6,2
Dengan BTB berwarna biru = pH > 7,6
Dengan PP tak berwarna = pH < 8,3
Jadi, pH larutan kira – kira = 7,6- 8,0
Perkirakan nilai pH ini juga tidak pasti tepat, namun nilai ini merupakan nilai yang lebih
teliti dibandingkan jika hanya indikator tunggal. Akan tetapi, jika mengharapkan
pengukuran nilai pH secara pasti dapat digunakan indikator Universal. Indikator
universal merupakan campuran beberapa indikator yang dapat berubah pada setiap
satuan nilai pH. Terdapat indikator universal ada yang berbentuk larutan atau kertas
(stik) yaang
BAB III
A. Alat
2 Erlenmeyer - -
3 Pipet tetes - -
4 Pipet volume - -
5 Gelas ukur - -
6 Buret - -
B. Bahan
2 HCl - Cair 10 ml
PROSEDUR KERJA
A. Prosedur Kerja.
B. Gambar Rangkaian.
No Gambar Rangkaian Keterangan
1 Proses memasukan NaOH
kedalam buret agar udara dalam
tabung merupakan oksigen
murni
DATA PENGAMATAN
A. Data.
B. Pengamatan.
NaOH 0,096 N
muda.
2. Titrasi HCl dengan larutan Standar NaOH menggunakan Indikator MO
HCl Larutan tidak berwarna
HCl + IndikatorMO 3 tetes Larutan MO
Larutan berwarna merahd ititrasidenganlarutan Larutan berwarna kuning.
NaOH 0,096 N
A. Analisa Data
Penyelesaian :
V1 x N1 = V2 x N2
8,35 x 0,1 = 10 x N2
N¬2= 0,835
10
N2 = 0,0835 N
2. Titrasi HCl dengan larutan standar NaOH 0,1 N (menggunakan indikator MO)
N NaOH = 0,1 N
B. Reaksi
A. Kesimpulan
1. indikator yang digunakan pada saat titrasi adalah indikator PP, Indikator MO,
indikator BTB.
2. jenis jenis indikator ada 4 dengan masing masing trayek pH nya yaitu
Indikator PP(8,3-10,00), Indikator sindur metil(3,10-4,40),Indikator merah
metil(4,20-6,20), indikator merah phenol(6,40-8,00), indikator BTB(6,00-7,60)
3. a. Konsentrasi HCl menggunakan indikator
PP N HCl = 0,0835 N
b. Konsentrasi HCl menggunakan Indikator
MO N HCl = 0, 0805 N
c. Konsentrasi HCl menggundiakan indikator
BTB N HCl = 0, 0845 N
B. Saran
.
1. Sebaiknya, saat melakukan praktikum harus memiliki ketingkatan seriusan agar
tidak terjadi kesahalan dalam mencampurkan bahan bahan reaksi tersebut
2. Sebaiknya saat sebelum melakukan praktikum pastikaan meminjam bon alat dan
menulis apa saja yang ingin alat di praktikum dan disesuaikan dengan kondisi
atau keadaan alat tersebut
3. Sebaiknya, saat sudah melakukan praktikum, ada kala baik nya kita meriksa alat
alat tersebut agar memastikan bahwa alat alat tersebut tidak terjadi kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA