NIM: A29237373
Teori: 3E
RANGKUMAN
ASAM-BASA (BUKU)
Teori asam-basa
A. Teori Arrhenius
1. Asam
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam jika senyawa tersebut
melepaskan ion hidronium (H3O+) saat dilarutkan dalam air.
Sebagai contohnya, asam asetat (CH3COOH) yang dilarutkan
dalam air melepaskan ion hidronium seperti reaksi berikut.
CH3COOH(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + CH3COO–(aq)
Untuk memudahkan dalam pembahasan, biasanya digunakan H+
sebagai kependekan dari ion hidronium (H3O+) dan
penghilangan molekul air yang melarutkan senyawa tersebut
sehingga reaksi di atas dapat ditulis seperti di bawah ini.
CH3COOH(aq)H+(aq) + CH3COO-(aq)
2. Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dapat melepas
ion hidroksida (OH) jika dilarutkan dalam air. Contohnya
NaOHOH-+Na+
B. Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry
Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang
muncul untuk dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada
teori Arrhenius. Yaitu dengan keterbatasan pelarut, yaitu hanya
senyawa air saja serta dapat menjelaskan reaksi dari asam basa
yang terjadi pada fase cair, gas, serta fase padat pula. Ketika
senyawa asam klorida atau HCl dilarutkan dalam air, maka asam
klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah ion
baru.
Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih
lanjut, teori ini dicetuskan pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu
seorang ahli kimia yang berasal dari Denmark bersama dengan
T.M Lowry yaitu adalah ahli kimia yang berasal dari Inggris.
Bronsted serta Lowry mendefinisikan asam menjadi sebuah donor
proton atau ion hidrogen sedangkan basa merupakan akseptor dari
proton atau ion hydrogen.
Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam
merupakan senyawa yang mampu memberikan proton H+ pada
senyawa lain dan disebut sebagai donor proton. Sedangkan basa
menurut teori ini merupakan senyawa yang menjadi penerima dari
proton H+ dari senyawa lainnya dan disebut pula sebagai akseptor
proton.
Seperti contoh, ketika asam klorida dilarutkan dalam air, maka asam
klorida yang larut dengan sempurna pun akan menghasilkan ion yang
baru. Tetapi tentu akan terjadi hal yang berbeda, apabila senyawa asam
klorida dilarutkan pada pelarut benzena atau C6H6. Maka, jika senyawa
asam klorida dilarutkan pada pelarut benzena, senyawa asam klorida
tersebut tidak akan bereaksi dan akan mengendap secara sempurna.
Reaksi yang terjadi ketika HCl dilarutkan dalam air pun disebabkan
karena adanya molekul air yang menarik satu proton milik HCl,
sehingga HCl memiliki peran sebagai senyawa asam serta air sebagai
senyawa basa sekaligus.
Dalam teori asam basa yang dicetuskan oleh Bronsted dan Lowry, ada
istilah berupa asam basa konjugasi dimana asam konjugasi tersebut
adalah senyawa yang ada pada bagian kanan maupun reaksi yang
mendapatkan tambahan dari satu atom hidrogen dari reaktan. Sedangkan
yang dimaksud dengan basa konjugasi merupakan senyawa yang ada
pada bagian kanan reaksi dan kehilangan satu atom hidrogen dari
reaktannya.
Berikut beberapa contoh dari reaksi asam basa dengan pelarut lain selain
air pada fase gas. Salah satu contohnya adalah reaksi yang terjadi antara
HCl dan NH3.
Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa reaksi asam basa Bronsted
Lowry ada dua pasangan asam basa. Pasangan pertama dalam contoh
tersebut adalah pasangan antara asam dengan basa konjugasi merupakan
spesi yang tersisa ketika proton dipindahkan dari senyawa asam.
Sedangkan pasangan kedua merupakan pasangan yang terjadi antar basa
dengan asam konjugasi yaitu akibat dari tambahan proton ke senyawa
basa.
Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh
Gilbert Newton Lewis yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC
Berkeley dengan mengusulkan teori alternative agar lebih mudah dalam
menggambarkan senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini
memiliki pandangan bahwa asam dan basa merupakan senyawa yang
memiliki struktur serta ikatan.
Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa
adalah reaksi dari serah terima pasangan elektron. Sehingga,
terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi dari reaksi serah terima
terima tersebut.
Agar lebih lanjut, berikut contoh dari reaksi yang terjadi antara BF3 dan
N(CH3) 3 :
Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3
mampu menerima sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah
senyawa basa karena dapat menyumbangkan sepasang elektron.
1. Teori asam basa yang diusung oleh Lewis ini mampu menjelaskan
sifat asam serta basa dalam pelarut lain maupun ketika asam basa
tidak memiliki pelarut. Sama halnya dengan teori asam basa yang
diusung oleh Bronsted dan Lowry.
2. Lewis dengan teorinya mampu menjelaskan sifat asam basa
molekul maupun ion yang memiliki pasangan elektron bebas
maupun yang mampu menerima pasangan elektron bebas.
Contohnya seperti pada pembentukan yang terjadi pada senyawa
kompleks.
3. Teori asam basa Lewis mampu menerangkan sifat basa yang
berasal dari zat organik contohnya seperti DNA maupun RNA
yang memiliki kandungan atom nitrogen serta memiliki pasangan
elektron bebas.
Setelah memahami teori asam basa dari para ahli, Grameds juga perlu
mengetahui sifat asam basa, agar lebih mudah dalam membedakan
senyawa asam basa tersebut. Berikut penjelasannya.
Pengertian
Larutan buffer merupakan larutan yang pH-nya tidak berubah sama
sekali jika ditambahkan air. Jika ditambahkan sedikit asam maupun
basa, pH-nya pun tidak berubah secara signifikan atau hanya sedikit.
Jenis dari larutan buffer ada dua yakni
a. Larutan buffer yang terbentuk dari asam lemah dengan basa
konjugasinya (garamnya)
b. Larutan buffer yang terbentuk dari basa lemah dengan asam
konjugasinya (garamnya)
Jenis-Jenis Larutan Buffer
1. Larutan buffer dari asam lemah dan basa konjugasinya
Campuran dari CH3COOH dan CH3COONa dapat berperan
sebagai larutan buffer. Campuran ni merupakan hasil reaksi antara
CH3COOH dan NaOH
CH3COOHCH3COO-+H+ (p1)
CH3COONaCH3COO-+Na+ (p2)
H+ + HCO3- H2CO3
H2PO4- + H+ HPO42–
Diketahui :
Ka = 1,8 x 105 , asumsi volume tidak berubah
CH3COOH + H2O ⇄ CH3COO- + H3O+
Mula mula 0,50 - 0,50 0
Berubah -x - +x +x
Setimbang 0,50-x - 0,50+x 0,50+x
0,50-x ≈0,50 dan 0,50 + x≈0,50
[CH 3 COOH ]
a) pH = pKa – log
¿¿
0 ,50
Ph = - log (1,8 x 10−5 ) – log
0 ,50
−5
pH = - log (1,8 x 10 ) = 4,74
b) setelah penambahan 0,020 mol NaOH ke 1 liter larutan [OH-]=0,020 mol/1 liter=0,020 M
CH3COOH + OH- ⇄ CH3COO- + H2O
Mula mula 0,50 0,020 0,50 0
Tambahan - 0,020 - -
Setelah th 0,48 0 0,52 -
Larutan buffer : larutan yang dapat mempertahankan pH apabila ditambahkan sedikit asam
atau sedikit basa.
Umumnya terdiri atas : asam lemah HA dan basa konjugasi A-
pH larutan buffer :
[ HA ] [asam]
[H+] = Ka x atau Ph = pKa – log
¿¿ [anion ]
Kesetimbangan pada larutan buffer
CH3COOH + H2O ⇄ CH3COOH- + H30+
Ka = ¿ ¿
(H3O+) = Ka (CH 3COOH )
¿¿
Jika rasio [HA] / [A-] meningkat maka [H3O+] meningkat
Jika rasio [HA] / [A-] turun maka [H3O+] turun
Contoh soal :
Suatu larutan buffer dibuat dengan cara mencampur 0,11 M NaC2H3O3 (Na-asetat) dan asam
asetat 0,090 M. Hitung pH !
Jawab :
Ka = ¿ ¿ = 1,8 x 10−5 = ¿ ¿
[H+] = 1,5 x 105 mol/L
pH = - log (1,5 x 105) = 4,82
Kapasitas buffer adalah ukuran kemampuan buffer menahan perubahan pH ditentukan oleh
ukuran molaritas komponen-komponen yang terlibat.
Hidrolosis ion-ion :
Anion asam lemah terhidrolisis, asam kuat tidak
Logam golongan IA dan IIA tidak terhidrolisis
Ion amonium terhidrolisis →larutan sedikit asam
pH larutan garam :
Contoh :
Hitung Ph larutan (K-asetat) 0,15 M, Kb = 5,7 x 10−10
Jawab :
CH2H3O2- + H2O ⇄ HC2H3O2 + OH-
Konsentrasi awal 0,15 0 0
Perubahan -x +x +x
Konsentrasi seimbang (0,15-X) ≈ 0,15 (X+y) (X-y)
Teori Lewis
Asam : zat yang bertindak sebagai akseptor/penerima pasangan elektron.
Basa : zat yang bertindak sebagai donor/pemberi pasangan elektron.
Contoh :
NH3(g) + BF3 (g) → H3N-BF3 (s)
Dalam reaksi tersebut BF3 bertindak sebagai akseptor pasangan elektron.
a=
√Ka
Ma
Contoh : HCN, HF, H3PO4, CH3COOH, dll
Rumus penentuan pH :
[H+] = √ Ka. Ma
Ph = - log [H+]
Jika [H+] = 10−a
Jika [H+] = b. 10−a maka Ph = a – log b
Contoh soal :
Hitunglah Ph larutan CH3COOH 0,1M (Ka = 10−5 )
Penyelesaian :
[H+] = √ Ka. Ma = √ 10−5−10−1 = 10−6 = 10−3
Ph = 3
Basa kuat mengalami ionisasi sempurna dalam air.
Memiliki derajat ionisasi (a)=1
Contohnya : LiOH, KOH, NaOH, RbOH, CsOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2
Rumus Penentuan Ph :
[OH-] = b. Mb
Keterangan :
b = valensi basa (jumlah OH-)
Mb = molaritas basa
POH = - log [OH-]
Jika [OH-]=10−a maka Poh = a
Jika [OH-] = b. 10−a maka Poh= a- log b
pH= 14 – Poh
Contoh Soal :
Hitunglah Ph Larutan Ba(OH)2 0,0005 M
Penyelesaian :
[OH-] = b. Mb = 2 x (5 x 10−4 = 10−3
Poh=3
Ph = 14-3=11
Basa Lemah mengalami ionisasi sebagian air. Memiliki derajat ionisasi 0<a<1.
Rumus menentukan a =
a=
√Kb
Mb
Contohnya : NH4OH, AgOH, Fe(OH)2, Fe (OH)3, Mg (OH)2, dll
Rumus menentukan Ph =
[OH-] = √ Kb. Mb
Poh = - log OH-
Jika [OH-] = 10−a maka Poh = a
Jika [OH-] = b. 10−a maka Poh = a – log b
Ph= 14-pOH
Contoh soal :
Hitunglah Ph larutan NH3 0,1 M (Kb=10−5 )
Penelesaian :
[OH-] = √ Ka. Mb = √ 10−5 .10−1 = √ 10−6
= 10−3
pOH=3
pH=14-3=11