Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH “ASAM BASA INDIKATOR ALAMI”

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA: DANIEL FELIKS SYAHPUTRA SIHOMBING


KELAS: XI MIPA 2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah kimia ini. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kimia. Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar siswa siswi
dapat lebih meningkatkan hasil belajar. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran agar
kualitas makalah ini meningkat.

Pekanbaru, Februari 2022

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II ISI

A. TEORI ASAM BASA


B. INDIKATOR ALAM
C. INDIKATOR SINTETIS
D. PRAKTIKUM
E. FOTO KEGIATAN PRAKTIKUM

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Indikator asam basa adalah zat zat warna yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam
larutan yang bersifat asam dan dalam laruta bersifat basa. Asam dan basa sudah dikenal
sejak zaman dahulu. Istilah asam ( acid ) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka.
Istilah basa ( alkali ) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Asam dan basa merupakan
bagian dari kehidupan kita, kita sering berinteraksi dengn asam dan basa setiap hari.
Makanan yang kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita
gunakan adalah basa.

Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki
satu atau lebih satu pasangan elektron bebas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga
terbentuk ikatan kovalen koordinasi , sedangkan asam adalah zat yang menerima pasangan
elektron tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam praktikum asam basa adalah :
1. Bagaimanakah cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?
2. Bagaimana cara menentukan sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator
alami?

C. TUJUAN
UntukMengetahuidanmemahamizatasamdanbasa yang
terkandungdenganmenggunakanindiaktoralam, LakmusmerahdanLakmusbiru.

BAB II

ISI
A. TEORI ASAM BASA

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air, maka
air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan tersebut. Contohnya adalah ketika asam
klorida atau HCI serta asam asetat atau CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi
yang terjadi dari asam klorida serta asam asetat sebagai berikut.

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)

CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas yaitu pelarut air
zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen dengan muatan positif dengan
lambing H+ serta ion yang memiliki muatan negative maka akan disebutkan dengan sisa
asam.

Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air maka
akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika natrium hidroksida atau NaOH serta
ammonium hidroksida atau NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa
pada larutan tersebut sebagai berikut.

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)

Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan menghasilkan banyak
ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa kuat. Sedangkan, larutan yang
menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat disebut sebagai basa lemah.

2. Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry 

Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang muncul untuk dapat
menyempurnakan kekurangan yang ada pada teori Arrhenius. Yaitu dengan keterbatasan
pelarut, yaitu hanya senyawa air saja serta dapat menjelaskan reaksi dari asam basa yang
terjadi pada fase cair, gas, serta fase padat pula. Ketika senyawa asam klorida atau HCl
dilarutkan dalam air, maka asam klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah
ion baru.

Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih lanjut, teori ini dicetuskan
pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari Denmark
bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli kimia yang berasal dari Inggris.

Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa yang mampu
memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai donor proton. Sedangkan basa
menurut teori ini merupakan senyawa yang menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa
lainnya dan disebut pula sebagai akseptor proton.

Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam klorida yang larut
dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang baru. Tetapi tentu akan terjadi hal yang
berbeda, apabila senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena atau C6H6. Maka,
jika senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida tersebut
tidak akan bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.

3. Teori Asam Basa Lewis

Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert Newton Lewis
yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan mengusulkan teori alternative
agar lebih mudah dalam menggambarkan senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini
memiliki pandangan bahwa asam dan basa merupakan senyawa yang memiliki struktur serta
ikatan.

Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang memiliki
kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa. Contoh dari
beberapa asam Lewis adalah  SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Newton
Lewis merupakan zat yang mampu memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan
teori asam basa Lewis, basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah
seperti NH3, Cl–, maupuan ROH.

B. INDIKATOR ALAMI

 Pengertian Indikator Alami

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan – bahan alami, dimana cara
memperolehnya yaitu dengan cara mengekstrak. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada zat yang bersifat asam dan basa.

 Macam – macam Indikator Alami

- Kembang sepatu
- Mawar
- Bayam merah
- Kubis merah
- Kunyit
- Bunga pacar
- Wortel
- Bunga karamunting
- Kulit manggis
- Umbi bit
- Bunga geranium, dll.

Warnasetelahdiuji dg IndikatorAlami Lakmus


N Bahan SifatLarut p
Kemba
o yang diUji Mawa Buah KulitMang an H
ng Kunyit Merah Biru
r Bit gis
Sepatu
1 LarutanCu merah mera mera kunin Merah Asam <
ka h h g muda 7
2 Deterjen Hijau Hijau ungu mera Hijau Basa >
lumu h lumut 7
t
3 JerukNipis merah mera mera kunin Merah mera mera Asam <
h h g muda h h 7
4 KapurSirih Hijau kunin kunin orang hijau Basa >
g g e 7
5 Gula merah mera mera kunin Merah nertral =
h h g muda 7
6 Garam merah mera mera kunin Merah Netral =
h h g muda 7

 Keterangan :

Pada bunga kembang sepatu (asam), akan berwarna merah jika dicampur dalam larutan cuka,
berwarna hijau jika dicampur larutan deterjen, berwarna merah jika dicampur jeruk nipis, berwarna
hijau jika dicampur kapur sirih, dan tetap berwarna merah jika dicampur pada larutan gula dan
garam ( netral ).

 Pertanyaan :

Berdasarkan hasil pengamatanmu, ekstrak bahan alami manakah yang paling baik digunakan sebagai
indikator asam basa?

Jawaban : Ekstrak umbi bit karena memberikan perubahan warna yang jelas pada larutan
asam basa. Pada larutan asam menjadi merah dan pada larutan basa menjadi berwana ungu
dan kuning.

C. INDIKATOR SINTETIS

Indikator sintetis adalah indikator yang berisi larutan dari beberapa senyawa yang menunjukkan
beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1 = 14 untuk menunjukkan apakah
itu asam atau basa.

Indikator sintetis ini dapat berbentuk kertas atau larutan. Kertas atau larutan ini mengandung
timol biru, metil merah, bromotimol biru, atau fenolftalein. Berdasarkan kandungan indikator
yang digunakan, berikut perubahan warnanya.
Warna pada pH Rentang pH Warna pada pH
Indikator
rendah transisi tinggi
Timol biru (transisi
Merah  1,2 – 2,8 Kuning
pertama)
Metil merah Merah 4,4 – 6,2 Kuning
Bromotimol biru Kuning 6,0-7,7 Biru
Timol biru (transisi kedua) Kuning 8,0-9,6 Biru
Fenolftalein Tidak berwarna 8,3-10,0 Fuschia

EkstrakTana WarnaA Perubahanwarnadalamlaruta Perubahanwarnadalamlarut


man sli nasam anbasa
BungaKemba Merah merah Hijau
ng Sepatu
BungaMawar merah merah Hijau dan kuning
Umbi bit merah merah Ungu dan kuning

Kunyit kuning kuning Merah dan orange


Merah Merah muda Hijau lumut
KulitManggis
muda
LakmusMera merah merah Biru
h
LakmusBiru Biru merah Biru

Senyawa asam basa dapat diidentifikasi dengan menggunakan kertas lakmus. Pada larutan asam,
kertas lakmus tetap berwarna merah, sedangkan pada larutan basa selalu bewarna biru.

Sehingga larutan asam akan mengubah lakmus biru menjadi warna merahdan larutan basa akan
mengubah lakmus merah menjadi biru .

D. PRAKTIKUM

AlatdanBahan : 1. BungaKembang Sepatu


2. BungaMawarMerah
3. Umbi Bit
4. Kunyit
5. KulitManggis
6. LakmusMerahdanLakmusBiru
7. Deterjen
8. LarutanCuka
9. JerukNipis
10. KapurSirih
11. Gula
12. Garam
13. Cup 15 buah
14. Penyaring
15. Ulekan
16. Sendok
17. Air

LangkahKerja :

1. Gilingbeberapahelaibungakembangsepatuberwarnamerahdengankira-kira 5 ml air
murnidalamulekandansaring.
2. Tempatkankira-kira 1 ml air bungainimasing-masingkedalamdua cup yang berbeda
3. Kedalam cup yang pertamatambahkanlarutancuka
4. Kedalam cup yang keduatambahkanlarutandeterjen
5. Kedalam cup yang ketigatambahkanlarutanjeruknipis
6. Kedalamcup yang keempattambahkan air kapursirih
7. Kedalam cup kelimatambahkanlarutangula
8. Kedalam cup keenamtambahkanlarutangaram
9. Goyangkan cup, amatiperubahanwarnadancatathasilnya
10. Lakukancara yang samadenganbahan-bahanlainnya ( BungaMawarMerah, Umbi Bit,
Kunyit, danKulitManggis)
11. Ujilarutanygdidapatmasing- masingsiswadengankertaslakmusmerahdanlakmusbiru

E. FOTO PRAKTIKUM
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam melakukan praktikum ini terdapat beberapa sifat asam basa suatu zat dengan
menggunakan indikator alami. Salah satu sifat asam yang dapat disimpulkan dalam
praktikum ini adalah larutan asam dapat mengubah warna indikator menjadi lebih terang.
Sedangkan, larutan basa mengubah warna indikator menjadi lebih gelap. Namun , tidak
semua bahan alami yang digunakan pada praktikum mengalami perubahan warna yang
signifikan.

B. SARAN

Saran terhadap percobaan ini, antara lain :

1. Diperlukan ketelitian untuk melihat perubahan warna yang terjadi


2. Cucilah tempat reaksi dengan bersih setelah digunakan pada suatu indikator agar tidak
bercampur.

DAFTAR PUSTAKA

Http;//Daniel.f.s/2022/02/pekanbaru/Praktikum/kimia-larutan-asam-basa

Anda mungkin juga menyukai