NAMA DOSEN :
Disusun Oleh :
S1 Keperawatan
NIM : 19111110012
Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunianya makalah “PENTINGNYA KONSEP
CARING BAGI SEORANG PERAWAT” ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu penugasan yang diberikan dalam Program Studi S1
Keperawatan Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan 1. Tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak , maka makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan di
dalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran, agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik lagi. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….... 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……….... 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….…... 3
BAB I. PENDAHULUAN
3.1.Kesimpulan……………..………………………………………………...…….. 15
3.2.Saran ……………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA….…………………………………………………………...….... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hingga masyarakat),
baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
layanan keperawatan. Layanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik, mental,
dan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan
kehidupan sehari-hari secara mandiri (Asmadi, 2008, p.9).
Berbagai masalah yang terjadi pada saat ini, dari masalah kesehatan yang sederhana
sampai yang sangat kompleks telah menuntut perhatian berbagai kalangan kesehatan termasuk
keperawatan. Sistem kolaborasi yang baik dan koordinasi kegiatan yang terjadi antar disiplin
pemberi pelayanan diharapkan dapat mengantisipasi kompleksitas masalah kesehatan yang
terjadi. Oleh karena itu, kondisi ini mengharuskan profesi keperawatan untuk meningkatkan
diri agar tetap memberikan pelayanan keperawatan yang terintigrasi dan paripurna. Sifat
pelayanan kesehatan saat ini dan di masa mendatang lebih menekankan pada upaya
peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif). (Simamora, 2009, p.4).
Sebagai perawat, materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami
konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu
memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati, bertanggung jawab dan
tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu semua akan berhasil dicapai oleh
perawat kalau mereka mampu memahami apa itu caring. Saat ini, caring adalah isu besar
dalam profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang keperawatan
dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan
perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring sebagai dasar yang harus
dikuasai oleh perawat.
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis. Melalui penulisan makalah ini
penulis bisa mengetahui dan memahami tentang konsep caring dalam keperawatan
beserta teori-teorinya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CARING SECARA UMUM
Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan
dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun
potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring
adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara
umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian,
perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan
tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan
orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.
2.2 PERSEPSI KLIEN TENTANG CARING
Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan merupakan fokus
terbesar dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan bersikap sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai
individu, mereka biasanya menjadi teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan
(Rangkuti, 2012).
Seringkali klien bertanya dalam hati “sejauh mana perawat care terhadap mereka”.
Perasaan bahwa klien diperhatikan sebagai individu membuat klien merasa aman walaupun ia
dalam keadaan sakit atau bahaya. Pada umumnya klien merasa cemas saat kontak dengan
perawat, sehingga sikap perawat yang memerhatikan, mau membantu dan menghargai klien
akan membantu mengurangi kecemasan klien. Sikap caring juga akan meningkatkan
kepercayaan klien kepada perawat (Sitorus, 2009, pp. 8-9).
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku caring yang dimiliki
perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan
dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson(1991) menjelaskan tentang proses
caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup
seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai caring menegaskan apa
yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat
dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan. Sikap
pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang
bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian penuh.
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring. Untuk
alasan tersebut, fokuskan pada membangun suatu hubungan yang membuat perawat
mengetahui apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat mempunyai klien yang takut untuk
dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat yang belum terampil dalam
memasukkan kateter intravena. perawat tersebut memutuskan bahwa klien akan lebih
diuntungkan jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada memberikan penjelasan
prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien, dapat membantu
perawat dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien (Rangkuti,
2012).
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat
masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata,
kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu
mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa
rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke
kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman tanda vital,
melakukan salam tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien
kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien merasa
nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien sehingga
klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda - beda karena semua klien memiliki
ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam meningkatkan
kemampuan (Tarida & Sauliyusta, 2011, pp. 5-6).
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan focus terbesar
dari tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien
menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai
indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan caring. Pelayanan
keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi
juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk
berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan caring membangun kepercayaan klien
terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada tindakan
keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima caring dan pendekatan
apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap caring merupakan permulaan
yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien.
Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui
apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi perbedaan antara
persepsi perawat dan klien tentang caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali
klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan klien.
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap
pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan
dan motivasi yang baik. Tata etika merujuk padakebiasaan yang benar dan yang salah. Salam
setiap pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara
etika. Etika keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan
hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap
perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien,
memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas
kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior (Rangkuti 2012).
1. Persepsi Klien Wanita ( Riemen, 1986 )
a. Berespon terhadap keunikan klien
b. Memahami dan mendukung perhatian klien
c. Hadir secara fisik
d. Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
e. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
f. Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien.
g. Bersuara halus dan lembut
h. Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi Klien Pria ( Riemen, 1986 )
a. Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
b. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
c. Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman.
d. Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
e. Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi Klien Kanker dan Keluarga ( Mayer, 1986 )
a. Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
b. Bersikap ceria
c. Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyaimasalah
d. Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
e. Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
4. Persepsi Klien Dewasa yang Dirawat ( Brown, 1986 )
a. Kehadirannya menentramkan hati
b. Memberikan informasi
c. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional
d. Mampu menangani nyeri atau rasa sakit
e. Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan
f. Mempromosikan otonomi
g. Mengenali kualitas dan kebutuhan individual
h. Selalu mengawasi klien
5. Persepsi dari Keluarga
a. Jujur
b. Memberikan penjelasan dengan jelas
c. Selalu menginformasikan keluarga
d. Mencoba untuk membuat klien nyaman
e. Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan
f. Memberikan perawatan emergensi bila perlu
g. Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas
h. Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin
i. Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman
Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson (1979, dalam Tomey
& Alligood, 2006) meliputi:
1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin
dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada
dasarnya ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan
merasa menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan
merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi
sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan
fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan
terbebas dari keadaan penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha
yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
3. Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam
setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke
generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya
sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring
ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
3.1.KESIMPULAN
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi
klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta
mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Diantaranya yaitu pembentukan sistem
humanistic dan altruistic, penanaman(melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik
keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara
perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat ditunjukan oleh
perawat melalui tindakan sebagai berikut :
1. Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
2. Menyebut klien dengan namanya
3. Menggunakan sentuhan
4. Meyakinkan klien, perawat akan membantu
5. Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring dan curing
dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat
diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan
penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat
diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien.
Untuk itu sebagai seorang perawat kita harus bangga karena kita melakukan tindakan yang
mulia yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan semua itu
dengan penuh rasa ikhlas.
3.2.SARAN
Sebagai seorang perawat atau calon perawat sikap caring harus dipraktikkan dalam
kehidupan sehari - hari, agar perilaku caring tumbuh secara alami dalam jiwa perawat. Ketika
menghadapi klien, perawat dengan mudah memberikan asuhan keperawatan. Klien yang sakit
kadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih
semangat dalam menghadapi penyakitnya. Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar
benar - benar paham tentang perilaku caring ini.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.
http://staff.ui.ac.id/internal/132014715/material/PerilakuCaringdalamPemberianAsuhanKeper
awatan.pdf ( diakses tanggal 29 September 2019 )