Anda di halaman 1dari 16

MATA AJAR ILMU DASAR KEPERAWATAN 1 (IDK 1)

TEORI ASAM DAN BASA

NAMA DOSEN :

Ns. Desak Made Firsia Sastra Putri, S.Kep.,M.PH

Disusun Oleh :

Ida Ayu Istri Pradnya Monica

S1 Keperawatan

NIM : 19111110012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ADVAITA MEDIKA TABANAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


A. PENGERTIAN ASAM DAN BASA

Kata “asam” berasal dari bahasa Latin “acidus” yang berarti masam. Asam dalam
ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan sebuah
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam yaitu suatu zat yang
bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau bisa menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa.

Sedangkan Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Salah satu definisi basa
adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH–). Dalam
definisi lain Basa adalah zat(senyawa) yang bisa beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa
yang disebut garam. Basa banyak digunakan dalam campuran sabun mandi atau sabun cuci.
Secara kimia, basa adalah senyawa yang menyerap iom hidronium ketika dilarutkan ke dalam
air. Basa adalah lawan dari asam. Jika kedua larutan asam dan basa disatukan akan saling
menetralkan. Jika larut dalam air maka pH larutan akan menjadi lebih dari 7.

B. TEORI ASAM DAN BASA


1. Teori Arrhenius yang mengatakan Asam adalah suatu sifat yang mana berupa
senyawa yang dapat melepas ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air,
Sedangkan basa merupakan suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat
melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam air. Reaksi asam basa (reaksi
penetralan) adalah reaksi pembentukan H2O dari ion-ion H+ dan OH-.

Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius.
Menurut Arrhenius. Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam
Arrhenius, sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya
dengan metana (CH4) yang bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion
H+ dalam air meskipun memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa
Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion
Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada
kondisi air sebagai pelarut.

2. Teori Bronsted-Lowry yang mengatakan asam berupa senyawa yang dapat


memberi proton (H+) kepada senyawa lain, sedangkan basa dapat menerima proton
(H+) dari senyawa lain. Reaksi asam basa adalah reaksi perpindahan proton dari
satu senyawa ke senyawa yang lain.

Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan
definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta
bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya. Proses
transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai
penerima/akseptor proton. Kelebihan definisi oleh Brønsted–Lowry dibanding definisi oleh
Arrhenius adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa dalam fase gas, padat, cair,
larutan dengan pelarut selain air, ataupun campuran heterogen.
3. Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa yang dapat Menerima
pasangan elektron bebas dari senyawa lain, sedangkan Basa adalah senyawa yang
dapat memberi pasangan elektron bebas kepada spesi (senyawa) yang lain. Reaksi
asam basa adalah adalah reaksi pembentukan ikatan antara asam dan basa.

Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua
teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur
dan ikatan. Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–
basa lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer
proton.

C. SIFAT ASAM DAN BASA

1. SIFAT ASAM
 Rasanya masam/asam
 Bersifat korosif atau merusak
 Sebagian besar reaksi dengan logam menghasilkan H2
 Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa
asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat
dituliskan sebagai berikut: HA (aq) à H+ (aq) + A- (aq)
 Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi
merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah,
kertas lakmus tersebut tidak akan berubah warna.
2. SIFAT BASA
 Rasanya pahit
 Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
 Terasa licin di tangan, seperti sabun.
 Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam
atau gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan
atau ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan memiliki derajat
keasaman yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum peristiwa peruraian
basa menjadi ion-ion dapat dituliskan sebagai berikut: BOH (aq) à B+ (aq) + OH- (aq)
 Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna
lakmus tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan
mengubah warna kertas lakmus tersebut.

D. PERBEDAAN ASAM DAN BASA

 Asam adalah pendonor proton/akseptor pasangan elektron/mampu meningkatkan


konsentrasi ion H+ dalam larutan.
 Basa adalah akseptor proton/pendonor pasangan elektron/mampu meningkatkan
konsentrasi ion OH- dalam larutan.
 Asam memiliki nilai pH <7. Basa memiliki nilai pH >7.
 Asam mengubah kertas lakmus biru menjadi merah. Basa mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru.
 Asam bereaksi dengan basa membentuk garam dalam media air. Basa bereaksi dengan
asam membentuk garam dalam media air.

E. INDIKATOR ASAM BASA

Indikator asam basa adalah suatu senyawa yang ditambahkan kepada larutan, tujuannya
untuk mengetahui kisaran pH pada larutan tersebut. Pada latutan yang akan dilihat tingkat
keasamannya akan ditambahkan asam basa yang sesuai. Lalu akan dilakukan titrasi, perubahan
pada pH akan diketahui pada perubahan warna larutan yang didalamnya terdapat indikator.
Pada perubahan warna sesuai pada kisaran pH dengan indikatornya.

Indikator Rentang Ph Kuantitas per ml Asam Basa

Timol biru 1,2 – 2,8 1-2 tetes 0,1% larutan Merah Kuning

Pentametoksi 1 tetes 0,1% dlm tak


1,2 – 2,3 Merah
merah larutan alkohol 0% berwarna

Tropelin OO 1,3 – 3,2 1 tetes 1% larutan Merah Kuning

1-2 tetes 0,1% dlm Tak


2,4-Dinitrofenol 2,4 – 4,0 Kuning
larutan alkohol 50% berwarna

1 tetes 0,1% dlm


Metil Kuning 2,9 – 4,0 Merah Kuning
larutan alkohol 90%

Brimfenol biru 3,0 – 4,6 1 tetes 0,1% larutan Kuning Biru

a- 1,5 tetes 0,1% dlm


7,3 – 8,7 Merah Hijau
Nafttolbenzin(pp) larutan alkohol 70%
F. KEKUATAN ASAM DAN BASA

a. Asam Kuat
Larutan elektrolit kuat akan terurai seluruhnya menjadi ion-ionnya. Larutan asam kuat
merupakan larutan elektrolit kuat yang mempunyai harga derajat ionisasi =1. Konsentrasi ion
H+ yan dihasilkan suatu larutan asam kuat sama dengan konsentrasi larutan asam tersebut.
Contoh larutan asam kuat : H2SO4, HCl, HBr, HNO3. Karena semua asam dapat terionisasi
menjadi ion H+ , maka konsentrasi H+ dapat dihitung sesuai koefisien ion H+ yang dihasilkan
dari senyawa asalnya.

b. Asam lemah 0< α < 1


Larutan asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga larutan itu akan terionisasi sebagian
menjadi ion H+ dan ion sisa asamnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi
kesetimbangan sehingga mempunyai harga tetapan kesetimbangan jika diukur pada suhu dan
tekanan tetap.
Contoh : CH3COOH,H2S,H2CO3

c. Basa Kuat
Basa kuat merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi seluruhnya menjadi ion OH– dan
sisa basa. Basa kuat terionisasi seluruhnya dalam air sehingga harga derajat disosiasinya 1 (α
= 1).
NaOH(aq) ——–> Na+(aq) + OH–(aq)
Ba(OH)2(aq) ———-> Ba2+(aq) + 2 OH–(aq)
Karena reaksi basa kuat adalah reaksi berkesudahan maka konsentrasi ion OH– dapat
dihitung sesuai koefisien OH– dari basa tersebut.

d. Basa lemah
Basa lemah merupakan elektrolit lemah sama dengan asam lemah sehingga terionisasi sebagian
dalam air 0< α < 1. Reaksi kesetimbangan basa yang terjadi:
NH4OH(aq) ———-> NH4+(aq) + OH–(aq)
Perhitungan untuk menentukan konsentrasi OH– pada prinsipnya sama dengan
perhitungan ion H+ pada asam lemah.

G. KESEIMBANGAN ASAM BASA

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada
proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan
dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau
ion OH yang sangat rendah.
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata
konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ
yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan
dalam pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah :
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam.

H. PENGATURAN KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA

Pengaturan keseimbangan ion hidrogen dalam beberapa hal sama dengan


pengaturan ion-ion lain dalam tubuh. Sebagai contoh, untuk mencapai homeostatis.
Harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion hidrogen dan pembuangan
ion hidrogen dari tubuh. Dan seperti pada ion-ion lain, ginjal memainkan peranan kunci
dalam pengaturan-pengaturan ion hidrogen. Akan tetapi, pengaturan konsentrasi ion
hidrogen cairan ekstraseluler yang tepat melibatkan jauh lebih banyak daripada
eliminasi sederhana ion-ion hidrogen oleh ginjal. Terdapat juga banyak mekanisme
penyangga asam basa yang melibatkan darah, sel-sel, dan paru-paru yang perlu untuk
mempertahankan konsentrasi ion hidrogen normal dalam cairan ekstraseluler dan
intraseluler.
Dalam hal ini berbagai mekanisme yang turut membantu mengatur konsentrasi
ion hidrogen, dengan penekanan khusus pada kontrol sekresi ion hidrogen ginjal dan
reabsorpsi, produksi, dan ekskresi ion – ion bikarbonat oleh ginjal, yaitu salah satu
komponen kunci sistem kontrol asam basa dalam berbagai cairan tubuh.
Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan yang
terjadi pada asidosis dan alkalosis. Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal
dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter ( 40
nEq/liter ). Variasi normal hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter, tetapi dalam kondisi
yang ekstrim, konsentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari serendah 10 nEq/liter
sampai setinggi 160 nEq/liter tanpa menyebabkan kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam jumlah
yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan dalam skala
logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH berhubungan dengan konsentrasi ion
hidrogen.
pH normal darah arteri adalah 7,4, sedangkan pH darah vena dan cairan
interstetial sekitar 7,35 akibat jumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang dibebaskan
dari jaringan untuk membentuk H2CO3. 3 Karena pH normal darah arteri 7,4 seseorang
diperkirakan mengalami asidosis saat pH turun dibawah nilai ini dan mengalami
alkolisis saat pH meningkat diatas 7,4. Batas rendah pH dimana seseorang dapat hidup
lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6,8 dan batas atas adalah sekitar 8,0.
pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH plasma karena
metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H2CO3. Bergantung pada jenis sel, pH
cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia jaringan dan aliran
darah yang buruk ke jaringan dapat menyebabkan pengumpulan asam dan itu dapat
menurunkan pH intraseluler.
pH urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam basa
cairan ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat asam adalah
HCl yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik ( sel-sel parietal ) dari mukosa
lambung.

I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN ASAM BASA

Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari 3 sistem :


1. Sistem Buffer
Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan segera
bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen
yang berlebihan. Sistem buffer ini menetralisir kelebihan ion hidrogen, bersifat
temporer dan tidak melakukan eliminasi. Fungsi utama sistem buffer adalah mencegah
perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan
ekstraseluler. Sebagai buffer, sistem ini memiliki keterbatasan yaitu :
a. Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena
peningkatan CO2.
b. Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem
pernafasan bekerja normal
c. Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat.
Ada 4 sistem buffer :
a. Buffer bikarbonat merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutama untuk
perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat
b. Buffer protein merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel
c. Buffer hemoglobin merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam
karbonat
d. Buffer fosfat merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.
Sistem dapat kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara. Jika dengan
buffer kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan
dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam
darah akinat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan
kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi
ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ion H dan menambahkan
bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia.
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam
menunjang kinerja sistem buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion
hidrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia). Untuk jangka
panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk jangka
pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan sistem buffer. Mekanisme buffer tersebut
bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35- 7,45.
2. Sistem Paru
Paru-paru, dibawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan
karena itu juga mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.
Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap
jumlah karbon dioksida dalam darah. Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida
dalam darah arteri (PaCO2) merupakan stimulan yang kuat untuk respirasi. Tentu saja,
tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) juga mempengaruhi
respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas efek yang dihasilkan oleh PaCO2.
Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga
menyebabkan eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi kelebihan
asam). Pada keadaan alkalosis metabolik, frekuensi pernapasan diturunkan, dan
menyebabkan penahanan karbondioksida (untuk meningkatkan beban asam).
3. Sistem Ginjal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan
anion asam non volatile dan mengganti HCO3 - . Ginjal mengatur keseimbangan asam
basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme
pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan
pembentukan ammonia. Ion hidrogen, CO2, dan NH3 diekskresi ke dalam lumen
tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di
basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali
ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat utama
reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatan
negative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangat rendahpun, ion
hidrogen mempunyai efek yang besar pada sistem biologi. Ion hidrogen berinteraksi
dengan berbagai molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein,
fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ion hidrogen sangat penting pada fungsi
normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi
oksidatif yang menghasilkan ATP.
Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus meneru1s di dalam
tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion hidrogen sangat bervariasi tergantung diet,
aktivitas dan status kesehatan. Ion hidrogen di dalam tubuh berasal dari makanan,
minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion hidrogen terbentuk
sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak, glikolisis anaerobik atau
ketogenesis.
J. GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang
buruk atau pernafasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika
terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya
kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru. Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-
penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme
pernafasan.
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya
memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan
koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau
jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu
terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan
pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari
paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita
penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan
bantuan ventilator mekanik.

Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus
menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan
berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab asidosis metabolik dapat adalah :
1. Kelebihan produksi asam.
Pada asidosis diabetik atau asidosis laktak, produksi asam dapat melebihi
kemampuan ginjal untuk absorbsi dan ekskresi H+
2. Kurangnya cadangan dapar
Kehilangan ion HCO3 yang terbuang percuma melalui ginjal atau usus
menyebabkan hipokarbonatremia dana asidosis metabolik.
3. Kurangnya ekskresi asam.
Dapat terjadi pada penyakit ginjal kronik dimana ginjal gagal mengekskresikan
asam yang diproduksi secara normal.
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau
sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya
penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau
sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah
yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri
digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan
bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu
menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam
urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam
darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau
overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan
pengukuran pH air kemih.
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh,
diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan
racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati
overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan,
yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi
asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena, tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah. Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa
terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
Pengobatan diarahkan untuk memperbaiki ventilasi. Preparat farmakologi
digunakan sesuai indikasi. Sebagai contoh, bronkodilator membantu menurunkan spasme
bronkhial, dan antibiotik yang digunakan untuk infeksi pernapasan. Tindakan hygiene
pulmonari dilakukan, ketika diperlukan, untuk membersihkan saluran pernapasan dari
mukus dan drainase pluren. Hidrasi yang adekurat di indikasikan untuk menjaga membran
mukosa tetap lembab dan karenanya memfasilitasi pembuangan sekresi. Oksigen suplemen
diberikan bila diperlukan. Ventilasi mekanik, yang digunakan secara waspada dapat
memperbaiki ventilasi pulmonari. Penggunaan ventilasi mekanik yang tidak bijaksana
dapat menyebabkan eksresi karbondioksida yang demikian cepat sehingga ginjal tidak
mampu untuk mengeliminasi kelebihan biokarbonat dengan cukup cepat untuk mencegah
alkalosis dan kejang. Untuk alasan ini, kenaikan PaCO2 harus diturunkan secara lambat.
Membaringkan pasien dalam posisi semifowler memfasilitasi ekspansi dinding dada.

Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu
banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode
muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung.
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu,
alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang
banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa
darah.
Penyebab utama akalosis metabolik :
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid)
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut
dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi
kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium). Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

K. REAKSI ASAM DAN BASA

Reaksi asam basa atau reaksi penetralan merupakan reaksi zat yang melepaskan ion H+ dan
basa adalah zat yang melepaskan ion OH–. Kemudian akan membentuk air (H2O) yang
sifatnya netral. Jika suatu asam kuat dan basa kuat yang ekuimolar, direaksikan(dicampur)
dalam larutan air, maka ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa akan bersenyawa
membentuk air. Demikian juga dengan asam lemah maupun basa lemah. Sehingga dalam
perhitungan kimiawi, reaksi penetralan akan terjadi dalam beberapa kasus, dan menghasilkan
garam‐garam dengan sifat yang berbeda.
1. Asam Arrhenius merupakan zat yang dilarutkan kedalam air dalam membentuk ion
hidrogen (H+), yakni asam yang meningkatkan konsentrasi pada ion H+ kedalam larutan air.
Reaksi protonasi air akan menghasilkan sebuah ion hidronium (H3O+): H+ + H2O > H3O+
2. Asam kuat atau asam klorida merupakan zat yang dilarutkan kedalam air menurut
persamaan: HCl + H2O > H3O+ + Cl-, yakni semua molekul pada HCl akan memberi salah
satu ion hidrogen pada larutan.

3. Asam lemah atau asam asetat hanya dilarutkan sebagian saja kedalam air menurut
persamaan: HCH3OO + H2O > H3O+ + CH3OO-. Pada asam lemah, tingginya larutan
biasanya kurang dari 1%, yakni hanya 1 pada 100 molekul asam asetat yang terlarut, sisanya
yang tertinggal berupa molekul HCH3OO pada larutan.

4. Basa Arrhenius merupakan suatu zat yang dilarutkan kedalam air dengan membentuk ion
hidroksida (OH-), yakni basa yang akan meningkatkan konsentrasi pada ion OH- pada larutan
berair.

5. Basa kuat, contohnya natrium hidroksida, dilarutkan kedalam air menurut persamaan:
NaOH > Na+ + OH-.

6. Basa lemah, contohnya larutan amoniak, hanya sebagian yang terlarut kedalam air
menurut persamaan: NH3 + H2O > NH4+ + OH-. Pada asam lemah, tingginya pelarutsn
biasanya kurang dari 1%, yakni hanya 1 pada 100 molekul amoniak yang bereaksi pada air,
sisanya yang tertinggal berupa molekul NH3 pada larutan.

L. CONTOH LARUTAN ASAM BASA

Asam Kuat :

1. Asam klorida (HCl) 5. Asam iodida (HI)


2. Asam nitrat (HNO3) 6. Asam klorat (HClO3)
3. Asam sulfat (H2SO4) 7. Asam perklorat (HClO4)
4. Asam bromida (HBr)

Asam lemah :

1. Asam format (HCOOH) 10. Asam antimonit 18. Asam hipoklorit (HClO)
2. Asam asetat (Asam cuka) (H2SbO3) 19. Asam sulfit (H2SO3)
(CH3COOH) 11. Asam antimonat 20. Asam sulfida (H2S)
3. Asam fluorida (HF) (H2SbO4) 21. Asam fosfit (H3PO3)
4. Asam karbonat (H2CO3) 12. Asam stanat (H2SnO3) 22. Asam fosfat (H3PO4)
5. Asam sitrat (C6H8O7) 13. Asam stanit (H2SnO2) 23. Asam arsenit (H3AsO3)
6. Asam sianida (HCN) 14. Asam plumbat (H2PbO3) 24. Asam arsenat (H3AsO4)
7. Asam nitrit (HNO3) 15. Asam plumbit (H2PbO4) 25. Asam flosianat (H5CN)
8. Asam borat (H2Bo3) 16. Asam oksalat (H2C2O4) 26. Asam finol (C6H5OH)
9. Asam silikat (H2SIO3) 17. Asam benzoat 27. Asam askorbat (C5HO6)
(C6H5COOH) 28. Asam laktat (C3H5O3)
Basa kuat :

1. Litium hidroksida (LiOH) 6. Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)


2. Natrium hidroksida (NaOH) 7. Sesium hidroksida (CsOH)
3. Kalium hidroksida (KOH) 8. Barium hidroksida (Ba(OH)2)
4. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) 9. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
5. Rubidium hidroksida (RbOH) 10. Berilium hidroksida Be(OH)2)

Basa lemah :

1. Amonium hidroksida 10. Bismut hidroksida 19. Timah (IV) hidroksida


(NH4OH) (Bi(OH)3) (Sn(OH)4)
2. Aluminium hidroksida 11. Perak hidroksida 20. Timbal (II) hidroksida
(Al(OH)3) (Ag(OH)) (Pb(OH)2)
3. Besi (III) hidroksida 12. Emas (I) hidroksida 21. Mangan hidroksida
(Fe(OH)3) (Au(OH)) (Mn(OH)2)
4. Amoniak (NH3) 13. Emas (III) hidroksida 22. Kobalt (III) hidroksida
5. Besi (II) hidroksida (Au(OH)3) (Co(OH)3)
(Fe(OH)2) 14. Tembaga (I) hidroksida 23. Kobalt (II) hidroksida
6. Karbosium hidroksida (Cu(OH)2) (Co(OH)2)
(CA(OH)3) 15. Tembaga (II) hidroksida 24. Anilia (C6H5NH2)
7. Nikel hidroksida (Cu(OH)) 25. Dimetilamina ((CH3)2
(Ni(OH)2) 16. Raksa (I) hidroksida NH)
8. Seng hidroksida (Hg(OH)) 26. Hidrasim (H2NNH2)
(Zn(OH)2) 17. Raksa (II) hidroksida 27. Hidroksilamida (HONH2)
9. Kadmium hidroksida (Hg(OH)2) 28. Metilamina (CH3 NH2)
(Cd(OH)2) 18. Timah (II) hidroksida 29. Metil hidroksida
(Sn(OH)2) (CH3OH)

M. PENGGUNAAN ASAM BASA DALAM KEHIDUPAN

1. Asam Kuat
 Asam Klorida (HCl), digunakan sebagai pengawet baja, produksi senyawa organik dan
anorganik, kontrol pH dan netralisasi, regenerasi penukaran ion, pengolahan kulit,
pemurnian garam biasa, pembersih rumah tangga, konstruksi bangunan, dan pengasaman
sumur minyak.
 Asam Sulfat (H2SO4), digunakan sebagai refening minyak, pengolahan logam,
pembuatan rayon, membuat baterai timbal tipe asam, pembuatan obat, bahan kimia
pertanian, kertas kaca, deterjen, bahan peledak, pupuk, bensin, herbisida, pengawetan besi
dan baja, bahan bakar jet, minyak tanah, industri kulit, minyak pelumas, aditif minyak,
serat sintetis, obat hewan, regenerasi air pelembut, pengolahan air, dan pigmen kuning.
 Asam Nitrat (HNO3), digunakan sebagai reagen laboratorium, pembuatan bahan peledak
termasuk trinitrotoluena (TNT), nitrogliserin, dan cyclotrimethylenetrinitramine (RDX),
pupuk seperti ammonium nitrat, menentukan jejak logam dalam larutan, oksidator dalam
roket bahan bakar cair, dan membedakan heroin dan morfin.
 Asam Bromida (HBr), digunakan sebagai bahan pembuat anti api pada industri plastik dan
pada berbagai produk seperti kabel, cat pelapis, konektor, karpet, dan peralatan dapur,
disinfektan, pemurnian air, pestisida, fotografi, obat-obatan, pewarna.
 Asam Klorat (HClO3), digunakan sebagai zat pengoksidasi.
 Asam Iodida (HI), digunakan sebagai zat pereduksi.
 Asam Perklorat (HClO4), digunakan dalam industri piroteknik.
2. Asam Lemah
 Asam Sianida (HCN), digunakan sebagai famugasi, pil bunuh diri, membasmi hama yang
ada pada pertanian, pembersih komponen-komponen yang digunakan dalam bidang
fotografi, mempermudah industri logam, sintesis senyawa kimia, pembuatan prussian
Blue, dan ekstraksi emas.
 Asam Flourida (HF), digunakan sebagai sebagai bahan baku pembuatan freon, CCl3F,
dan teflon. Kegunaan yang lain adalah sebagai cairan elektrolit dalam pengolahan mineral
aluminium dan untuk melukis gelas.
 Asam Asetat (CH3COOH), digunakan sebagai pengatur keasaman pada industri makanan,
pelunak air dalam rumah tangga, minuman fungsional, bahan baku untuk pembuatan
bahan kimia lain seperti Vinil asetat, Asetat Anhidrit, Selulosa asetat, Ester Asetat, Garam
Asetat. Asam asetat digunakan juga dalam produksi polimer.
 Asam Sulfit (H2SO3) , digunakan sebagai reduktor dan desinfektan.
 Asam Karbonat (H2CO3), digunakan sebagai soda kue, tekstil, kosmetik, farmasi, pasta
gigi.
 Asam Askorbat (C6H8O6), diguanakan untuk mengobati dan mencegah kekurangan
vitamin C, membantu tubuh untuk menyerap zat besi yang diperlukan untuk produksi sel
darah merah, anti oksidan, suplemen makanan.
 Asam Sitrat (C6H8O7), digunakan sebagai pengawet makanan.
 Asam Fosfat (H3PO4), digunakan sebagai inhibitor karat, etchant gigi dan ortopedik,
aditif makanan, elektrolit, fluks, etchant industri, bahan baku pupuk, pendispersi, dan
komponen produk pembersih rumah.
 Asam Hipoklorit (HClO), digunakan sebagai desinfektan, agen pemutih, dan pengolahan
air.
3. Basa Kuat
 Natrium Hidroksida (NaOH), digunakan untuk pembuatan kertas dari kayu, pembuatan
bahan kimia organik, produksi surfaktan, sabun, dan pemutih.
 Litium Hidroksida (LiOH), digunakan untuk produksi gemuk litium, penghilang karbon
dioksida, media perpindahan panas, dan baterai.
 Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2), digunakan sebagai flocculant pada air, pengolahan
limbah, pengolahan tanah asam, bahan alkal untuk menggantikan natrium hidroksida,
pereaksi kimia, dan pestisida .
 Kalium Hidroksida (KOH), memiliki kegunaan yang sama dengan Natrium Hidroksida.
Karena harganya yang lebih mahal daripada NaOH, maka KOH jarang digunakan.
 Cesium Hidroksida (CsOH), digunakan untuk pengeboran sumur minyak.
 Stronsium Hidroksida (Sr(OH)2), digunakan untuk mengekstrak gula dari molase.
 Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2), digunakan untuk mengurangi asam lambung,
meningkatkan kadar air dalam usus.
 Barium Hidroksida (Ba(OH)2), digunakan untuk penyabunan lemak dan peleburan silikat.
4. Basa Lemah
 Aluminium Hidroksida (Al(OH)3), digunakan sebagai pembuatan berbagai macam
senyawa aluminium lainnya, menetralisir asam lambung, menurunkan kadar fosfat pada
penderita penyakit ginjal kronis.
 Besi (II) Hidroksida (Fe(OH)2), digunakan sebagai bijih besi, katalis, pigmen, termit, dan
hemoglobil.
 Hidroksilamin (NH2OH), digunakan sebagai zat pereduksi, antioksidan, dan reagen untuk
reaktivasi enzim.
 Besi (III) Hidroksida (Fe(OH)3), digunakan sebagai bijih besi, katalis, pigmen, termit, dan
hemoglobin.
 Amonium Hidroksida (NH4OH), digunakan sebagai pembersih rumah tangga, alkil
amina, penggelapan perabotan, produksi pangan, pengolahan tembakau, dan perlakuan
jerami untuk ternak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/asam-basa-dan-garam/ diakses pada tanggal (26


November)

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/5a1f9a2d9b46df3dbcb67e6d3b70f19
b.pdf diakses pada tanggal (26 November)

https://ajarkimia.wordpress.com/kimia-xi/larutan-asam-dan-larutan-basa/materi/b-kekuatan-
asam-basa/ diakses pada tanggal (26 November)

https://www.academia.edu/10944510/6_Reaksi-reaksi_Asam_Basa diakses pada tanggal (26


November)

https://www.studiobelajar.com/teori-asam-basa/ diakses pada tanggal (26 November)

https://garudamuda.org/erika/2017/01/19/daftar-asam-basa-kuat-dan-lemah/ diakses pada


tanggal (26 November)

https://materikimia.com/contoh-asam-dan-basa-dalam-kehidupan-sehari-hari/ diakses pada


tanggal (26 November)

https://budisma.net/2016/06/perbedaan-antara-asam-dan-basa.html diakses pada tanggal (26


November)

https://www.sridianti.com/perbedaan-asam-dan-basa.html diakses pada tanggal (26


November)

https://rumus.co.id/asam-basa/ diakses pada tanggal (26 November)

https://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Sifat-Teori-Kekuatan-Keseimbangan-
Perbedaan-Asam-dan-Basa-Adalah.html diakses pada tanggal (26 November)

http://kitacerdas.com/asam-dan-basa/ diakses pada tanggal (26 November)

https://ulyadays.com/materi-belajar-kimia-tentang-asam-basa-dan-garam/ diakses pada


tanggal (26 November)

Anda mungkin juga menyukai