Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM BASA

DISUSUN OLEH :

1. FARELRIO ALMAS A (07)


2. FARREL RASYAD P.K (08)
3. FELLYSHA PRAMUDHITA P.W (09)
4. GABRIELLA TISYA D.W (10)
5. GHESYA AMALIA P.Y (11)
6. GALIH RESTU H (12)

GURU PEMBIMBING :

KUSTANTIYAH, S.Pd.

SMA NEGERI 1 KOTA MADIUN

JL. Mastrip No.19, Mojorejo, Kec. Taman, Kota Madiun, Jawa


Timur 63139

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, Laporan Praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Kimia yang ditugaskan oleh ibu Kustantiyah,S.Pd di tahun ajaran 2024,
dengan judul “Mengidentifikasi Larutan Asam-Basa”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam pembuatan laporan ini masih


banyak terdapat kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sangat diharapkan oleh penulis. Dan harapan dari penulis adalah bahwa semoga
laporan ini dapat memberi manfaat kepada pembaca pada umumnya, serta pihak-pihak
lain yang terkait dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya. Dan kepada semua
pihak kami ucapkan banyak terima kasih.
I. JUDUL
Laporan Praktikum Kimia Identifikasi Larutan Asam-Basa

II. TUJUAN
1. Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai inditator
(kertas lakmus, etstrak kunit, indikator universal).
2. Mempertirakan pH suatu larutan yang tidat dikenal berdasarkan hasil
pengamatan trayet perubahan warna berbagai indiator asam dan basa.
3. Mengetahui contoh larutan yang bersifat asam dan basa dalam
kehidupan sehari – hari

III. DASAR TEORI


A. TEORI ASAM BASA
1. Teori Arrhenius
Teori pertama asam basa ini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia
berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori ini menghubungkan sifat
keasaman dengan ion hidrogen atau H+ dan pertama kali dicetuskan pada tahun
1884.
 Menurut teori Arrhenius, asam merupakan zat yang jika dilarutkan dalam
air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan tersebut.
Contoh : ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat atau CH3COOH
dilarutkan, dengan persamaan reaksi yang terjadi dari asam klorida serta
asam asetat sebagai berikut.

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)


CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri


khas yaitu pelarut air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi
hidrogen dengan muatan positif dengan lambing H+ serta ion yang
memiliki muatan negative maka akan disebutkan dengan sisa asam.
Dalam teori ini, asam kuat adalah senyawa asam yang terionisasi secara
sempurna dan kemudian menghasilkan sebuah ion H+ dalam larutannya.
Sedangkan untuk asam lemah, adalah senyawa asam yang tidak
mengalami ionisasi secara sempurna dalam larutannya

 Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika


dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan ion OH-.
Contoh : ketika natrium hidroksida atau NaOH serta ammonium
hidroksida atau NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi
basa pada larutan tersebut sebagai berikut.

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)


NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)

Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan


menghasilkan banyak ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa
kuat. Sedangkan, larutan yang menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat
disebut sebagai basa lemah. Tentu tidak semua senyawa dalam rumus
kimia tersebut ada gugus hidroksida dan termasuk dalam golongan basa.
Dalam teori ini, asa kuat merupakan senyawa basa yang mengalami
ionisasi dengan sempurna, sehingga menghasilkan ion OH- dalam
larutannya. Sedangkan untuk basa lemah adalah senyawa basa yang tidak
mengalami ionisasi dalam larutannya
2. Teori Bronsted dan Lowry
Teori ini dicetuskan pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia
yang berasal dari Denmark bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli kimia
yang berasal dari Inggris. Bronsted serta Lowry mendefinisikan asam menjadi
sebuah donor proton atau ion hidrogen sedangkan basa merupakan akseptor
dari proton atau ion hydrogen
Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan senyawa
yang mampu memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut sebagai
donor proton. Sedangkan basa menurut teori ini merupakan senyawa yang
menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa lainnya dan disebut pula sebagai
akseptor proton.
Contoh : Reaksi asam basa dengan pelarut lain selain air pada fase gas. Salah
satu contohnya adalah reaksi yang terjadi antara HCl dan NH3.
Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa reaksi asam basa Bronsted Lowry ada
dua pasangan asam basa. Pasangan pertama dalam contoh tersebut adalah
pasangan antara asam dengan basa konjugasi merupakan spesi yang tersisa
ketika proton dipindahkan dari senyawa asam. Sedangkan pasangan kedua
merupakan pasangan yang terjadi antar basa dengan asam konjugasi yaitu
akibat dari tambahan proton ke senyawa basa.

Teori asam basa Bronsted Lowry menjelaskan rumus kimia dari pasangan asam
basa konjugasi dan hanya berbeda satu proton H+ saja. Reaksi di bawah HCl
merupakan asam karena telah memberikan proton serta NH3 serta merupakan
basa karena menerima proton. Sementara ion Cl- adalah basa konjugasi dari HCl
dan NH4+ adalah asam konjugat dari NH3.

3. Teori Lewis

Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert
Newton Lewis yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan
mengusulkan teori alternative agar lebih mudah dalam menggambarkan
senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini memiliki pandangan bahwa
asam dan basa merupakan senyawa yang memiliki struktur serta ikatan.
Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang
memiliki kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari
basa. Contoh dari beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3.
Sedangkan basa menurut Newton Lewis merupakan zat yang mampu
memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan teori asam basa Lewis,
basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah seperti NH3,
Cl–, maupuan ROH.

Contoh : Reaksi yang terjadi antara BF3 dan N(CH3) 3 :


Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3 mampu
menerima sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah senyawa basa karena
dapat menyumbangkan sepasang elektron.

B. INDENTIFIKASI ASAM BASA


1. Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk menguji apakah suatu zat
memiliki sifat asam atau basa. Apabila kertas lakmus dicelupkan ke dalam larutan
air yang mengandung sifat asam atau basa, maka kertas lakmus akan berubah
warna sesuai dengan kandungan zat di dalam air tersebut. Kertas lakmus
dibedakan menjadi 2, yaitu
a. Lakmu merah : jika dicelupkan ke dalam larutan asam tidak akan beruban
warna, tetapi jika diceluptan ke dalam larutan basa akan berubah warna
menjadi biru.
b. Lakmus biru : jika dicelupkan ke dalam larutan asam akan berubah
menjadi merah, tetapi jika dicelupkan le dalam larutan basa tidak
akan berubah warna.
2. Indikator Alami
Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan alami yang diekstrak.
Umumnya, bahan-bahan yang bisa digunakan sebagai indikator alami adalah
tumbuhan yang memiliki warna yang mencolok.
3. pH Universal
Indikator universal atau penunjuk semesta adalah indikator pH berisi larutan dari
beberapa senyawa yang menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus
pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan
larutan.
4. pH Meter
PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk
mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan
(ada elektrode khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-
padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektrode ( probe pengukur) yang
terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.
Alat ini sangat berguna untuk industri air minum, laboratorium, akuarium, industri
pakaian terutama batik dan pewarna pakaian.
IV. ALAT BAHAN DAN LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM

Kertas Lakmus

A. Alat :
1. Plat Tetes
2. Pipet Tetes
3. Pinset
4. Solasi Kecil
B. Bahan :
1. Lakmus merah dan biru
2. Larutan A ( KI : Kalium Iodida )
3. Larutan B ( KOH : Kalium Hidroksida )
4. Larutan C ( CuSO4 : Tembaga (II) sulfat )
5. Larutan D ( HCl : Asam Klorida )
6. Larutan E ( H2O : Air )
7. Larutan F (NaOH : Natrium Hidroksida )
8. Larutan G (Jeruk)
C. Prosedur Kerja :
1. Persiapkan Alat dan Bahan
2. Bersihkan terlebih dahulu Alat yang akan digunakan
3. Masukkan Kertas lakmus pada sampel dengan menggunakan pinset di plat
tetes
4. Teteskan 2-3 tetes ekstrak kunyit / kulit manggis pada setiap sampel
5. Amati perubahan warna ekstrak kunyit / kulit manggis

Indikator Alami (Ekstrak kunyit/Kulit manggis)

A. Alat :
1. Plat Tetes
2. Pipet Tetes
3. Gelas Kimia 50 mL
B. Bahan :
1. Ekstrak Kunyit/Kulit manggis
2. Larutan A ( KI : Kalium Iodida )
3. Larutan B ( KOH : Kalium Hidroksida )
4. Larutan C ( CuSO4 : Tembaga (II) sulfat )
5. Larutan D ( HCl : Asam Klorida )
6. Larutan E ( H2O : Air )
7. Larutan F (NaOH : Natrium Hidroksida )
C. Prosedur Kerja :
1. Bersihkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Masukkan sampel pada plat tetes
3. Teteskan 2-3 tetes ekstrak kunyit/kulit manggis pada setiap sampel
4. Amati perubahan warna ekstrak kunyit/kulit manggis

Indikator Universal

A. Alat Percobaan Ketiga :


1. Gelas Kimia 50 mL
2. Gelas Ukur 10 mL
3. Pinset
4. Solasi Bening
B. Bahan :
1. pH Indikator Universal
2. Larutan A ( KI : Kalium Iodida )
3. Larutan B ( KOH : Kalium Hidroksida )
4. Larutan C ( CuSO4 : Tembaga (II) sulfat )
5. Larutan D ( HCl : Asam Klorida )
6. Larutan E ( H2O : Air )
7. Larutan F (NaOH : Natrium Hidroksida )
8. Larutan G ( Jeruk )
C. Prosedur Kerja :
1. Persiapkan Alat dan Bahan
2. Bersihkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Ambil 10 Ml larutan sampel A sampai F dan masukkan pada gelas beker 50 Ml
4. Ambil indikator universal dan masukkan pada larutan sampel, tunggu
beberapa detik sampai berubah
5. Letakkan indikator universal yang sudah berubah warna diatas tissue dan beri
tanda sesuai larutan yang dicelupkan
6. Amati perubahan warna indikatoR
V. DATA PRAKTIKUM
A. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS

B. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR ALAMI KUNYIT

NO LARUTAN PERUBAHAN WARNA SIFAT


EKSTRAK KUNYIT LARUTAN

1. A (KI) KUNING NETRAL

2. B (KOH) MERAH BASA

3. C (CuSO4) KUNING ASAM

4. D (HCl) KUNING KUNYIT (PEKAT) ASAM

5. E (H2O) KUNING KUNYIT (PEKAT) NETRAL

6. F (NaOH) MERAH BASA

7. G (Jeruk) KUNING ASAM


C. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR ALAMI KULIT
MANGGIS

NO LARUTAN PERUBAHAN WARNA SIFAT


EKSTRAK KUNYIT LARUTAN

1. A (KI) KUNING ASAM

2. B (KOH) KUNING ASAM

3. C (CuSO4) BIRU BASA

4. D (HCl) COKELAT KEMERAHAN ASAM

5. E (H2O) KUNING PUDAR ASAM

6. F (NaOH) KUNING ASAM

7. G (Jeruk) COKELAT KEMERAHAN ASAM

D. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR UNIVERSAL


VI. ANALISIS DATA PRAKTIKUM
A. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS
1. Larutan A = kalium iodida (KI)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan A (kalium iodida) bersifat netral karena
kertas lakmus berwarna merah tetap dan lakmus berwarna biru berubah menjadi
tetap

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan A (kalium
iodida) bersifat netral

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat netral.

2. Larutan B = kalium hidroksida (KOH)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan B (kalium hidroksida) bersifat basa


kuat karena kertas lakmus berwarna merah berubah menjadi biru dan lakmus
berwarna biru tetap

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan B (kalium
hidroksida) bersifat basa kuat

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan B (kalium hidroksida) bersifat basa kuat

3. Larutan C = tembaga ii sulfat (CuSO4)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan C (tembaga ii sulfat) bersifat asam


karena kertas lakmus berwarna merah tetap berwarna merah dan lakmus
berwarna biru berubah warna menjadi merah

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan c (tembaga
ii sulfat) bersifat asam

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan C (tembaga ii sulfat) bersifat asam
4. Larutan D = asam klorida (HCL)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan D (asam klorida) bersifat asam karena
lakmus berwarna merah tetap menjadi warna merah dan lakmus berwarna biru
berubah warna menjadi merah

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan D (asam
klorida) bersifat asam kuat

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan D (asam klorida) bersifat asam

5. Larutan E = hidrogen oksida (H2O)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan E (hidrogen oksida) bersifat netral


karena kertas lakmus berwarna merah tetap berwarna merah dan lakmus
berwarna biru tetap berwarna biru

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , Larutan E


(hidrogen oksida) bersifat netral

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan E (hidrogen dioksida) bersifat netral

6. Larutan F = natrium hidroksida (NaOH)

Berdasarkan hasil praktikum larutan F (natrium hidroksida) bersifat basa karena


lakmus berwarna merah berubah warna menjadi biru dan lakmus berwarna biru
tetap berwarna biru

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan F (natrium
hidroksida) bersifat basa kuat

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan F (natrium hidroksida) bersifat basa
7. Larutan G = (jeruk)

Berdasarkan data hasil praktikum,larutan G (jeruk) bersifat asam karena lakmus


berwarna merah tetap berwarna merah dan lakmus berwarna biru berubah
menjadi warna merah

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , berbagai sumber
literatur larutan jeruk bersifat asam

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan G (jeruk) bersifat asam

B. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR ALAMI KUNYIT


1. Larutan A = kalium iodida (KI)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan A (kalium iodida) bersifat netral karena
menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, larutan A (kalium
iodida) bersifat netral kunyit mengubah larutan basa pH 8,6 menjadi merah,
larutan pH 7,4 menjadi kuning, dan tetap berwarna kuning pada pH asam.

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat netral.

2. Larutan B = kalium hidroksida (KOH)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan B (kalium hidroksida) bersifat basa


karena menghasilkan warna merah saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, Larutan KOH
(Kalium Hidroksida) adalah basa. Ketika KOH larut dalam air, ia terurai menjadi
ion kalium (K⁺) dan ion hidroksida (OH⁻). Ion hidroksida merupakan basa kuat
karena memiliki afinitas tinggi terhadap proton (H ⁺). Oleh karena itu, larutan
KOH akan meningkatkan konsentrasi ion hidroksida dalam larutan, membuatnya
bersifat basa. Kunyit mengubah larutan basa pH 8,6 menjadi merah
Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat basa.

3. Larutan C tembaga (II) sulfat (CuSO4)

Berdasarkan data hasil praktikum larutan C (tembaga (II) sulfat) bersifat asam
karena menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, larutan C (Tembaga
(II) Sulfat) bersifat asam. Kunyit mengubah larutan pH asam tetap berwarna
kuning pada pH asam.

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama, maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat asam.

4. Larutan D asam klorida (HCL)


Berdasarkan data hasil praktikum Larutan D asam klorida (HCL) bersifat asam
karena menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, Larutan D asam
klorida (HCL) bersifat asam. Kunyit mengubah larutan pH asam tetap berwarna
kuning pada pH asam.

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
Larutan D asam klorida (HCL) bersifat asam.

5. Larutan E hidrogen oksida (H2O)

Berdasarkan data hasil percobaan, Larutan E (H2O) bersifat netral karena


menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, Larutan H2O atau
air murni cenderung bersifat netral karena konsentrasi ion hidrogen (H+) dan ion
hidroksil (OH-) dalam air murni sangat seimbang. Ekstrak kunyit mengubah
larutan pH 7,4 menjadi kuning.
Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan E (H20) bersifat netral.

6. Larutan F natrium hidroksida (NaOH)


Berdasarkan data hasil praktikum Larutan F natrium hidroksida (NaOH) bersifat
basa karena menghasilkan warna merah saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan kajian teori dari berbagai literatur, Larutan NaOH (natrium


hidroksida) adalah larutan yang bersifat basa. NaOH adalah senyawa basa kuat
yang terdisosiasi sepenuhnya dalam larutan air menjadi ion Na+ (natrium) dan
OH- (hidroksida). kunyit mengubah larutan basa pH 8,6 menjadi merah

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat basa

7. Larutan G (Jeruk)
Berdasarkan data hasil praktikum Larutan G (Jeruk) bersifat asam karena
menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit

Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai literatur, Larutan G (Jeruk) bersifat
asam, Hal ini karena jeruk memiliki kandungan Asam Sitrat (C6H8O7) yang
menjadikan pH jeruk menjadi asam.

Kesimpulan :

Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan G (Jeruk) bersifat asam.
C. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR UNIVERSAL

1. Larutan A (Kalium Iodida)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan A (Kalium Iodida) bersifat netral
karena indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH netral

(pH = 7).

Berdasarkan kajian teori, larutan A (Kalium Iodida) bersifat netral.

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori sama, maka larutan A
(Kalium Iodida) bersifat netral

2. Larutan B (Kalium Hidroksida / KOH)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan B (Kalium Hidroksida) bersifat
basa karena indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH
basa

(pH = 13).

Berdasarkan hasil kajian teori, Larutan B (Kalium Hidroksida) bersifat basa.

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan B (Kalium Hidroksida) bersifat basa.

3. Larutan C (Tembaga (II) Sufat / CuSO4)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan C (Tembaga (II) Sulfat) bersifat
asam karena indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH
asam (pH = 2)

Berdasarkan hasil kajian teori, larutan C (Tembaga (II) Sulfat) bersifat asam.

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan C (Tembaga (II) Sulfat) bersifat asam.

4. Larutan D (Hidrogen Klorida / HCl)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan D (Hidrogen Klorida) bersifat
asam karena indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH
asam

(pH = 2)

Berdasarkan hasil kajian teori, larutan D (Hidrogen Klorida) bersifat asam.

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan D (Hidrogen Klorida / HCl) bersifat asam.

5. Larutan E (Air / H2O)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan E (Air) bersifat netral karena
indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH netral (pH = 7)

Berdasarkan hasil kajian teori, larutan E (Air) bersifat netral

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan E (Air) bersifat netral.

6. Larutan F (Natrium Hidroksida / NaOH)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan F (Natrium Klorida) bersifat basa
karena indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH basa

(pH = 13)

Berdasarkan hasil kajian teori, larutan F (Natrium Klorida) bersifat basa.

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan F (Natrium Klorida) bersifat basa.

7. Larutan G (Perasan Jeruk)


Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan G (Perasan Jeruk) bersifat asam
karena indikator universal menunjukkan warna yang mengarah pada pH asam

(pH = 4)
Berdasarkan hasil kajian teori, larutan G (Perasan Jeruk) bersifat asam.

Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan G (Perasan Jeruk) bersifat asam.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang kami dapatkan, dapat kami simpulkan sifat-sifat beberapa
larutan yang telah diuji sebagai berikut:

DATA HASIL PENELITIAN

KISARAN
NO. LARUTAN SIFAT LARUTAN
NILAI PH

1. KI Basa 8

2. KOH Basa Kuat 13

3. CuSO4 Asam Kuat 2

4. HCl Asam Kuat 2

5. H2O Netral 7

6. NaOH Basa Kuat 13

7. Air Jeruk Asam 4

1. Larutan Kalium Iodida (KI)

 Berdasarkan hasil praktikum kami, larutan kalium iodida bersifat basa, hal ini tidak
sama dengan sumber literatur kami yang menyatakan bahwa kalium iodida bersifat

netral. KI  K⁺ + I⁻ (AK+BK) merupakan campuran dari asam kuat dan basa


kuat, K merupakan asam kuat dan I merupakan basa kuat. Sehingga anion dan
kationnya tidak akan terhidrolisis yang menyebabkan garam tersebut akan bersifat
netral.

2. Larutan Kalium Hidroksida (KOH)

 Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Kalium Hidroksida bersifat basa,
hasil praktikum kami sama dengan kajian teori yang kami gunakan.
3. Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)

 Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Tembaga (II) Sulfat bersifat asam
karena indikator universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah
pada pH asam

4. Larutan Asam Klorida (HCl)

 Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Hidrogen Klorida bersifat asam
karena indikator universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah
pada pH asam

5. Larutan Air (H2O)

 Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Air bersifat netral karena indikator
universal dan kerts lakmus menunjukkan hasil yang mengarah pada pH netral

6. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)

 Berdasarkan data hasil praktikum kami, Natrium Klorida bersifat basa karena
indikator universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah pada pH
basa

7. Larutan Air Jeruk

 Berdasarkan data hasil praktikum kami, Air Jeruk bersifat asam karena indikator
universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah pada pH asam

VIII. PERTANYAAN

1. Sebutkan 10 contoh larutan yang bersifat asam dan basa dalam kehidupan sehari-
hari!
Jawab :
 Asam : Cuka, jeruk, pupuk, detergen, apel, keju, bahan pengawet, anggur,
peledak, aki
 Basa : Deodoran, sabun, soda kue, pembersih lantai, pasta gigi, obat maag, susu
magnesia, baterai alkalin, sampo, plester

2. Jelaskan pengertian asam dan basa ditinjau dari percobaan 1 (Kertas lakmus)
Jawab :
 Asam adalah sebuah larutan yang dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi
merah dan lakmus merah tetap merah.
 Basa adalah sebuah larutan yang dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru dan lakmus biru tetap biru.

3. Berdasarkan percobaan II (Indikator Universal), maka larutan asam mempunyai pH=


… dan basa mempunyai pH= …
Jawab: larutan Asam mempunyai pH= <7 dan larutan basa mempunyai pH= >7

4. Jelaskan pengertian asam dan basa menurut :


Jawab :
A. Teori Arrhenius
 Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan kedalam air, akan menghasilkan ion
hidronium (H⁺).
 Basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) dapat menghasilkan ion
(OH⁻).
B. Teori Bronsted Lowry
 Asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai donor proton
(pemberi proton atau H⁺) kepada suatu spesi yang lain.
 Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak menjadi akseptor proton
(penerima proton atau H⁺)
C. Teori Lewis
 Asam adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari
senyawa lain atau akseptor pasangan elektron.
 Basa adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada
senyawa lain atau donor pasangan elektron.

5. Tuliskan reaksi ionisasi larutan elektrolit berikut ini :


Jawab :
a. H₂C₂O₄ → 2H⁺ + C₂O₄²⁻
b. HCOOH → HCOO⁻ + H⁺
c. H₂Cr₂O₇ → 2H⁺ + Cr₂O₇²⁻
d. Fe(OH)₃ → Fe³⁺ + 3OH⁻
e. Mn(OH)₄ → Mn⁴⁺ + 4OH⁻
f. Zn(OH)₂ → Zn²⁺ + 2OH⁻
IX. DOKUMENTASI
1. indikator kertas lakmus merah dan biru

2. indikator universal

3. indikator alami ekstrak kunyit

4. indikator alami kulit manggis


X. DAFTAR PUSTAKA

Wiyati, Arni.2020.Modul Kimia Kelas XI KD 3.10. Surabaya : SMA Negeri 6

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/teori-asam-basa-menurut-ahli/

Mitayani, Nanik, Unggul Sudarmo. 2016. BUKU SISWA KIMIA Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : PENERBIT ERLANGGA

Anda mungkin juga menyukai