DISUSUN OLEH :
GURU PEMBIMBING :
KUSTANTIYAH, S.Pd.
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, Laporan Praktikum ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Kimia yang ditugaskan oleh ibu Kustantiyah,S.Pd di tahun ajaran 2024,
dengan judul “Mengidentifikasi Larutan Asam-Basa”
II. TUJUAN
1. Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai inditator
(kertas lakmus, etstrak kunit, indikator universal).
2. Mempertirakan pH suatu larutan yang tidat dikenal berdasarkan hasil
pengamatan trayet perubahan warna berbagai indiator asam dan basa.
3. Mengetahui contoh larutan yang bersifat asam dan basa dalam
kehidupan sehari – hari
Teori asam basa Bronsted Lowry menjelaskan rumus kimia dari pasangan asam
basa konjugasi dan hanya berbeda satu proton H+ saja. Reaksi di bawah HCl
merupakan asam karena telah memberikan proton serta NH3 serta merupakan
basa karena menerima proton. Sementara ion Cl- adalah basa konjugasi dari HCl
dan NH4+ adalah asam konjugat dari NH3.
3. Teori Lewis
Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert
Newton Lewis yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan
mengusulkan teori alternative agar lebih mudah dalam menggambarkan
senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini memiliki pandangan bahwa
asam dan basa merupakan senyawa yang memiliki struktur serta ikatan.
Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang
memiliki kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari
basa. Contoh dari beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3.
Sedangkan basa menurut Newton Lewis merupakan zat yang mampu
memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan teori asam basa Lewis,
basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah seperti NH3,
Cl–, maupuan ROH.
Kertas Lakmus
A. Alat :
1. Plat Tetes
2. Pipet Tetes
3. Pinset
4. Solasi Kecil
B. Bahan :
1. Lakmus merah dan biru
2. Larutan A ( KI : Kalium Iodida )
3. Larutan B ( KOH : Kalium Hidroksida )
4. Larutan C ( CuSO4 : Tembaga (II) sulfat )
5. Larutan D ( HCl : Asam Klorida )
6. Larutan E ( H2O : Air )
7. Larutan F (NaOH : Natrium Hidroksida )
8. Larutan G (Jeruk)
C. Prosedur Kerja :
1. Persiapkan Alat dan Bahan
2. Bersihkan terlebih dahulu Alat yang akan digunakan
3. Masukkan Kertas lakmus pada sampel dengan menggunakan pinset di plat
tetes
4. Teteskan 2-3 tetes ekstrak kunyit / kulit manggis pada setiap sampel
5. Amati perubahan warna ekstrak kunyit / kulit manggis
A. Alat :
1. Plat Tetes
2. Pipet Tetes
3. Gelas Kimia 50 mL
B. Bahan :
1. Ekstrak Kunyit/Kulit manggis
2. Larutan A ( KI : Kalium Iodida )
3. Larutan B ( KOH : Kalium Hidroksida )
4. Larutan C ( CuSO4 : Tembaga (II) sulfat )
5. Larutan D ( HCl : Asam Klorida )
6. Larutan E ( H2O : Air )
7. Larutan F (NaOH : Natrium Hidroksida )
C. Prosedur Kerja :
1. Bersihkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Masukkan sampel pada plat tetes
3. Teteskan 2-3 tetes ekstrak kunyit/kulit manggis pada setiap sampel
4. Amati perubahan warna ekstrak kunyit/kulit manggis
Indikator Universal
Berdasarkan data hasil praktikum larutan A (kalium iodida) bersifat netral karena
kertas lakmus berwarna merah tetap dan lakmus berwarna biru berubah menjadi
tetap
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan A (kalium
iodida) bersifat netral
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat netral.
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan B (kalium
hidroksida) bersifat basa kuat
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan B (kalium hidroksida) bersifat basa kuat
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan c (tembaga
ii sulfat) bersifat asam
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan C (tembaga ii sulfat) bersifat asam
4. Larutan D = asam klorida (HCL)
Berdasarkan data hasil praktikum larutan D (asam klorida) bersifat asam karena
lakmus berwarna merah tetap menjadi warna merah dan lakmus berwarna biru
berubah warna menjadi merah
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan D (asam
klorida) bersifat asam kuat
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan D (asam klorida) bersifat asam
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan E (hidrogen dioksida) bersifat netral
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , larutan F (natrium
hidroksida) bersifat basa kuat
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan F (natrium hidroksida) bersifat basa
7. Larutan G = (jeruk)
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur , berbagai sumber
literatur larutan jeruk bersifat asam
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama maka benar
larutan G (jeruk) bersifat asam
Berdasarkan data hasil praktikum larutan A (kalium iodida) bersifat netral karena
menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, larutan A (kalium
iodida) bersifat netral kunyit mengubah larutan basa pH 8,6 menjadi merah,
larutan pH 7,4 menjadi kuning, dan tetap berwarna kuning pada pH asam.
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat netral.
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, Larutan KOH
(Kalium Hidroksida) adalah basa. Ketika KOH larut dalam air, ia terurai menjadi
ion kalium (K⁺) dan ion hidroksida (OH⁻). Ion hidroksida merupakan basa kuat
karena memiliki afinitas tinggi terhadap proton (H ⁺). Oleh karena itu, larutan
KOH akan meningkatkan konsentrasi ion hidroksida dalam larutan, membuatnya
bersifat basa. Kunyit mengubah larutan basa pH 8,6 menjadi merah
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat basa.
Berdasarkan data hasil praktikum larutan C (tembaga (II) sulfat) bersifat asam
karena menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, larutan C (Tembaga
(II) Sulfat) bersifat asam. Kunyit mengubah larutan pH asam tetap berwarna
kuning pada pH asam.
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama, maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat asam.
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, Larutan D asam
klorida (HCL) bersifat asam. Kunyit mengubah larutan pH asam tetap berwarna
kuning pada pH asam.
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
Larutan D asam klorida (HCL) bersifat asam.
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai sumber literatur, Larutan H2O atau
air murni cenderung bersifat netral karena konsentrasi ion hidrogen (H+) dan ion
hidroksil (OH-) dalam air murni sangat seimbang. Ekstrak kunyit mengubah
larutan pH 7,4 menjadi kuning.
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan E (H20) bersifat netral.
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan A (kalium iodida) bersifat basa
7. Larutan G (Jeruk)
Berdasarkan data hasil praktikum Larutan G (Jeruk) bersifat asam karena
menghasilkan warna kuning saat dilarutkan dalam ekstrak kunyit
Berdasarkan hasil kajian teori dari berbagai literatur, Larutan G (Jeruk) bersifat
asam, Hal ini karena jeruk memiliki kandungan Asam Sitrat (C6H8O7) yang
menjadikan pH jeruk menjadi asam.
Kesimpulan :
Karena data hasil praktikum dan hasil kajian literatur adalah sama , maka benar
larutan G (Jeruk) bersifat asam.
C. IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN INDIKATOR UNIVERSAL
(pH = 7).
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori sama, maka larutan A
(Kalium Iodida) bersifat netral
(pH = 13).
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan B (Kalium Hidroksida) bersifat basa.
Berdasarkan hasil kajian teori, larutan C (Tembaga (II) Sulfat) bersifat asam.
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan C (Tembaga (II) Sulfat) bersifat asam.
(pH = 2)
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan D (Hidrogen Klorida / HCl) bersifat asam.
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan E (Air) bersifat netral.
(pH = 13)
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan F (Natrium Klorida) bersifat basa.
(pH = 4)
Berdasarkan hasil kajian teori, larutan G (Perasan Jeruk) bersifat asam.
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil praktikum dan hasil kajian teori adalah sama, maka
larutan G (Perasan Jeruk) bersifat asam.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kami dapatkan, dapat kami simpulkan sifat-sifat beberapa
larutan yang telah diuji sebagai berikut:
KISARAN
NO. LARUTAN SIFAT LARUTAN
NILAI PH
1. KI Basa 8
5. H2O Netral 7
Berdasarkan hasil praktikum kami, larutan kalium iodida bersifat basa, hal ini tidak
sama dengan sumber literatur kami yang menyatakan bahwa kalium iodida bersifat
Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Kalium Hidroksida bersifat basa,
hasil praktikum kami sama dengan kajian teori yang kami gunakan.
3. Larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4)
Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Tembaga (II) Sulfat bersifat asam
karena indikator universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah
pada pH asam
Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Hidrogen Klorida bersifat asam
karena indikator universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah
pada pH asam
Berdasarkan data hasil praktikum kami, larutan Air bersifat netral karena indikator
universal dan kerts lakmus menunjukkan hasil yang mengarah pada pH netral
Berdasarkan data hasil praktikum kami, Natrium Klorida bersifat basa karena
indikator universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah pada pH
basa
Berdasarkan data hasil praktikum kami, Air Jeruk bersifat asam karena indikator
universal dan kertas lakmus menunjukkan hasil yang mengarah pada pH asam
VIII. PERTANYAAN
1. Sebutkan 10 contoh larutan yang bersifat asam dan basa dalam kehidupan sehari-
hari!
Jawab :
Asam : Cuka, jeruk, pupuk, detergen, apel, keju, bahan pengawet, anggur,
peledak, aki
Basa : Deodoran, sabun, soda kue, pembersih lantai, pasta gigi, obat maag, susu
magnesia, baterai alkalin, sampo, plester
2. Jelaskan pengertian asam dan basa ditinjau dari percobaan 1 (Kertas lakmus)
Jawab :
Asam adalah sebuah larutan yang dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi
merah dan lakmus merah tetap merah.
Basa adalah sebuah larutan yang dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru dan lakmus biru tetap biru.
2. indikator universal
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/teori-asam-basa-menurut-ahli/
Mitayani, Nanik, Unggul Sudarmo. 2016. BUKU SISWA KIMIA Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : PENERBIT ERLANGGA