MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan
Kelas VII
Kelas VII
Kelas IX
1
2
3
4
6
7
9
9
10
12
I.
PENDAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Hal tersebut diwujudkan melalui
proses
pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam pendidikan agama Buddha, pendidikan diartikan suatu hal yang dilatih
untuk menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan sesuai dengan
ajaran agama Buddha. Dalam melaksanakan pendidikan pasti memiliki tujuan,
baik tujuan dalam menjalankan hidup maupun tujuan dari pendidikan agama
Buddha itu sendiri.
Pendidikan berasal dari istilah latihan (sikkh), tersirat bahwa pendidikan
merupakan proses belajar, latihan pelajaran, mempelajari, mengembangkan,
dan pencapaian penerangan. Pada istilah ini termasuk juga disiplin moral (sla),
konsentrasi (samdhi), dan kebijaksanaan (paa) yang dilaksanakan untuk
mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin sehingga dapat
mencapai nibbna. Disiplin moral dilakukan terus menerus dengan perhatian
pendidikan sebagai sifat fungsional dari latihan, praktik, dan kemajuan setahap
demi setahap. Dengan demikian pendidikan agama Buddha berperan aktif dalam
mengikis sifat intoleran, radikalisme, fanatisme sempit, dan eksklusivisme.
Sebaliknya, agama Buddha menekankan pengembangan tolerensi, inklusif, dan
pluralis.
Pendidikan dalam agama Buddha didasarkan pada empat kebenaran mulia
(cattriariya saccni), yaitu mengidentifikasi adanya dukkha, sebab dukkha,
terhentinya dukkha, dan jalan terhentinya dukkha. Dari rumusan ini Buddha
memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara
sistematis. Mengatasi masalah secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai
pendidikan yaitu dari mengidentifikasi adanya penderitaan, asal penderitaan,
terhentinya penderitaan dapat dihasilkan pengalaman mengatasi penderitaan.
Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa diartikan sebagai ilmu atau
pengalaman baru dari proses pembelajaran mengatasi penderitaan.
Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan dalam
rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial dikembangkan melalui kegiatan
pembelajaran pembelajaran langsung (direct teaching) maupun tidak langsung
(indirect teaching).
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format
dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman
namun
lingkup
dan
substansinya
tidak
berkurang,
serta
tetap
mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya.
Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain,
dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah
dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable),
dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan
dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
3
Kelas VII IX
1. Mengembangkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Bodhisattva, dan Nibbna
3. Memiliki keyakinan tentang hukum kebenaran sebagai hukum alam yang bersifat
mutlak
4. Melakukan puja bakti dan membaca kitab suci serta mengerti artinya dengan baik dan
benar
5. Meniliki kemampuan untuk mengembangkan meditasi melalui nilai-nilai luhur dalam
bertutur, berbuat dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari
6. Memiliki kemampuan mengembang kan berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk
memecahkan masalah
7. Mengembangkan sifat, sikap, kepribadian, kehidupan Buddha dan para siswa utama
Buddha dalam mewujudkan toleransi beragama, bermasyarakat dan berbangsa.
8. Memahami nilai-nilai sejarah perkembangan dan lambang-lambang agama Buddha
9. Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan pendidikan di SMA
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai SMA/K
sebagai mata pelajaran dan nilai-nilai yang terintegrasi dalam proses
pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkondisian
aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga, dna masyarakat. Pada
jenjang SMP, Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
dikembangkan untuk mengembangkan praktik-praktik dalam pengamalan
ajaran agama dan budi pekerti peserta didik.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
SMP Kelas VII s.d. IX mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar yaitu
Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas VII s.d. IX sperti terlihat pada
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan
1. Menghargai dan
ajaran agama yang dianutnya menghayati ajaran
menghayati ajaran agama
agama yang dianutnya
yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku
2. Menunjukkan perilaku
disiplin, berbertanggung
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
jawab, peduli (toleran,
bertanggung jawab,
berbertanggung jawab,
gotong royong), santun,
peduli (toleran, gotong
peduli (toleran, gotong
percaya diri, dalam
royong), santun, percaya royong), santun, percaya
berinteraksi secara efektif
diri, dalam berinteraksi
diri, dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosial dan
secara efektif dengan
secara efektif dengan
alam dalam jangkauan
lingkungan sosial dan
lingkungan sosial dan alam
pergaulan dan keberadaannya alam dalam jangkauan
dalam jangkauan pergaulan
pergaulan dan
dan keberadaannya
keberadaannya
3. Memahami pengetahuan
3. Memahami dan
3. Memahami dan
(faktual, konseptual, dan
menerapkan
menerapkan pengetahuan
6
pengetahuan (faktual,
(faktual, konseptual, dan
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang
rasa ingin tahunya
ilmu pengetahuan,
tentang ilmu
teknologi, seni, budaya
pengetahuan, teknologi,
terkait fenomena dan
seni, budaya terkait
kejadian tampak mata
fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan
4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji, dan
menyaji dalam ranah konkret menalar dalam ranah
menalar dalam ranah
(menggunakan, mengurai,
konkret (menggunakan,
konkret (menggunakan,
merangkai, memodifikasi,
mengurai, merangkai,
mengurai, merangkai,
dan membuat) dan ranah
memodifikasi, dan
memodifikasi, dan
abstrak (menulis, membaca,
membuat) dan ranah
membuat) dan ranah
menghitung, menggambar,
abstrak (menulis,
abstrak (menulis,
dan mengarang) sesuai
membaca, menghitung,
membaca, menghitung,
dengan yang dipelajari di
menggambar, dan
menggambar, dan
sekolah dan sumber lain yang mengarang) sesuai
mengarang) sesuai dengan
sama dalam sudut
dengan yang dipelajari di yang dipelajari di sekolah
pandang/teori
sekolah dan sumber lain
dan sumber lain yang sama
yang sama dalam sudut
dalam sudut pandang/teori
pandang/teori
Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti adalah ajaran
mengenai cara-cara memahami penderitaan dan mengakhirinya yang
tercermin dalam empat kebenaran mulia yang mencakup ajaran tentang caracara memahami:
a. Hubungan manusia dengan Triratna;
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
c. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi aspekaspek sebagai berikut: (1) keyakinan (saddh); (2) perilaku/moral (sla); (3)
meditasi (samdhi); (4) kebijaksanaan (paa); (5) kitab suci agama Buddha
Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah.
Keenam aspek di atas merupakan kesatuan yang terpadu dari materi
pembelajaran agama Buddha yang mencerminkan keutuhan ajaran Buddha
dalam rangka mengembangkan potensi spiritual peserta didik. Aspek keyakinan
yang mengantar ketakwaan, moralitas, dan spiritualitas maupun penghargaan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan budaya luhur akan terpenuhi.
Peta materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti pada kelas VII sd IX
seperti terlihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Peta Materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas VII
Kelas VIII
1. Pasca penerangan sempurna 1. Masa pembabaran
2. Pemutaran roda Dharma
Dharma
2. Meneladan para siswa
3. Kriteria agama Buddha
utama
4. Kelompok umat Buddha
3. Meneladan para siswa
pendukung
5. Pacasla buddhis
4. Meneladan para raja
6. Pacadharma
pendukung Buddha
7
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas IX
Buddha parinibbna
Agama Buddha dan hak
asasi manusia
Agama Buddha dan
kesetaraan gender
Tokoh buddhis dalam
kesetaraan gender
Agama Buddha dan
7. Kehidupan remaja
8. Pergaulan remaja buddhis
E.
perdamaian
7. Sejarah penulisan
tripitaka
8. Ruang lingkup dan intisari
Tripitaka
PEMBELAJARAN
A. Kelas VII
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Membaca buku/artikel dari
berbagai sumber tentang
peristiwa tujuh minggu setelah
Petapa Gautama mencapai
penerangan sempurna dan
pemutaran roda Dharma
Mengamati tayangan film
peristiwa tujuh minggu setelah
Petapa Gautama mencapai
penerangan sempurna dan
pemutaran roda Dharma
Menceritakan kembali peristiwa
tujuh minggu setelah Petapa
Gautama mencapai penerangan
sempurna dan pemutaran roda
Dharma
B.
Pacasla buddhis
Pacadharma
Kelas VIII
Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi
Kegiatan
Materi Pembelajaran
Dasar
Pembelajaran
1.1 Manghargai masa pembabaran Masa pembabaran Mencermati teks tentang masa
Dharma
pembabaran Dharma
Dharma
Mengamati tayangan film masa
2.1 Menunjukkan perilaku percaya
pembabaran Dharma
diri setelah memahami masa
Mendengarkan penjelasan guru
pembabaran Dharma
tentang masa pembabaran
3.1 Memahami pengetahuan
11
Dharma
Menceritakan kembali masa
pembabaran Dharma
Meneladan para
Buddha
siswa pendukung
2.2 Menghargai perilaku percaya
diri setelah memahami riwayat Meneladan para
raja pendukung
para siswa utama dan para
Buddha
pendukung Buddha
3.2 Memahami pengetahuan
tentang riwayat para siswa
utama dan para pendukung
Buddha
4.2 Menyaji dalam ranah abstrak
riwayat para siswa utama dan
para pendukung Buddha
1.3
2.3
3.3
4.3
C.
Kelas IX
Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu
Kompetensi
Kegiatan
Materi Pembelajaran
Dasar
Pembelajaran
1.1 Menghargai peristiwa Buddha Buddha
Mengamati melalui membaca
parinibbna
berbagai sumber tentang
parinibbna
12
2.2
3.2
4.2
Tokoh buddhis
Menghargai perilaku peduli
13