DISUSUN OLEH:
Aldrin Rayhan Putra (2)
Alwa Ahadiya Kamilah (3)
Fadlilah Reza Septiawan (10)
Fairuz Jinan Lam’a (11)
Irma Nur Alwiyah (15)
Wanda Agri Ziani (33)
XI MIPA 1
Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Kota Bandung
Jalan Pasirkaliki No. 51
Telepon (022) 6027149
1.1 JUDUL
Impatiens balsamania L.yang bermanfaat
1. Larutan Asam :
a. Larutan cuka : Warna awal ungu, perubahan warna merah
b. Air jeruk nipis : Warna awal ungu, perubahan warna merah
c. Air accu : Warna awal ungu, perubahan warna merah
d. Air Asam jawa : Warna awal ungu, perubahan warna merah
2. Larutan Basa :
a. Air deterjen : Warna awal ungu, perubahan warna biru
b. Perasan air pare : Warna awal ungu, perubahan warna kuning
c. Air sabun : Warna awal ungu, perubahan warna biru kekuningan
d. Perasan daun pepaya : Warna awal ungu, perubahan warna kuning
B. Basa
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Atau basa adalah zat (senyawa) yang
dapat bereaksi dengan asam, mengasilkan senyawa yang disebut garam. Contoh basa:
sabun mandi,sabun cuci ,shampo, pasta gigi dan obat maag.
Ciri- ciri basa:
Rasanya pahit
Terasa licin di kulit
Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Menghasilkan OH- dalam air.
Bersifat kaustik
2. Asam-Basa Brønstead-Lowry
Pada tahun 1923 ahli kimia Denmark bernama J. N. Brønstead dan ahli kimia
inggris bernama T. N. Lowry mengemukakan definisi tentang asam basa yang dikenal
dengan teori asam basa Brønstead-Lowry. Menurut Brønstead-Lowry, asam
merupakan zat pemberi proton (pendonor proton) sedangkan basa merupakan zat
penerima proton (akseptor proton). Berdasarkan definisi tersebut maka suatu asam
,setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asam nya. Demikian
pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari
basanya.
3. Asam-Basa Lewis
Pada tahun 1932 seorang ahli kimia Amerika bernama G. N. Lewis
mengemukakan definisi mengenai asam dan basa, yang dikenal dengan teori asam
basa Lewis. Teori ini menyatakan bahwa basa adalah zat yang memiliki satu atau
lebih pasangan elektron bebas yang dapat diberikan kepada zat lain sehingga
terbentuk ikatan kovalen koordinasi. Asam adalah zat yang dapat menerima pasangan
elektron tersebut atau akseptor elektron. Dengan demikian, untuk menggolongkan ke
dalam asam atau basa harus menggambarkan struktur Lewis-nya.
_ +
H2 O(ℓ) + NH3(aq) ⇌ OH(aq) + NH4(aq)
Keterangan,
Menurut Lewis : NH3 = Donor pasangan elektron (basa)
H2O = Akseptor pasangan elektron (asam)
Menurut Brønsted-Lowry : NH3 = Akseptor pasangan proton (basa)
H2O = Donor pasangan proton (asam)
H2 O + H2 O ⇌ H3 O+ + OH −
asam basa asam basa
Pasangan konjugasi
Reaksi tersebut dinamakan reaksi autoionisasi, yaitu reaksi antara 2 molekul
pelarut. Persamaan kesetimbangan menjadi,
Kw = [H3O+][OH−]
Berdasarkan persamaan tersebut Kw dinamakan konstanta hasil kali dari ion
air atau konstanta ionisasi air. Pada suhu 25° C,
harga Kw = 1,0×10-14
[HB+ ][OH− ]
Asam asetat Kb = [B]
Keterangan : Kb = Tetapan kesetimbangan basa
[HB+] = Konsentrasi asam konjugasi
[OH−] = Konsentrasi ion OH−
[B] = Konsentrasi basa lemah
Dianalogikan seperti pH, maka besaran lain seperti [OH−], Kw, Ka, dan Kb
dapat dinyatakan sebagai pOH, pKw, pKa, dan pKb.
pOH = −log [OH−]
pKw = −log Kw
pKa = −log Ka
pKb = −log Kb
+ −
H2 O(ℓ) ⇌ H(aq) + OH(aq)
HCl adalah asam kuat
Jika konsentrasi H+ hasil ionisasi air dibandingkan dengan
konsentrasi H+ hasil ionisasi HCl, sumbangan H+ dari air sangat kecil
sehingga dapat diabaikan. Apalagi jika ditinjau dari prinsip Le Chatelier,
penambahan ion H+ (HCl) ke dalam air akan menggeser posisi
kesetimbangan air ke arah pembentukan molekul air.
+ −
H2 O(ℓ) ← H(aq) + OH(aq)
Dengan demikian, pH larutan HCl 0,1M hanya ditentukan oleh konsentrasi ion
H+ dari HCl. pH (HCl 0,1M) = –log [H+] = –log (1 × 10–1) = 1.
Demikian juga untuk basa lemah, konsentrasi ion OH– dalam larutan
basa lemah ditentukan oleh tetapan ionisasi basa (Kb).
[HB + ][OH − ]
Kb =
[B]
Untuk basa monoprotik, pH larutan basa lemah dapat dihitung dari persamaan berikut.
[OH − ] = √M ∙ K b
lalu,
pH = pK w + log √M ∙ K b
1.7 KESIMPULAN
Bunga Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) adalah indikator yang baik untuk asam
basa. Ditandai dengan perubahan warna pada beberapa sampel yang sudah dibuktikan, bahwa
apabila sampel mengandung asam, maka akan berubah warnanya menjadi merah, apabila
sampel mengandung basa, maka akan berubah warnanya menjadi biru, kuning, atau coklat.