Anda di halaman 1dari 3

Nama : Harsya Rayyan

Kelas : XI MIPA 3
Absen : 19

PRAKTIKUM ASAM BASA

A. JUDUL
Indikator alami Asam Basa

B. TUJUAN
Mengidentifkasi 7 larutan asam dan basa menggunakan indikator alami (Ekstrak Kunyit).

C. TEORI PENDUKUNG
Asam didefiniskan seagai at yan bila dilarukan dengan air, mengalami
disosiasi dengan pembentukkan ion hidrogren sebagai ion positif. Sedangkan basa
didefinisikan sebagai zat yang apabila dilarutan dengan air, mengalami disosiasi
engan pembentukkan ion OH- sebagai ion negatif (Hardjono, 2005 : 4).

Teori Asam Basa


1. Teori Arrhenius
Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air,
maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan tersebut. Contohnya adalah
ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat atau CH3COOH dilarutkan, dengan
persamaan reaksi yang terjadi dari asam klorida serta asam asetat sebagai berikut.
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)
Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri khas yaitu pelarut
air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen dengan muatan positif
dengan lambing H+ serta ion yang memiliki muatan negative maka akan disebutkan dengan
sisa asam.
Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika dilarutkan dalam air
maka akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah ketika natrium hidroksida atau NaOH
serta ammonium hidroksida atau NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi
basa pada larutan tersebut sebagai berikut.
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)
NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)
Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan menghasilkan
banyak ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa kuat. Sedangkan, larutan yang
menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat disebut sebagai basa lemah. Tentu tidak semua
senyawa dalam rumus kimia tersebut ada gugus hidroksida dan termasuk dalam golongan
basa.

2. Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry


Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa yang mampu
memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai donor proton. Sedangkan
basa menurut teori ini merupakan senyawa yang menjadi penerima dari proton H+ dari
senyawa lainnya dan disebut pula sebagai akseptor proton.
Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam klorida yang larut
dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang baru. Tetapi tentu akan terjadi hal yang
berbeda, apabila senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena atau C6H6. Maka, jika
senyawa asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida tersebut
tidak akan bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.
Reaksi yang terjadi ketika HCl dilarutkan dalam air pun disebabkan karena adanya molekul
air yang menarik satu proton milik HCl, sehingga HCl memiliki peran sebagai senyawa asam
serta air sebagai senyawa basa sekaligus.
Dalam teori asam basa yang dicetuskan oleh Bronsted dan Lowry, ada istilah berupa asam
basa konjugasi dimana asam konjugasi tersebut adalah senyawa yang ada pada bagian
kanan maupun reaksi yang mendapatkan tambahan dari satu atom hidrogen dari reaktan.
Sedangkan yang dimaksud dengan basa konjugasi merupakan senyawa yang ada pada
bagian kanan reaksi dan kehilangan satu atom hidrogen dari reaktannya.

3. Teori Asam Basa Lewis


Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang memiliki
kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari basa. Contoh dari beberapa
asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3. Sedangkan basa menurut Newton Lewis merupakan
zat yang mampu memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan teori asam basa Lewis,
basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah seperti NH3, Cl–, maupuan ROH.
Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa adalah reaksi dari serah terima
pasangan elektron. Sehingga, terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi dari reaksi serah terima
terima tersebut. Dalam teori Lewis tersebut, asam memiliki peran sebagai pasangan elektron H+
saja, melainkan senyawa asam juga dapat berperan sebagai senyawa dengan orbital pada sebuah
kulit valensi kosong contohnya seperti BF3.

D. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

− Gelas plastik 7 buah


- Label kertas untuk memberi nama
- Spidol
- 7 buah sendok- Parutan

b. Bahan
− Ekstrak kunyit dari kira-kira 1 ons kunyit
− Air
− Air selokan yang sudah disaring.
− Air garam
− Larutan obat maag
− Air sabun
− Larutan cuka
− Air kapur

E. CARA KERJA
1.
Membuat ekstrak kunyit dengan cara menggerus kunyit, beri air sekitar setengah gelas,
kemudian saring, letakkan dalam gelas plastik.
2.
Mengisi 7 gelas plastik masing-masing dengan air, air selokan, air garam, larutan obat
maag, air sabun, larutan cuka dan air kapur.
3.
Pada masing-masing larutan tambahkan satu sendok ekstrak kunyit.
4.
Mengamati perubahan warna yang terjadi!

F. HASIL PENGAMATAN
Dari cara kerja yang kita lakukan dengan memberi satu sendok ekstrak kunyit yang
dicampurkan pada 7 jenis larutan, di dapatkan hasil perubahan warna dengan tingkat pH
larutan sebagai berikut:

N Larutan Hasil
o
1 Air Netral
2 Air Garam Netral
3 Larutan obat maag Basa
(Warna kuning kemerahan)
4 Air selokan Netral
5 Air Sabun Basa
(Warna menjadi kemerahan)
6 Air kapur Basa
(warna menjadi kemerahan)
7 Larutan cuka Asam
(warna menjadi kuning)

E. PEMBAHASAN
Pada hasil pengamatan di atas dapat kita temukan mengenai perubahan warna yang
ditampilkan oleh indikator alami kunyit ketika larut dalam larutan.

a. Netral : Berwarna Jingga, mengikuti warna asli larutan kunyit


-Air
-Air selokan
-Air garam

b. Asam : Bewarna Kuning


-Air cuka

c. Basa : Berwarna Kemerahan


-Air kapur
-Air sabun
-Larutan obat maag

F. KESIMPULAN
Dari percobaan serta hasil yang kita dapatkan dapat disimpulkan bahwa kunyit mampu
menjadi indikator alami dalam mendeteksi jenis larutan. Dengan berubahnya warna
menjadi kuning maka, larutan tersebut termasuk dalam jenis larutan Asam. Seperti
larutan: Air cuka. Sedangkan larutan yang berubah warna menjadi kemerahan maka
larutan tersebut termasuk ke dalam larutan basa. Seperti larutan: Air kapur, air sabun,
dan larutan obat maag.
Selain dari warna yang telah disebutkan di atas, adapun warna yang tetap mengikuti
indikator nya, yaitu warna jingga. Maka dari itu, warna yang tetap atau berwarna jingga
termasuk ke dalam larutan yang netral. Seperti Air, air garam dan air selokan. Semua
perbedaan yang terjadi pada larutan juga terjadi sebab adanya perbedaan tingkat pH
dalam larutan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai