Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga makalah mengenai Asam Basa dapat terselesaikan. Makalah ini
merupakan tugas dalam mata pelajaran Kimia yang bertujuan untuk memberikan pendekatan
belajar agar siswa lebih mudah memahami materi yang terkandung, juga membangun
motivasi mahasiswa untukdapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis
menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya,
penulis berharap semoha makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat
memenuhi harapan kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Anorganik II.
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana memberi nama pada basa ?
3. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
4. Bagaimana indikator asam basa ?
5. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basa?
6. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
7. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam dan basa?
8. Apakah kekurangan dan kelebihan dari berbagai teori asam basa tersebut?
9. Bgaimana reaksi dari asam dan basa?
BAB II
PEMBAHASAN
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam
sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada
asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam
halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus (asam)
dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur klorin,
bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida ditemukan
oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut kemudian
ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy berkeyakinan
bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli kimia Swedia
yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini, mengemukakan
teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam. Basa dapat dikatakan sebagai lawan
dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga
sifat asam dan basa dihilangkan.
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat
utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat yang
berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang
menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu
ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam
larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Secara umum :
Asam + Basa Garam + Air
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan
pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu menyempurnakan
teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam
memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen). Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga
memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
Ø Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan
reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Ø Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum
mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
Ø Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen dengan
bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan
yang lain seperti CH4 tidak.
Ø Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3
memiliki karakteristik seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen dan asam basa polivalen.
Asam basa monovalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah satu.
1. asam lemah monovalen
Contohnya : asam asetat
CH3COOH à H+ + CH3COO-
2. basa lemah monovalen
Contohnya : natrium hidroksida
NH4OH à NH4+ + OH-
Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah lebih dari
satu. Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan
kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4 à H+ + HSO4-
HSO4- à H+ + SO42-
Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin lemah, basa konjugasinya
makin kuat.
Ka x Kb = Kw
2.2.2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa konjugasinya sedangkan basa
konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam konjugasinya. Semua asam
basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry
H2PO4- à HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam
basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan
proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila
zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya
sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan
sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
· Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton pindah
dari asam tersebut.
· Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan perubahan
antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, dan
pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32– dan H2O, yang
pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk
pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air adalah zat
amfoter. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida
adalah contoh reaksi zat amfoter.
H2O + H2O → OH– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep yang telah
disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa tidak terbatas hanya pada
pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas menjelaskan dan menerjemahkan
mengenai reaksi asam dan basa dalam pelarut air, bahkan mengenai reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3 dengan menggunakan
pelarut benzena. Reaksinya seperti ini :
HCl (benzena) + NH3 (benzena) -> NH4Cl(s)
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu teori Bronsted-Lowry
memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan suatu reaksi asam dengan basa
dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
2.2.3. Teori Asam Basa Lewis (Lewis)
Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.
Ø Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
Ø Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron.
Contohnya : OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa merupakan pemakaian bersama pasangan elektron (contohnya : pada ikatan
kovalen koordinasi) dan semua asam basa Arrhenius adalah asam basa Lewis
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
Ø Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam
dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak mempunyai pelarut.
Ø Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam
molekul atau ion yang memiliki PEB atau pasangan elektron bebas. Contoh terdapat pada
proses pembentukan senyawa komplek.
Ø Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu senyawa bersifat
basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan RNA didalamnya mengandung atom
N, nitrogen, dimana memiliki PEB atau pasangan elektron bebas
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis memiliki kelemahan
yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion atau oktet.
2.2.4. Asam Basa Lux-Flood
Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali teori asam basa oksigen yang
diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada tahun 1939, kemudian dikembangkan
oleh Håkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih digunakan sampai sekarang pada bidang
geokimia modern dan elektrokimia lelehan garam. Konsep teori asam basa Lux-Flood
ditinjau berdasarkan ion oksida (O2-). Konsep ini digunakan untuk menerangkan sistem non
proton yang tidak dapat dijelaskan dengan definisi asam basa Bronsted-Lowry. Teori ini
biasanya digunakan untuk meramalkan reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi dan
proses pengolahan serta perekayasaan mineral dan logam.
Menurut teori asam basa Lux-Flood, senyawa yang bersifat asam yaitu senyawa-senyawa
yang menjadi akseptor ion oksida. Sedangkan senyawa yang bersifat basa yaitu senyawa-
senyawa yang menjadi pendonor ion oksida. Contoh reaksi antara CaO (kapur) dan SiO2
(pasir) yang terjadi pada suhu tinggi. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+ Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+,
Sn2+, Mn2+, Zn2+ Cu2+, Os2+
[VO]2+, [VO2]+
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak, dan Intermediet
Basa Keras Basa Lunak Intermediet
[OH]-, [RO]-, [RCO2]-, [CN]-, [RS]-, [SCN]- [N3]-, [NO2]-, [SO3]2-
[CO3]2-, [NO3]-, [PO4]3-,
[SO4]2-, [ClO4]-
H2O, ROH, R2O, NH3, CO, RNC, RSH, R2S, R3P, C6H5NH2
RNH2 R3As, R3Sb
Berdasarkan prinsip HSAB, asam keras cenderung lebih suka untuk berkoordinasi dengan
basa keras, dan demikian juga halnya dengan asam lunak yang cenderung lebih suka
berkoordinasi dengan basa lunak. Asam keras dan basa keras cenderung mempunyai atom
yang kecil, oksidasi tinggi, kepolaran rendah, dan keelektronegatifan tinggi. Sedangkan asam
dan basa lunak cenderung mempunyai atom yang besar, tingkat oksidasi rendah, dan
elektronegatifan rendah. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut dengan interaksi
ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah lebih bersifat kovalen.
Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat dan OH- merupakan basa kuat,
sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi secara kuat melalui pembentukan ikatan
koordinasi karena pasangan elektron bebas unsur O pada OH- akan menempati orbital kosong
yang ada di Cr3+.
Pada kenyataannya asam keras yang berikatan dengan dengan basa keras akan memiliki
kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan asam keras yang berikatan dengan basa lunak.
Asam keras (misalnya : Fe3+) yang berikatan dengan halogen, kestabilannya akan menurun
berdasarkan urutan : F- > Cl- > Br- > I-. Sedangkan asam lunak (misalnya : Hg2+) yang
berikatan dengan golongan halogen, kestabilannya akan meningkat berdasarkan urutan : F- <
Cl- < Br- < I-. Hal ini disebabkan karena F- dan Cl- merupakan basa keras, sehingga akan
lebih stabil jika berikatan dengan asam keras, sebaliknya I- yang merupakan basa lunak, akan
lebih stabil jika berikatan dengan asam lunak.
2.2.6. Teori Asam Basa Sistem Pelarut
Asam basa sistem basa sistem pelarut dikembangkan oleh Cady Esley. Berdasarkan teori ini,
yaitu
· asam sistem pelarut yaitu spesies kimia yang bila dilarutkan dalam pelarut tertentu
dapat meningkatkan konsentrasi kation karakteristik dari pelarut tersebut.
Contoh cairan NH4Cl dilarutkan dalam cairan NH3, maka NH4Cl bertindak sebagia asam
sistem pelarut karena dalam NH3, cairan NH4Cl teriosisasi menjadi NH4+ + Cl-. NH4+
inilah yang disebut kation karakteristik pelarut (KKP).
· Sedangkan basa sistem pelarut yaitu suatu spesi kimia yang bila dilarutkan dalam
pelarut tertentu dapat meningkatkan anion karakteristik plarut tersebut.
Contoh melarutkan kristal NaCl dalam cairan POCl2, maka NaCl disebut anion karakteristik
pelarut (AKP). Karena dalam campuran NaCl terurai menjadi Na+ dan Cl-. Cl- inilah yang
disebut AKP.
Kelebihan dari teori ini adalah sifat keasaman dan kebasaan suatu senyawa dapat
ditingkatkan karakteristiknya.
Kelemahan dari teori ini adalah tidak semua pelarut dapat atau mampu meningkatkan
karakteristik sifat keasaman ataupun kebasaan suatu senyawa.
2.2.7. Teori Asam Basa Asam Usanovich
Usanovich merupakan seorang ahli kimia Rusia. Teori Asam Basa Asam Usanovich tidak
diakui oleh dunia atau bisa dibilang bukan teorinya. Hal ini disebabkan teori yang
diungkapkan tersebut merupakan gabungan dari semua teori asam basa yang pernah
diungkapkan ahli-ahli kimia yang lain.
Mikhail Usanovich telah mengembangkan teori umum yang tidak membatasi keasaman suatu
senyawa yang hanya mengandung hidrogen saja, tetapi lebih umum dari teori asam basa
Lewis. Teori Usanovich dapat diringkas:
· Asam didefinisikan sebagai spesies yang dapat menyumbangkan kation untuk
kemudian bergabung dengan (menerima) anion untuk menetralkan basa menghasilkan garam.
· Basa didefinikasikan sebagai spesies yang dapat memberikan anion (elektron) untuk
bergabung dengan kation atau menetralkan asam kemudian menghasikan garam .
Definisi Usanovich ini telah mencakup semua definisi yang telah ada sebelumnya dan konsep
redoks (oksidasi-reduksi) sebagai kasus khusus dalam reaksi asam-basa.
A. Reaksi Penetralan
Jika larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi penetralan, yaitu reaksi
yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.
Contoh :
Asam + Basa Garam + Air
HnA + B(OH)m BnAm + H2O
Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan menghasilkan basa:
Na2O + H2O ---> 2 NaOH
K2O + H2O ---> 2 KOH
Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O
Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O
C. Reaksi yang menghasilkan Endapan
Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak....ada dua cara. Cara
pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung nilai perbandingan Ksp dengan
Qsp nya), contoh :
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)
Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap tidak diuraikan).
Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)
Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda minus (-)
disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara umum, Basa memiliki
sifat sebagai berikut:
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah)
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit)
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
Dapat mengemulsi minyak
b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam air.
Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling penting
dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam sulfat
(H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan dalam
pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna,
dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan
pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah
pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk. Asam
nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar pada
kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air.
Asap HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan
tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk rumah
tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang
digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda
kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang
paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan
bau yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru
bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan
asam nitrat.
BAB III
KESIMPULAN
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa
adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
2. Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton dan basa penerima
proton.
3. Menurut Lewis asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu basa sebagai donor
pasangan tersebut.
4. Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan basa adalah zat
yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan senyawa yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air.
5. Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah
di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa lemah adalah larutan basa tidak berubah
seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.
6. Prinsip HSAB menggolongkan asam basa menjadi asam basa keras dan lunak.
7. Asam basa keras dan lunak dapar berinteraksi satu sama lain, namun asam keras akan
cenderung berinteraksi dengan basa keras dan asam lunak juga akan cenderung berinteraksi
dengan basa lunak.
8. Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator
digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa.
9. Empat macam asam yang paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat,
asam nitrat dan asam klorida.
DAFTAR PUSTAKA