Anda di halaman 1dari 16

Materi Larutan Asam Basa

Dosen Pengampu : Hilya Ulinnajah,M.Pd.

Mata Kuliah :

Keterampilan Dasar Mengajar

Oleh :

Dela Sinta Puspita Sari(126212201018)

TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan sederhana ini. Kami berharap semoga Allah SWT selalu
memberi rida-Nya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat. Selawat dan salam kepada
Rasulullah SAW, yang telah menerangi dunia dengan ilmu pengetahuan dan dakwah yang tiada
tandingannya. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan laporan ini
saya ucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.

3. Ibu Dra. Hj. Umy Zahroh, M.Kes., Ph.D selaku Ketua Jurusan Tadris Kimia UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.

4. Ibu Hilya Ulinnajah M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Keterampilan Dasar
Mengajar.

Saya menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Trenggalek, 20 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-buahan seperti belimbing wuluh, jeruk
nipis, dan lemon. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa, yaitu sabun dan deterjen. Untuk
menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa, terdapat beberapa teori asam basa, di antaranya
yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori asam dan basa Lewis.

Untuk membedakan antara senyawa asam dan basa, dapat digunakan beberapa cara ini, misalnya
dengan menggunakan indikator lakmus. Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi
berwarna merah, sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna
biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga
menggunakan indikator fenolftalein.

Jika setelah penambahan fenolftalein warna larutan berubah menjadi merah muda, maka larutan
tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat
membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki
rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang dapat
membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain. Senyawa asam
bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat
melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk mencuci
sisa lemak yang ada di piring.

Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan sifat keras dan
lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion logamnya. Penggolongan ini penting
dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai pengertian dari suatu asam atau basa yang
keras dan lunak. Pemahaman sifat asam basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk
mengetahui interaksi yang terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat
ionik atau interaksi yang bersifat kovalen.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori asam basa menurut ahli?

2. Bagaimana sifat asam basa dilihat dari berbagai indikator?

3. Bagaimana cara menghitung suatu larutan asam basa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana teori asam basa menurut ahli.

2. Untuk mengetahui bagaimana sifat larutan asam basa dilihat dari berbagai indikator.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung suatu larutan asam basa.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Asam Basa

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Menurut Arrhenius Asam adalah zat yang jika dimasukkan dalam air zat tersebut dapat
menghasilkan ion hydronium (H+). Senyawa asam pada umumnya merupakan senyawa kovalen
polar yang terlarut dalam air. Jika HaX adalah asam, maka reaksi ionisasi senyawa HaX dalam
air adalah sebagai berikut: HaX (aq) → aH+(aq) + Xa-(aq)

Valensi asam atau jumlah ion H+ yang dihasilkan jika 1 molekul senyawa asam mengalami
reaksi ionisasi. Berikut adalah contoh senyawa yang termasuk asam dan reaksi ionisasinya dalam
air.

Tabel 1.1. Beberapa contoh asam dan reaksi ionisasinya

No. Rumus Kimia Nama Reaksi Ionisasi

1. HCl Asam klorida HCl (aq) →H+(aq) + Cl-(aq)

2. HBr Asam bromida HBr (aq) →H+(aq) + Br-(aq)

3. H2SO4 Asam sulfat H2SO4 (aq) →2H+(aq) + SO42-(aq)

4. HNO3 Asam nitrat HNO3 (aq) →H+(aq) + NO3 (aq)

5. H2S Asam sulfida H2S (aq) →2H+(aq) + S2-(aq)

6. CH3COOH Asam asetat CH3COOH (aq)→ H+(aq) + CH3COO-(aq)

Menurut Arrhenius basa adalah zat yang jika dimasukkan dalam air zat tersebut dapat
menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jika L(OH)b adalah basa, maka reaksi ionisasi senyawa
L(OH)b dalam air adalah sebagai berikut:
L(OH)b (aq) →Lb+(aq) + bOH-
(aq)

Senyawa NH3 merupakan senyawa


kovalen polar tetapi bersifat basa karena dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida.

Tabel 1.2. Beberapa contoh basa dan reaksi ionisasinya

No. Rumus Kimia Nama Reaksi Ionisasi

1. NaOH Natrium hidroksida NaOH (aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

2. KOH Kalium hidroksida KOH (aq) → K+(aq) + OH-(aq)

3. Mg(OH)2 Magnesium hidroksida Mg(OH)2 (aq) → Mg2+ (aq) + 2OH-(aq)

4. Al(OH)3 Aluminium hidroksida Al(OH)3 (aq) → Al3+ (aq) + 3OH-(aq)

5. NH3 Amoniak NH3(aq)+ H2O(l) ⇌NH4+(aq) + OH-(aq)

2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa Arrhenius tidak bisa menjelaskan sifat asam basa pada larutan yang tidak
mengandung air. Kelemahan ini diatasi menggunakan teori asam basa bronsted-lowry. Teori ini
bisa menjelaskan sifat asam basa larutan dengan jenis pelarut yang bermacam-macam.Bronsted-
lowry menjelaskan basa adalah spesi (ion atau molekul) yang dapat memberikan ion H+ (donor
proton), sedangkan basa adalah spsesi yang dapatmenerima ion H+(akseptor proton).

Asam = donor H+

Basa = akseptor H+

Berikut adalah contoh teori ini dalam menjelaskan sifat asam dan basa suatu larutan.
Dari peristiwa transfer proton tersebut maka masing-masing larutan dapat dijelaskan sifat asam
dan basanya sebagai berikut:

HCl (aq) + H2O (aq) ⇌ H3O+(aq) + Cl-(aq)

Asam 1 basa 2 asam 2 basa 1

Asam dan basa konjugasi atau basa dan asam konjugasi disebut sebagai pasangan asam basa
konjugasi. Garis hubung berikut menunjukkan pasangan asam basa konjugasi.

3. Teori Asam Basa Lewis

Dalam kesempatan lain, G. N.


Lewis
mengemukakan teori asam
basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan
dengan struktur dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis asam adalah akseptor pasangan
elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan elektron.

Asam = akseptor pasangan elektron.

Basa = donor pasangan elektron

Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai
asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3
sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.

Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa lain
dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.

B. Indikator Asam Basa


Indikator itu merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator, dapat diketahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Indikator terbagi
menjadi beberapa jenis, yaitu indikator alami, indikator universal, dan yang paling umum
digunakan adalah kertas lakmus dan pH meter.

1. Indikator alami

Indikator alami adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan


seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarna. Contoh spesifiknya itu kunyit, kubis
merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, geranium. Dengan menggunakan
indikator tersebut, dapat ditentukan apakah suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Cara
mengetahuinya, dengan meneteskan ekstrak tumbuhan ke dalam sebuah larutan, kemudian lihat
perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah dapat diketahui mana larutan yang
mengandung asam atau basa.

2. Indikator universal

Berbeda dengan
indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam indikator yang
dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Untuk menunjukkan keasaman
dan kebasaan, bisa dilihat pada rentang pH 1-14. Berikut warna-warna yang menunjukan
indikator universal.

Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan.

1. Kertas

Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Cara menggunakannya yaitu dengan mencelupkan sehelai kertas
indikator ke dalam larutan yang diukur pH-nya. Jika berubah menjadi merah, berarti larutan
tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut basa.

2. Larutan
Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga (Metil Orange =
MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih
dari 7, warnanya menjadi kuning.

3. pH meter

Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik
atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau
kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan
semi-padat).

C. Menghitung pH Larutan Asam Basa

1. Menghitung pH Asam Kuat Basa Kuat

Asam dan basa kuat adalah asam dan basa yang dapat terionisasi secara sempurna di dalam air.
Karena mampu terionisasi dengan sempurna, maka asam dan basa kuat termasuk elektrolit kuat.

Hal inilah yang membuat konsentrasi ion Hidrogen atau Hidroksida dapat langsung ditentukan
dengan perhitungan stoikiometri pada umumnya.

Contoh asam kuat :

Asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), asam
iodida (HI), asam perklorat (HClO4).

Asam Fluorida atau HF tidak termasuk ke dalam asam kuat karena ikatan antara atom Hidrogen
dan Fluor cukup kuat disebabkan jari-jari atomnya yang kecil. Hal tersebut mengakibatkan HF
sukar terionisasi di dalam air.

Contoh basa kuat :

NaOH, KOH, RbOH, CsOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2

Magnesium Hidroksida atau Mg(OH)2 tidak termasuk basa kuat karena mampu mengendap.


Untuk menghitung nilai pH dan pOH dari asam kuat
dapat dihitung dengan rumus berikut :

Di mana [H+] dihitung dalam Molaritas


(mol/liter larutan). Untuk menghitung nilai
pH dan pOH dari basa kuat dapat dihitung dengan rumus
berikut :

2. Menghitung pH dan pOH dari Asam Lemah dan Basa


Lemah

Asam lemah dan basa lemah adalah asam dan basa yang tidak terionisasi secara sempurna di
dalam air. Dengan demikian, asam lemah dan basa lemah termasuk elektrolit lemah.

Yang termasuk contoh asam lemah adalah : Asam Asetat (CH3COOH), Asam Format
(HCOOH), Asam Oksalat (H2C2O4 · 2H2O), Asam Benzoat (C6H5COOH).

Adapun yang termasuk basa lemah adalah : Ammonium Hidroksida atau NH4OHBesi (II),
Hidroksida atau Fe(OH)2, Besi (III) Hidroksida atau Fe(OH)3,

Alumunium Hidroksida atau Al(OH)3, Perak Hidroksida atau AgOH.

Untuk menghitung pH dari asam lemah dapat digunakan rumus berikut :


Di mana [H+] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan). Untuk menghitung pH dan pOH dari
basa lemah dapat digunakan rumus berikut :

Di mana [OH-] dihitung dalam Molaritas (mol/liter larutan).

Contoh soalnya adalah sebagai berikut;


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori asam basa menurut ahli, yaitu :

 Teori Asam Basa Arrhenius


Menurut Arrhenius Asam adalah zat yang jika dimasukkan dalam air zat tersebut dapat
menghasilkan ion hydronium (H+).
 Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Teori asam basa Arrhenius tidak bisa menjelaskan sifat asam basa pada larutan yang
tidak mengandung air. Kelemahan ini diatasi menggunakan teori asam basa bronsted-
lowry.
 Teori Asam Basa Lewis
Dalam kesempatan lain, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas
dibanding kedua teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang
berkaitan dengan struktur dan ikatan.

2. Macam-macam indikator asam basa yaitu:

o Indikator alami (Indikator alami adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak
tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun berwarna).
o Indikator universal (kertas, larutan, pH meter)

3. Menghitung pH asam dan basa, antara asam dan basa kuat dengan asam dan basa lemah
memiliki cara yang berbeda.

B. Saran

Materi larutan asam dan basa merupakan salah satu materi dalam Kimia yang sulit-sulit mudah
untuk dipahami, sehingga diperlukan ketelitian dan ketelatenan dalam mempelajari materi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Yusuf Noer. Cara Menghitung pH Larutan Asam, Basa, Garam Beserta Contoh

Soal dan Pembahasan. https://www.asymmetricalife.com/2017/11/menghitung-pH.html?m=1,


diakses 20 November 2021, pukul 20.23.

Ruang Guru. Cara Menentukan Indikator Asam Basa | Kelas 11. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.ruangguru.com/blog/cara-menentukan-indikator-
asam-basa%3Fhs_amp
%3Dtrue&ved=2ahUKEwj7nM7I_rT0AhUSzTgGHbMTDfYQFnoECBEQAQ&usg=AOvVaw1
S_hHRW8Ml-c_o2ORJVB1C&ampcf=1, diakses 20 November 2021, pukul 21.30

Anda mungkin juga menyukai