Anda di halaman 1dari 7

Nama: Ni Putu Tika Widaputri

Kelas: XI MIPA 6

Absen: 28

Sekolah: SMA N 2 Mengwi

Hari Saraswati Saniscara Umanis Watugunung

Om Swastyastu

Om Avignam Astu Nama Sidham

0m anobadrah kertawiyantu wiswatah

Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Yang saya hormati bapak parisadha kel. Penanggo Jaya, yang saya sucikan jero mangku serta umat
sedarma yang berbahagia. Puji syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa atas
Asung Kerta Wara NugrahaNya. Sehingga hari ini kita dapat berkumpul bersama disini untuk
melaksanakan acara persembahyangan rahinan saraswati.

Terimakasih atas waktu yang telah diberikan pada saya untuk membawakan dharma wacana pada
kesempatan ini. Mengingat hari ini adalah rahinan saraswati,

Umat sedharma yang berbahagia,

Seharusnya kita bersyukur menjadi umat hindu, kenapa? Karena umat Hindu banyak memiliki hari
suci keagamaan. Perayaan hari – hari suci keagamaan merupakan sarana untuk mengaturkan rasa
terima kasih dan bersyukur ke hadapan Hyang Widhi Wasa. Salah satu hari suci tersebut adalah Hari
Saraswati yang datangnya setiap enam bulan sekali tepatnya Sabtu Umanis Wuku Watugunung .
timbul pertanyaan dalam hati. Sudahkah kita bersyukur pada setiap Hari Sarawati tiba?

Dalam perayaan hari raya Sarasvati hendaknya setiap umat merenung dan mencari penyadaran ke
dalam diri sendiri. Karena jika sudah menemukan penyadaran dalam diri sendiri maka itulah hakikat
pengetahuan yang tertinggi. Berbicara tentang Saraswati, Beliau adalah lambang suatu tingkat
kesempurnaan dimana mengandung nilai – nilai : Satyam (Kebenaran), Shivam (kemuliaan) dan
Sundaram (keindahan). Karena tanpa adanya ketiga nilai ini maka pengetahuan itu hambar seperti
sayur tanpa garam.

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan tarap hidup manusia. Betapa
pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi manusia sehingga di dalam ajaran Agama Hindu diabadikan
dalam bentuk simbolis Dewi Sarasvati. Sarasvati adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok
Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Sarasvati berasal dari kata “saras” dan “vati”. Saras memiliki arti mata
air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir. Sedangkan kata vati berarti memiliki.
Ilmu pengetahuan itu sifatnya mengalir terus-menerus tiada henti-hentinya ibarat sumur yang airnya
tiada pernah habis meskipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup pada umat manusia.
Umat sedharma yang berbahagia,

Di India maupun di Bali, Dewi Saraswati dilukiskan sebagai Dewi yang sangat cantik dan bertangan
empat yang masing-masing memegang Genitri , kropak, Wina dan Teratai serta didekatnya, terdapat
burung merak dan angsa. Semua lukisan (lambang) di atas merupakan suatu simbol yang masing-
masing memiliki makna :

1. Dewi yang cantik dan berwibawa menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu
yang amat menarik dan mengagumkan. Kecantikan Dewi Saraswati bukanlah kemolekan yang dapat
merangsang munculnya nafsu birahi.

Memang orang yang berilmu itu akan menimbulkan daya tarik yang luar biasa. Karena itu dalam
Kakawin Niti Sastra ada disebutkan bahwa orang yang tanpa ilmu pengetahun, amat tidak menarik
biarpun yang bersangkutan muda usia, sifatnya bagus dan keturunan bangsawan. Orang yang
demikian ibarat bunga merah menyala tetapi tanpa bau harum sama sekali

2. Kropak ialah lambang dari sumber ilmu pengetahuan.

3. Genitri adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu tiada habis-habisnya. Genitri juga lambang
atau alat untuk melakukan japa. Ber-japa yaitu aktivitas spiritual untuk menyebut nama Tuhan
berulang-ulang. Ini pula berarti, menuntut ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia untuk
mendekatkan diri pada Tuhan. Ini berarti pula, ilmu pengetahuan yang mengajarkan menjauhi Tuhan
adalah ilmu yang sesat.

4. Wina yaitu sejenis alat musik, yang di Bali disebut rebab. Suaranya amat merdu dan melankolis.
Ini melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung keindahan atau estetika yang amat
tinggi.

5. Bunga Teratai/Lotus,mampu tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang indah
walaupun hidupnya di atas air yang kotor.Teratai melambangkan kesucian Hyang Widhi dan
merupakan simbul dari ilmu pengetahuan itu sangat suci.

6. Angsa adalah jenis binatang unggas yang memiliki sifat-sifat yang baik yaitu tidak suka berkelahi
dan suka hidup harmonis. Angsa juga memiliki kemampuan memilih makanan. Meskipun makanan
itu bercampur dengan air kotor tetapi yang masuk ke perutnya adalah hanya makanan yang baik
saja, sedangkan air yang kotor keluar dengan sendirinya. Demikianlah, orang yang telah dapat
menguasai ilmu pengetahuan, kebijaksanaan mereka memiliki kemampuan wiweka. Wiweka artinya
suatu kemampuan untuk membeda-bedakan yang baik dengan yang jelek dan yang benar dengan
yang salah.

7. Burung merak adalah lambang kewibawaan. Orang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan
adalah orang yang akan mendapatkan kewibawaan.

Umat sedarma yang berbahagia,

Dengan memiliki pengetahuan maka kita akan menjadi orang “tahu” atau mengetahui berbagai hal
baik tentang hakekat /keberadaan hidup itu sendiri, maupun cara/jalan semestinya dilakukan dalam
hidupnya. Maka jika kita tidak berpengetahuan, kita dipersaamakan dengan orang buta masuk gua
(sudah buta masuk gua pula alangkah gelapnya). Dalam kondisi seperti itu, jelas kita akan banyak
membuat kesalahan, yang artinya banyak membuat dosa dalam hidup. Atas dasar pemahaman itu
maka orang yang memiliki ilmu pengetahuan dijamin akan terhindar dari dosa.
Demikialah sedikit pesan dharma yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati umat sedharma sekalian saya
mohon maaf dan kehadapan Brahman saya mohon ampun. Karena pepatah mengatakan “tan hhana
wang sweta nulus” tidak ada manusia yang sempurna. Saya ucapkan terima ksih atas perhatiannya
dan saya akhiri dengan mantram puja santih.

Om śāntih śāntih śāntih om

  Para bakta yang berbagagia, seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa setiap enam
bulan sekali, umat Hindu khususnya di Bali merayakan hari raya Saraswathi. Salah satu hari suci ini,.
Perayaan Saraswathi di Bali begitu semarak terlebih di sekolah-sekolah dan instansi pemerintahan,
kompak menjadikan hari raya saraswathi sebagai hari fakultatif (hari libur kegiatan belajar-
mengajar). Hampir di setiap sekolah dan rumah umat Hindu di Bali, diadakan upacara khusus
terhadap buku-buku, lontar dan kitab-kitab suci sebagai pemaknaan terhadap turunnya wahyu
pengetahuan suci Weda oleh Sang pencipta kepada para Maharsi Hindu di India. Pengetahuan akan
Weda ini diturunkan dan  diterima melalui pendengaran bathin tingkat tinggi dan Siddhi/wahyu.

 Om Swastyastu

Om Avignam Astu Nama Sidham

0m anobadrah kertawiyantu wiswatah

Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.

Yang saya hormati bapak parisadha kel. Penanggo Jaya, yang saya sucikan jero
mangku serta umat sedarma yang berbahagia. Puji syukur kita haturkan kehadapan Ida
Sang HyangWidhi Wasa atas Asung Kerta Wara NugrahaNya. Sehingga hari ini kita dapat
berkumpul bersama disini untuk melaksanakan acara persembahyangan rahinan saraswati.

Hasil gambar untuk GAMBAR SARASWATI

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan pada saya
untuk membawakan dharma wacana pada kesempatan ini. Mengingat hari ini adalah
rahinan saraswati, untuk itu saya mengambil tema “MAKNA HARI RAYA SARASWATI” .
Kenapa mengambil tema ini, karena seiring perkembangan zaman saya melihat utamanya
pelajar sudah mulai kurang memahami makna dari hari raya Sarawati ini.

Umat sedharma yang berbahagia,

Seharusnya kita bersyukur menjadi umat hindu, kenapa? Karena umat hindu banyak
memiliki hari suci keagamaan. Perayaan hari – hari suci keagamaan merupakan sarana
untuk menghaturkan rasa terima kasih dan bersyukur kehadapan Hyang Widhi Wasa. Salah
satu hari suci tersebut adalah Hari Saraswati yang datangnya setiap enam bulan sekali
tepatnya sabtu umanis Wuku watugunung . timbul pertanyaan dalam hati. Sudahkah kita
bersyukur pada setiap Hari Sarawati tiba?

Dalam perayaan hari raya Sarasvati hendaknya setiap umat merenung dan mencari
penyadaran kedalam diri sendiri. Karena jika sudah menemukan penyadaran dalam diri
sendiri maka itulah hakekat pengetahuan yang tertinggi. Berbicara tentang Saraswati,
Beliau adalah lambang suatu tingkat kesempurnaan dimana mengandung nilai – nilai :
Satyam (Kebenaran), Shivam (kemuliaan) dan Sundaram (keindahan). Karena tanpa adanya
ketiga nilai ini maka pengetahuan itu hambar seperti sayur tanpa garam.

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan tarap hidup
manusia. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi manusia sehingga di dalam ajaran
Agama Hindu diabadikan dalam bentuk simbolis Dewi Sarasvati. Sarasvati adalah sebuah
nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Sarasvati berasal dari
kata “saras” dan “vati”. Saras memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang
terus menerus mengalir. Sedangkan kata vati berarti memiliki. Ilmu pengetahuan itu
sifatnya mengalir terus-menerus tiada henti-hentinya ibarat sumur yang airnya tiada
pernah habis meskipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup pada umat manusia.

Umat sedharma yang berbahagia,

Di India maupun di Bali, Dewi Saraswati dilukiskan sebagai Dewi yang sangat cantik
dan bertangan empat yang masing-masing memegang Genitri , kropak, Wina dan Teratai
serta didekatnya, terdapat burung merak dan angsa. Semua lukisan (lambang) di atas
merupakan suatu simbol yang masing-masing memiliki makna :

1. Dewi yang cantik dan berwibawa menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan itu
adalah sesuatu yang amat menarik dan mengagumkan. Kecantikan Dewi Saraswati
bukanlah kemolekan yang dapat merangsang munculnya nafsu birahi.

Memang orang yang berilmu itu akan menimbulkan daya tarik yang luar biasa.
Karena itu dalam Kakawin Niti Sastra ada disebutkan bahwa orang yang tanpa ilmu
pengetahun, amat tidak menarik biarpun yang bersangkutan muda usia, sifatnya bagus dan
keturunan bangsawan. Orang yang demikian ibarat bunga merah menyala tetapi tanpa bau
harum sama sekali

2. Kropak ialah lambang dari sumber ilmu pengetahuan.

3. Genitri adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu tiada habis-habisnya.


Genitri juga lambang atau alat untuk melakukan japa. Ber-japa yaitu aktivitas spiritual
untuk menyebut nama Tuhan berulang-ulang. Ini pula berarti, menuntut ilmu pengetahuan
merupakan upaya manusia untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Ini berarti pula, ilmu
pengetahuan yang mengajarkan menjauhi Tuhan adalah ilmu yang sesat.

4. Wina yaitu sejenis alat musik, yang di Bali disebut rebab. Suaranya amat merdu
dan melankolis. Ini melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung keindahan
atau estetika yang amat tinggi.

5. Bunga Teratai/Lotus,mampu tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga


yang indah walaupun hidupnya di atas air yang kotor.Teratai melambangkan kesucian
Hyang Widhi dan merupakan simbul dari ilmu pengetahuan itu sangat suci.

6. Angsa adalah jenis binatang unggas yang memiliki sifat-sifat yang baik yaitu
tidak suka berkelahi dan suka hidup harmonis. Angsa juga memiliki kemampuan memilih
makanan. Meskipun makanan itu bercampur dengan air kotor tetapi yang masuk ke
perutnya adalah hanya makanan yang baik saja, sedangkan air yang kotor keluar dengan
sendirinya. Demikianlah, orang yang telah dapat menguasai ilmu pengetahuan,
kebijaksanaan mereka memiliki kemampuan wiweka. Wiweka artinya suatu kemampuan
untuk membeda-bedakan yang baik dengan yang jelek dan yang benar dengan yang salah.

7. Burung merak adalah lambang kewibawaan. Orang yang mampu menguasai ilmu
pengetahuan adalah orang yang akan mendapatkan kewibawaan.

Umat sedarma yang berbahagia,

Dengan memiliki pengetahuan maka kita akan menjadi orang “tahu” atau
mengetahui berbagai hal baik tentang hakekat /keberadaan hidup itu sendiri, maupun
cara/jalan semestinya dilakukan dalam hidupnya. Maka jika kita tidak berpengetahuan,
kita dipersaamakan dengan orang buta masuk gua (sudah buta masuk gua pula alangkah
gelapnya). Dalam kondisi seperti itu, jelas kita akan banyak membuat kesalahan, yang
artinya banyak membuat dosa dalam hidup. Atas dasar pemahaman itu maka orang yang
memiliki ilmu pengetahuan dijamin akan terhindar dari dosa.

Demikialah sedikit pesan dharma yang dapat saya sampaikan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati
umat sedharma sekalian saya mohon maaf dan kehadapan Brahman saya mohon ampun.
Karena pepatah mengatakan “tan hhana wang sweta nulus” tidak ada manusia yang
sempurna. Saya ucapkan terima ksih atas perhatiannya dan saya akhiri dengan mantram
puja santih.

Om śāntih śāntih śāntih omIlmu pengetahuan merupakan salah satu unsur untuk
meningkatkan tarap hidup manusia. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi manusia sehingga
di dalam ajaran Agama Hindu diabadikan dalam bentuk simbolis Dewi Sarasvati. Sarasvati adalah
sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Sarasvati berasal dari
kata “saras” dan “vati”. Saras memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang terus
menerus mengalir. Sedangkan kata vati berarti memiliki. Dengan demikian Sarasvati berarti sesuatu
yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus.

Berkaca dari sejarah turunnya ilmu pengetahuan ini, sudah seyogyanya, segenap genrasi
muda Hindu di Bali, memaknainya dengan lebih meningkatkan pengetahuan diri terhadap berbagai
bidang pelajaran yang diikutinya. Perayaan Saraswathi hendaknya tidak berhenti pada ritualitas
belaka, namun sudah barang tentu, harus diikuti dengan praktek nyata peningkatan kemampuan
sang diri/masing-masing individu pada bidang ilmunya masing-masing.

Kenapa Ilmu Pengetahuan dilambangkan dengan wanita cantik? Ilmu pengetahuan


diibaratkan demikian karena memang menarik umat manusia untuk mendekat, mempelajarinya.
Dewi Saraswathi sejatinya adalah “Sakti” dari Dewa Brahma, simbul pencipta alam semesta. Secara
filosofis, segala macam bentuk penciptaan semuanya bersumber pada ilmu pengetahuan.

Dengan dilambangkan dengan kecantikan diharapkan umat manusia yang masih diliputi
awidya, atau kegelapan, mampu melepaskan diri untuk bangkit mencapai pencerahan dan
penerangan lahir dan bathin. Penampilan dewi yang cantik dengan busana putih bersih berkilauan,
melambangkan ilmu pengetahuuan itu sangat mulia, selalu menarik untuk dipelajari oleh siapapun.
Alat musik gitar (wina) melambangkan unsur mutlak ilmu pengetahuan berasal dari hukum alam
yang tercipta melalui melodi alami dan citarasa seni Sang Pencipta. Kitab suci (kropak)
melambangkan tempat tertuangnya berbagai petunjuk ajaran suci sebagai sumber ilmu
pengetahuan material maupun spiritual. Genitri (aksamala/tasbih) melambangkan ilmu pengetahuan
bersifat kekal, tidak terbatas, tidak akan ada akhirnya dan habis-habisnya untuk dipelajari. Bunga
Teratai, melambangkan kesucian ilmu pengetahuan yang murni, tidak tercela. Burung Merak,
melambangkan sifat ilmu pengetahuan itu memberikan suatu kewibawaan bagi yang telah
memahami dan menguasainya. Angsa putih, melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat
memberikan petunjuk untuk bersikap bijaksana dalam membedakan antara yang baik dan yang
buruk.

Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-
benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun
dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah
nirwana. 4. Kita belajar dan angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring
air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah
orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di
hutan.

Para bakta yang berbahagia. Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan begitu
pesatnya. Kalau zaman dulu kita mengenal Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, dan lain-
lain, saat ini pun demikian, tengok saja perkembangan teknologi nuklir, komputer yang
semakin canggih. Nama-nama seperti Bill Gates, penemu Microsoft, BJ Habibie – perintis
pesawat terbang di Indonesia, merupakan salah satu contoh betapa dari ketekunan mereka
mempelajari ilmu pengetahuan akan berdampak sangat besar bagi kehidupan umat
manusia. Disisi lain, harus diakui, perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat,
juga telah banyak menimbulkan efek-efek negatif. Seperti contoh, perlombaan senjata
nuklir, perang dingin, cyber crime, video porno, HP porno dan lain-lainnya telah membuat
kita berfikir, apakah ilmu pengetahuan itu salah? Jawabannya tentu tidak, yang salah
adalah individu-individu yang mempraktekkan ilmu pengetahuan. Sama halnya dengan ilmu
kesaktian/ Leak di Bali. Sesungguhnya tidak ada ilmu hitam ataupun putih namun orangnya
lah yang membuat dia berubah warna. Mau hitam atau putih, tergantung orangnya.

Besoknya pada hari Radite (Minggu) Paing wuku Sinta di-langsungkan upacara Banyu
Pinaruh. Kata Banyu Pinaruh artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni
menghaturkan laban nasi pradnyam dan air kumkuman. Hari redite paing wuku sita/banyu
pinaruh merupakan hari pembersihan diri sebelum mempejari ilmu pengetahuan.

Dalam lontar silakrama halaman 90 di sebtutkan:

Abdhir Gatrani suddhayanti,

Manah satyena sudhayanti,

Widyatapobhyam bhrtatma,

Buddhir Jnannena sudhayanti.

Artinya :

Tubuh dibersihkan dengan air,

Pikiran di bersihkan dengan kejujuran,

Roh/atman di bersihkan dengan ilmu dan tapa,

Anda mungkin juga menyukai