Anda di halaman 1dari 33

ASAM BASA

KOMPETENSI DASAR

3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya


dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan.
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator
yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan
APA YANG KAMU PIKIRKAN KETIKA MELIHAT GAMBAR INI ? BANDINGKAN DENGAN GAMBAR INI!

Seperti yang kita tahu, gambar diatas adalah Untuk gambar diatas merupakan
jeruk. Buah jeruk mempunyai rasa masam berbagai jenis sabun. Sabun
karena mengandung asam sitrat. Istilah asam merupakan basa. Basa mempunyai
(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang rasa pahit dan licin bila dipegang.
berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa
Arab yang berarti abu.
PADA KESEMPATAN KALI INI AKAN KITA BAHAS MENGENAI :

1. TEORI ASAM BASA


2. INDIKATOR ASAM BASA
3. KEKUATAN ASAM BASA
TEORI ASAM BASA
1. TEORI ASAM BASA

Ada beberapa teori yang membahas tentang asam


basa yaitu :
1)Teori Arrhenius
2)Teori Bronsted-Lowry
3)Teori Lewis
1. TEORI ARRHENIUS

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H +,
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH –. Jadi pembawa
sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–.
Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi
sebagai berikut.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai
sebagai berikut
Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :
Beberapa contoh basa dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
2. TEORI BRONSTED LOWRY
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton,
sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi
pemindahan proton.

Perhatikan contoh berikut


ASAM BASA KONJUGASI
Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima proton
menjadi asam konjugasi. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 1.3 Beberapa Contoh Asam Basa Konjugasi
3. TEORI LEWIS
Lewis menyatakan bahwa asam adalah suatu molekul atau ion yang dapat menerima
pasangan elektron, sedangkan basa adalah suatu molekul atau ion yang dapat memberikan
pasangan elektronnya. Teori asam basa Lewis dapat digambarkan pada reaksi berikut.
Boron trifluorida dan amonia

NH3 menyerahkan pasangan elektron bebasnya kepada molekul BF 3. Menurut teori ini NH3
bertindak sebagai basa dan BF3 bertindak sebagai asam. Pada pembentukan senyawanya
terjadi ikatan kovalen koordinasi.
KEUNGGULAN ASAM BASA LEWIS

Beberapa keunggulan asam basa Lewis yaitu sebagai berikut.


• Sama dengan teori Bronsted dan Lowry, dapat menjelaskan sifat asam, basa
dalam pelarut lain atau pun tidak mempunyai pelarut.
• Teori asam basa Lewis dapat menjelaskan sifat asam basa molekul atau ion
yang mempunyai pasangan elektron bebas atau yang dapat menerima pasangan
elektron bebas. Contohnya pada pembentukan senyawa komplek.
• Dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik seperti DNA dan RNA yang
mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas.
LATIHAN SOAL
1) Perhatikan reaksi berikut.
• H2SO4+ H2O  H3O+ + HSO4–
• NH3 + H2O  NH4+ + OH–
Manakah yang merupakan pasangan asam-basa konjugasi?

2) Perhatikan reaksi berikut :


• Na2O(s) + SO3(g)  Na2SO4(s).
• HCl + NH3  NH4+ + Cl-
Tentukan senyawa yang berperan sebagai asam dan basa menurut lewis!
I N D I K AT O R A S A M B A S A
1. KERTAS LAKMUS
Lakmus adalah campuran zat pewarna berbeda yang larut dalam air yang diekstrak dari lumut.
Campuran ini diserap ke dalam kertas saring untuk menghasilkan salah satu bentuk tertua dari
indikator pH, yaitu kertas lakmus, yang digunakan untuk menguji kadar keasaman bahan.
Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing
kertas lakmus tersebut sebagai berikut.
• Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan
dalam larutan netral berwarna merah.
• Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan
dalam larutan netral berwarna biru.
2. INDIKATOR
Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna pada
rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990). Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan
dengan menggunakan trayek pH indikator. Indikator memiliki trayek perubahan warna yang
berbeda-beda. Perubahan warna dan trayek pH indikator asam basa sebagai berikut :
INDIKATOR ALAMI

Indikator alami dapat dibuat dari bagian tanaman yang berwarna, baik itu bagian
batang, daun maupun bunga. Berikut adalah contoh beberapa tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai indikator asam dan basa :
1) Daun kubis ungu (Brassica oleracea L.)
Daun kubis ungu bila dilarutkan dalam air panas akan mengeluarkan zat kimia
yang berwarna biru atau biru keunguan bila terlalu pekat. Zat kimia inilah yang
bila bercampur dengan asam akan berubah warna menjadi merah dan bila
bercampur dengan basa berubah menjadi hijau. Oleh karena ada perbedaan
warna yang jelas dalam suasana asam dan basa, maka ia dapat digunakan
sebagai indikator alami.
2. Daun rhoeo discolor atau nanas kerang
Cara memanfaatkannya sebagai indikator adalah dengan mengiris-iris daun
bangka-bangkaan ini dan dikeringkan. Kemudian irisan daun yang sudah
kering ini dilarutkan dalam alkohol, maka akan diperoleh larutan dengan
warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam warnanya berubah menjadi
merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah menjadi hijau.
3. Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah
ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna ungu, akan berubah
menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau dalam suasana basa.
4. Kunyit atau kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.)
Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah
ekstrak dari rimpangnya. Dari larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat
(mendekati oranye), akan berubah menjadi kuning jernih dalam suasana asam
dan berwarna merah bata dalam suasana basa.
3. INDIKATOR UNIVERSAL

pH suatu larutan juga dapat ditentukan dengan menggunakan indikator


universal, yaitu campuran berbagai indikator yang dapat menunjukkan pH suatu
larutan dari perubahan warnanya. Warna indikator universal larutan dapat dilihat
pada tabel 1.4.
4. PH METER
pH meter adalah jenis alat ukur untuk mengukur derajat keasaman atau
kebasaan suatu cairan. pH meter memiliki ketelitian yang sangat tinggi.
K E K U ATA N A S A M B A S A
1. TETAPAN KESETIMBANGAN AIR (KW)
Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai:

Harga tetapan air adalah:

Konsentrasi H2O yang terionisasi menjadi H+ dan OH– sangat kecil


dibandingkan dengan konsentrasi H2O mula-mula, sehingga konsentrasi H2O
dapat dianggap tetap, maka harga K[H2O] juga tetap, yang disebut tetapan
kesetimbangan air atau ditulis Kw.Jadi,
2 . K E K U ATA N A S A M D A N B A S A

1. Kekuatan Asam
a) Asam Kuat
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ⎯⎯ → H+(aq) + A–(aq)

dengan:
x = Valensi asam
M = Konsentrasi asam
b) Asam Lemah
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi menjadi ion-
ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi
asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H +] = [A–], maka persamaan di atas
dapat diubah menjadi:

dengan Ka = tetapan ionisasi asam


Konsentrasi ion H+ asam lemah juga dapat dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui.
Kekuatan Basa
a) Basa Kuat
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq)  Mx+(aq) + x OH–(aq)

dengan:
x = Valensi basa
M = Konsentrasi basa
b) Basa Lemah
Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa
lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)(aq)  M+(aq) + OH–(aq)

Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka persamaan di atas
dapat diubah menjadi:

dengan Kb= tetapan ionisasi basa


Konsentrasi ion OH– basa lemah juga dapat dihitung jika derajat ionisasinya (α) diketahui.
3. Konsep pH
Dari uraian tetapan kesetimbangan air dapat disimpulkan bahwa besarnya [H +]
dalam suatu larutan merupakan salah satu ukuran untuk menentukan tingkat
keasaman suatu larutan. Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman
suatu larutan, pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz
Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini
diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan
skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:
Analog dengan diatas, maka :

Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah :


Kw = [H +] [OH–]
– log K = –log [H+] + (–log [OH–])

• Pada suhu 25 ºC, pKw = pH + pOH = 14.


• Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
• Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.
• Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
• Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.
LATIHAN SOAL
1) Hitunglah konsentrasi H+dalam larutan asam berikut.
a. H2SO4 0,005 M
b. H2C2O4 0,004 M (Ka = 10–5)
c. HCN 0,1 M (α = 10%)

2) Hitunglah konsentrasi OH– dalam larutan basa berikut:


d. Ba(OH)2 0,006 M
e. NH4OH 0,1 M (Kb = 10–5)
f. Al(OH)3 0,01 M (α = 20%)

3) Hitunglah pH larutan berikut.


g. Larutan 500 mL amonia 0,1 M (Kb = 4 × 10–5).
h. Larutan 6 gram asam asetat dalam 200 mL air (Ka = 10–5)
i. Larutan 100 mL asam format (α = 0,1%)
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai