Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Definisi Asam Dan Basa

Teori Asam dan basa adalah dua golongan zat kimia yang sangat umum ditemukan di
sekitar kita. Sebagai contoh, cuka, asam sitrun, dan asam dalam lambung tergolong asam,
sedangkan kapur sirih dan soda api tergolong basa. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang
berbeda. Pada mulanya, asam dan basa dibedakan berdasarkan rasanya, di mana asam terasa
masam sedangkan basa terasa pahit dan licin seperti sabun. Namun, secara umum zat-zat asam
maupun basa bersifat korosif dan beracun — khususnya dalam bentuk larutan dengan kadar
tinggi sehingga sangat berbahaya jika diuji sifatnya dengan metode merasakannya.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembedaan asam dan basa pun
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator seperti kertas lakmus dan indikator universal
ataupun instrumen pH meter. Larutan asam akan memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan
larutan basa akan membirukan kertas lakmus merah. Pada pengujian zat dengan pH meter,
larutan asam akan menunjukkan pH lebih kecil dari 7, sedangkan larutan basa akan menunjukkan
pH lebih besar dari 7. Larutant dengan pH sama dengan 7 disebut netral.

B. Asam dan Basa menurut Ahli


Teori Asam Basa Lewis Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa
yang lebih luas dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron
yang berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,
 asam adalah akseptor pasangan elektron.
 basa adalah donor pasangan elektron.
Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan
elektron tidak hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti
BF3 juga dapat berperan sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF 3 dan NH3 merupakan
reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis.

1
NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen
koordinasi antara keduanya.

Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa
lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.
Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO 2 dan SO2) dengan oksida basa
(misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN) 6]3−,
[Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.

2
BAB II
METODE PERCOBAAN

A. Tujuan Percobaan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui laporan asam dan basa.

B. Alat dan bahan:

1. Alat-alat:
 Tabung reaksi 20 buah
 Rak tabung reaksi 2 buah
 Pipet tetes

2. Bahan-bahan:
 Air Jeruk Nipis
 Cuka
 Air Shampoo
 Air Deterjen
 Lakmus Merah
 Lakmus Biru
 Indikator Universal
 Kain Lap
 Tissue

3. Indikator buatan:
 Phenolfthalein (PP)
 Metil merah
 Metil orange
 Methilen blue
 Brom thimol blue (BTB)

3
C. Prosedur Percobaan

1. Masukkan air jeruk nipis kedalam 5 buah tabung reaksi.


2. Celupkan lakmus merah kedalam air jeruk, amati perubahan nya, catat.
3. Celupkan lakmus biru kedalam air jeruk, amati perubahan nya, catat.
4. Celupkan indikator universal kedalam air jeruk, amati perubahan nya, catat pH nya.
5. Kedalam tabung 1 teteskan PP, amati perubahan warnanya, catat.
6. Kedalam tabung 2 teteskan metil merah, amati perubahan warnanya, catat.
7. Kedalam tabung 3 teteskan metil orange, amati perubahan warnanya, catat.
8. Kedalam tabung 4 teteskan methilen blue, amati perubahan warnanya, catat.
9. Kedalam tabung 5 teteskan brom thimol blue, amati perubahan warnanya, catat.
10. Ulangi langkah 1-9, untuk larutan cuka, air shampoo, dan air deterjen.

4
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Perhatikan table dibawah berikut


Larutan Lakmus Lakmus Indicator PP Metil Metal Metile BTB
Merah Biru Universal Merah Orange n Blue
Air Jeruk Tetap Tetap 0 Keruh Frenta Merah Biru Kuning
(Merah (Oranye) Tua Lemon
)
Asam Tetap Tetap 6 Kuning Kuning Kuning Biru Kuning
Cuka Tua
Air Ungu Tetap 7 Putih Biru Kuning Cream Putih
Shampo Susu Laut Pastel Susu
Air Biru Tetap 12 Biru Biru Orange Kuning Nila
Deterjen Tua Tua

Table 1

Larutan Lakmus Lakmus PP Metilen Metal Metilen BTB Indicator Ph


merah biru orange blue universal
Jeruk merah Merah putih Merah Merah Biru Kuning 1
nipis muda tua
Cuka merah Merah Putih Merah Merah Biru Kuning 2
muda
Shampo Merah Merah Putih Biru orange Merah Merah 6
o muda
deterjen merah biru Hijau biru orange orange Biru 7
muda muda
Table 2
Perhatikan gambar dibawah ini

5
6
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan,asam adalah zat dalam air melepaskan ion H+ sedangkan basa
adalah zat dalam air yang meleapaskan ion OH-. Jadi pembawa sifat asa adalah ion H+,
sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan
dalam air akan menghasilkan larutan dengan Ph lebih kecul dari 7. Sedangkan basa ialah
senyawa kimia yang menyerap ion hydronium di dalam air. Basa memiliki Ph lebih besar dari 7.
Prinsip kerja dari indikator asam basa yaitu berdasarkan prinsip reaksi asam basa. Jika
suatu indikator bersifat asam lemah, maka larutan asam dan basa konjugasinya akan
menghasilkan warna yang berbeda. Jika indikator adalah basa lemah, maka basa dan asam
konjugasinya akan menghasilkan warna berbeda.

`Secara umum, indikator bersifat asam lemah atau basa lemah (memiliki pH mendekati
7). Hanya jumlah kecil larutan asam atau basa yang ditambahkan dalam indikator dapat
digunakan untuk menentukan pHnya. Indikator asam basa yang baik menghasilkan perubahan
warna yang signifikan sesuai dengan pHnya sehingga memudahkan kita dalam mengevaluasi pH
larutan yang kita uji.

Mekanisme reaksi indikator asam basa dalam air yaitu sesuai reaksi berikut.

Indikator + H2O ↔ H3O+  + Basa konjugasi dari indikator

Indikator asam basa yang baik haruslah memiliki perubahan warna yang signifikan untuk
larutan asam maupun basa. Ketika perubahan warnanya sangat tipis, hal itu akan menyusahkan
kita untuk menentukan apakah suatu larutan bersifat asam atau basa. Namun jika indikator itu
memiliki perubahan warna yang signifikan untuk larutan asam dan basa, maka hal itu dapat
memudahkan kita menganalisa keasaman dan kebasaan suatu larutan.

7
BAB V
KESIMPULAN

 Berdasarkan uji praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa cara
menentukan asam, basa, dan netral suatu larutan dapat menggunakan kertas lakmus yaitu
dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmusyang telah dicelupkan
ke dalam larutan.
 Apabila kertas lakmus merah berubah menjadi biru maka sifat larutan tersebut adalah
basa.
 Apabila kertas lakmus biru berubah menjadi merah, maka sifat larutan tersebut adalah
asam.
 Apabila kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna (tetap), maka sifat larutan
tersebut adalah netral.

Dari uji praktikum yang telah dilakukan kita dapat mengetahui sifat larutan dengan
indicator buatan yaitu kertas lakmus merah dan lakmus biru.

 Larutan yang bersifat asam: memerahkan kertas lakmus biru


Contoh: air cuka, jeruk.
 Larutan yang bersifat basa: membirukan kertas lakmus merah
Contoh: air deterjen, air shampo

Anda mungkin juga menyukai