Nama kelompok :
HARMELIA
ZOYA SUHADA
TUJUAN PRAKTIKUM :
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini, yaitu:
2. Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator alami
TUJUAN TEORITIS :
PENGERTIAN ASAM BASA
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum
yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah
jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.
Asam adalah Asam dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalamair akan
menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern.asam yaitu suatu zat
yang bisa memberi proton (ion H) kepada zat lain (yang disebut basa),atau bisa menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa
Basa ialah zat (senyawa) yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam.
Sedangkan basa yaitu suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.
Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius. Menurut
Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:
• Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H. Basa adalah senyawa yang jika
dilarutkan dalam air melepaskan ion OH.
Gas asam klorida (HCI) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius. sebagaimana HCI dapat
terurai menjadi ion H'dan Cl di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH:) yang bukan asam
Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H dalam air meskipun memiliki atom H Natrium
hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius.
sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na' dan OH ketika
dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.
TEORI BRONSTED-LOWRY
Pada tahun 1923, ahli kimia Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry mengembangkan
definisi asam dan basa berdasarkan kemampuan (donor) atau menerima (akseptor) proton (ion H').
Menurut konsep Bronsted dan Lowry, zat yang memiliki kecenderungan untuk menyumbangkan ion H
pada zat lain adalah asam. Sedangkan zat yang memiliki kecenderungan untuk menerima ion H' dari zat
lain adalah basa. Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam basa Bronsted-Lowry disebut amfoter.
Pada reaksi tersebut, asam klorida (HCI) menyumbangkan proton (H) pada ammonia (NH3) dan
membentuk ion ammonium yang bermuatan positif (NH) dan ion klorida yang bermuatan negatif (CI).
Sehingga NH3 merupakan basa Bronsted-Lowry karena menerima proton. Pada bagian produk, Cl-
disebut dengan basa konjugasi dari HCI dan NH disebut dengan asam konjugasi dari basa NH.
TEORI LEWIS
Pada tahun 1923. Gilbert Newton Lewis seorang ahli kimia dari UC Berkeley mengusulkan teori
alternative untuk menggambarkan asam dan basa. Teorinya menjelaskan tentang asam dan basa
berdasarkan struktur dan ikatan.
• Asam menurut Lewis adalah suatu zat yang mempunyai kecenderungan menerima pasangan electron
dari basa. Contoh beberapa asam Lewis adalah SO, BF3, maupun AIFs.
• Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan elektron. Basa lewis memiliki
pasangan electron bebas, contohnya adalah NH. CI, maupun ROH Lewis.
menjelaskan lebih lanjut bahwa reaksi asam basa merupakan reaksi serah terima pasangan elektron,
sehingga terbentuk suatu ikatan kovalen koordinasi.
Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari. Asam adalah
suatu zat yang larutannya berasa asam, memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Asam telah
lama dikenal sebagai senyawa umum larutan air yang menunjukkan sifat sebagai berikut:
Sifat yang paling mencirikan asam adalah terasa asam jika dirasakan indra pengecap. Contohnya: Cuka
merupakan salah satu asam yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu kimia,
cuka dikenal dengan nama asam asetat (asam etanoat).
Sifat asam diidentifikasi dengan menggunakan indikator. Indikator yang paling sering
digunakan adalah kertas lakmus. Jika suatu senyawa memiliki sifat asam maka kertas lakmus
biru akan menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis logam menghasilkan gas hidrogen.
Beberapa contoh logam yang jika direaksikan dengan asam akan menghasil gas hidrogen yaitu: Logam
magnesium, besi, tembaga dan seng Akan tetapi hasil reaksi keduanya bukanlah gas hidrogen saja
melainkan juga mengandung senyawa garam. Bereaksi dengan basa untuk membentuk garam dan air
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7. dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai dengan peningkatan
keasaman. Contoh unum asam termasuk asam asetat (dalam cuka), asam sulfat (digunakan dalam
baterai mobil), dan asam tartar (digunakan dalam baking).
Di sisi lain, basa adalah suatu zat yang larutannya bersifat pahit, licin, membirukan lakmus merah dan
menetralkan asam. Basa mempunyai sifat sebagai berikut:
Senyawa basa apabila dirasakan dengan indra pengecap, rasanya akan pahit. Contohnya
Contohnya: pada saat memegang sabun, ketika disentuh maka sabun tersebut teras licin,Bersifat Korosif
Beberapa senyawa basa merupakan jenis senyawa basa yang kuat. Basa kuat ini bersifat korosif sehingga
jika disentuh dapat menyebabkan iritasi atau terbakar.
Senyawa basa juga merupakan penghantar listrik yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah
terionisasi dalam air, sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
Senyawa basa dapat digunakan untuk menetralkan asam. Senyawa asam akan berkurang sifat
keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam jika direaksikan dengan basa. Asam dan basa
yang direaksikan akan menghasilkan garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan
(netralisasi). Contohnya
Basa memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilai pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya.
Contoh basa diantaranya adalah amoniak untuk pelarut desinfektan. Soda api (natrium hidroksida)
untuk membersihkan saluran bak cuci, alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida untuk obat
nyeri lambung.
Pembahasan
Dalam teorinya telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa masam, sedangkan basa
mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan
cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan
bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna
berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan,
diantaranya :
Larutan yang bersifat netral tidak mengalami perubahan warna pada kertas lakmus merah dan
biru.