Anda di halaman 1dari 4

A.

MENURUT ARRHENIUS

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.

Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.

Contoh:

1) HCl(aq)      H+(aq) + Cl-(aq)


2) NaOH(aq)   Na+(aq) + OH-(aq)

B.

MENURUT BRONSTED-LOWRY

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.

Contoh:

1) HAc(aq) + H2O(l)    H3O+(aq) + Ac-(aq)


    asam-1    basa-2        asam-2       basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konyugasi.


H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H2O(l) + NH3(aq)    NH4+(aq) + OH-(aq)


    asam-1   basa-2          asam-2     basa-1

H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konyugasi.


NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan
sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik
(amfoter). 10 November 2000

Sejarah asam
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier, secara keliru berkeyakinan
bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung
oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena ia
tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah yang
memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang berarti "pembentuk asam". Setelah unsur klorin,
bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir
Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy, berkeyakinan bahwa semua asam
mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August
Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan
pengertian asam.

 Rasa asam menunjukkan bahwa suatu bahan mengandung asam. Kata asam (acid) berasal dari bahasa
Latin acidus yang berarti rasa asam.  Sejak ratusan tahun yang lalu, para ahli kimia telah berhasil
memisahkan berbagai jenis asam dari sumber alami (tumbuhan dan hewan). Mereka menamainya
sebagai asam-asam organik. Ketika ilmu kimia semakin berkembang, para ahli dapat membuat asam
sulfat, asam klorida, asam nitrat dan berbagai asam lainnnya dari bahan mineral. Mereka menamainya
asam-asam mineral. Selanjutnya...

PENGERTIAN ASAM
Asam-asam mineral tersebut dikenal, setelah dikemukankannya definisi asam dari Arrhenius.
Menurut Arrhenius, suatu atom unsur penyusun senyawa kimia yang berinteraksi dengan atom
unsur lainnya dapat kehilangan sejumlah elektron atau memperoleh sejumlah elektron. Atom
unsur yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. Sedangkan atom unsur yang mendapat
tanbahan elektron akan bermuatan negatif. Unsur yang bermuatan listrik positif atau negatif
tersebut dinamakan ion. Contoh ion antara lain adalah ion hidrogen (H+), ion natrium (Na+), ion
klorida (Cl-), ion hidroksida (OH-), dan lain-lain. Dengan demikian, pengertian asam menurut
Arrhenius adalah sebagai berikut.

Berdasarkan pengertian asam menurut Arrhenius tersebut, maka ketika suatu senyawa asam di
larutkan ke dalam air akan terbentuk ion hidrogen (H+) dan ion negatif menurut reaksi sebagai
berikut.

Secara umum, asam mineral bereaksi lebih hebat daripada asam-asam organik. Mereka menamai
asam mineral itu sebagai asam kuat, sedangkan asam-asam organik sebagai asam lemah. Larutan
asam dapat encer atau pekat. Larutan encer mengandung hanya sedikit asam, sedangkan larutan
pekat mengandung banyak asam. Selanjutnya...

SIFAT ASAM
o Dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas karbon
dioksida dan air. Sebagai contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan
asam klorida. Pada reaksi ini terbentuk senyawa kalsium klorida.

o Dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai
contoh, reaksi antara asam sulfat dengan tembaga oksida. Pada reaksi tersebut, zat
biasanya dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Zat lain yang terbentuk adalah
tembaga sulfat. Pembentukkan tembaga sulfat ini dapat diamati dari timbulnya
warna biru pada larutan.
Terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.

Walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/chus%20h/tambahan%20asam
%205.html

INDIKATOR PH
Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen
(H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan terjadi
sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion
hidroksida (OH-) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).

Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat keasaman atau
kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah
ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan
semakin banyak ion OH- di dalam air.

 Dalam hal ini, jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dinyatakan dengan menggunakan pH atau
pOH. Akan tetapi umumnya derajat keasaman atau kebasaan suatu zat hanya dinyatakan dengan
skala pH. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14 dengan ketentuan sebagai berikut.

 Larutan asam mempunyai pH < 7


 Larutan basa mempunyai pH > 7
 Larutan netral mempunyai pH = 7

Jadi, semakin asam suatu larutan, semakin kecil pH-nya. Larutan dengan pH = 1 memiliki sifat 10 kali
lebih asam daripada larutan dengan pH = 2; larutan dengan pH = 1 memiliki sifat 100 kali lebih asam
daripada larutan dengan pH = 3, dan seterusnya. Makin kecil nilai pH, maka zat tersebut makin asam.
Sedangkan makin besar nilai pH suatu zat, maka zat tersebut makin basa. Selanjutnya...

Indicator universal.Untuk menentukan nilai pH suatu zat, tidak dapat dilakukan


dengan menggunakan kertas lakmus, fenolftalen, metil merah dan indikator-indikator lain, karena
warnanya sama saja untuk rentang pH yang cukup lebar. Nilai pH dapat di tentukan dengan indikator pH
(indikator universal) yang memperlihatkan warna bermacam-macam untuk tiap nilai pH yang relatif
sempit. Indikator universal akan memberikan warna tertentu jika diteteskan atau dicelupkan ke dalam
larutan asam atau basa. Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan dengan warna standar yang sudah
diketahui nilai pH-nya. Hal ini karena, indikator universal dilengkapi dengan peta warna, sehingga kita
bisa menentukan nilai pH zat berdasarkan warna-warna tersebut. Dengan mengetahui nilai pH maka
dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral. Selanjutnya...

 
PH METER
Selain menggunakan indikator universal, untuk mengetahui nilai pH suatu zat juga bisa
digunakan alat yang disebut pH meter. pH meter mempunyai elektrode yang dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Nilai pH dapat langsung diketahui melalui tampilan
layar digital pada alat tersebut. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh model pH meter yang
banyak digunakan dalam laboratorium-laboratorium kimia.

Anda mungkin juga menyukai