D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah kimia ini. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kimia. Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar siswa siswi
dapat lebih meningkatkan hasil belajar. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran agar
kualitas makalah ini meningkat.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II ISI
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indikator asam basa adalah zat zat warna yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam
larutan yang bersifat asam dan dalam laruta bersifat basa. Asam dan basa sudah dikenal
sejak zaman dahulu. Istilah asam ( acid ) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka.
Istilah basa ( alkali ) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa merupakan
bagian dari kehidupan kita, kita sering berinteraksi dengn asam dan basa setiap hari.
Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita
gunakan adalah basa.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki
satu atau lebih satu pasangan elektron bebas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga
terbentuk ikatan kovalen koordinasi , sedangkan asam adalah zat yang menerima pasangan
elektron tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam praktikum asam basa adalah :
1. Bagaimanakah cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?
2. Bagaimana cara menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator
alami?
C. TUJUAN
UntukMengetahuidanmemahamizatasamdanbasa yang
terkandungdenganmenggunakanindiaktoralam, LakmusmerahdanLakmusbiru.
BAB II
ISI
A. TEORI ASAM BASA
Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air, maka
air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan tersebut. Contohnya adalah ketika asam
klorida atau HCI serta asam asetat atau CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi
yang terjadi dari asam klorida serta asam asetat sebagai berikut.
Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas yaitu pelarut air
zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen dengan muatan positif dengan
lambing H+ serta ion yang memiliki muatan negative maka akan disebutkan dengan sisa
asam.
Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air maka
akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika natrium hidroksida atau NaOH serta
ammonium hidroksida atau NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa
pada larutan tersebut sebagai berikut.
Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan menghasilkan banyak
ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa kuat. Sedangkan, larutan yang
menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat disebut sebagai basa lemah.
Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang muncul untuk dapat
menyempurnakan kekurangan yang ada pada teori Arrhenius. Yaitu dengan keterbatasan
pelarut, yaitu hanya senyawa air saja serta dapat menjelaskan reaksi dari asam basa yang
terjadi pada fase cair, gas, serta fase padat pula. Ketika senyawa asam klorida atau HCl
dilarutkan dalam air, maka asam klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah
ion baru.
Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih lanjut, teori ini dicetuskan
pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari Denmark
bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli kimia yang berasal dari Inggris.
Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa yang mampu
memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai donor proton. Sedangkan basa
menurut teori ini merupakan senyawa yang menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa
lainnya dan disebut pula sebagai akseptor proton.
Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam klorida yang larut
dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang baru. Tetapi tentu akan terjadi hal yang
berbeda, apabila senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena atau C6H6. Maka,
jika senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida tersebut
tidak akan bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.
Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert Newton Lewis
yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan mengusulkan teori alternative
agar lebih mudah dalam menggambarkan senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini
memiliki pandangan bahwa asam dan basa merupakan senyawa yang memiliki struktur serta
ikatan.
Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang memiliki
kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa. Contoh dari
beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Newton
Lewis merupakan zat yang mampu memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan
teori asam basa Lewis, basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah
seperti NH3, Cl–, maupuan ROH.
B. INDIKATOR ALAMI
Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami, dimana cara
memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa.
- Kembang sepatu
- Mawar
- Bayam merah
- Kubis merah
- Kunyit
- Bunga pacar
- Wortel
- Bunga karamunting
- Kulit manggis
- Umbi bit
- Bunga geranium, dll.
Keterangan :
Pada bunga kembang sepatu (asam), akan berwarna merah jika dicampur dalam larutan cuka,
berwarna hijau jika dicampur larutan deterjen, berwarna merah jika dicampur jeruk nipis, berwarna
hijau jika dicampur kapur sirih, dan tetap berwarna merah jika dicampur pada larutan gula dan
garam ( netral ).
Pertanyaan :
Berdasarkan hasil pengamatanmu, ekstrak bahan alami manakah yang paling baik digunakan sebagai
indikator asam basa?
Jawaban : Ekstrak umbi bit karena memberikan perubahan warna yang jelas pada larutan
asam basa. Pada larutan asam menjadi merah dan pada larutan basa menjadi berwana ungu
dan kuning.
C. INDIKATOR SINTETIS
Indikator sintetis adalah indikator yang berisi larutan dari beberapa senyawa yang menunjukkan
beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1 = 14 untuk menunjukkan apakah
itu asam atau basa.
Indikator sintetis ini dapat berbentuk kertas atau larutan. Kertas atau larutan ini mengandung
timol biru, metil merah, bromotimol biru, atau fenolftalein. Berdasarkan kandungan indikator
yang digunakan, berikut perubahan warnanya.
Warna pada pH Rentang pH Warna pada pH
Indikator
rendah transisi tinggi
Timol biru (transisi
Merah 1,2 – 2,8 Kuning
pertama)
Metil merah Merah 4,4 – 6,2 Kuning
Bromotimol biru Kuning 6,0-7,7 Biru
Timol biru (transisi kedua) Kuning 8,0-9,6 Biru
Fenolftalein Tidak berwarna 8,3-10,0 Fuschia
Senyawa asam basa dapat diidentifikasi dengan menggunakan kertas lakmus. Pada larutan asam,
kertas lakmus tetap berwarna merah, sedangkan pada larutan basa selalu bewarna biru.
Sehingga larutan asam akan mengubah lakmus biru menjadi warna merahdan larutan basa akan
mengubah lakmus merah menjadi biru .
D. PRAKTIKUM
LangkahKerja :
1. Gilingbeberapahelaibungakembangsepatuberwarnamerahdengankira-kira 5 ml air
murnidalamulekandansaring.
2. Tempatkankira-kira 1 ml air bungainimasing-masingkedalamdua cup yang berbeda
3. Kedalam cup yang pertamatambahkanlarutancuka
4. Kedalam cup yang keduatambahkanlarutandeterjen
5. Kedalam cup yang ketigatambahkanlarutanjeruknipis
6. Kedalamcup yang keempattambahkan air kapursirih
7. Kedalam cup kelimatambahkanlarutangula
8. Kedalam cup keenamtambahkanlarutangaram
9. Goyangkan cup, amatiperubahanwarnadancatathasilnya
10. Lakukancara yang samadenganbahan-bahanlainnya ( BungaMawarMerah, Umbi Bit,
Kunyit, danKulitManggis)
11. Ujilarutanygdidapatmasing- masingsiswadengankertaslakmusmerahdanlakmusbiru
E. FOTO PRAKTIKUM
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam melakukan praktikum ini terdapat beberapa sifat asam basa suatu zat dengan
menggunakan indikator alami. Salah satu sifat asam yang dapat disimpulkan dalam
praktikum ini adalah larutan asam dapat mengubah warna indikator menjadi lebih terang.
Sedangkan, larutan basa mengubah warna indikator menjadi lebih gelap. Namun , tidak
semua bahan alami yang digunakan pada praktikum mengalami perubahan warna yang
signifikan.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Http;//Daniel.f.s/2022/02/pekanbaru/Praktikum/kimia-larutan-asam-basa