Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

A. IDENTITAS MODUL

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas : XI

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Judul Modul : Asam Basa

B. KOMPETENSI DASAR
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan
alam melalui percobaan.

C. DESKRIPSI SINGKAT MATERI


Pengetahuan tentang larutan asam basa merupakan prasarat untuk mempelajari
pokok bahasan lain yaitu titrasi, larutan penyangga dan hidrolisis garam. Pengetahuan ini
sangat bermanfaat agar kita lebih bijak dalam memanfaatkan bahan-bahan kimia dengan
meminimalisasi efek samping atau bahayanya.
Modul ini memaparkan beberapa teori asam basa menurut beberapa ahli dengan
sudut pandang yang berbeda. Teori asam basa yang dibahas meliputi teori Arrhenius,
Teori Bronsted-Lowry dan teori Lewis. Selanjutnya secara khusus membahas larutan
asam basa dengan air sebagai pelarutnya. Sebagai dasar akan dijelaskan sistem
kesetimbangan air murni, kemudian pengaruh penambahan zat asam atau pengaruh
penambahan zat basa. Penambahan tersebut menyebabkan larutan bersifat asam atau
basa, dengan kekuatan asam basa yang bergantung pada perbandingan lebih banyak atau
sedikitnya konsentrasi ion H+ atau OH- . Terdapat beberapa rumus untuk menghitung
konsentrasi ion H+ atau OH-untuk asam kuat, asam lemah, basa kuat ataupun basa lemah.
Kekuatan asam basa juga dinyatakan dalam bentuk lain yaitu nilai derajat
keasaman atau pH. Nilai pH antara 1 sampai 14 dengan penjelasan sifat dari asam, netral
sampai basa. Identifikasi larutan asam basa dapat dilakukan dengan penambahan
indikator asam basa baik dari bahan alami atau sistesis dari laboratorium.
D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Agar proses belajar kalian lebih efektif dan bisa mendapatkan hasil belajar yang
maksimal maka berikut diberikan petunjuk penggunaan modul. Hal yang perlu kalian
lakukan adalah:
1. Untuk mempelajari materi tentang larutan asam, kalian harus menguasai terlebih dahulu
konsep larutan elektrolit dan kesetimbangan kimia.
2. Lihatlah peta konsep untuk melihat lingkup bahasan materi dan keterkaitannya.
3. Senantiasa perhatikan tujuan pembelajaran agar apa yang kita pelajari menjadi lebih
fokus.
4. Pelajari kegiatan belajar sesuai urutan dalam modul, dengan mengembangkan rasa ingin
tahu, berpikir kritis dan kreatif.
5. Kerjakan tugas mandiri dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab untuk melatih
ketrampilan berpikir.
6. Senantiasa kerjakan latihan soal secara mandiri kemudian kalian bisa kros cek jawaban
dan pembahasannya.
7. Isilah tabel penilaian diri dengan jujur agar benar-benar dapat mengukur ketercapaian
kalian dalam belajar.

E. URAIAN MATERI
Senyawa asam dan basa sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Berbagai kebutuhan
kalian mulai dari makanan, minuman, obat-obatan serta keperluan kebersihan semuanya
dapat tergolong dalam senyawa asam atau basa. Kalian mungkin dengan gampang bisa
menentukan sifat larutan dari rasa. Secara umum yang berasa masam tergolong senyawa
asam dan yang getir adalah tergolong senyawa basa. Tetapi tidak semua senyawa kita bisa
mencicipi karena sifatnya yang berbahaya. Berikut ini akan dibahas konsep asam basa
menurut beberapa ahli.
1. Teori Asam Basa
a. Menurut Arrhenius

Svante August Arhennius (1859-1897) seorang ahli kimia Swedia yang


memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, pada tahun 1884 me
mperkenalkan tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion
dalam larutan. Beliau menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air)
tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen didalamnya.

Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam air adalah
sebagai berikut:
HaX (aq) → aH+ (aq) + Xa- (aq)
Keterangan:
a : valensi asam atau jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul senyawa asam
mengalami reaksi ionisasi.
Menurut Arrhenius basa adalah zat yang jika dimasukkan dalam air zat tersebut
dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jika L(OH)b adalah asam, maka reaksi
ionisasi senyawa L(OH)b dalam air adalah sebagai berikut:
L(OH)b (aq) →Lb+ (aq) + bOH- (aq)
Senyawa NH3 merupakan senyawa kovalen polar tetapi bersifat basa karena
dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida.

2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa Arrhenius tidak bisa menjelaskan sifat asam basa pada larutan yang
tidak mengandung air. Kelemahan ini diatasi menggunakan teori asam basa bronsted-
lowry. Teori ini bisa menjelaskan sifat asam basa larutan dengan jenis pelarut yang
bermacam-macam. Bronsted-lowry menjelaskan basa adalah spesi (ion atau molekul)
yang dapat memberikan ion H+ (donor proton), sedangkan basa adalah spsesi yang dapat
menerima ion H+(akseptor proton).

Berikut adalah contoh teori ini dalam menjelaskan sifat asam dan basa suatu larutan.

HCl (aq) + H2O (aq) ⇌ H3O+ (aq) + Cl- (aq)

Dari peristiwa transfer proton tersebut maka masing-masing larutan dapat dijelaskan
sifat asam dan basanya sebagai berikut:

HCl ⇌ H+ + Cl-
HCl bersifat asam karena memberikan ion H+ pada molekul H2O, kemudian H2O bersifat
basa karena menerima ion H+ dari HCl. Cl- adalah basa konjugasi dari HCl.

H3O+ adalah asam konjugasi dari H2O, berikut reaksi penjelasannya:

H2O + H+ ⇌ H3O+

Basa asam konjugasi

3. Teori Asam Lewis

Dalam kesempatan lain, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang
berkaitan dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis asam adalah
akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan elektron.

Asam = akseptor pasangan elektron.


Basa = donor pasangan elektron

Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana
BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan
elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.
Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa
lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer
proton.

4. Indikator Asam Basa

Indikator Asam Basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam
atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada larutan asam dan
basa. Indikator asam basa yang sering digunakan di Laboratorium kimia saat ini adalah
indikator sintesis. Setiap indikator sintesis memiliki karakteristik berupa trayek pH yang
ditunjukkan oleh perubahan warna pada kondisi asam dan basa serta harga tetapan
indikator. Keberadaan indikator sintesis yang terbatas menyebabkan pemakaiannya
dibatasi. Selain itu, indikator sintesis harganya cukup mahal, serta dapat menyebabkan
polusi lingkungan. Karena hal tersebut, maka perlu dicari indikator alternatif (indikator
alami) yang mudah diperoleh serta ramah lingkungan. Indikator alami dapat dibuat dari
berbagai tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan
berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam maupun
basa, oleh karena itu hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu
yang memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan hijau pada suasana
basa (Nuryanti, dkk., 2010), bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah dan
kuning (Maryanti, dkk., 2011), bunga waru yang memberikan perubahan warna merah
dan hijau(Frantauansyah, 2013) dan bunga johar yang memberikan perubahan warna
kuning dan orange (Kurniawati, dkk., 2015). Seperti halnya bunga berwarna tersebut,
dadap merah juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dijadikan
indikator alami. Hal ini dikarenakan, antara bunga dari tanaman dadap merah maupun
bunga-bunga tersebut di atas sama-sama mengandung senyawa pemberi warna pada
tumbuhan, yakni antosianin.

F. RANGKUMAN
1. Teori asam basa Arrhenius menjelaskan bahwa asam adalah senyawa yang di dalam
air dapat melepaskan ion H+ sedangkan basa adalah senyawa yang di dalam air dapat
menghasilkan ion OH- . Teori ini hanya terbatas untuk larutan dengan pelarut berupa
air.
2. Teori asam basa Bronsted-Lowry menjelaskan bahwa asam adalah spesi yang
memberikan proton (donor H+) sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton
(akseptor H+). Teori ini dapat menjelaskan sifat asam basa suatu larutan meskipun
pelarutnya bukan air.
3. Teori asam basa Lewis menjelaskan bahwa asam adalah spesi penerima pasangan
elektron, sedangkan basa adalah spesi yang memberikan pasangan elektron.
A. Identifikasi Asam Basa dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai senyawa asam dan basa, Senyawa
asam dan basa memiliki banyak manfaat bagi manusia. Bahkan asam dan basa turut serta
dalam menjaga kelangsungan kehidupan kita di dunia. Asam klorida secara alamiah sudah
tersedia di dalam lambung. Asam lambung berperan membunuh kuman penyakit yang
terbawa masuk ke dalam tubuh lewat makanan. Selain itu, asam klorida juga berperan
penting dalam dunia industri. Asam tersebut menjadi bahan baku pembuatan plastik, logam
magnesium, pipa PVC, dan pembersih lantai. Selain lambung, didalam darah juga terdapat
asam karbonat dan asam posfat yang berperan dalam menjaga kestabilan darah.

Buah-buahan secara alami mengandung senyawa asam. Buah-buahan yang berasa masam
sudah pasti memiliki kandungan asam di dalamnya. Asam sitrat terdapat di dalam buah jeruk
yang menimbulkan rasa limun yang tajam. Buah anggur mengandung asam tartrat dan apel
mengandung asam malat. Air susu yang telah difermentasi mengandung asam laktat.
Senyawa basa banyak ditemukan pada produk rumah tangga seperti sabun, pasta gigi, dan
doedoran. Sabun mengandung basa natrium hidroksida, sabunmandi bayi mengandung
kalium hidroksida, pasta gigi mengandung magnesium hidroksida, dan deodoran
mengandung aluminium hidroksida.

Selain itu, produk pembersih lantai dan pupuk mengandung ammonium hidroksida. Obat
maag mengandung basa magnesium hidroksida atau alumunium hidroksida untuk
menetralkan kelebihan asam klorida di lambung. Beberapa hewan tertentu juga
mempertahankan diri dengan menghasilkan basa seperti sengatan tawon.

B. Sifat Senyawa Asam Basa


- Sifat Senyawa Asam

Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. Zat yang
bersifat asam antara lain : asam khlorida (HCI), air aki (asam sulfat) dan pembersih
porselin, jeruk, lemon, dll.

Secara umum senyawa basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Senyawa asam memiliki rasa masam.

2. Dapat merubah warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi merah.

3. Bersifat korosif terhadap logam.

4. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+).

5. Memiliki nilai pH (derajat keasaman) kurang dari 7 Semakin kecil nilai pH suatu
zat maka semakin kuat sifat keasamannya.
6. Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik

- Sifat Senyawa Basa

Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Zat yang bersifat basa antara
lain: Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium Hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun.

Secara umum senyawa asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Basa memiliki rasa pahit.
2. Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini.
3. Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru.
4. Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit
5. Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)
6. Memiliki pH lebih dari 7 Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat
derajat kebasaanya.

Anda mungkin juga menyukai