Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah

satu

fungsi

pendidikan

yang

penting

dan

strategis

adalah

mendorong perkembangan kebudayaan dan peradaban pada tingkatan sosial yang


berbeda. Pada tingkat individu, pendidikan membantu mengembangkan potensi diri
menjadi

manusia

yang

berakhlak

mulia,

berwatak,

cerdas,

dan

kreatif.

Selanjutnya, pendidikan juga menimbulkan kemampuan individu menghargai dan


menghormati perbedaan dan pluralitas budaya sehingga memiliki sikap yang lebih
terbuka dan demokratis. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional telah
dimasukkan

sebuah paradigma baru pendidikan yang mampu memperkaya

kebudayaan

Indonesia

pembangunan,yaitu

pada

masa

depan

"Pemerintah

dan

menjadikannya

kabupaten/kota

pendidikan dasar dan menengah, serta satuan

pendidikan

kekuatan
mengelola

yang berbasis

keunggulan lokal". Jika hal ini dapat diimplementasikan dengan baik, pendidikan
dapat mengubah nasib masyarakat lokal pada khususnya dan bangsa Indonesia
pada

umumnya

di

masa depan.

Pendidikan berbasis

keunggulan

lokal dimaksudkan

selain

peserta didik memiliki keakraban dengan lingkungan terdekatnya, juga untuk


menghasilkan lulusan yang siap mengembangkan potensi lokal dan dengan
keunggulan dan keunikan lokal tersebut dapat mengembangkan dalam era global.
Selain itu, pendidikan berbasis keunggulan lokal ini dapat mencegah
dan

mendorong

pertumbuhan ekonomi

lokal

dan

urbanisasi

pembangunan

daerah.
Pendidikan

Berbasis

Keunggulan

Lokal

(PBKL)

di

SMP adalah

pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada Satuan Pendidikan


sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
dan potensi daerah yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi
peserta didik. Sumberdaya dan potensi daerah dimaksud antara lain mencakup aspek
sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

ekonomi,

budaya/histori,

bahasa,

teknologi informasi dan komunikasi (TIK/ICT), ekologi dan lain-lain.

B. Dasar Pengembangan PBKL


1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. PP RI No. 19 Tahun 2005 Ps. 14 ayat (1), (2), dan (3) tentang : Kebijakan
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
3. MISI DITJEN MANAJEMEN DIKDASMEN
a. merintis

pengembangan

lingkungan

sekolah

sebagai

pusat

pengembangan budaya (a centre for cultural development),


b. mengembangkan sistem pelayanan khusus untuk peserta yang berada
dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, dan kondisi geografis khusus.
C. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan yang siap mengembangkan potensi lokal dan dengan
keunggulan dan keunikan lokal tersebut dapat mengembangkan dalam era
global.
2. mencegah

urbanisasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal

dan pembangunan daerah.


D. Manfaat
1. Menambah wawasan siswa tentang potensi daerah
2. Meningkatkan life skill dan kreatifitas siswa
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal berbasis sekolah

BAB II
PROGRAM IMPLEMENTASI PBKL

A. Tahap inventarisasi Keunggulan Lokal


Mengidentifikasi seluruh keunggulan lokal yang ada di daerah. Keunggulan
lokal diinventarisir dari setiap aspek Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam,
Geografis, Sejarah dan Budaya yang dapat dilakukan melalui teknik observasi,
wawancara, atau studi literatur. Inventaris Keunggulan Lokal Kabupaten Cilacap
Sebagai berikut :

No Aspek
1

Sumber Daya Manusia

Inventarisasi Keunggulan Lokal


1. Penduduk Kabupaten Cilacap setiap tahun terus
bertambah, menurut hasil Sensus (Enumerasi)
yang dilaksanakan oleh BPS Kabupaten Cilacap
pada akhir tahun 2006 mencapai 1.722.607 jiwa.
Terdiri

dari

penduduk

laki-laki

berjumlah

861.643 jiwa dan perempuan 860.964 jiwa.


Selama 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan
penduduk Kabupaten Cilacap per tahun adalah
0,37 persen, dengan pertumbuhan tertinggi
terjadi pada tahun 2003 (0,46%) dan terendah
pada tahun 2004 (0,31%).
2. Cilacap dikenal kota industri sehingga memiliki
SDM berpendidikan tinggi cukup melimpah
3. Masyarakat Cilacap memiliki toleransi dan
menerima inovasi maupun hal-hal baru untuk
menyesuaikan diri terhadap tantangan alam
4. Masyarakatnya dapat melakukan inovasi dan
mengembangkan

potensi

alam

sehingga

meningkatkan nilai guna dan nilai jual.


5. Masyarakatnya

sangat

kreatif

untuk

mengembangkan potensi tradisi lokal sehingga


3

menarik wisatawan.
6. Sebagian masyarakat memiliki keterampilan
untuk pengembangan tradisi khususnya masakan
khas tradisional.

Sumber Daya Alam

1. Cilacap sebagai pusat pembibitan tanaman sukun


di indonesia san pengembangan berbagai aneka
olahan makanan.
2. Lahan yang berpotensi untuk dikembangkan
budidaya rumput laut seluas 13.050 Ha yang
terletak

di

pantai

sebelah

utara

Pulau

Nusakambangan.
3. Potensi luas areal yang dapat dikembangkan untuk
budidaya ikan kerapu seluas 891 Ha yang terletak
disebelah selatan Pulau Nusakambangan dengan
menggunakan sistem keramba.
4. Pengembangan
atsiri.

kayu

putih

sebagai

minyak

Luas tanaman kayu putih yang telah

dikemabngkan 200 Ha. Telah tersedia 1 unit alat


pengeolah di Kel. Kutawaru Kec. Cilacap Tengah
bantuan

dari

pengembangan

PT.

HOLCIM.

2.000

Potensi

Ha.

Lokasi

pengembangan di Kecamatan Patimuan, Cilacap


Tengah dan Kawunganten. Nilai investasi 4,5
Milyar.
5. Pengembangan

jarak

pagar

dan

nyamplung

sebagai biofuel Luas tanaman jarak pagar yang


telah dikembangkan 371 Ha dan nyamplung 350
Ha. Telah tersedia 1 (satu) unit alat pengolah biji
jarak pagar / nyamplung di Desa Krangmangu
Kec.Kroya bantuan dari DEPPRERINDAG RI.
Potensi

pengembangan

2.400

Ha.

Lokasi

pengembangan di Kecamatan Kroya, Binangun,


4

Nusawungu,Jeruklegi,

Sampang

Maos

dan

Adipala. Nilai investasi 10 Milyar.


6. Produksi ikan laut per tahun 15.153,2 ton yang
diperoleh dari 7 (tujuh) Tempat Pelelangan
Ikan/TPI, namun sebagian besar melalui TPI
Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap dan
kapasitas Dermaga 250 Kapal.
3

Geografis

Kabupaten Cilacap memiliki wilayah terluas di


Jawa

Tengah,

1090300300 garis

terletak
Bujur

10804-300 -

diantara
Timur

dan

70300 -

70450200 garis Lintang Selatan, mempunyai luas


wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24
Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan

Sejarah

1. Memiliki beberapa peninggalan sejarah seperti


peninggalan jaman kolonialisme/ prakemerdekaan
maupun budaya antara lain Benteng Pendem
2. Nusa Kambangan, sebuah pulau yang tertutup
terdapat lembaga pemasyarakatan Kelas I sejak
zaman penjajahan

sampai zaman reformasi,

terdapat di kabupaten Cilacap. Pulau ini sering


juga disebut sebagai AL Catraz-nya Indonesia.

Budaya

Kerajinan batik tulis. Sentra produksi batik di


Kabupaten Cilacap saat ini ada di Kecamatan Maos
Cilacap dan kemudian berkembang ke Nusawungu
dan beberapa desa di wilayah Cilacap bagian timur.
Produksi batik Cilacap dikelola oleh 2 kelompok
usaha wanita Batik Rajasa Mas Di desa Maos Lor
yang diketuai Euis Rohaini dan Kencana Desa Maos
Kidul yang diketuai Ny Maryo.

B. Tahap Analisis Kesiapan Satuan Pendidikan


Pada tahap ini pendidik/Tim yang ditugaskan sekolah menganalisis semua
kelebihan/ keunggulan internal dan eksternal satuan pendidikan yang dilihat dari
berbagai aspek dengan cara mengelompokkan keunggulan yang saling berkaitan satu
sama lain.
Faktor Internal
A

Peserta Didik

1. Peserta didik memiliki toleransi dan menerima


inovasi

maupun

hal-hal

baru

untuk

menyesuaikan diri terhadap tantangan alam,


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan perubahan/ akulturasi sosial budaya yang
berkembang

dengan

pesat,

dengan

tidak

meninggalkan kultur budaya lokal.


2. Minat peserta didik terhadap pengembangan
wisata kuliner dan disain grafis cukup tinggi.

Pendidik

1. Tersedia guru mata pelajaran keterampilan tata


boga dan disain grafis.
2. Rasa toleransi dan penghargaan pendidik terhadap
budaya lokal cukup tinggi.
3. Sumber daya pendidik yang andal adaptif dengan
perkembangan masa depan dan memberikan
contoh masyarakat modern yang tetap menjunjung
tinggi budaya local maupun adat-istiadat.
4. Kualifikasi keahlian dan kompetensi pendidik
pada pengembangan keunggulan lokal cukup
tinggi, khususnya pada pengengembangan wisata
kuliner.
5. Pengetahuan pendidik tentang pengembangan
wisata khususnya wisata kuliner dan desain grafis
cukup tinggi

Sarana dan Prasarana

1. Jumlah ruang kelas lebih banyak dibanding jumlah


rombel
2. Tersedia ruang tata boga, dan lab komputer untuk
desain grafis yang representatif
3. Tersedia Laboratorium IPA dan Matematika.
4. Tersedia koperasi siswa yang representatif
5. Luas lahan memadai untuk pengembangan PBKL
6. Lingkungan sekolah yang nyaman, hijau dan asri
7. Buku

teks

pelajaran,

buku

panduan,

buku

pengayaan, buku referensi, dan bahan ajar yang


relevan mencukupi untuk pengembangan PBKL.
8. Tersedia

bahan

baku

yang

cukup

untuk

pengembangan tata boga

Pembiayaan

1. Mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya


investasi dalam upaya Implementasi PBKL dalam
rangka

penyediaan

sarana

prasarana,

pengembangan SDM, dan modal kerja tetap,


2. Mengalokasikan biaya operasional (kesejahteraan
pendidik dan tenaga kependidikan),
3. Memiliki biaya personal dari peserta didik,
4. Memliki program dan upaya sekolah untuk
menggali dan mengelola serta memanfaatkan dana
dari berbagai sumber dalam Implementasi PBKL,
5. Sekolah sudah memiliki pedoman pengelolaan
biaya investasi dan operasional yang mengacu
pada

standar

pendidikan

dalam

upaya

Implementasi PBKL,
6. Rencana anggaran, program dan biaya sekolah
(RKAS) telah dan sedang dilaksanakan sesuai

program.
7. Laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel
dan transparan.

Program Sekolah

1. Memiliki rencana induk pengembangan sekolah


yang meliputi program jangka panjang, menengah
dan pendek.
2. Memiliki Dokumen Program Kerja sekolah yang
mencakup program rutin dan program PBKL.
3. Memiliki program kerja sekolah dalam rangka
pengembangan PBKL secara berkelanjutan.
4. Menyusun panduan pembelajaran dan penilaian
program PBKL yang dilaksanakan melalui mata
pelajaran keterampilan serta terintegrasi pada mata
pelajaran yang relevan.
5. Melaksanakan proses pembelajaran PBKL di
sekolah dan diluar sekolah.

Faktor Eksternal
A

Komite Sekolah

1. Dukungan Komite sekolah dalam penyusunan


program PBKL cukup tinggi.
2. Komite sekolah memfasilitasi kerjasama dengan
masyarakat, dunia usaha dan dunia industri dalam
pengembangan PBKL
3. Komite sekolah mendukung penggalian dana
untuk pengembangan PBKL
4. Komite sekolah mendukung pengembangan PBKL
di sekolah
5. Komite sekolah memiliki potensi sebagai nara
sumber dalam pengembangan PBKL di sekolah
6. Komite sekolah membantu pemenuhan sarana
prasarana yang dibutuhkan untuk pengembangan
8

PBKL di sekolah
7. Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara teratur
oleh komite sekolah

Pemerintah

Rencana

pembangunan

Kabupaten

daerah Kabupaten Cilacap tahun 2008 2012,


Pemerintah

Jangka

Kabupaten

Cilacap

Menengah

dalam

penyelenggaraan pembangunan daerah terutama


adalah untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan
mempercepat pembangunan infrastruktur, dalam
kerangka peningkatan produktivitas, kualitas,
kesejahteraan, dan kehidupan yang demokratis
C

Dunia
Industri

Usaha/Dunia

1. Banyaknya

dunia

usaha/

dunia

industri

pariwisata khususnya wisata kuliner dan aneka


kudapandi Kabupaten Cilacap sebagai sumber
informasi sekaligus mitra kerja pengembangan
PBKL.
2. Keterbukaan

dunia

usaha/

dunia

industri

pariwisata di Cilacap mempermudah jaringan


pengembangan PBKL di sekolah.
3. Berkembanganya dunia pariwisata yang diikuti
dengan perkembangan industri kuliner
4. Dunia Usaha dan Dunia Industri khususnya
bidang pariwisata kuliner sebagai sumber belajar
pengembangan PBKL.

C. Tahap Penentuan Tema dan Jenis Keunggulan Lokal


Tahap penentuan tema dan jenis keunggulan lokal berdasarkan analisis SWOT
dengan beberapa pertimbangan dari :

1. Hasil inventarisasi potensi keunggulan lokal yang dihasilkan, dipilih


keunggulan lokal yang bernilai komparatif dan kompetitif.
2. Hasil analisis internal dan eksternal satuan pendidikan.
3. Minat dan bakat peserta didik.
Berdasarkan nilai komparatidan kompetitif, analisis internal dan eksternal
satuan pendidikan serta minat dan bakat peserta didik, untuk rencana pengembangan
PBKL di SMP N 1 Cilacap dipilih PBKL kuliner khususnya pengembangan tepung
sukun menjadi berbagai aneka kudapan dan PBKL Batik Tulis Maos
1. Analisis SWOT Pengembangan tepung sukun menjadi berbagai aneka
kudapan:
A

STRENGTH

1. Sekolah

Memiliki

pengembangan

rencana

sekolah

yang

induk
meliputi

program jangka panjang, menengah dan


pendek.
2. Minat peserta didik terhadap pengembangan
wisata kuliner cukup tinggi.
3. Tersedia guru mata pelajaran keterampilan
tata

boga

yang

telah

berpengalaman

membuat tepung sukun dan guru TIK yang


bisa disain grafis.
4. Cilacap sebagai pusat pembibitan tanaman
sukun di indonesia dan pengembangan
berbagai aneka olahan makanan
5. Sekolah memiliki koperasi Siswa sentra
penjualan aneka produk sukun

WEAK

1. Fasilitas dan sarana-prasarana masih dalam


tahap perencanaan
2. Belum memiliki workshop khusus untuk
kegiatan PBKL dan sentra penjualan
3. Guru yang memiliki spesifikasi pendidikan
teknologi dasar dan tata boga masih terbatas
4. Belum memilliki mitra industri kecil untuk
10

pengembangan PBKL khususnya aneka


kudapan dari tepung sukun

OPPORTUNITY

1. Belum ada sekolah yang mengembangkan


PBKL kuliner aneka kudapan dari sukun
2. Bahan baku cukup murah karena Cilacap
merupakan sentra pembibitan dan buah sukun
3. Terdapat toko oleh-oleh khas Cilacap yang
bisa menjadi mitra bisnis
4. Belum ada home industri yang memproduksi
khusus tepung sukun dengan kualitas SNI

TREATMENT

1. Bersaing dengan home industri aneka olahan


sukun yang sudah menguasai pasar
2. Buah sukun bersifat musiman
3. Bersaing dengan tepung lain yang mudah
dibuat dan tahan lama.

11

2. Analisis SWOT Batik Tulis Maos


A

STRENGTH

1. Sekolah

Memiliki

pengembangan

rencana

sekolah

yang

induk
meliputi

program jangka panjang, menengah dan


pendek.
2. Minat peserta didik terhadap pengembangan
desain grafis cukup tinggi.
3. Tersedia guru mata pelajaran seni rupa yang
telah berpengalaman desain grafis.
4. Cilacap memiliki sentra batik tulis yang
memilki corak khas cilacap
5. Sekolah memiliki koperasi Siswa sentra
penjualan batik tulis maos

WEAK

1. Fasilitas dan sarana-prasarana masih dalam


tahap perencanaan
2. Belum memiliki workshop khusus untuk
kegiatan PBKL dan sentra penjualan
3. Guru yang memiliki spesifikasi pendidikan
desain grafik belum ada
4. Belum memilliki mitra industri kecil untuk
pengembangan PBKL khususnya batik tulis
maos
5. Bahan baku terbatas

12

OPPORTUNITY

1. Masih terbatas

sekolah di Cilacap yang

mengembangkan PBKL batik terintegarasi


dalam kurikulum sekolah
2. Motif batik tulis maos masih terbatas
sehingga pengembangan dari batik tulis
dengan

desain

grafik

komputer

masih

terbuka luas

TREATMENT

1. Bersaing dengan home industri batik jogja,


pekalongan dan solo
2. Impor batik cetak cina dengan harga murah
mengancam home industri batik tulis maos

D. Tahap Strategi Implementasi


Disesuaikan dengan kemampuan masing masing satuan pendidikan
mengacu kepada hasil analisis faktor eksternal dan internal, hasil inventarisasi potensi
keunggulan lokal, dan minat setrta bakat peserta didik, memperhatikan kompetensi
yang

telah

dikembangkan/ditetapkan.

lebih

dominan

pada

elemen

Skill

(Keterampilan), maka implementasi PBKL dilaksanakan melalui mata pelajaran


keterampilan Seni rupa dan Tata Boga.

13

BAB III
PENYELENGGARAAN DAN PENILAIAN PBKL

A. Penyelenggaraan
Penyelenggaran pembelajaran PBKL pada Mata Pelajaran ketrampilan Seni rupa dan
Tata Boga, dilaksanakan melalui dua kegiatan;
1. Pembelajaran di kelas
Pembelajaran PBKL dilaksanakan melalui mata pelajaran keterampilan, dan
terintegrasi pada mata pelajaran yang relevan. Pelaksanaan pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan Inti dan kegiatan penutup. (Juknis Analisis Standar
proses).
2. Pembelajaran di luar kelas
Sesuai dengan Prinsip pembelajaran CTL yang dilandasi faham konstrutivisme,
untuk lebih mendekatkan peserta didik dengan lingkungan sekitarnya, proses
pembelajaran PBKL juga dilaksanakan di luar kelas, yaitu dengan cara mengunjungi
tempat-tempat sumber belajar.
Flowchart penyelenggaraan Pembelajaran PBKL mata pelajaran ketrampilan seni
rupa dan tata boga Sebagai berikut :
Penyusunan dan Pengembangan
Standar Kompetensi Lulusan

Menentukan dan Mengembangkan Standar


Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Analisis SKL

Pemetaan SK-KD

Pengembangan Sillabus

Pengembangan RP

14

B. Penilaian
1. Perencanaan
1) Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi dan pemilihan metode dan
teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.
2) Kegiatan MGMP sekolah yang dilaksanakan pada awal tahun pelajaran
a. pengembangan indikator pencapaian KD;
b. penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang sesuai;
c. pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD;
d. penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata
pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake), karakteristik setiap
indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas), dan kondisi satuan
pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi guru, fasilitas sarana dan
prasarana).
2. Pelaksanaan
1) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah dikembangkan;
2) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman penskoran,
untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik;
3) Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada
masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik misalnya,
mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan informasi yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk (a) mengetahui kemajuan hasil belajarnya,
(b) mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah dicapainya, (c)
memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajarnya.

15

Lampiran 1. Penysunan dan Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan PBKL

Berdasarkan analisis yang dilakukan di SMP Negeri 1 Cilacap, maka


kompetensi yang dikembangkan yang harus diperoleh oleh peserta didik adalah
sebagai berikut :
Jenis Kompetensi
No

Uraian Kompetensi
K

Sumber Daya Alam


a. Mengembangkan bahan pangan lokal yang dapat
dikembangkan sebagai salah satu bahan baku Aneka

Kudapan
b. Mengembangkan Kemampuan, pembuatan penyajian
makanan kecil (kudapan) khas Cilacap

Sumber Daya Manusia


a. Dapat melakukan inovasi terhadap hal-hal yang sudah
ada

untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan

alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,


dan

perubahan/

akulturasi

sosial

budaya

yang

berkembang dengan pesat.


b. Dapat menjaga identitas sosial budaya aslinya dan

mampu menampilkan hal-hal yang menarik dan


mampu memikat orang lain untuk mengunjungi,
mengenal maupun mempelajarinya.
c. Sifat masyarakat yang dapat melakukan inovasi dan
mengembangkan

potensi

alam

sehingga

dapat

meningkatkan nilai guna dan nilai jual.

16

Geografis
a. Cilacap sebagai salah satu daerah dengan potensi
alam

yang

cukup

banyak

memiliki

keanekaragaman bahan pangan sehingga peserta


didik dapat mengolah menjadi berbagai macam
produk yang dapat dikembangkan menjadi ciri
khas Cilacap.
b. Cilacap sebagai salah satu daerah industri di
Indonesia,

sehingga

peserta

didik

dapat

mengembangkan bahan pangan lokal dan batik


menjadi buah tangan khas Cilacap.

Budaya
a. Merancang karya Seni kriya tekstil dengan teknik
dan corak seni rupa terapan nusantara
b. Membuat karya Seni Kriya Tekstil dengan corak seni
terapan nusantara

17

Lampiran 2. Penyusunan dan Pengembangan SK KD


Kelas VIII semester 1

SK-KD Pada SI Tata Boga

1. Kemampuan

mengidentifikasi

SK-KD Pada PBKL Tata Boga


Aneka olahan Tepung Sukun

1. Kemampuan

mengidentifikasi

pengetahuan pola makanan khusus

potensi

unggulan

bahan

daerah jateng, trampil mengolah

khususnya

minuman khas jateng

Cilacap, trampil mengolah sukun

makanan

baku

kabupaten

menjadi berbagai kudapan


2. Kemampuan
pengembangan

mengidentifikasi
proses

pembuatan

makanan, masakan, minuman daerah

2. Mengekspersikan dan menerapkan


teknologi pengeringan dan teknologi
benefisisasi

Kelas VIII semester 2

3. Mengelola Jasa Boga

Kelas VIII semester 1

SK-KD PadaSI Seni Rupa

2. Mengepresikan diri karya seni rupa

SK-KD Pada PBKL Batik Tulis

2. Mengepresikan diri karya seni rupa

2.1 Merancang karya seni kriya tekstil 2.1 Merancang karya seni kriya tekstil
dengan

teknik

corak

seni

rupa

corak seni rupa batik tulis maos

terapan nusantara
2.2 Membuat karya seni kriya tekstil 2.2 Membuat karya seni kriya tekstil seni
dengan teknik dan corak seni rupa

rupa batik tulis maos

terapan Nusantara

18

Lampiran 3 Analisis SKL PBKL


1. Analisis SKL PBKL Ketrampilan Tata Boga Aneka Olahan Tepung Sukun
No

SKL

Tingkat

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Kelas

Ranah

VII
1

Kemampuan

C3

Mengidentifikasi

mengidentifikasi

unggulan

bahan

potensi unggulan bahan

khususnya

baku

khususnya

kabupaten Cilacap

makanan

kabupaten

potensi
baku
makanan

Kemampuan

mengenal

VIII
2

IX
2

potensi unggulan bahan baku


makanan

Cilacap,
2

Kemampuan

C3

mengidentifikasi
pengembangan

menerapkan
proses

pembuatan

makanan,

masakan,

mimuman

daerah
mengawetkan

Mengekspersikan

dan

dan 1.Kemampuan
teknologi

memilih

proses pengeringan dalam

pengeringan dan teknologi

rangka

pengawetan

dan

benefisiasi

peningkatan mutu makanan

2.Kemampuan
pengembangan

proses

pembuatan tepung sebagai


produk

benefisiasi

buah

sukun
19

3.Kemampuan

pengembangan

aneka

kudapan khas cilacap


3

Kemampuan mengelola C3
jasa boga

Mengelola jasa Boga

1. Menghitung biaya produksi


2.Memasarkan
boga

usaha

melalui

jasa

teknologi

informasi dan komunikasi

20

2. Analisis SKL PBKL Ketrampilan Seni Rupa Batik Tulis Maos


No

SKL

Tingkat

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Kelas

Ranah

VII
1

Kemampuan
mengekspresikan
diri melalui karya

C3

Mengekspresikan

VIII
1

IX
1

diri 2.1 Merancang karya seni kriya

melalui karya seni rupa

tekstil corak seni rupa batik

tulis maos

seni rupa
2.2 Membuat karya seni kriya
tekstil seni rupa batik tulis

maos

21

Lampiran 4. Petaan SK-KD PBKL


1. Tata Boga Aneka Olahan sukun
SK

KD

Kemampuan

Mengidentifikasi

Indikator
potensi Siswa

mengidentifikasi

unggulan bahan baku khususnya potensi

potensi

makanan kabupaten Cilacap

bahan

unggulan

Tingkat

dapat

Ranah

mengedentifikasi

unggulan

bahan

C3

baku

Alokasi
Materi Pokok
Pemilihan

Waktu

raw 2 jp

material berbasis

makanan

keunggulan lokal

baku

khususnya makanan
kabupaten Cilacap
Mengekspersikan dan

1.Kemampuan memilih proses Siswa mampu memiluh proses

menerapkan

pengeringan dalam rangka pengeringan

teknologi

pengawetan dan peningkatan pengawetan dan peningkatan mutu

pengeringan

dan

mutu makanan

dalam

C3

Pengeringan

4 jp

C3

Teknologi

4 jp

rangka

makanan

teknologi benefisiasi
2.Kemampuan
proses

pengembangan Siswa mampu memilih model

pembuatan

tepung benefisiasi pengolahan produk

Benefisiasi

sebagai produk benefisiasi unggulan daerah


buah sukun
3.Kemampuan

pengembangan Siswa mampu mengembangkan

aneka kudapan khas cilacap

aneka kudapan khas cilacap

C3

Buku Resep dan

2jp

Tata boga
22

Kemampuan

1.Menghitung biaya produksi

mengelola jasa boga

Siswa mampu menghitung biaya

C3

Analisis Ekonomi

4 jp

C3

Website

4 jp

produksi
2. Memasarkan usaha jasa boga

Siswa mampu memasarkan usaha

melalui teknologi informasi

jasa melalui teknologi infromasi

Manajemen

dan komunikasi

dan komunikasi

pemasaran

23

2. Seni Rupa batik Tulis Maos


SK
2.mengekspresikan

KD
2.1 Merancang karya seni kriya

Indikator
1. Siswa

mampu

tekstil corak seni rupa batik

bentuk ragam hias dn corak

seni rupa

tulis maos

karya batik tulis maos


mampu

Materi

Alokasi

Ranah

Pokok

Waktu

membuat C3

diri melalui karya

2. Siswa

Tingkat

Membatik

4 jp

Membatik

4 jp

membuat

rancangan karya seni tekstil


dengan corak ragam hias
2.2 Membuat karya seni kriya

1. Siswa mampu menghayati C3

tekstil seni rupa batik tulis

penataan pola ragam hias

maos

tekstil
2. Siswa

mampu

berkreasi

dalam menata pola ragam


hias tekstil pada permukaan
kain

24

Lampiran 5. Syllabus SK-KD PBKL


1.Tata Boga

SYLABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah
Kelas / Semester
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar

:
:
:
:

SMP Negeri 1 Cilacap


VIII (Delapan) / 1 (Satu)
PKK /Tata Boga
1. Kemampuan mengidentifikasi
Materi
Pembelajaran

Mengidentifikasi potensi Raw material


unggulan
khususnya

bahan

baku

makanan

kabupaten Cilacap

Karakter siswa yang diharapkan :

potensi unggulan bahan baku khususnya makanan kabupaten Cilacap

Kegiatan
Pembelajaran *

Indikator Pencapaian
Kompetensi

Siswa melakukan
Mampu mengidentifikasi
identifikasi potensi
potensi unggulan bahan
unggulan bahan baku baku daerah cilacap
daerah cilacap melalui
observasi,wawancara
dan studi literatur

Penilaian
Teknik

Bentuk
Instrumen

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
petik kerja

Contoh
Instrumen
Siswa membuat peta
potensi unggulan
kabupaten cilacap

Alokasi
Waktu

2 jam

Sumber
Belajar

Buku
teks
Media
cetak
Media
elektron
ik

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

25

Standar Kompetensi : 2.Mengekspersikan dan menerapkan teknologi pengeringan dan teknologi benefisiasi

Kompetensi
Dasar
1.Kemampuan

Materi
Pembelajaran

memilih Pengeringan

proses

pengeringan

dalam

rangka

pengawetan

dan

peningkatan

mutu

makanan

Kegiatan
Pembelajaran *

1.Siswa
mengetahui Mampu
mengetahui
faktor-faktor
faktor-faktor
pengeringan
pengeringan

Benefisiasi

pengembangan
proses

pembuatan

tepung

sebagai

Penilaian

Teknik

Tes
praktik/
kinerja

Alokasi
Waktu
Contoh
Instrumen
Siswa menyebutkan faktorTes Uji
faktor pengeringan pada
10 jp
petik kerja observasi proses
pengeringan home industri
kerupuk dan ikan asin.

Bentuk
Instrumen

2.Siswa
mengukur Mampu mengukur kadar
kadar air basis basah air basis basah dan
dan basis kering kering
bahan baku makanan

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
Siswa mengukur kadar air
petik kerja basis basah dan basih kering
bahan baku makanan

3.Siswa
mengukur Mampu
kelembaban
kelembaban

mengukur

Tes
praktik/
Kinerja

Tes Uji
Siswa membuat RH meter
petik kerja sederhana dan mengukur
kelembaban

Mampu
membedakan
keuntungan
dan
kerugian
pengeringan
dengan
metode
tradisional dan modern

Tes
praktik/
Kinerja

Siswa mengeringkan sukun


Tes Uji
dengan metode direct
petik kerja sunlight dan metode oven,
bandingkan kadar airnya

4.Siswa
melakukan
pengeringan dengan
metode
tradisonal
dan metode modern
untuk
memperoleh
kadar
air
yang
diinginkan
2.Kemampuan

Indikator Pencapaian
Kompetensi

1. Siswa
mampu
mengenal
cara
benefisiasi
suatu
produk
unggulan
lokal

mampu mengenal cara


Tes
benefisiasi
suatu praktik/
produk unggulan lokal Kinerja

Sumber
Belajar

Buku
teks
Media
cetak
Media
elektron
ik

Tes Uji
Siswa obsevasi macam6 jp
petik kerja macam alat benefisiasi dan
manfaatnya untuk mengolah
bahan baku unggulan lokal

26

Kompetensi
Dasar
produk

Materi
Pembelajaran

benefisiasi

buah sukun

3.Kemampuan

Resep aneka kudapan

pengembangan aneka

Penilaian

Kegiatan
Pembelajaran *

Indikator Pencapaian
Kompetensi

2.Siswa
melakukan
proses
benefisiasi
sederhana
melalui
proses milling sukun
menjdi tepung sukun

mampu
melakukan
proses
benefisiasi
sederhana
melalui
proses milling sukun
menjdi tepung sukun

Tes
praktik/
Kinerja

Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Tes Uji
Siswa membuat tepung
petik kerja sukun melalui proses
milling

Siswa
membuat mampu membuat aneka
aneka kudapan dari kudapan dari tepung
tepung sukun
sukun

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
petik kerja Siswa membuat kue bolu
dari tepung sukun

Teknik

Alokasi
Waktu

Sumber
Belajar

2 jp

kudapan khas cilacap

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Cilacap

Cilacap, 10 Oktober 2011


Guru Mapel Tata Boga.

H.Dimyathi Amir Z. S.Pd


Pembina Tk. I
NIP 1620808 1983 02 1 007

Endang Tulistyowati , S.Pd


NIP 19580519 1988 03 2 001

27

Lampiran 5. Syllabus SK-KD PBKL


1. Seni Rupa Batik Tulis

SYLABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Cilacap
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / 1 (Satu)
Mata Pelajaran
: Seni Budaya
Standar Kompetensi
: SENI RUPA
2.
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
Kompetensi
Dasar

2.1 Merancang karya


seni kriya tekstil
dengan teknik dan
corak seni rupa
terapan Nusantara

Materi
Pembelajaran

Merancang pola
ragam hias tekstil

Kegiatan
Pembelajaran *

Mengamati dan
memi lih
berbagai corak
ragam hias tekstil
nusantara
Membuat pola
ragam hias
melalui ekspola
ra si bentuk,
warna, dan
tekstur

2.2 Membuat karya seni Membuat Tekstil


kriya tekstil dengan
dengan Teknik
teknik dan corak seni Rekalatar dengan
rupa terapan
corak seni rupa
Nusantara
terapan Nusantara

Penataan pola
ragam hias tekstil
dengan corak
seni rupa
nusantara

Indikator Pencapaian
Kompetensi

Membuat bentukbentuk ragam hias


dan corak karya
tekstil Nusantara

Penilaian
Teknik

Bentuk
Instrumen

Contoh
Instrumen

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
petik kerja

Buat desain tekstil


dengan mengambil
corak ragam hias
Nusantara

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
petik kerja

Buatlah benda pakai


dengan teknik yang
sudah kamu kuasai
dengan mengambil
unsur-unsur corak
ragam hias seni rupa

Alokasi
Waktu

jam

Membuat rancangan
karya seni kriya
tekstil dengan corak
ragam hias Nusantara

Menghayati proses
penataan pola ragam
hias tekstil
Mampu berkreasi
dalam menata pola
ragam hias tekstil

Sumber
Belajar

Buku
teks
Media
cetak
Media
elektron
ik

4 jam

28

Kompetensi
Dasar

2.3 Mengekspresikan
diri melalui karya
seni lukis/gambar

Materi
Pembelajaran
Teknik melukis/
menggambar
ilustrasi
Media untuk melukis

Karakter siswa yang diharapkan :

Kegiatan
Pembelajaran *

Indikator Pencapaian
Kompetensi

Penilaian
Teknik

Bentuk
Instrumen

Contoh
Instrumen
terapan Nusantara

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
petik kerja

Buatlah gambar
ilustrasi dengan tema
kegiatan siswa di
sekolah

pada permukaan
kain.
Membuat sketsa
Mewarnai
gambar/sketsa

Membuat gambar
ilustrasi

Alokasi
Waktu

Sumber
Belajar

4 jam

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Cilacap

Cilacap, 10 Oktober 2011


Guru Mapel Seni Budaya.

H.Dimyathi Amir Z. S.Pd


Pembina Tk. I
NIP 1620808 1983 02 1 007

JOKO SUSILO, S.Pd


NIP 19660213 199203 1 008

29

Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS / SEMESTER
ALOKASI WAKTU
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

: SMP Negeri 1 Cilacap


: Seni Budaya (Seni Rupa)
: VIII / I
: 4X 40 menit ( 2x pertemuan )
: 1. Kemampuan mengidentifikasi
potensi unggulan bahan baku khususnya
makanan kabupaten Cilacap
: Mengidentifikasi potensi unggulan bahan
baku khususnya makanan kabupaten
Cilacap

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi potensi unggulan bahan baku khususnya makanan di
kabupaten Cilacap
2. Membuat peta potensi unggulan bahan baku makanan di kabupaten Cilacap

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

B. MATERI AJAR
Raw material home industri
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan CTL : Tanya jawab, Demonstrasi, Pemberian tugas.
D. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
:
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
daerah-daerah unggulan bahan baku makanan di cilacap.

30

b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan ragam aneka olahan khas cilacap
Meminta peserta didik menyebutkan bahan baku aneka olahan khas
cilacap
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Membagi peserta didik dalam bentuk kelompok
Mefasilitasi peserta didik untuk observasi, wawancara dan study
literatur tentang potensi unggulan daerah cilacap
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
31

E. ALAT / SUMBER BELAJAR

Internet
Media elektronik lap top dan LCD proyektor

F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian
Penilaian
Kopetensi

Teknik

Bentuk

Conton Instrument

Instrunen
Mampu mengidentifikasi
potensi unggulan bahan
baku daerah cilacap

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji
petik
kerja

Siswa membuat peta


potensi unggulan
kabupaten cilacap

Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa


Aspek-aspek yang dinilai

Penilaian
3

Gagasan
Kreativitas
Keterangan :
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
Cilacap

Cilacap, 10 Oktober 2011


Guru Mapel Tata Boga.

H.Dimyathi Amir Z. S.Pd


Pembina Tk. I
NIP 1620808 1983 02 1 007

Endang Tulistyowati , S.Pd


NIP 19580519 1988 03 2 001

32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS / SEMESTER
ALOKASI WAKTU
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

: SMP Negeri 1 Cilacap


: Seni Budaya (Seni Rupa)
: VIII / I
: 20X 40 menit ( 10x pertemuan )
: 2. Mengekspersikan dan menerapkan
teknologi pengeringan dan teknologi
Benefisiasi
:
Kemampuan
memilih
proses
pengeringan

dalam rangka pengawetan

dan peningkatan mutu makanan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
1. Mampu mengetahui faktor-faktor pengeringan
2. Mampu mengukur kadar air basis basah dan kering
3. Mampu mengukur kelembaban
4. Mampu membedakan keuntungan dan kerugian pengeringan dengan
metode tradisional dan modern

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

B. MATERI AJAR
Pengeringan
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan CTL : Tanya jawab, Demonstrasi, Pemberian tugas.
D. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama :
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
faktor-faktor pengeringan.
33

b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Meminta peserta didik menyebutkan faktor-faktor pengeringan
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Mefasilitasi peserta didik untuk observasi, wawancara dan study
literatur tentang faktor-faktor pengeringan pada home industri kerupuk
dan ikan asin
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;

34

Pertemuan kedua :
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
kadar air .
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Meminta peserta didik menyebutkan perbedaan kadar air basis basah
dan kering.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
Mefasilitasi peserta didik mengukur kadar air basis basah dan kering
dari beberapa potensi unggulan bahan baku makanan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
35

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran


remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
Pertemuan ketiga:
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
kelembaban .
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Meminta peserta didik menyebabkan pakaian basah di tempat ber AC
cepat kering?.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
Mefasilitasi peserta didik mengukur kelembaban udara
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
36

rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
Pertemuan keempat :
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
metode pengeringan .
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Meminta peserta didik menyebutkan perbedaan metode pengeringan
tradisional dan modern.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
Meminta peserta mengeringkan sukun dengan metode direct sunlight
dan metode oven, membadingkan kadar airnya
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
37

berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;

E. ALAT / SUMBER BELAJAR

Neraca
Oven
mixer
Internet
Media elektronik lap top dan LCD proyektor

F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian
Penilaian
Kopetensi

Teknik

Bentuk

Conton Instrument

Instrunen
Mampu
mengetahui
faktor-faktor pengeringan

Tes
praktik/
kinerja

Tes Uji Siswa menyebutkan faktorpetik


faktor pengeringan pada
kerja
observasi
proses
pengeringan home industri
kerupuk dan ikan asin.

Mampu mengukur kadar


air basis basah dan kering

Siswa mengukur kadar air


basis basah dan basih
kering
bahan
baku
makanan

Mampu

Siswa membuat RH meter

mengukur

38

kelembaban

sederhana dan mengukur


kelembaban

Mampu
membedakan
keuntungan dan kerugian
pengeringan
dengan
metode tradisional dan
modern

Siswa mengeringkan sukun


dengan metode direct
sunlight dan metode oven,
bandingkan kadar airnya

Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa


Aspek-aspek yang dinilai

Penilaian
3

Gagasan
Kreativitas
Keterangan :
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4= baik
5 = sangat baik
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
Cilacap

Cilacap, 10 Oktober 2011


Guru Mapel Tata Boga.

H.Dimyathi Amir Z. S.Pd


Pembina Tk. I
NIP 1620808 1983 02 1 007

Endang Tulistyowati , S.Pd


NIP 19580519 1988 03 2 001

39

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS / SEMESTER
ALOKASI WAKTU
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

: SMP Negeri 1 Cilacap


: Seni Budaya (Seni Rupa)
: VIII / I
: 4 X 40 menit ( 2x pertemuan )
: 2. Mengekspresikan diri melalui
karya seni rupa.
: 2.1 Merancang karya seni kriya
tekstil dengan teknik dan corak
seni rupa terapan nusantara

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
3. Mendiskripsikan konsep batik.
4. Membuat desain pola batik berdasarkan corak ragam hias nusantara

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

B. MATERI AJAR
Konsep batik
Menggambar desain ragam hias untuk pola batik.
C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan CTL : Tanya jawab, Demonstrasi, Pemberian tugas.
D. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama dan kedua :
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Tanya jawab berbagai hal yang terkait dengan wawasan siswa mengenai
daerah-daerah pembuat batik.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
40

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


peserta didik Membaca referensi tentang seni rupa nusantara dan karya
seni batik.
peserta didik Melihat tayangan gambar batik.
peserta didik Menggambar desain ragam hias untuk pola batik.
melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
41

pengalaman belajar yang telah dilakukan,


memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
E. ALAT / SUMBER BELAJAR

Buku teks Seni Budaya


Media elektronik lap top dan LCD proyektor

F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi

Penilaian
Teknik

Bentuk
Instrumen

Contoh
Instrumen

Membuat bentuk-bentuk
Tes
Tes
Buat desain tekstil dengan
ragam hias dan corak karya praktik/ identifikasi
mengambil corak ragam hias
tekstil Nusantara
Nusantara.
kinerja
Membuat rancangan karya
seni kriya tekstil dengan
corak ragam hias
Nusantara

42

Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa


Aspek-aspek yang dinilai

Penilaian
3

Gagasan
Kreativitas
Teknik /bentuk
Karakteristik
Keterangan :
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Cilacap

Cilacap, 10 Oktober 2011


Guru Mapel Seni Budaya.

H.Dimyathi Amir Z. S.Pd


Pembina Tk. I
NIP 1620808 1983 02 1 007

JOKO SUSILO, S.Pd


NIP 19660213 199203 1 008

43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
SEKOLAH
MATA PELAJARAN
KELAS / SEMESTER
ALOKASI WAKTU
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR

: SMP Negeri 1 Cilacap


: Seni Budaya (Seni Rupa)
: VIII / I
: 4 X 40 menit ( 2x pertemuan )
: 2. Mengekspresikan diri melalui
karya seni rupa.
: 2.2 Membuat karya seni kriya tekstil
dengan teknik dan corak seni
rupa terapan nusantara.

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Membuat pola batik pada kain mori berdasarkan desainnya
2. Membatik tulis dengan bahan lilin dan alat canting
3. Mewarnai kain batik

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )
Kecintaan ( Lovely )

B. Materi Ajar
Konsep batik
Bahan, alat, dan teknik membatik
Langkah-langkah membatik
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan CTL : Pemberian tugas, praktek.
D. Langkah Kegiatan
Pertemuan pertama dan kedua :
a. Kegiatan Pendahuluan
Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa
Motivasi dan apersepsi.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
peserta didik Membaca buku teks tentang karya seni membatik.
44

Melihat demonstrasi/tayangan teknik membatik. .


melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis;
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
Praktek membatik sesuai dengan langkah-langkahnya
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
45

berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab


pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
Menunjukkan karya batik buatan siswa yang berhasil baik
E. Sumber Belajar
Buku teks Seni Budaya
Kain mori, lilin, pewarna, canting, wajan, dan kompor,
F. PENILAIAN
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi

Teknik

Bentuk

Contoh
Instrumen

Instrume
n
Menhayati proses penataan
Tes
Tes Uji Buatlah benda pakai dengan
pola ragam hias tekstil
praktik/ petik kerj
teknik yang sudah kamu
kuasai dengan mengambil
Mampu berkreasi dalam
kinerja
unsur-unsur corak ragam
menata pola ragam hias
hias seni rupa terapan
tekstil pada permukaan
Nusantara.
kain.

46

Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa batik


Aspek-aspek yang dinilai

Penilaian
3

Gagasan
Kreativitas
Teknik / bentuk
Karakteristik
Keterangan : 1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Cilacap

Cilacap, 10 Oktober 2011


Guru Mapel Seni Budaya.

H.Dimyathi Amir Z. S.Pd


Pembina Tk. I
NIP 1620808 1983 02 1 007

JOKO SUSILO, S.Pd


NIP 19660213 199203 1 008

47

Lampiran 7. Modul
Kegiatn Pembelajaran 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KECEPATAN PENGERINGAN

A.

TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


1.

Peserta didik mengidentifikasikan fenomena yang terjadi dalam prinsipprinsip pengeringan.

2.

Peserta didik melakukan cara-cara pengeringan.

3.

Peserta

didik

menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

kecepatan pengeringan bahan pangan.

B.

URAIAN MATERI
1. Faktor-faktor dalam Proses Pengeringan
Prinsip pengeringan biasanya akan melibatkan dua kejadian yaitu (1) panas

harus diberikan pada bahan, dan (2) air harus dikeluarkan dari bahan. Dua fenomena
ini menyangkut pindah panas ke dalam dan pindah massa ke luar.
Yang dimaksudkan dengan pindah massa adalah pemindahan air keluar
dari bahan

pangan.

Dalam pengeringan

kece-patan pengeringan

pangan

yang maksimum,

oleh

umumnya

diinginkan

karena itu semua

usaha dibuat untuk mempercepat pindah panas dan pindah massa.


Perpindahan panas

dalam proses

pengeringan dapat terjadi melalui dua cara


yaitu pengeringan langsung dan pengeringan
tidak langsung. Pengeringan langsung yaitu
sumber panas berhubungan dengan bahan
yang dikeringkan, sedangkan pengeringan
tidak langsung yaitu panas dari sumber panas
dilewatkan melalui permukaan benda padat
(conventer) dan konventer tersebut yang
berhubungan dengan bahan pangan.
48

Setelah panas sampai ke bahan pangan maka air dari sel-sel bahan pangan
akan bergerak ke permukaan bahan kemudian keluar. Mekanisme keluarnya air dari
dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian
bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan
permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pengeringan tersebut
adalah:
a. Luas Permukaan
Air menguap

melalui

permukaan

bahan, sedangkan air yang ada di bagian


tengah akan merembes ke bagian permukaan
dan kemudian menguap. Untuk mempercepat
pengeringan umumnya bahan pangan yang
akan dikeringkan dipotong-potong atau diirisiris terlebih dulu.
Hal ini terjadi karena: (1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan
memperluas permukaan bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan
medium pemanasan sehingga air mudah keluar, (2) potongan-potongan kecil atau
lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus bergerak sampai ke pusat
bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari
pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan
tersebut.
b. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara
medium pemanas dengan bahan pangan
makin cepat pemindahan panas ke dalam
49

bahan dan makin cepat pula penghilangan air


dari bahan.
Air yang keluar dari bahan yang
dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air
berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
engeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak
sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang
disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah.
c. Kecepatan Aliran Udara
Udara yang bergerak dan mempunyai
gerakan yang tinggi selain dapat mengambil
uap air juga akan menghilangkan
tersebut

dari

uap air

permukaan bahan pangan,

sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir


jenuh

yang

akan

memperlambat

penghilangan air.
Apabila aliran udara disekitar tempat
pengeringan berjalan dengan baik, proses
pengeringan

akan

semakin cepat,

yaitu

semakin mudah dan semakin cepat uap air


terbawa dan teruapkan.

d. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung
dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar
maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung
uap air terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.
50

C.

RANGKUMAN
Dalam proses pengeringan bahan pangan akan terjadi 2 (dua) fenomena yaitu

(1) panas harus diberikan pada bahan, dan (2) air harus dikeluarkan dari dalam bahan
pangan.
Perpindahan panas dalam proses pengeringan dapat terjadi dalam 2 cara yaitu
(1)

Pengeringan

langsung,

dimana

bahan

pangan

yang

dikeringkan

berhubungan langsung dengan sumber panas, dan (2) Pengeringan tidak langsung
, yaitu bahan pangan yang dikeringkan

tidak berhubungan

langsung

dengan

bahan pemanas melainkan melalui conventer.


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan antara lain : (1)
Luas permukaan bahan yang dikeringkan, (2) Suhu ruang pengeringan, (3)
Kecepatan aliran udara, dan (4) Tekanan udara dalam ruang pengering.

51

D.

TUGAS

Mengukur Kecepatan Pengeringan Bahan Pangan


Alat

: Oven
pengering
Timbangan
Nyiru/loyang
Pisau
Penggaris

Bahan : Ubi Kayu dan ubi jalar


Prosedur Kerja :
1. Persiapkan alat bahan yang digunakan dalam kegiatan belajar ini
2. Kupas ubikayu yang masih segar
3. Bentuklah ubikayu dalam potongan dengan ukuran sebagai berikut:
a. Melintang (bundar) dengan ketebalan 0.25, 0,5 , 0.75 , 1.00 dan 150 cm

b. Membujur dengan ketebalan 0.25, 0.5 ; 0.75 ; 1.00 dan 150cm

c. Timbang masing- masing bobot sampel


4. Lakukan pengeringan /penjemuran selama 2 jam dengan suhu yang sama
5. Setelah dingin, timbang dan catat bobot masing- masing sampel
6. Hitung berapa banyak air dalam persen yang berhasil menguap
7. Terangkan kecepatan penguapan dari masing- masing sampel

52

E.

TES FORMATIF

Jawablah pertanyaan di bawah ini:


Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis
Kode dan Nama
Unit Kompetensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeringan

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

1. Sebutkan 4 faktor yang mempengaruhi pengeringan

Hubungan
dengan
sub kompetensi atau
Kriteria
Kinerja
P

2. Apa pendapat anda jika bahan yang

dikeringkan ditumpuk tebal


3. Lebih cepat kering manakah ubikayu yang diiris tipis

dan ubi kayu yang diiris tebal-tebal


Keterangan : P = Aspek Pengetahuan K = Aspek Ketrampilan
F.

KUNCI JAWABAN

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis
Kode dan Nama
Unit Kompetensi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeringan

Kunci Jawaban dari Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis

Hubungan dengan sub


kompetensi atau
Kriteria Kinerja

1. Luas permukaan, Tekanan Udara, Perbedaan suhu,

dan kelembaban
2. Jika ditumpuk tebal akan terjadi peristiwa Case

P/K

Hardening yaitu bagian luar bahan terlihat sudah


kering tetapi bagian dalamnya masih basah.
3. Lebih cepat yang diiris tipis, karena pengirisan tipis

merupakan bagian dar memperluas permukaan


Keterangan
: P = Aspek Pengetahuan K = Aspek Ketrampilan
.

53

KEGIATAN BELAJAR 2
KANDUNGAN AIR DALAM KOMODITAS PERTANIAN

A.

TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1.

Peserta didik dapat menjelaskan bahwa dalam komoditas terdiri atas air dan
bahan kering.

2.

Peserta didik menjelaskan prinsip dasar pengeluaran air dalam proses


pengeringan.

3.

Peserta diklat mampu mengukur kadar air baik secara dry basis maupun wet
basis

B.

URAIAN MATERI
Bahan pangan terdiri

dari

bahan

kering ditambah sejumlah air. Air yang


terkandung di dalam bahan makanan bisa
merupakan bagian seutuhnya dari bahan
pangan itu sendiri. Air dalam bahan pangan
bisa

terdapat

diantara

sel-sel

maupun

terdapat di dalam sel.


Di dalam bahan pangan terdapat air dalam bentuk
(1) Air Bebas, yaitu air yang berada di
permukaan benda padat dan sifatnya
mudah diuapkan,

(2) Air Terikat, yaitu air yang terikat secara


fisik menurut sistem kapiler atau air absorpsi
karena adanya tenaga penyerapan,
(3) Air Terikat Secara Kimia, yaitu air yang
berada dalam bahan dalam bentuk air
kristal dan air yang terikat dalam sistem
54

dispersi koloid
Peranan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas metabolisme seperti misalnya aktivitas enzim, aktivitas
mikroba, dan aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya ketengikan, dan reaksi-reaksi nonenzimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik, penampakan,
tekstur dan citarasa serta nilai gizinya.
Cara mencegah pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dengan cara mengganggu
lingkungan hidupnya, dengan cara mengubah suhu, kadar air substrat (aw), pH
kadar oksigen, komposisi substrat, serta penggunaan bahan pengawet anti mikroba.
Pengeringan adalah salah satu cara
untuk mengurangi jumlah kandungan air di
dalam suatu bahan pangan dengan cara
menguapkan
menggunakan

air
enersi

tersebut
panas.

dengan
Penurunan

kandungan air biasanya dilakukan sampai


mencapai kadar air tertentu sehingga enzim
dan mikroba penyebab kerusakan bahan
pangan menjadi tidak aktif atau mati.
Selain itu pengeringan juga bertujuan agar volume bahan pangan menjadi
lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan, menghemat biaya angkut dan
ruang untuk pengangkutan, pengepakan maupun penyimpanan. Pada pengeringan,
walaupun secara fisik atau kimia masih terdapat molekul- molekul air yang terikat, air
ini tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan mikroba. Demikian pula enzim
tidak mungkin aktif pada bahan yang dikeringkan, karena reaksi biokimia
memerlukan air sebagai medianya. Jadi pada pengeringan diusahakan bahwa kadar
air yang tertinggal tidak memungkinkan enzim dalam mikroba menjadi aktif,
sehingga bahan yang dikeringkan dapat disimpan lebih lama.
Mikroba pada keadaan normal mengandung air kira-kira 80 persen. Air ini
diperoleh dari makanan tempat mereka tumbuh. Jika air dikeluarkan dari bahan
pangan dengan cara pengeringan, maka air dari dalam sel mikroba juga akan keluar
dari mikroba tidak dapat

berkembang biak. Bakteri dan khamir umumnya

membutuhkan kadar air yang lebih tinggi dari pada kapang sering dijumpai tumbuh
55

pada makanan setengah kering dimana bakteri dan khamir tidak dapat tumbuh pada
roti yang basi, ikan asap, dendeng dan lain-lainnya.
Peranan air dalam berbagai produk hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai
kadar air (ka) dan aktifitas air (Aw). Sedangkan di udara (atmosfir) dinyatakan
dalam kelembaban

relatif (kelengasan

nisbi, relative humidity) atau RH, dan

kelembaban mutlak (H).


Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase bobot terhadap
bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gram bahan, dan disebut
kadar air berat basah atau basis basah (bb).
Kadar air basis basah dapat ditetapkan dengan persamaan berikut:

Ba
Ka =-------------------- x 100
% Ba + Bk
Di mana : Ka = kadar air basis basah (%)
Ba = bobot air dalam bahan
(g)
Bk = bobot bahan kering mutlak
(g)
Disamping kadar air bobot basah, kadar air bahan juga dapat dinyatakan
dalam kadar air basis kering yaitu air yang diuapkan dibagi bobot bahan setelah
pengeringan. Jumlah air yang diuapkan adalah bobot bahan sebelum pengeringan
dikurangi bobot bahan setelah pengeringan, sebagaimana persamaan berikut:
Ba
Ka = ------- x 100
% Bk
Di mana : Ka = kadar air basis kering (%)
Ba = bobot air dalam bahan (gr)
Bk = bobot bahan kering mutlak (g)
Yang dimaksud dengan bobot bahan kering yaitu bobot bahan setelah
mengalami pemanasan

dalam waktu tertentu sampai tercapai bobot konstan. Pada

keadaan bobot konstan tersebut tidak seluruh air yang terkandung dalam bahan
teruapkan, akan tetapi hasil yang didapat disebut bobot kering.
56

C.

RANGKUMAN
Bahan pangan terdiri dari bahan kering ditambah sejumlah air. Air yang

terkandung di dalam bahan makanan bisa merupakan bagian seutuhnya dari bahan
pangan itu sendiri. Di dalam bahan pangan terdapat air dalam bentuk (1) Air
Bebas, yaitu air yang berada di permukaan benda padat dan sifatnya mudah
diuapkan, (2) Air Terikat, yaitu air yang terikat secara fisik menurut sistem
kapiler atau air absorpsi karena adanya tenaga penyerapan, dan (3) Air Terikat
Secara Kimia, yaitu air yang berada dalam bahan dalam bentuk air kristal dan air
yang terikat dalam sistem dirpersi koloid.
Peranan air dalam berbagai produk hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai
kadar air (ka) dan aktifitas air (Aw). Sedangkan di udara (atmosfir) dinyatakan dalam
kelembaban relatif (kelengasan nisbi, relative humidity) atau RH, dan kelembaban
mutlak (H).

57

D.

TUGAS

1. Mengukur Kadar Air dengan Metoda Gravimetri


Alat

Bahan :

Oven
Timbangan
Gabah
Ubikayu
Kacang tanah

Langkah Kerja
1. Timbang sampel sebanyak 10 gram
2. Masukkan ke dalam oven sampai tercapai berat konstan
3. Dinginkan dalam desikator
4. Timbang sampel yang telah dikeringkan
5. Kehilangan berat merupakan kadar air bahan tersebut
6. Hitung kadar air sampel tersebut dengan menggunakan rumus yang ada
Berat awal - Berat akhir
Kadar air = ------------------------------ x 100
% Berat awal
2. Menghitung kadar air basis basah dan basis kering pada soal berikut ini:
1.

100 kg gabah yang dikeringkan diperoleh data

bobot air 20 kg dan bobot

bahan kering 80 kg. Berapa kadar air Wet Basis dan Dry Basisnya
2. Jika kadar air bahan awal 20 % dikeringkan menjadi 14 %, berapa persen
susutnya ?
3.

Sebanyak 100 kg kacang tanah dengan kadar air awal 25 persen (BB),
dikeringkan sampai kadar

air 14 persen

(BB). Hitung

jumlah

air yang

diuapkan dan bobot bahan keringnya

58

E. KUNCI JAWABAN TUGAS


Nomor 2.
Nomor
2.1.
100 kg gabah yang dikeringkan diperoleh data bobot air 20 kg dan bobot bahan
kering 80 kg.
20
Kadar air Basis Basah = ---------- x 100 % = 20 %
20 +
80
20
Kadar air Basis Kering = --------- x 100 % = 25 %
80
Nomor 2.2.
Jika kadar air bahan awal 20 % dikeringkan menjadi 14 %, berapa persen susutnya ?
100 - Ka. Awal
% susut = 100 - (-------------------- ) x 100 %
100 - Ka. Akhir
100 - 20
= 100 - (--------------- ) x 100 %
100 - 14
80
= 100 - (----- ) x 100
%
86
= 6 . 97
% Nomor 2.3.
Sebanyak 100 kg kacang tanah dengan kadar air awal 25 persen (BB),
dikeringkan
sampai kadar air 14 persen (BB). Hitung jumlah air yang diuapkan dan bobot
bahan keringnya
Pemecahan soal ini dapat dilakukan dengan dua cara:
Cara 1 (Kadar air basis basah)
59

Jumlah air awal = 25/100 x 100 kg = 25 kg


Bobot bahan kering = (100 - 25 kg) = 75 kg
Bobot bahan pada kadar air akhir 14 persen =
75 x 100
---------------- = 87,2
kg
(100 - 14)
Jadi bobot air yang diuapkan = (100 - 87,2) kg = 12,8
kg
Cara 2 (Kadar air berat kering)
25
Kadar air awal (BK) = ----------- x 100 persen = 33.33 persen
75
14
Kadar air akhir (BK) = ------------- x 100 persen = 16,28
persen
100 - 14
Jumlah air yang diuapkan untuk 100 kg bahan
75 ( 33.33 - 16.28 )
------------------------------ = 12.8 kg
100
100 x 100
Bobot bahan kering = ------------------------- = 75 kg
100 + 33.33
Dalam Kacang tanah terdapat kandungan minyak yang mudah menguap,
sehingga komponen yang menyusun bahan adalah air, bahan kering dan minyak.

60

F. TES FORMATIF
Jawablah pertanyaan di bawah ini
Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis
Kode dan Nama
Unit Kompetensi

Kadar air dalam Komoditas Pertanian

Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis
1.

Hubungan dengan
sub kompetensi atau
Kriteria Kinerja

Apa pendapat anda bahwa bahan pangan harus

dilakukan pengawetan
2. Apa kelebihan pengawetan dengan cara
pengeringan

dibanding cara lain

3. Mengapa air dalam bahan harus dikeluarkan atau

dikurangi sampai batas tertentu


4. Jelaskan Jenis-jenis air yang ada di dalam bahan
pangan
Keterangan : P = Aspek Pengetahuan K = Aspek Ketrampilan

61

G. KUNCI JAWABAN
Pertanyaan-Pertanyaan Tertulis
Kode dan Nama
Unit Kompetensi

Kadar Air dalam Komoditas Pertanian


Hubungan dengan
sub kompetensi atau
Kunci Jawaban dari Pertanyaan-Pertanyaan
Kriteria Kinerja
Tertulis
1.
Karena bahan pangan mempunyai sifat mudah
K
rusak,

baik

disebabkan

mikrobiologi,

oleh

biologi,

fisis,

khemis

maupun mekanis
2.

Pengeringan

P
umumnya

lebih

mudah

dilakukan (misal dengan penjemuran),


murah, dan mempunyai kemudaha

lebih
dalam

pengangkutan, pengepakan dan penyimpanan


3.

Karena air merupakan media yang sangat baik


untuk pertumbuhan mikroorganisme dan enzim,
sehingga

dengan

mikroba

akan

pengeringan
air

kebutuhan

menjadi

tidak

tersedia/terbatas.
4.

Jenis-jenis air : (1) Air Bebas , (2) Air terikat


secara fisik, terdiri dari air kapiler, air terlarut

Keterangan
P =adsorpsi,
Aspek Pengetahuan
K = Aspek
dan :air
(2) Air terikat
secara Ketrampilan
kimia,
terdiri air kristal dan air konstitusi.

62

Anda mungkin juga menyukai