GURU PEMBIMBING
MS. MELYNA SIMANGUNSONG
DISUSUN OLEH
BIANCA DARLANE
EUGENIA YUDITH INDRIANI
IGNACIA CAROLINE RUSLIM
JUSTINUS TANTRI SENAK
RICHIE ALEXIS YE
(11 IPA 1)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat mengidentifikasi sifat asam dan basa suatu
larutan. Apabila suatu bahan indikator diujikan terhadap larutan asam basa maka akan terjadi
perubahan warna yang dapat membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa. Pada percobaan
sains untuk menguji larutan asam basa biasanya menggunakan indikator sintetis antara lain
kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan bromtimol biru. Salah satu bentuk indikator yang
praktis dan mudah digunakan adalah kertas indikator pH sintetis dengan menggunakan kertas
lakmus merah dan biru, dimana perubahan warna kertas menjadi merah mengindikasikan zat
asam, dan warna biru sebagai indikasi basa.
Pokok bahasan materi klasifikasi zat mengenai asam basa dipelajari di pembelajaran IPA jenjang
sekolah menengah. Dalam pembelajarannya, siswa melakukan praktikum untuk mengidentifikasi
dan menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan, sehingga indikator asam basa
dinilai penting keberadaanya di sekolah. Akan tetapi pada kenyataannya, belum semua sekolah
dapat menyediakan indikator tersebut, sehingga diperlukan adanya indikator asam basa alternatif
dari bahan-bahan alami yang praktis dan mudah digunakan. Menurut Nuryanti dkk (2010)
penggunaan indikator sintetik memiliki keterbatasan seperti menyebabkan pencemaran
lingkungan, ketersediaan dan biaya produksi mahal. Selain itu, harganya relatif mahal dan sangat
sulit didapatkan di daerah pedesaan. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah penggunaan indikator alami yang berasal dari pigmen tumbuhan, baik dari bunga, daun,
buah atau kulit.
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau basa
dengan menggunakan indikator alami yaitu bunga kembang sepatu dan kol ungu. Selain itu, kita
juga dapat mengamati perubahan warna pada larutan saat dicampur dengan larutan indikator
alami.
2
BAB II
PENDAHULUAN
1. Hancurkan indikator (kol merah/bunga kembang sepatu) dengan alat penumbuk sampai
halus di dalam cawan porselen
2. Setelah sudah halus, tambahkan aquades dan aduk hingga rata
3. Siapkan empat tabung reaksi yang diletakkan pada rak tabung, dan tambahkan larutan A,
B, C, D ke masing masing tabung reaksi
4. Teteskan campuran indikator menggunakan pipet ke dalam tabung reaksi yang sudah
terdapat larutan
5. Kocok atau aduk larutan tersebut hingga menghasilkan warna
3
2 Kol Merah
Pembahasan
Kembang sepatu dan kol merah sebagai indikator bersifat halokromik, yang berarti hasil reaksi
dari asam/basa dapat membuatnya berubah warna. Ekstrak indikator berair mengandung
antosianin yaitu pigmen yang mempunyai sistem konjugasi yang tinggi dengan elektron yang
terdelokalisasi yang menyerap cahaya dari daerah visible spektrum elektromagnetik. Jika
sianidin (semacam antosianin) ter deprotonasi, konsentrasi ion hidrogen menurun dan konjugasi
meningkat yang menyebabkan cahaya hijau untuk terabsorbsi dan cahaya merah tertransmisi.
Jika sianidin
Untuk indikator kembang sepatu, larutan B dan D berubah menjadi warna merah terang yang
berarti kedua larutan tersebut adalah asam kuat, dengan pH sekitar 1 - 3. Larutan A berubah
4
menjadi hijau kekuningan yang mengindikasikan basa kuat, dengan pH sekitar 11 - 14. Larutan
C yang berwarna bening mirip abu - abu mengindikasikan basa lemah, dengan pH sekitar 8 - 10.
Untuk indikator kol merah, setiap penambahan pH akan mengakibatkan perubahan rona warna
pada larutannya. Larutan A berwarna kuning yang menunjukkan bahwa larutan adalah basa kuat,
dengan pH sekitar 12. Larutan B menunjukkan warna pink yang berarti mempunyai pH sekitar 3
(asam kuat.) Larutan C menunjukkan warna biru, yang mengindikasikan basa lemah yang
mempunyai pH 8 - 10. Larutan D berwarna merah yang mengindikasikan asam kuat dengan pH 1
- 3.
5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Dengan tujuan mencari bisa atau tidak mengetes pH asam atau basa dari larutan tersebut
menggunakan indikator alami, hasilnya, indikator alami bisa bekerja dan menunjukkan
bila larutan tersebut asam atau basa namun setiap indikator memiliki tingkat akurasi yang
berbeda
- Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa larutan A adalah basa kuat, larutan B dan
D adalah asam kuat, dan larutan C adalah basa lemah.
3.2 Saran
Ketika melakukan praktikum ini, kami sarankan untuk menggunakan sarung tangan dan alat
percobaan yang sama seperti beaker, pipet, alat penumbuk, dan cawan porcelain, agar tangan
terlindung dari korosi yang dapat merusak jaringan tubuh. Dalam praktikum ini usahakan
melakukan percobaan indikatornya dengan teratur dan tidak tercampur dengan larutan yang lain.
Begitu juga dengan alat yang sudah digunakan dicuci terlebih dahulu jika mau digunakan lagi
untuk mengukur pH indikator yang lain, alat-alatnya perlu dicuci supaya tidak tercampur dengan
larutan dengan indikator sebelumnya. Untuk kedepannya, seharusnya bahan - bahan padat
(indikator) dihancurkan dengan bantuan alat lain hingga menjadi lebih sempurna, agar
konsentrasi indikator di akuades akan lebih tinggi, sehingga warna yang ditampilkan akan
terlihat lebih jelas.