Anda di halaman 1dari 30

SILABUS MATA PELAJARAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


(SMP)

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JAKARTA, 2016DAFTAR ISI


DAFTAR ISI
I.

II.

PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Pertama
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti
E. Pembelajaran dan Penilaian
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai Kondisi Lingkungan
dan Peserta Didik

KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN


PEMBELAJARAN
A. Kelas VII
B. Kelas VIII
C. Kelas IX

1
1

3
4
5
8
12

14
14
17
20

I.
A.

PENDAHULUAN

Rasional
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan affektif melalui
penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia tersebut, proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam Agama Hindu, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
berkaitan dengan pola pembelajaran, yaitu: 1) berpusat pada peserta
didik; 2) pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didikmasyarakat-lingkungan alam sumber/media lainnya); 3) pembelajaran
dirancang secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa
saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi, serta dapat diperoleh
melalui internet); 4) pembelajaran bersifat aktif (peserta didik didorong
untuk aktif mencari informasi melalui pendekatan saintifik); 5) belajar
kelompok (berbasis tim); 6) pembelajaran berbasis multimedia; 7)
pembelajaran berbasis pengguna (users) dengan memperkuat
pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8)
pola
pembelajaran
menggunakan
ilmu
pengetahuan
jamak
(multidisciplines); dan 9) pembelajaran yang mengembangkan berpikir
kritis.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1)
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual
dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik; 2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana, dimana peserta didik
menerapkan apa yang dipelajari kemasyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar; 3) mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat; 4) memberi waktu yang cukup
leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; 5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6) kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti; 7)
kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
5

Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi


Pekerti

dikembangkan

melalui

pertimbangan

kepentingan

hidup

bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and
harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan
pengembangan

sikap

dilakukan

sepanjang

proses

pembelajaran,

pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan


karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang
menyenangkan

untuk

tumbuh

berkembangnya

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap peserta didik yang menempatkan pengetahuan


sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa:
Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter
dan antarumat beragama (Pasal 2 ayat (1)). Selanjutnya, disebutkan
bahwa
Pendidikan
Agama
bertujuan
untuk
berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya
dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat (2)).
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sangat cepat
menumbuhkan budaya-budaya baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan perilakuperilaku yang tidak baik mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Pendidikan Agama merupakan pendidikan yang berfungsi untuk
membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa.
Pendidikan Agama Hindu memiliki berbagai konsep yang dapat
memberikan kendali atau kontrol pada umatnya untuk mengendalikan
diri dari pengaruh negatif perkembangan zaman.
Sebagai warga Negara umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan
Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisada
Hindu Dharma Indonesia Tahun 1963, tersurat dan tersirat secara
langsung maupun tidak langsung, mendukung keutuhan NKRI,
diantaranya:
1.

2.

3.

Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana


(hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungan).
Agama Hindu selalu menekankan ajaran Tat Twam Asi (toleransi
antar sesama) bahwa dalam diri manusia memiliki sumber hidup
yang sama.
Agama Hindu selalu menekankan persaudaraan pada semua
makhluk (Vasudaiva Kutumbhakam).
6

4.
5.

Agama Hindu selalu menjauhkan fanatisme sempit dan radikalime


yang menyimpang dari nilai-nilai Dharma.
Agama Hindu selalu menekankan ajaran Sula, Dharma dan Satya.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang


sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,
tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence)
materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan
prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum;
mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta
didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna
untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan
kelanjutan pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan
pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal.
Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi
dasar, materi pembel;ajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian
pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif
kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut
merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat
mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik
masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini
guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan
proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran,
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
B.

Kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada Pendidikan


Dasar dan Menengah
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah.
Adapun kompetensi pendidikan Agama Hindu pada Jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:

C.

Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi


Pekerti di Sekolah Menengah Pertama
Kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada
jenjang SMP terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti di SMP
Kelas VII

Kelas VIII
8

Kelas IX

Mampu memahami dan


menjabarkan kitab suci Weda,
Avatara, Deva, dan Bhatara,
Karmaphala, Sad Atatayi,
Kepemimpinan dan Paca
Yaj

Mampu memahami,
menguraikan dan
mengetahui sifat-sifat
Atman, Sapta Timira, Tri
Guna, Panca Mahabhuta,
dan Sejarah
Perkembangan Agama
Hindu

Mampu memahami dan


menguraikan Parwa dalam
Bhagawadgita, budaya
hidup sehat, Asta
Aiswarya, Panca Yama dan
Nyama Bratha dan Dasa
Mala.

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu dan Budi

Pekerti Sekolah Menengah Pertama


Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai
SMA/SMK, sebagai mata pelajaran, dan nilai-nilainya terintegrasi dalam
proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui
pengkodisian aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat. Pada jenjang SMP Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti mengembangkan konsep-konsep dasar agama Hindu.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama Hindu Dan Budi Pekerti
Kelas VII sampai dengan Kelas IX mengikuti elemen pengorganisasi
Kompetensi Dasar yaitu Kompetensi Inti.
Tabel 2. Kompetensi Inti pada Kelas VII - IX
Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX

KI 1

KI 1

KI 1

Menghargai dan menghayati Menghargai dan


Menghargai dan
ajaran agama yang dianutnya menghayati ajaran agama menghayati ajaran agama
yang dianutnya
yang dianutnya
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

KI 2

KI 2

Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

KI 3

KI 3

Memahami dan
menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya

Memahami dan
menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya

KI 3
Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan tentang ilmu


kejadian tampak mata
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
KI 4

KI 4

tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
KI 4

Mencoba, mengolah, dan


Mengolah, menyaji, dan
Mengolah, menyaji, dan
menyaji dalam ranah konkret menalar dalam ranah
menalar dalam ranah
(menggunakan, mengurai,
konkret (menggunakan,
konkret (menggunakan,
merangkai, memodifikasi, dan mengurai, merangkai,
mengurai, merangkai,
membuat) dan ranah abstrak memodifikasi, dan
memodifikasi, dan
(menulis, membaca,
membuat) dan ranah
membuat) dan ranah
menghitung, menggambar,
abstrak (menulis,
abstrak (menulis,
dan mengarang) sesuai
membaca, menghitung,
membaca, menghitung,
dengan yang dipelajari di
menggambar, dan
menggambar, dan
sekolah dan sumber lain yang mengarang) sesuai dengan mengarang) sesuai dengan
sama dalam sudut pandang/ yang dipelajari di sekolah yang dipelajari di sekolah
teori
dan sumber lain yang
dan sumber lain yang
sama dalam sudut
sama dalam sudut
pandang/teori
pandang/teori

Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dicapai melalui


pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
Ruang Lingkup Agama Hindu dan Budi Pekerti Pendidikan Dasar dan
Menengah mengajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan
keyakinan agama peserta didik. Konsep-konsep tersebut yakni; Kitab
Suci, Tattwa, Sula, Acara, dan Sejarah Agama Hindu.
Kelima lingkup materi Agama Hindu dan Budi Pekerti dijelasakan
sebagai berikut ini.
1. Pemahaman Kitab Suci Veda sebagai tuntunan hidup, serta
memahami parwa-parwa dalam Kitab Mahbhrata, sehingga dalam
menjalankan kehidupan menjadi lebih baik.
2.

Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha, yakni pemahaman


tentang widhi tattwa melalui pembelajaran Avatara, Deva, dan
Bhatara, dan Asta Aiswarya, memahami Atman yang tertuang dalam
kitab Bhagavadgita, Karmaphala sebagai hukum sebab akibat,
sehingga keyakinan kita menjadi lebih percaya dan yakin akan
10

agamanya.
3.

Sula yang penekanannya pada ajaran pengendalian diri dari


perilaku Sad Atatayi, Sapta Timira, Dasa Mala, serta melakukan
upaya pengendalian diri dengan meningkatkan perilaku Panca Yama,
dan Nyama Bratha untuk membentuk karakter, sehingga Tri Guna
dalam diri menjadi seimbang.

4.

Acara yang penekanannya pada pelaksanaan Paca Yaj dalam


kehidupan, mampu memimpin, mengetahui Panca Mahabhuta,
sehingga menciptkan budaya hidup sehat dalam kitab suci.

5.

Sejarah Agama Hindu menekankan pada pengetahuan sejarah


perkembangan Agama Hindu di Asia.
Tabel 3. Peta Materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMP
Kelas VII
Kitab Suci Veda
Veda sebagai ajaran utama
umat Hindu
Nilai-nilai yang terkandung
dalam kitab suci Veda
Metode mengajarkan kitab
suci veda pada masyarakat
Maharsi penyusun kitab
Suci Veda

Kelas VIII
Kelas IX
Atman dalam kitab
Parwa-parwa dalam Kitab
Bhagavadgita
Mahbhrata
Atman sebagai Sumber Kedudukan
Mahbhrata dalam
Hidup seluruh
Veda
Makhluk

Parva dalam kitab


Sloka-sloka terkait
Mahbhrata
Atman
Ceritera perjalanan
Sifat-Sifat Atman
pandawa ke surga
Upaya-upaya mengenal

Mahbhrata
dalam
atman sebagai sumber
kehidupan sehari-hari
Hidup

Avatara, Deva, dan Bhatara


Sapta Timira
Budaya hidup sehat
Avatara, Deva, dan Bhatara
Hidup sehat menurut
Sapta Timira Dalam
sebagai bagian dari
Kitab Suci Veda
Diri
Sraddha
Budaya hidup sehat

Contoh
Perilaku
Sapta
Hubungan Avatara, Deva
nenurut kitab suci
Timira
dan Bhatara dengan Sang
Veda

Dampak
Perilaku
Sapta
Hyang Widhi
Manfaat Hidup Sehat
Timira
Perbedaan Avatara, Deva
dalam kehidupan
Ceritera-ceritera terkait Penerapan hidup sehat
dan Bhatara
Ceritera
turunya
dasa Sapta Timira dalam
dalam kehidupan
Kehidupan
Avatara ke dunia
Upaya-Upaya
Menghindari
Sapta
Timira.
Karmaphala
Tri Guna
Asta Aiswarya
Karmaphala sebagai bagian
Kemahakuasaan Sang

Tri
Guna
Dalam
Diri
dari Sraddha
Hyang Widhi sebagai

Ciri-Ciri
Tri
Guna
Jenis-jenis Karmaphala
Asta Aiswarya
dalam
diri

Sloka dan mantram


Ceritera-ceritera perilaku

Pengaruh
Tri
Guna
terkait asta aiswarya
Karmaphala dalam
Pada
Manusia
Ceritera
kehidupan

Ceritera-ceritera
terkait
Akibat
perilaku-perilaku
kemahakuasaan Sang
Tri Guna dalam
11

Karmaphala

Sad Atatayi
Sad atatayi yang harus
dikendalikan
Ceritera-ceritera yang terkait
Sad atatayi
Upaya menghindarkan diri
dari akibat Sad Atatayi
Sloka-sloka kemahakusaan
Sang Hyang Widhi

Kehidupan
Upaya-Upaya
Menyeimbangkan
Guna

Hyang Widhi
Upaya menghayati
Tri kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi sebagai
Asta Aiswarya

Panca Mahabhuta
Panca Yama, dan Nyama
Paca Mahbhta
Brata
Panc Yam dan Nyam
Sebagai Pembentuk
Alam Semesta
Brat sebagai
Contoh-Contoh Paca
pembentuk karakter
Mahbhta pada alam Penerapan Panc Yam
semesta.
dan Nyam Brat dalam
Ceritera-ceritera terkait kehidupan untuk
membentuk karakter
unsur-unsur
Contoh Panc Yam
pembentuk Alam
semesta
dan Nyam Brat dalam
Upaya-upaya
Masyarakat
menyelaraskan diri dan Ceritera-ceritera
alam
perilaku Panc Yam
dan Nyam Brat

Kepemimpinan
Sejarah perkembangan
Dasa Mala
Kepemimpinan dalam ajaran agama Hindu di Asia
Perilaku Dasa Mala
Ceritera singkat
Agama Hindu
yang harus dihidari
Tipologi kepemimpinan
sejarah agama Hindu Sloka-sloka terkait
di Asia
Hindu
Dasa Mala dalam Kitab
Perkembangan Agama
Contoh-contoh
Suci
Hindu di Asia
Contoh perilaku Dasa
kepemimpinan Hindu
Tokoh-tokoh
Hindu
yang PeninggalanMala yang harus
Peninggalan Agama
dihindari dalam
dapat dijadikan teladan
Hindu di Asia
kehidupan
Upaya
melestarikan Upaya menghindarkan
peninggalan
agama diri dari pengaruh Dasa
Hindu
Mala
Paca Yaj
Landasan dasar berYaja
dalam agama Hindu
Bentuk-bentuk Yaja
Syarat-syarat Yaja yang
Satwika dalam kitab suci
Contoh-contoh pelaksanaan
Yaja dalam masyarakat

E.

Pembelajaran dan Penilaian


1.

Pembelajaran
Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
mengacu pada berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
12

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pendidikan


Agama Hindu dan Budi Pekerti yang tertuang dalam Kompetensi Inti
3 (Ki-3) harus diimplementasikan dalam kompetensi Inti 4 (KI-4)
disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diajarkan di setiap
jenjang sesuai dengan Silabus Kurikulum 2013.
Pendidik agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang tertuang
dalam Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan Kompetensi Inti 2 (KI-2) yang
berkaitan dengan materi pembelajaran yang diajarkan sesuai
dengan tingkat satuan pendidikan dan jenjang masing-masing kelas
a. Mengamati yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan pengamatan di lingkungan
sekitar sesuai materi pembelajaran.
b. Menanya yaitu pendidik memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
terkait materi pembelajaran yang sedang dibahas, maupun halhal yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
c. Mengeksplor yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
sesuai dengan materi pembelajaran.
d. Mengasosiasi yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menganalisis materi pembelajaran yang
sedang dibahas.
e. Mengomunikasikan yaitu peserta didik dapat menyampaikan
hasil proses pembelajaran dari materi pembelajaran dalam
tertulis maupun lisan.
Selain metode di atas, dalam menyampaikan materi Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang SMP menggunakan
metode 6D. Adapun keenam metode tersebut antara lain:
a. Metode Dharma Wacana atau Metode Ceramah adalah metode
mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan
diperkuat dengan menggunakan mediavisual. Pendidik
berperan sebagai sumber pengetahuan utama atau dominan.
Belajar dengan strategi Dharma Wacana dapat memperoleh
ilmu agama. Metode Dharma Wacana termasuk dalam ranah
pengetahuan dalam dimensi Kompetensi Inti 3.
b. Metode Dharma Gt adalah metode mengajar dengan pola
menyanyi atau melantunkan sloka, palawakya, dan tembang.
Pendidik dalam proses pembelajaran melibatkan rasa seni yang
dimiliki setiap peserta didik, terutama seni suara atau
menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi pekerti dan
dapat memahami ajaran Agama.
c. Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode
mengajar dengan melibatkan dua atau lebih peserta didik,
untuk berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah
sehingga didapatkan kesepakatan di antara mereka. Metode
Dharma Tula
digunakan untuk memberikan kesempatan
13

d.

e.

f.

2.

kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan yang berbedabeda. Dengan menggunakan strategi Dharma Tula, peserta
didik dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran.
Metode Dharma Yatra atau karya wisata adalah metode
pembelajaran dengan mengajak peserta didik mengunjungi
suatu tempat guna menambah wawasan pesertadidik,
kemudian membuat laporandan membukukan hasil kunjungan
tersebut dalam bentuk tugas. Mengunjungi tempat-tempat suci
atau pergi ke tempat-tempat yang dianggap terkait
perkembangan Agama Hindu. Strategi Dharma Yatra baik
digunakan pada saat menjelaskan materi tempat suci, hari
suci, budaya, dan sejarah perkembangan Agama Hindu.
Metode Dharma Shanti adalah metode pembelajaran untuk
menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh
yang penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma Shanti
dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta
didik,
untuk
saling
mengenali
temannya,
sehingga
menumbuhkan rasa saling menyayangi.
Metode Dharma Sadhana adalah metode pembelajaran untuk
menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik melalui
pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan
mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya

Penilaian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan
Menengah,
bahwa
ruang
lingkup
penilaian
mencangkup ranah Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan.
Penilaian Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti mengacu
pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53
Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Adapun penilaian-penilaian tersebut antara lain:
a. Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap
perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan
kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap
spiritual dan sosial.
1) Sikap spiritual
Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan melakukan
sembahyang (puja Tri sandhya); (2) berperilaku sopan dan
santun; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam
beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening
sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat
proses pembelajaran).
2) Sikap Sosial
14

Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku


yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan
perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas
dan
kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang
Maha Esa; (4) santun yaitu perilaku hormat pada orang lain
dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain atau masyarakat yang membutuhkan; (6) menghargai
maksudnya menghargai pendapat orang lain dan berbagai
perbedaan yang ada; (7) percaya diri yaitu suatu keyakinan
atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau
tindakan; (8) tekun yaitu sikap dan perilaku peserta didik
yang selalu berusaha melakukan tugas dengan sungguhsungguh; (9) mandiri yaitu perilaku yang dapat mengatur
dirinya sendiri tanpa harus selalu diingatkan; dan (10)
kerjasama yaitu perilaku peserta didik yang memperlihatkan
semangat kebersamaan.
Penilaian sikap menggunakan tehnik observasi, penilaian diri
dan penilaian antar teman. Penilaian Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti pada ranah sikap meliputi sikap
bersembahyang, perilaku toleran, jujur dalam berpikir, berkata,
dan berbuat, menunjukkan ketaatan dalam menjalankan
Yaja, selalu mengucapkan syukur kehadapan Sang Hyang
Widhi.
b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses
berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi
sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as
learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment
for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur
pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of
learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu,
digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan
kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan
penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari
penyusunan
perencanaan,
pengembangan
instrumen
penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan,
serta pemanfaatan hasil penilaian. Untuk mengetahui
ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan
15

untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic)


proses pembelajaran. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti
dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta
didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk
perbaikan mutu
pembelajaran.
Penilaian pengetahuan
menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai
dengan 100 dan deskripsi. Deskripsi dibuat dengan
menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan
kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi beberapa
pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh
peserta didik dan yang penguasaannya belum optimal. Teknik
penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan
penugasan.
Penilaian Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada
ranah kognitif meliputi aspek Kitab Suci, Tattva, Sula, Acara
dan Sejarah, yang tertuang dalam pembelajaran Mahbhrata,
Awatara, Dewa dan Bhatara, Asta Aiswarya, Atman,
Karmaphala, Sad Atatayi, Sapta Timira, Tri Guna, Panca
Yama, dan Nyama Bratha, Dasa Mala, Panca Yaja, Panca
Mahabhuta, dan Budaya Hidup Sehat dan Sejarah
perkembangan Hindu di Asia.
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi
karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk
menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua
kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja,
penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian
didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang
hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk
mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat
digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan
sesungguhnya
(dunia
nyata).
Penilaian
keterampilan menggunakan angka dengan rentang skor 0
sampai dengan 100 dan deskripsi. Teknik penilaian yang
digunakan sebagai berikut.
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta
peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi
yang
sesungguhnya
dengan
mengaplikasikan
atau
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.
Pada
penilaian
kinerja,
penekanan
penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk.
Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut
penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang
menekankan pada proses disebut penilaian praktik
(praktik). Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat
musik, melakukan pengamatan suatu objek dengan
menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran,
16

menari, dan sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster,


kerajinan, puisi, dan sebagainya.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan
pengumpulan
data,
kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta
kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan
tertentu secara jelas.
3) Penilaian Portofolio
Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik
penilaian. Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan
dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar,
penghargaan, karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu.
Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada
guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti
otentik perkembangan peserta didik.
Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai
karya-karya peserta didik dan mengetahui perkembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu
periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan dengan
tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus
memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan
bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik
harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item
(dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio. Selain itu,
sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas
karya yang dikoleksi.
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta
didik yang dibuat oleh guru bersama peserta didik yang
bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus
menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui
karyanya.
Penilaian Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada
ranah keterampilan meliputi keterampilan bercerita, menata
sarana dan prasarana sembahyang, melantunkan sloka-sloka,
berdarma wacana, bermeditasi, dan berjapa.
F.

Kontekstualisasi Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi


Pekerti Sesuai Kondisi Lingkungan dan Peserta Didik
17

Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sesuai ruang


lingkup aspek materi yang diajarkan harus mampu menumbuhkan
sikap nasionalisme, mampu berkomitmen, berkontribusi, dan mampu
merancang cita-citanya sehingga berhasil dalam hidup.
Kontekstualisasi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dilakukan
dengan menyusun perencanaan dengan membuat RPP, membuat
media pembelajaran pendukung yang sesuai kebutuhan tempat
pengajar mengajar, sehingga materi pelajaran dapat terserap
dengan baik sesuai kompetensi dasar.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
diharapkan dapat membangun sikap bangga terhadap agamanya,
sehingga tumbuh sikap toleran, sehingga terhindar dari sikap
fanatisme sempit dan radikalisme. Guna menumbuhkan sikap
toleran (tat tvam Asi) melalui ruang lingkup materi Kitab Suci Veda,
Tattva (filsafat), Sula (etika), Acara dan Sejarah. Pembelajaran
yang dikembangkan dalam Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme.
3. Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti selalu
berkomitmen untuk menumbuhkan perilaku yang anti radikalisme
yang meyimpang dari Dharma, dengan memberikan porsi materi
Sula atau etika sebesar 35% dari materi-materi yang lain. Dengan
memberikan pembelajaran etika yang lebih banyak, dapat
menumbuhkan sikap toleran dan bersikap sesuai norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Peserta didik yang memiliki etika yang
bagus dapat menciptakan keharmonisan di masyarakat.
4. Kontribusi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti mampu
memberikan sumbangsih yang positif terhadap agama, bangsa dan
negara.
Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2103 juga memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.
Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan
kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti.
Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang
tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan
Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber
belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi
lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar
Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal.
18

19

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN
A. Kelas VII
Alokasi waktu: 4 jam pelajaran/minggu
*) Jam pelajaran per tahun

1.1

2.1

3.1

4.1

Kompetensi
Materi Pembelajaran
Dasar
Menghayati ajaran Kitab Kitab Suci Veda

Suci Veda sebagai


sebagai tuntunan
tuntunan hidup
hidup
Berperilaku disiplin
Veda sebagai ajaran
dalam mengamalkan
utama umat Hindu

ajaran Kitab Suci Veda Nilai-nilai yang


sebagai tuntunan hidup
terkandung dalam
Memahami Kitab Suci
kitab suci Veda
Veda sebagai tuntunan Metode mengajarkan
hidup
kitab suci veda pada
Mengkodifikasi Kitab
masyarakat
Suci Veda sebagai
Maharsi penyusun
tuntunan hidup
kitab Suci Veda

1.2 Menghayati konsep


Avatara, Deva, dan
Bhatara dalam agama
Hindu
2.2 Menunjukkan ajaran
Avatara, Deva, dan
Bhatara dalam
kehidupan sehari-hari
3.2 Menjabarkan konsep
Avatara, Deva, dan
Bhatara dalam agama
Hindu
4.2 Menyajikan ceriteraceritera Avatara, Deva,
Bhatara dalam agama
Hindu

Kegiatan Pembelajaran
Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas VII, tentang Kitab Suci Veda
sebagai tuntunan hidup

Mencermati artikel-artikel
tentang Veda sebagai ajaran
utama umat Hindu.
Mengamati dengan seksama nilainilai yang terkandung dalam
kitab Suci Veda
Mencari tahu/informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan dengan nilainilai yang terkandung dalam
kitab suci Veda
Mengumpulkan informasi tentang
maharsi-maharsi penyusun Veda
Membuat kesimpulan tentang
nilai-nilai yang terkandung dalam
kitab Suci Veda
Menyampaikan hasil telaah nilainilai yang terkandung dalam
kitab suci Veda
Konsep Avatara, Deva, Membaca buku teks pendidikan
dan Bhatara dalam
agama Hindu dan budi pekerti
agama Hindu
kelas VII, tentang konsep
Avatara, Deva, dan
Avatara, Deva, dan Bhatara dalam
Bhatara sebagai
agama Hindu
bagian dari Sraddha Mengamati tayangan vedio yang
Hubungan Avatara, berkaitan dengan cerita Awatara
Deva dan Bhatara Mencari informasi dengan
dengan Sang Hyang mewawancarai beberapa
Widhi
narasumber di lingkungan
Perbedaan Avatara, sekolah terkait perbedaan
Deva dan Bhatara
Avatara, Deva dan Bhatara, dalam
Ceritera turunya
pandangan agama Hindu.
dasa Avatara ke
Mendiskusikan materi yang
dunia
berkaitan dengan hubungan
Avatara, Deva, dan Bhatara
Menyimpulkan hasil diskusi
20

terkait hubungan Avatara, Deva


dan Bhatara dengan Sang Hyang
Widhi
Membuat laporan tertulis hasil
telaah hubungan Avatara, Deva
dan Bhatara dengan Sang Hyang
Widhi
1.3 Meyakini konsep
Konsep Karmaphala Meyakini karmaphala sebagai
Karmaphala sebagai sebagai hukum sebab
hokum sebab akibat untuk
hukum sebab akibat
akibat dalam ajaran
mencapai surga, neraka, dan
dalam ajaran agama
agama Hindu
atau Moksa
Hindu
Karmaphala sebagai Mengamalkan ajaran karmaphala
2.3 Menunjukkan konsep
bagian dari Sraddha dalam kehidupan sehari-hari
Karmaphala sebagai Jenis-jenis
Membaca buku teks pendidikan
hukum sebab akibat
Karmaphala
agama Hindu dan budi pekerti
dalam ajaran agama
Ceritera-ceritera
kelas VII, tentang Karmaphala
Hindu
perilaku
Mengamati berbagai tindakan
3.3 Menjabarkan konsep
Karmaphala dalam
teman dilingkungan sekolah,
Karmaphala sebagai
kehidupan
rumah, dan mengamati tindakan
hukum sebab akibat
Akibat perilakukeluarga yang dapat
dalam ajaran agama
perilaku
mengakibatkan Karmapala baik
Hindu
Karmaphala
dan Karmapala buruk.
4.3 Menguraikan konsep
Mencermati beberapa buku yang
Karmaphala sebagai
berkaitan dengan Karmaphala
hukum sebab akibat
Mencari tahu/informasi dengan
dalam ajaran agama
mewawancarai beberapa
Hindu
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan dengan
Karmaphala sebagai hokum
sebab akibat,
Mendiskusikan materi yang
berkaitan dengan jenis-jenis
Karmaphala dan Karmaphala
sebagai hokum sebab akibat.
Menyimpulkan hasil diskusi
terkait jenis-jenis Karmaphala
dan Karmaphala sebagai hokum
sebab akibat
Mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas penuh dengan
percaya diri
1.4 Menghargai orang yang Sad Atatayi sebagai
Menghargai hak orang lain untuk
dapat menghindari
perbuatan yang harus mengendalikan diri dari perilaku
ajaran Sad Atatayi
dihindari
Sad Atatayi
dalam kehidupan
Sad atatayi yang
Membaca buku teks pendidikan
sehari-hari
harus dikendalikan
agama Hindu dan budi pekerti
2.4 Menghargai hak orang Ceritera-ceritera
kelas VII, tentang Sad Atatayi
lain sebagai
yang terkait Sad
Mengamati dan mengidentifikasi
wujudpengendalian diri atatayi
bagian-bagian Sad Atatayi
untuk menghindari
Upaya
perilaku Sad Atatayi
menghindarkan diri Mencermati beberapa artikel yang
3.4 Memahami Sad Atatayi dari akibat Sad
berkaitan dengan cerita-cerita
21

sebagai perbuatan yang


harus dihindari dalam
kehidupan

4.4 Menyajikan ceritera


singkat perilaku
terkait ajaran Sad
Atatayi yang harus
dihindari

Atatayi
Sloka-sloka
kemahakusaan
Sang Hyang Widhi

Sad Atatayi

Menyaksikan tayangan vedio yang

1.5 Menghayati
kepemimpinan dalam
konsep agama Hindu
2.5 Menghargai perilaku
pemimpin yang
bertanggungjawab
sesuai konsep agama
Hindu
3.5 Menjelaskan konsep
kepemimpinan dalam
agama Hindu
4.5 Menyajikan tipologi
kepemimpinan dalam
konsep Hindu

Konsep kepemimpinan
dalam agama Hindu
Kepemimpinan

dalam ajaran Agama


Hindu
Tipologi

kepemimpinan
Hindu
Contoh-contoh
kepemimpinan

Hindu
Tokoh-tokoh Hindu
yang dapat

dijadikan teladan

berkaitan dengan perilaku Sad


Atatayi
Mendiskusikan materi yang
berkaitan dengan cara
mengendalikan Sad Atatayi
sebagai perilaku yang harus
dikendalikan
Menyimpulkan hasil diskusi
terkait upaya-upaya
mengendalikan diri dari perilaku
Sad Atatayi
Melaporkan secara tertulis upayaupaya mengendalikan diri dari
perilaku Sad Atatayi
Mengamalkan dan menghayati
tipe-tipe kepemimpinan Hindu
Menghargai perilaku pemimpin
yang bertanggungjawab sesuai
konsep agama Hindu

Membaca buku teks pendidikan


agama Hindu dan budi pekerti
kelas VII, tentang konsep
kepemimpinan Hindu
Menyaksikan tayangan vedio yang
berkaitan dengan kepemimpinan
Hindu
Mencari tahu/ informasi dengan
mewawancari beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah yang berkaitan dengan
tipe-tipe kepemimpinan Hindu
Mendiskusikan materi yang
berkaitan dengan tipe-tipe
kepemimpinan Hindu
Menyimpulkan hasil diskusi
tentang tipologi kepemimpinan
Hindu
Menyampaikan laporan secara
tertulis tentang contoh-contoh
kepemimpinan Hindu dalam
masyarakat
1.6 Menghayati ajaran
Kualitas Paca Yaj Mengamalkan Yaj yang
Paca Yaj yang
dalam kehidupan
berkualitas dalam kehidupan
berkualitas dalam
Landasan dasar
sehari-hari
kehidupan sehari-hari
berYaja dalam
Selalu disiplin dan bertanggung
2.6 Disiplin mengamalkan
agama Hindu
jawab dalam melaksanakan Yaj
Paca Yaj yang
Bentuk-bentuk
yang berkualitas dalam
berkualitas dalam
Yaja
kehidupan
kehidupan sehari-hari Syarat-syarat Yaja Membaca buku teks pendidikan
22

3.6 Memahami kualitas


yang Satwika dalam
Paca Yaj dalam
kitab suci
kehidupan
Contoh-contoh
4.6 Menyajikan contoh
pelaksanaan Yaja
Panca Yaj yang
dalam masyarakat
tergolong Tamasika,
Rajasika, dan Sattwika

agama Hindu dan budi pekerti


kelas VII, tentang Landasan dasar
berYaja
Menyaksikan tayangan vedio salah
satu contoh kegiatan pelaksanaan
Yaja di masyarakat
Mencari tahu/informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah yang berkaitan dengan
landasan dan contoh pelaksanaan
Yaja
Mendiskusikan materi yang
berkaitan dengan bentuk-bentuk
pelaksanaan Yaja dalam agama
Hindu
Menganalisis artikel-artikel
tentang bentuk-bentuk
pelaksanaan Yaja dalam agama
Hindu
Menyapaikan hasil telaahnya
secara lisan tentang bentukbentuk Yaja dalam agama Hindu

B. Kelas VIII
Alokasi waktu: 4 Jam pelajaran/minggu

Kompetensi Dasar

Materi
Pembelajaran

1.1 Menghayati sifatSifat-sifat Atman yang


sifat Atman yang
tertuang dalam kitab
tertuang dalam
Bhagavadgita
kitab Bhaga-vadgita Atman sebagai
2.1 Disiplin menghayati
Sumber Hidup
sifat-sifat Atman
seluruh Makhluk
yang tertuang dalam Sloka-sloka terkait
kitab BhagaAtman
vadgita
Sifat-Sifat Atman
3.1 Memahami sifat-sifat Upaya-upaya
Atman yang
mengenal atman
tertuang dalam
sebagai sumber
kitab Bhaga-vadgita
Hidup
4.1 Menggam-barkan
sifat-sifat Atman
yang tertuang dalam
kitab Bhaga-vadgita

23

Kegiatan Pembelajaran
Menghayati dan menerima
sifat-sifat Atman yang
tertuang dalam kitab
Bhagavadgita
Menghargai perilaku rasa
ingin tahu tentang sifat-sifat
Atman yang tertuang dalam
kitab Bhagavadgita

Membaca buku teks

pendidikan agama Hindu dan


budi pekerti kelas VIII,
tentang Kitab Bhagavadgita
Mengamati tayangan vedio
yang berkaitan dengan
pembacaan sloka-sloka dalam
kitab Bhagadgita
Mendengarkan sloka-sloka
terkait Atman dalam kitab
suci agama Hindu
Mengajukan pertanyaan
tentang sifat-sifat Atman

1.2 Menghargai
seseorang yang
dapat
mengendalikan diri
dari perilaku Sapta
Timira
2.2 Menghargai orang
lain untuk
mengendalikan diri
dari perilaku Sapta
Timira
3.2 Memahami Sapta
Timira sebagai
perilaku yang harus
dikendalikan dalam
kehidupan
4.2 MenguraikanSapta
Timira sebagai
perilaku yang harus
dikendalikan dalam
kehidupan

Sapta Timira sebagai


perilaku yang harus
dikendalikan dalam
kehidupan
Sapta Timira Dalam
Diri
Contoh Perilaku
Sapta Timira
Dampak Perilaku
Sapta Timira
Ceritera-ceritera
terkait Sapta Timira
dalam Kehidupan
Upaya-Upaya
Menghindari Sapta
Timira.

Mendengarkan ceritera

1.3 Menghayati ajaran


Tri Guna dalam
mengharmonisasi
kehidupan
beragama
2.3 Menghargai
seseorang yang
dapat

dalam kitab suci agama


Hindu
Mengupulkan data dengan
mencari artikel-artikel
tentang Atman sebagai
sumber hidup, seluruh
makhluk
Menganalisis sloka-sloka
terkait Atman dalam kitab
suci agama Hindu
Menyampaikan hasil
telaahnya secara lisan di
depan kelas tentang Atman
sebagai sumber hidup
Menghargai seseorang yang
dapat mengendalikan diri
dari perilaku Sapta Timira
dalam mendekatkan diri
dengan Sang Hyang Widhi
Menghargai orang lain untuk
mengendalikan diri dari
perilaku Sapta Timira
Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas VIII,
tentang Sapta Timira
ceritera contoh perilaku
Sapta Timira
Mengajukan pertanyaan
dampak perilaku Sapta
Timira di masyarakat
Mengumpulkan data melalui
tanya jawab tetang contoh
perilaku Sapta Timira di
masyarakat
Menyimpulkan hasil tanya
jawab tetang contoh perilaku
Sapta Timira di masyarakat
Menyampaikan hasil secara
lisan tentang ceritera-ceritera
terkait Sapta Timira dalam
masyarakat

Konsep Tri Guna dalam Menghargai seseorang yang


kehidupan
dapat mengendalikan ajaran
Tri Guna dalam menjalankan
Tri Guna Dalam Diri
kehidupan beragama
Ciri-Ciri Tri Guna
Menghargai seseorang yang
dalam diri
dapat mengendalikan diri
Pengaruh Tri Guna
dari Tri Guna
Pada Manusia
Ceritera-ceritera
24

mengharmoniskan
diri dari ajaran Tri
Guna
3.3 Mengetahui konsep
Tri Guna dalam
kehidupan
4.3 Menyajikan konsep
Tri Guna dalam
kehidupan

1.4

2.4

3.4

4.4

terkait Tri Guna


Membaca buku teks
dalam Kehidupan
pendidikan agama Hindu dan
Upaya-Upaya
budi pekerti kelas VIII,
Menyeimbangkan Tri tentang pengaruh tri guna
Guna
Mengamati dan
mengidentifikasi bagianbagian dan pengaruh tri guna
dalam kehidupan
Mencari tahu/informasi
dengan mewawancarai
beberapa narasumber di
lingkungan sekolah terkait
pengaruh tri guna dalam
kehidupan
Mendiskusikan materi yang
berkaitan dengan pengaruh
tri guna dan upaya-upaya
menyeimbangkan tri guna
dalam kehidupan manusia
Menyimpulkan hasil diskusi
Membuat laporan tertulis
dari hasil diskusi terkait
pengaruh tri guna dan upayaupaya menyeimbangkan tri
guna dalam kehidupan
manusia
Menyampaikan hasil laporan
di depan kelas dengan penuh
tanggungjawab
Menghayati ajaran Ajaran Panca
Mengamalkan ajaran Panca
Panca Mahabhuta Mahabhuta sebagai
Mahabhuta sebagai unsursebagai unsur
unsur pembentuk alam
unsur pembentuk alam
pembentuk alam
semesta
semesta
semesta
Paca Mahbhta
Menghargai perilaku disiplin
Menghargai perilaku
Sebagai Pembentuk
dalam melestarikan alam
disiplin dalam
Alam Semesta
semesta yang terbentuk dari
melestarikan alam o Contoh-contoh Paca unsur-unsur Panca
semesta yang
Mahabhuta
Mahbhta pada
terbentuk dari
Membaca buku teks
alam semesta.
unsur Panca
o Ceritera-ceritera
pendidikan agama Hindu
Mahabhuta
dan budi pekerti kelas VIII,
terkait unsur-unsur
Memahami ajaran
tentang panca mahabhuta
pembentuk Alam
Panca Mahabhuta
sebagai pembentuk alam
semesta
sebagai unsur
semesta
Upaya-upaya
pembentuk alam
menyelaraskan diri Mengamati tentang contohsemesta
contoh Paca Mahbhta
dan alam
Menguraik an ajaran
pada alam semesta
Panca Mahabhuta
Mengumpulkan
sebagai unsur-unsur
data/informasi terkait
pembentuk alam
contoh-contoh Paca
semesta
Mahbhta pada alam
semesta
Mendiskusikan materi yang
25

berkaitan dengan contohcontoh Paca Mahbhta


pada alam semesta
Menyimpulkan hasil diskusi
tentang Paca Mahbhta
sebagai pembentuk Alam
Semesta
Membuat laporan/bahan
paparan dari hasil
kesimpulan diskusi
Mempresentasikan laporan/
bahan paparan yang telah
dibuat
1.5 Menghargai
Sejarah perkembangan
perkembangan
agama Hindu di Asia
sejarah agama
Ceritera singkat
Hindu di Asia
sejarah agama Hindu
2.5 Menghargai
di Asia
peninggalan sejarah Perkembangan
perkembangan
Agama Hindu di Asia
agama Hindu di Asia Peninggalan3.5 Mengurai-kan
Peninggalan Agama
sejarah
Hindu di Asia
perkembangan
Upaya melestarikan
agama Hindu di Asia
peninggalan agama
4.5 Mencerite-rakan
Hindu
secara singkat
sejarah
perkembangan
agama Hindu di Asia

Menghargai sejarah

C. Kelas IX
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu
26

perkembangan agama Hindu


di Asia
Menghargai peninggalanpeninggalan sejarah
perkembangan agama Hindu
di Asia
Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu
dan budi pekerti kelas VIII,
tentang sejarah
perkembangan agama Hindu
Mengamati peninggalanpeninggalan agama Hindu di
Asia
Mengumpulkan data dengan
wawancara beberapa
narasumber tentang
perkembangan Agama
Hindu di Asia
Menyimpulkan hasil
wawancaranya tentang
perkembangan Agama
Hindu di Asia
Mendiskusikan materi
peninggalan-peninggalan
Agama Hindu di Asia
Menyimpulkan hasil diskusi
yang berkaitan dengan
peninggalan-peninggalan
Agama Hindu di Asia
Mempresentasikan hasil
diskusi terkait peninggalanpeninggalan Agama Hindu di
Asia

Materi
Pembelajaran
1.1 Menghayati ceritera Isi parwa-parwa dalam
Mahbhrata
Kitab Mahbhrata
sebagai tuntunan
Kedudukan
hidup
Mahbhrata dalam
2.1 Disiplin dalam
Veda
menghayati kitab
Parva dalam kitab
Mahbhrata
Mahbhrata
sebagai tuntunan
Ceritera perjalanan
hidup
pandawa ke surga
3.1 Menguraika nisi
Mahbhrata dalam
Parwa-parwa dalam
kehidupan sehariKitab Mahbhrata
hari
4.1 Menyajikan ceritera
singkat parwaparwa dalam kitab
Mah-bhrata
Kompetensi Dasar

Kegiatan Pembelajaran
Menghayati dan mengamalkan
ceritera Mahbhrata sebagai
tuntunan hidup
Menghargai dan menghayati
kitab Mahbhrata sebagai
tuntunan hidup
Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas IX, tentang
parva dalam kitab
Mahbhrata
Menyaksikan tayangan vedio
cerita Mahbhrata
Mengumpulkan data/informasi
dengan mencari artikel tentang
kedudukan Mahbhrata
dalam Veda
Menyimpulkan hasil
wawancaranya tentang
Mahbhrata dalam
kehidupan sehari-hari
Membuat laporan/bahan
paparan dari hasil wawancara
dari narasumber
Menyampaikan hasil
wawancara di depan kelas
dengan percaya diri

1.2 Menghargai budaya Budaya hidup sehat dari


hidup sehat dalam sudut pandang kitab
kehidupan sehari- suci Veda
hari sesuai ajaran
Hidup sehat menurut
Kitab Suci Veda
Kitab Suci Veda

2.2 Berperilaku budaya Budaya hidup sehat


hidup sehat dalam
nenurut kitab suci
kehidupan sehariVeda

harisesuai ajaran
Manfaat Hidup Sehat
Kitab Suci Veda
dalam kehidupan
3.2 Memahami budaya Penerapan hidup
hidup sehat dari
sehat dalam
sudut pandang kitab kehidupan
suci Veda

4.2 Menyajikan contoh


budaya hidup sehat
dari sudut pandang
kitab suci Veda

Menghayati dan
mengamalkan budaya hidup
sehat dalam kehidupan
sehari-hari
Berperilaku budaya hidup
sehat dalam kehidupan
sehari-hari
Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas IX, tentang
budaya hidup sehat dari
sudut pandang Kitab suci
Veda
Mengamati budaya hidup
sehat nenurut kitab suci
Veda di lingkungan sekolah
dan rumah
Mencari artikel berkaitan
dengan hidup sehat
Mendiskusikan materi hidup
sehat di lingkungan sekolah
dan keluarga dari sudut

27

pandang kitab suci Veda

1.3 Menghayati
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
sebagai Asta
Aiswarya
2.3 Disiplin menghayati
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
sebagai Asta
Aiswarya
3.3 Memahami
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
sebagai Asta
Aiswarya
4.3 Menguraik an
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
sebagai Asta
Aiswarya

Kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi sebagai
Asta Aiswarya
Kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
sebagai Asta
Aiswarya
Sloka dan mantram
terkait asta aiswarya
Ceritera
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
Upaya menghayati
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
sebagai Asta
Aiswarya

1.4 Menghayati ajaran


Panca Yama, dan

Menyimpulkan hasil
diskusinya tentang
penerapan hidup sehat dalam
kehidupan di sekolah dan
keluarga
Menyampaikan hasil
diskusinya tentang pelajaran
tentang penerapan hidup
sehat dalam kehidupan
melalui laporan tertulis
Menghayati dan menghargai
kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi melalui konsep Asta
Aiswarya dalam kehidupan
Membiasakan berdisiplin diri
untuk selalu bersyukur akan
kemahakuasan Sang Hyang
Widhi dalam konsep Asta
Aiswarya
Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas IX, tentang
ajaran Asta Aiswarya
Mencermati dengan
mendengarkan sloka dan
mantram terkait Asta
Aiswarya
Mengajukan pertanyaan
tentang sloka dan mantram
terkait asta aiswarya
Mengumpulkan
data/informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan Asta
Aiswarya
Mendiskusikan materi yang
berkaitan dengan Asta
Aiswarya dan cerita
kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi
Menyimpulkan hasil diskusi
tentang Asta Aiswarya dan
cerita kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi
Menyampaikan hasil diskusi
tentang ceritera
kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi secara lisan

Ajaran Panca Yama, dan Menghayati dan


Nyama Brata untuk
mengamalkan ajaran Panca
28

Nyama Bratha
untuk membentuk
karakter dalam
rangka
pembentukan jati
diri
2.4 Berperilaku disiplin
dalam menjalankan
ajaran Panca Yama,
dan Nyama Bratha
untuk membentuk
karakter dalam
rangka
pembentukan jati
diri
3.4 Memahami ajaran
Panca Yama, dan
Nyama Bratha
untuk membentuk
karakter
4.4 Menyajikan contoh
Panca Yama, dan
Nyama Bratha
untuk membentuk
karakter dalam
rangka
pembentukan jati
diri

membentuk karakter
Yama, dan Nyama Bratha
Panc Yam dan
untuk membentuk karakter
dalam rangka pembentukan
Nyam Brat sebagai
jati diri
pembentuk karakter
Berperilaku jujur dan disiplin
Penerapan Panc
dalam menjalankan ajaran
Yam dan Nyam
Panca Yama, dan Nyama
Brat dalam
Bratha untuk membentuk
kehidupan untuk
karakter dalam rangka
membentuk karakter
pembentukan jati diri
Contoh Panc Yam
Membaca buku teks
dan Nyam Brat
pendidikan agama Hindu dan
dalam Masyarakat
budi pekerti kelas IX, tentang
Ceritera-ceritera
ajaran Panca Yama dan
perilaku Panc Yam
Nyama Brata
dan Nyam Brat
Mengamati dan
mengidentifikasi bagianbagian Panca Yama dan Panca
Nyama Brata
Mengumpulkan data dengan
mengutif artikel-artikel
penerapan Panc Yam dan
Nyam Brat dalam
kehidupan untuk membentuk
karakter
Mencari informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah yang berkaitan
dengan ajaran Panca Yama
dan Nyama Brata
Mendiskusikan dalam
kelompok kecil berkaitan
dengan ajaran Panca Yama
dan Nyama Brata dalam
kehidupan sehari-hari
Menyimpulkan data hasil
diskusinya tentang contoh
Panc Yam dan Nyam
Brat dalam Masyarakat

Menyampaikan hasil diskusi

1.5 Menghayati contoh Perilaku Dasa Mala


perilaku Dasa Mala yang harus dihindari
yang harus dihindari dalam kehidupan
2.5 Berperilaku jujur
Perilaku Dasa Mala
dalam berpikir,
yang harus dihidari
berkata, dan
Sloka-sloka terkait
berbuat untuk
Dasa Mala dalam
menghindari
Kitab Suci
perilaku Dasa Mala
29

tentang perilaku Panc Yam


dan Nyam Brat secara
tertulis
Menghayati dan menjauhi
perilaku Dasa Mala sehingga
kita dapat hidup dengan
harmonis;
Berperilaku jujur dan disiplin
untuk mengendalikan diri
dari perilaku dasa Mala
dalam kehidupan;

dalam kehidupan

3.5 Mengurai-kan
perilaku Dasa Mala
yang harus dihindari
dalam kehidupan

4.5 Menyajikan contoh


perilaku Dasa Mala
yang harus dihindari

Contoh perilaku Dasa


Mala yang harus
dihindari dalam
kehidupan
Upaya
menghindarkan diri
dari pengaruh Dasa
Mala

Membaca buku teks


pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas IX, tentang
Dasa Mala yang harus
dihindari

Mengamati lingkungan
sekolah dan keluarga tentang
upaya menghindarkan diri
dari pengaruh Dasa Mala
Mengumpulkan data tentang
contoh perilaku Dasa Mala
yang harus dihindari dalam
kehidupan melalui gambargambar
Mendiskusikan dalam
kelompok kecil tentang
contoh perilaku dan upaya
mengendalikan Dasa Mala
yang harus dihindari dalam
kehidupan

Menyimpulkan hasil
diskusinya tentang upaya
menghindarkan diri dari
pengaruh Dasa Mala
Menyampaikan hasil
diskusinya tentang upaya
menghindarkan diri dari
pengaruh Dasa Mala

30

Anda mungkin juga menyukai