Anda di halaman 1dari 2

Implementasi upaveda

1.itihasa

Itihasa atau Wiracarita merupakan salah satu model penjelasan dari Weda yang dilatarkan pada
cerita sejarah yang terjadi. Hal tersebut didasarkan atas bukti-bukti sejarah yang menunjukan bahwa
tempat kejadian dalam Itihasa masih ada. Contohnya yaitu Kuruksetra medan perang Pandawa dan
Kurawa, Jembatan Situbanda penyebrangan Rama ke Alengka dan masih banyak lagi yang lainnya.
Namun kandungan makna yang terdapat di dalamnya bisa kita temukan nilai-nilai ajaran Weda.

metode itihasa ini lebih bisa dimengerti oleh masyarakat umum melalui cerita sehingga esensi ajaran
Weda bisa langsung dipahami dan diterapkan sebagai pedoman hidup. Seperti nilai

1.Nilai Dharma dan adharma, inti pokok cerita Mahabharata adalah konflik (perang) antara
saudara sepupu (Pandawa melawan seratus Korawa) keturunan Bharata. Ataupun di cerita
ramayana antara rama dan rahwana

2.nilai kesetiaan , cerita Mahabharata mengandung banyak nilai kesetiaan (satya) seperti
kesetian Yudhistira,Bisma dan Karna terhadap janji – janjinya. Ataupun di cerita ramayana
yaitu dewi sita yang setia terhadap janjinya untuk tidak akan berpaling dari rama

3.nilai pendidikan , sistem Pendidikan yang di terapkan dalam cerita Mahabharata maupun
ramayana lebih menekankan pada penguasaan satu bidang keilmuan yang disesuaikan
dengan minat dan bakat siswa

4.nilai yajna , bermacam-macam yajna dijelaskan dalam cerita ramayana dan Mahaharata,
ada yajna berbentuk benda, yajna dengan tapa, yoga, yajna mempelajari kitab suci ,yajna
ilmu pengetahuan, yajna untuk kebahagiaan orang.

2. purana

Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia, Pralaya, cerita
mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga
mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan
dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan
pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Sampai sekarang ini kitab purana dijadikan
pedoman dalam kegiatan keagamaan karena menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta,
doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan
petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci

3. arthasastra

Di dalam Arthasastra tercermin unsur-unsur demokrasi, seprti dijelaskan dalam konsepsi demokrasi
di atas, antara lain kerajaan atau negara mengakui keanekaan; rakyat bebas dalam berserikat atau
berorganisasi; terdapat kerja sama yang merdeka dan harmonis; terdapat pemisahan dan
pembagian kekuasaan; kekuasaan diperoleh berdasarkan hukum; pemilihan pejabat negara
berdasarkan kualitas moral dan keahliannya; kebijakan pemerintah dijalankan berdasarkan hukum;
seksesi kepemimpinan dilaksanakan secara terencana; ada kebebassan individu untuk sosial;
besarnya pajak dan keuntungan perdagangan ditetapkan berdasarkan kesepakatan; dan
penyelesaian perselisihan secara melembaga dengan mengutamakan perdamaian.

4. ayurveda
Ayurveda merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia, yang mulai dipraktikan di India
sejak ribuan tahun lalu. Dalam pandangan Ayurveda, kesehatan manusia dipengaruhi oleh
keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa manusia itu sendiri. Konsep dasar pengobatan
Ayurveda adalah mengajak manusia untuk hidup sehat melalui praktik khusus, menerapkan pola
makan dan gaya hidup sehat, serta melakukan terapi alami seperti menggunakan obat-obatan
herba.bahkan hingga saat ini praktisi Ayurveda meyakini kesehatan bisa dicapai jika ada
keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Jika keseimbangan ini terganggu, akan timbul
kebalikan dari efek kesehatan, yaitu serangan penyakit. Ayurveda tidak fokus memerangi penyakit,
tapi bagaimana cara menjalani kehidupan yang sehat. Praktik Ayurveda umumnya dijalani dengan
beberapa metode, misalnya meditasi, yoga, pola makan, perawatan tubuh, pijat, aromaterapi,
latihan pernapasan, diet vitamin dan mineral, perenggangan, dan beberapa metode lain. Perawatan
ini bertujuan untuk mengembalikan keharmonisan dan menyeimbangkan dosha di dalam tubuh.

5. Gandharwaveda

Gandharwaveda mengajarkan tentang tari, musik atau seni suara. Adapun nama-nama buku yang
tergolong Gandharwaveda tidak diberi nama Gandharwaveda, melainkan dengan nama lain. Penulis
terkenal Sadasiwa, Brahma dan Bharata. Bharata menulis buku yang dikenal dengan Natyasāstra,
dan sesuai menurut namanya, Natya berarti tari-tarian, karena itu isinya pun jelas menguraikan
tentang seni tari dan musik. Sebagaimana diketahui musik, tari-tarian dan seni suara tidak dapat
dipisahkan dari agama. Bahkan Siva terkenal sebagai Natarāja yaitu Dewa atas ilmu seni tari. Sampai
saat ini gandharwaveda melody masih sering diperdengarkan di youtube sebagai salah satu karya
yang takan lekang oleh jaman.

6. kamasastra

Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang menguraikan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Di dalam upaya untuk mewujudkan
salah satu tujuan hidup umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut.
Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa
hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian asmara dan rasa indah yang
muncul itu tentu terarah atau bernialai positif.

Anda mungkin juga menyukai