Anda di halaman 1dari 6

KARYA PENELITIAN ILMIAH

“Pemanfaatan Buah Jeruk Sebagai Energi


Listrik Alternatif”

Oleh :

Ni Luh Windy Permata Sari (21)

XI MIPA 6
Alamat : Jl. Raya Munggu – Tanah Lot,Mengwi,Badung,Bali
Telp. (0361) 7423740-848374
1.1 konsep asam basa
 Asam
Istilah asam  ( Acid) berasal dari bahasa latin Acetum yang berarti cuka. Asam diberikan
kepada zat yang rasanya asam.Pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion Hidrogen), sehingga
rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom
yang bermuatan listrik. Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai
bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat
korosif. Contohnya logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk
Besi (II) Klorida (FeCl2).
 Berdasarkan asalnya, asam digolongkan menjadi dua yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya bersifat lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam.
Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif.

Sifat-sifat asam
o  Mempunyai rasa asam dan bersifat korosif
o   Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi berwarna merah
o  Menghantarkan arus listrik
o  Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
o  Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air
o  Memiliki kurang dari 7 (pH < 7)

Basa
Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa diberikan kepada zat yang
rasanya pahit. Basa jika terkena kulit akan terasa licin (kaustik).
Berdasarkan ion OH- yang dilepaskan pada reaksi  ionisasi, basa terdiri atas:
☼ Basa monohidroksi, yaitu basa yang melepaskan satu ion OH-, misalnya LiOH ( litium
Hidroksida).
☼ Basa polihidroksi, yaitu basa yang melepaskan lebih dari satu ion OH-, misalnya
Zn(OH)2 dengan nama kimia seng (II) hidroksida.

Sifat-sifat basa
o   Mempunyai rasa pahit dan terasa licin pada kulit
o   Mengubah kertas lakmus merah menjadi berwarna biru
o   Bersifat elektrolit
o   Menghasilkan ion oH- jika dilarutkan dalam air
o   Menetralkan sifat asam
o   Memiliki pH lebih dari 7 (pH > 7)
1.2 konsep asam basa menurut para ahli

Definisi asam basa menurut para ahli dibagi menjadi teori asam basa arrhenius, teori asam
basa brosnted lowry, dan teori asam basa lewis 

A. Teori Asam Basa Arrhenius


Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius.
Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:

• asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
• basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−.

Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius, sebagaimana
HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4)
yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun
memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana NaOH
merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan
dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.

B.Teori Asam Basa Brønsted–Lowry


Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan
definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta
bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya.
Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton dan basa
sebagai penerima/akseptor proton. Jadi, menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,

• asam adalah donor proton.


• basa adalah akseptor proton.

C. Teori Asam Basa Lewis


Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding
kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan
struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,

• asam adalah akseptor pasangan elektron.


• basa adalah donor pasangan elektron.

Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron
tidak hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga
dapat berperan sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi
asam–basa, di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis.
NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen
koordinasi antara keduanya
1.3 indikator asam basa
Senyawa asam dapat dibedakan dari senyawa basa, salah satunya dengan mencicipi rasanya.
Namun, tidak semua zat dapat di identifikasi dengan cara itu. Senyawa-senyawa asam-basa
dapat diidentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator merupakan zat
warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang dapat
digunakan adalah kertas lakmus, indikator asam-basa dan indikator alami.

Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna dengan
berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa
dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa
(Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator asam basa dapat dibedakan menjadi dua yakni
indikator asaam basa buatan dan indikator asam basa alami.

a) indikator asam basa buatan


Indikator buatan yaitu indikator siap pakai yang sudah dibuat dilaboratorium atau
pabrik alat-alat kimia. Contohnya adalah kertas lakmus dan indikator universal.
Kertas lakmus

Alat dan bahan

Nama alat Jumlah alat


Pelet 2 buah
Pipet 5 buah
Tissu 1 pack
Gelas plastik 10 buah
Kertas lakmus merah dan Masing masing 5 buah
biru

Nama bahan Jumlah bahan


Ekstrak jeruk ¼ kg plastik kecil
Ekstrak bunga telang ¼ kg plastik kecil
Ekstrak kunyit ¼ kg plastik kecil
Ekstrak kol ungu ¼ kg plastik kecil
Ekstrak kulit manggis ¼ kg plastik kecil
Larutan A,B,C,D,E

Percobaan I
a. Masukkan potongan kecil kertas lakmus merah pada salah satu lekukan pelat tetes dan
kertas lakmus biru pada lekukan yang lain.
b. Teteskan larutan A pada kedua kertas lakmus.
c. Amati perubahan yang terjadi
d. Ulangi langkah tersebut untuk larutan lainnya
e. Tentukan sifat larutan asam, basa atau netral

Percobaan II
A. Buatlah ekstrak dari bahan yang sudah disiapkan
b. Letakkan ekstrak tersebut kedalam dun lekukan pelat tetes, Teteskan air kapur/sabun
C.pada lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua Amati perubahan yang terjadi

Tabel pengamatan
Percobaan 1
No Bahan Perubahan pada lakmus Sifat larutan

Lakmus Lakmus Asam Basa Netral


merah biru
Contoh Air kapur Biru Biru Basa
1 Larutan A Merah Biru Netral
2 Larutan B Biru Biru Basa
3 Larutan C Merah Biru Netral
4 Larutan D Biru Biru Basa
5 Larutan E Merah Merah Asam

Percobaan 2
No Nama bahan Warna Warna ekstrak setelah Dapat/ tidak dapat
alam esktrak ditetesi digunakan sebagai
(bunga/sayur) bahan alam Air Air indikator alami
kapur/sabun cuka
1 Kunyit Orange Coklat Orange Dapat digunakan
tua
2 Kol ungu Biru Hijau Merah Dapat digunakan
3 Jeruk Kuning Kuning Kuning Tidak dapat
digunakan
4 Kulit manggis Coklat Coklat tua Coklat Dapat digunakan
muda
5 Bunga tekang Biru Hijau Ungu Dapat digunakan

Diskusi/jawab pertanyaan
1. Pada percobaan 1, Bagaimana perubahan kertas lakmus pada larutan asam basa dan netral?
2. Pada percobaan 2, menurut anda ekstrak apakah yang paling tepat untuk digunakan sebagai
indikator alami asam basa? Mengapa?
1. Pada percobaan satu, perubahan kertas lakmus pada larutan asam adalah kertas lakmus
merah tetap menjadi merah, sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi biru. Larutan
yang mengandung asam terdapat pada larutan E.     Perubahan kertas lakmus pada larutan
basa asalah kertas lakmus merah berubah menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru tetap
menjadi biru. Larutan yang mengandung basa terdapat pada larutan B dan larutan D.
Perubahan kertas lakmus pada larutan netral adalah kertas lakmus merah tetap menjadi merah
sedangkan kertas lakmus biru tetap menjadi biru. Larutan netral terdapat pada larutan A dan
larutan C.

2. Ekstrak kol ungu dan ekstrak bunga telang. Karena perubahan warna yang dihasilkan dari
kedua bunga itu setelah dicampurkan cuka sebagai asam dan air detergen sebagai basa sangat
berbeda/berubah drastis dibandingkan dengan ekstrak yang lain, sehingga mudah untuk
menentukan perbedaan warnanya. Maka dapat dikatakan ekstrak kol ungu dan esktrak bunga
telang sebagai indikator alami asam basa yang paling tepat.

Pembahasan
pada percobaan satu dan dua membahas mengenai indikator alami dan indikator buatan asam
basa. Pada percobaan satu indikator buatan yang dipakai adalah kertas lakmus merah dan
kertas lakmus biru, dengan larutan yang diteteskan adalah larutan yang mengandung asam
dan basa. Untuk mengetahui

Anda mungkin juga menyukai