NIM : 20101106021
Pengertian Asam Basa
Asam basa adalah jenis senyawa organik yang dapat memberikan pengaruh besar
pada proton (H) terhadap senyawa lainnya dengan penerima proton juga dari senyawa
lain yang dikenal dengan ekseptor proton. Oleh karena itulah untuk membedakan
senyawa asam dan basa dengan mudah dapat menggunakan bantuan kertas
lakmus dimana asam akan mengubah fungsi kertas lakmus biru menjadi merah ketika
dicelupkan dan memiliki rasa asam. Sedangkan basa memiliki sifat rasa pahit dan
mampu mengubah kertas lakmus merah menjadi biru (kebalikan dari asam).
Nilai keasaaman ataupun kebasaan suatu zat dapat ditentukan dengan parameter yang
disebut pH dimana untuk mengukurnya dapat digunakan berbagai macam alat seperti
pH indikator asam basa, pH meter, dan lain sebagainya.
Contoh asam Arrhenius yaitu HCl dimana dalam air akan terionisasi
Satu hal yang membedakan teori Bronsted-Lowry dari teori Arrhenius adalah pada teori
Bronsted-Lowry melibatkan molekul air (H 2O) dalam reaksi ionisasi yang melepaskan
ion baik H+ maupun OH–.
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan dengan teori Arrhenius dimana kita tidak
menemukan H+ pada reaksi tersebut, melainkan yang kita temukan adalah H 3O+ dimana
ion hidrogen telah bereaksi dengan molekul air menjadi ion H 3O+.
Menurut Lewis, asam adalah suatu senyawa yang melakukan akseptor elektron atau
menerima elektron sedangkan basa adalah senyawa yang melakukan donor elektron
atau memberikan elektron. Teori asam basa Lewis ini lebih spesifik dari teori
sebelumnya yang hanya mendefinisikan keberadaan ion H + dan ion OH–.
Teori Lewis ini diterapkan dalam reaksi yang melibatkan senyawa asam dan basa pada
satu reaksi sehingga kita dapat membedakan mana senyawa yang bersifat asam dan
mana yang bersifat basa.
Dari reaksi tersebut menggunakan teori Lewis kita dapat menentukan senyawa mana
yang bersifat asam maupun basa antara NH 4 dan juga HCl berdasarkan keberadaan
elektronnya. Jika kita lihat dengan struktur elektronnya dimana N dalam amonia
memiliki satu pasangan elektron bebas yang bereaksi dengan HCl dapat dilihat pada
gambar berikut:
Pasangan elektron bebas dari N diserahkan kepada H dari HCl sehingga dapat
dikatakan bahwa NH3 melakukan donor elektron sedangkan HCl menerima elektron dari
pemberian NH3. Dari hal tersebut sesuai definisinya dapat diketahui bahwa amonia
merupakan senyawa yang bersifat basa sedangkan HCl bersifat asam.
Contoh asam monoprotik yaitu HCl, HBr, HCN. Sedangkan asam poliprotik adalah
senyawa yang memiliki dua atau lebih proton yang dapat dilepaskan. Contoh senyawa
asam poliprotik adalah H2SO4 dan H3PO4.
Berdasarkan Kekuatannya
Asam basa dapat dibedakan menjadi asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Suatu
asam ataupun basa dikatakan kuat jika zat tersebut dalam air dapat terionisasi secara
sempurna atau memiliki derajat ionisasi 1. Sedangkan suatu senyawa dikatakan asam
atau basa lemah jika di dalam air senyawa tersebut tidak terionisasi secara sempurna
atau memiliki derajat ionisasi dibawah 1.
Senyawa Amfoter
Amfoter adalah suatu zat yang dapat bersifat sebagai asam maupun basa tergantung dari
kondisinya. Ketika kita menempatkan zat tersebut dengan senyawa asam, maka zat tersebut
akan berperan sebagai basa dan sebaliknya ketika kita menempatkan zat tersebut dengan basa,
maka zat tersebut akan bersifat sebagai asam.
Contohnya yaitu air yang dapat bertindak sebagai amfoter karena ketika bereaksi dengan HCl
air bertindak sebagai basa. Sedangkan ketika bereaksi dengan amonia, air berperan sebagai zat
yang bersifat asam.
1. Skala pH
Skala pH merupakan besaran yang digunakan untuk menentukan tingkat keasaman
atau kebasaan suatu larutan. Skala pH dinyatakan dalam angka 0 hingga 14 dimana
sebagian besar larutan yang ada di dunia memiliki rentang pH dalam angka tersebut
meskipun ada sebagian kecil yang berada dibawah 0 ataupun diatas 14.
Dalam skala pH, larutan yang memiliki pH dibawah 7 berarti larutan tersebut bersifat
asam sedangkan larutan dengan pH diatas 7 menunjukkan bahwa larutan tersebut
bersifat basa, dan untuk larutan dengan pH 7 maka larutan tersebut bersifat netral.
Cairan dengan pH 7 sebagai contohnya yaitu air yang merupakan senyawa netral.
Dalam tubuh manusia, sel memiliki pH sekitar 6,8 sedangkan darah manusia memiliki
pH 7,4 dimana keduanya mendekati pH netral. Jika nilai pH dalam tubuh manusia
berubah secara ekstrem diatas ataupun dibawah 7 maka dapat menyebabkan
kematian.
Namun dalam sistem pencernaan manusia khususnya pada lambung memiliki pH 1
hingga 2 dimana suasananya sangat asam karena berperan dalam melarutkan
makanan yang masuk. Namun larutan dengan pH sangat asam tersebut tentunya
dilapisi dengan dinding organ yang sangat kuat.
Namun dalam sistem pencernaan manusia khususnya pada lambung memiliki pH 1 hingga 2
dimana suasananya sangat asam karena berperan dalam melarutkan makanan yang masuk.
Namun larutan dengan pH sangat asam tersebut tentunya dilapisi dengan dinding organ yang
sangat kuat.