Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KIMIA “ASAM BASA”

OLEH :

RISKI SURYA DEPA SARAGIH

XII MIPA 1

Guru Pembimbing : Anita M.Pd31

SMA N 3 SIAK HULU


TP.2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “ASAM BASA” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran kimia.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Anita, selaku guru bidang bidang studi kimia yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat berguna bagi para pembaca.

Pekanbaru, 11 Februari 2022

RISKI SURYA DEPA S.


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..

II. Rumusan Masalah………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Asam Basa…………………………………………………………………

B. Indikator Alam……………………………………………………………………

C. Indikator Sintetis………………………………………………………………….

D. Pratikum…………………………………………………………………………..

E. Dokumentasi Foto………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….

B. Saran………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAH


Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Sifat
asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur nilai pH
nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa
mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.

Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk


mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa.

larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa dan
bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga kita bisa
menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam
atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang
akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan
berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa.

Proses identifikasi asam-basa pada suatu larutan diperlukan zat atau senyawa
kimia pengikat asam-basa. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap
buah bit, kelopak bunga sepatu dan beberapa jenis bunga berwarna lainnya, maka
ditemukan zat atau senyawa kimia yaitu antosianin yang dapat mengidentifikasi
asam maupun basa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
antosianin alami ternyata cenderung 2 berasal dari pigmen warna merah dan biru-
ungu pada suatu tanaman,
II. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan tentang teori asam dan basa?
2. Apa yang terjadi pada indikator alam yang digunakan untuk menguji asam dan
basa?
3. Apa yang terjadi dengan indikator sintetis yang digunakan untuk menguji asam
dan basa?
4. Bagaimana hasil pratikum asam dan basa menggunakan indikator alam dan
sintetis?
BAB II

ISI

A. TEORI ASAM BASA

Asam dan basa adalah dua golongan zat kimia yang sangat umum ditemukan di sekitar kita.
Sebagai contoh, cuka, asam sitrun, dan asam dalam lambung tergolong asam, sedangkan kapur
sirih dan soda api tergolong basa. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda. Pada
mulanya, asam dan basa dibedakan berdasarkan rasanya, di mana asam terasa masam sedangkan
basa terasa pahit dan licin seperti sabun.

Namun, secara umum zat-zat asam maupun basa bersifat korosif dan beracun — khususnya
dalam bentuk larutan dengan kadar tinggi — sehingga sangat berbahaya jika diuji sifatnya
dengan metode merasakannya.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembedaan asam dan basa pun dapat
dilakukan dengan menggunakan indikator seperti kertas lakmus dan indikator universal ataupun
instrumen pH meter. Larutan asam akan memerahkan kertas lakmus biru, sedangkan larutan basa
akan membirukan kertas lakmus merah. Pada pengujian zat dengan pH meter, larutan asam akan
menunjukkan pH lebih kecil dari 7, sedangkan larutan basa akan menunjukkan pH lebih besar
dari 7. Larutant dengan pH sama dengan 7 disebut netral.
 Teori Asam Basa Arrhenius

Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius. Menurut
Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:

o asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
o basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−.
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius, sebagaimana HCl
dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4) yang
bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun memiliki
atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan
senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep
asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.

 Teori Asam Basa Brønsted–Lowry

Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan
definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta
bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya. Proses
transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai
penerima/akseptor proton. Jadi, menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,
o asam adalah donor proton.
o basa adalah akseptor proton.
Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl ketika dilarutkan dalam air,
HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai basa.
HCl(aq) + H2O(l) → Cl−(aq) + H3O+(aq)

HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada H2O. H2O menerima
proton dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan
H+ sehingga terbentuk ion hidronium (H3O+).
Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa dan
H2O sebagai asam.
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom N
untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion
OH− setelah memberikan proton (H+) kepada NH3.

Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa (1) asam Brønsted–Lowry harus mempunyai atom
hidrogen yang dapat terlepas sebagai ion H+; dan (2) basa Brønsted–Lowry harus mempunyai
pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan ion H+.

Kelebihan definisi oleh Brønsted–Lowry dibanding definisi oleh Arrhenius adalah dapat
menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa dalam fase gas, padat, cair, larutan dengan pelarut selain
air, ataupun campuran heterogen. Sebagai contoh, reaksi antara gas NH3 (basa) dan gas HCl
(asam) membentuk asap NH4Cl.

NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)


Beberapa zat dapat bertindak sebagai asam, namun juga dapat sebagai basa pada reaksi yang
lain, misalnya H2O, HCO3−, dan H2PO4−. Zat demikian disebut amfiprotik. Suatu zat amfiprotik
(misalnya H2O) akan bertindak sebagai asam bila direaksikan dengan zat yang lebih basa darinya
(misalnya NH3) dan bertindak sebagai basa bila direaksikan dengan zat yang lebih asam darinya
(misalnya HCl).
 Teori Asam Basa Lewis

Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua
teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur
dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,

o asam adalah akseptor pasangan elektron.


o basa adalah donor pasangan elektron.

Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron tidak
hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga dapat
berperan sebagai asam.
Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai
asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan elektron kepada
BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.

Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa lain
dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.
Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2 dan SO2) dengan oksida basa
(misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−,
[Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.
B. INDIKATOR ALAM

 Indikator Alami Asam Basa

Sesuai dengan namanya indikator ini terdapat di alam. Bahkan pada beberapa bahan yang
terdapat di sekitar lingkungan. Sehingga akan lebih mudah membuatnya atau memanfaatkannya.
Terlebih untuk dapat mengekstrak bahan alami tersebut.

Seperti halnya dengan indikator buatan. Maka indikator alami juga mengubah warna larutan
yang meneteskannya. Dengan beberapa contohnya bahan alami yang bisa digunakan. Untuk
melakukan pengujian keasaman atau kebasaan larutan.

Tumbuh-tumbuhan atau jenis tanaman dapat menjadikannya sebagai sebagai indikator alami.
Seperti halnya umbi bit, kulit manggis, bunga sepatu, dan juga kunyit.

Syarat dapat atau tidaknya suatu tanaman yang menjadikan sebagai indikator alami asam basa.
Dengan terjadinya perubahan warna. Apabila mengekstraknya dengan tetesan pada larutan asam
maupun basa.

Tak sedikit tumbuhan yang mempunyai kandungan zat kimia. Zat tersebut berasal dari famili
antosianin dengan warna yang alami. Memiliki warna merah pada larutan asam, sedangkan biru
pada larutan basa.

Untuk membentuk indikator pH mentah merupakan pengantar kimia demonstrasi yang populer.
Ekstrak beberapa bahan tersebut dapat memberikan warna yang berlainan. Apabila pada larutan
asam maupun larutan basa

.
 Contoh Indikator Alami

Sebagai contoh indikator alami asam basa dengan menggunakan kulit manggis. Pada warna kulit
manggis dalam kondisi netral adalah ungu. Kemudian membagi ekstrak kulit manggis menjadi
dua. Masing-masing mendapatkan tetesan dari larutan asam dan larutan basa.

Pada larutan asam, nantinya akan ada perubahan dari warna ungu menjadi sedikit kemerah-
merahan. Sementara pada larutan basa akan terjadi perubahan warnanya dari ungu menjadi biru
kehitaman. Sehingga pada penggunaan ekstrak kulit manggis juga sebagai indikator alami.

 Pembuatan Indikator Alami

Pembuatan indikator alami asam basa dapat dilakukan dengan mudah. Secara umum
pembuatannya dengan menggunakan beberapa ekstrak bahan alami. Kemudian
mencampurkannya dalam air.

Sehingga akan dapat membentuk larutan. Berikut ini ada beberapa bahan yang dapat menjadikan
sebagai indikator alami.

Dengan mengambil beberapa helai bunga sepatu. Beberapa helai mahkota bunga sepatu yang
dengan warna merah. Menumbuk dalam lumpang dengan sedikit air. Kemudian saring ekstrak
mahkota bunga merah tersebut.

Ambil umbi bit secukupnya dan menghaluskannya. dan saringlah.

Kunyit yang telah dibersihkan dan memarutnya atau menghaluskannya. Saring ekstrak atau
parutan kunyit.

Indikator alami asam basa yang terdapat di lingkungan sekitar. Sehingga akan lebih mudah
membuatnya atau memanfaatkannya.
C. INDIKATOR SINTETIS ATAU BUATAN

1. Indikator kertas

Indikator kertas terdapat dua macam, yaitu berbentuk stik dan kertas lakmus. Kertas
lakmus adalah kertas berwarna merah dan biru. Sebuah larutan akan mengubah kertas lakmus
menjadi berwarna merah jika bersifat asam. Sebaliknya, larutan bersifat basa akan menjadikan
kertas lakmus berwarna biru.

Indikator kertas berikutnya adalah kertas berbentuk stik dengan kotak-kotak yang bisa
membantu menentukan pH secara rinci. Indikator ini disebut juga indikator universal. Cara
menggunakannya cukup mudah, yaitu dengan mencelupkan kertas pada larutan yang diuji,
kemudian dibandingkan dengan parameter pada kotak. Baca juga: 5 Obat Herbal untuk Asam
Lambung Naik

2. Indikator larutan

Contoh indikator larutan adalah fenolftalein, metil merah, dan bromtimol biru. Ketiganya
akan menunjukkan warna khusus ketika dicampur dengan larutan bersifat asam atau basa.
Fenolftalein akan menunjukkan perubahan menjadi warna merah pada larutan basa. Sedangkan
pada larutan asam dan netral, larutan akan tetap berwarna bening. Metil merah akan
menunjukkan perubahan menjadi warna merah pada larutan asam. Jika larutan bersifat basa atau
netral, maka larutan akan berwarna kuning.
D. PRAKTIKUM

Praktikum Asam Basa menggunakan indikator alam dan indikator sintetis

(lakmus merah dan lakmus biru)

Indikator asam basa adalah zat-zat warna yang dapat memperlihatkan wa31rna berbeda
dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Beberapa jenis bunga
dengan warna menyolok dapat dijadikan sebagai indikator asam basa.

Tujuan :

Untuk mengetahui dan memahami zat asam dan basa yang terkandung dengan menggunakan
indikator alam, lakmus merah dan lakmus biru.

Alat dan Bahan :

1. Bunga Kembang Sepatu


2. Bunga Mawar Merah
3. Umbi Bit
4. Kunyit
5. Kulit Manggis
6. Lakmus Merah dan Lakmus Biru
7. Deterjen
8. Larutan Cuka
9. Jeruk Nipis
10. Kapur Sirih
11. Gula
12. Garam
13. Cup 15 Buah
14. Penyaring
15. Ulekan
16. Sendok
17. Air
Langkah Kerja :

Giling beberapa helai bunga kembang sepatu berwarna merah dengan kira-kira 5 ml air
murni dalam ulekan dan saring.
Tempatkan kira-kira 1 ml air bunga ini masing-masing ke dalam 2 cup yang berbeda.
Ke dalam cup yang pertama tambahkan larutan cuka.
Ke dalam cup yang kedua tambahkan larutan deterjen.
Ke dalam cup yang ketiga tambahkan larutan jeruk nipis.
Ke dalam cup yang keempat tambahkan air kapur sirih.
Ke dalam cup yang kelima tambahkan larutan gula.
Ke dalam cup yang keenam tambahkan larutan garam.
Campurkan, amati perubahan warna dan catat hasilnya.
Lakukan cara yang sama dengan bahan-bahan lainnya (Bunga Mawar Merah, Umbi Bit,
Kunyit, dan Kulit Manggis).
Uji larutan yang di dapat masing-masing siswa dengan kertas lakmus merah dan lakmus
biru.

Tabel Hasil Praktikum Asam Basa Menggunakan Indikator Alami dan Sintetis

Kemban
No. Bahan g Sepatu Mawar Umbi Warna Kulit Lakmus Lakmus Sifat pH
yang di Merah Bit Kunyit Manggis Merah Biru Larutan
Uji

1. Larutan Tetap Sedikit Merah Kuning Coklat - - Asam <7


Cuka Pink Muda Jingga Keruh

2. Merah Orange Coklat


Tetap
Deterjen Tetap Ke ungu Kecoklat (K31eruh - - Bas31a >7
ungu an an )
3. Jeruk Tetap Tetap Merah Jingga Coklat - - Asam <7
Nipis Muda Pucat

4. Kapur Tetap Coklat Kuning Coklat Coklat - - Basa >7


Sirih Muda Pucat pudar

5. Gula Tetap Tetap Merah Jingga Tetap - 31- Netral =7


Keungu
an

Merah
Tetap
6. Garam Tetap Tetap Keungu Jingga Merah Biru Netral =7
an

Pertanyaan :

1. Berdasarkan hasil percobaan mu, ekstrak bahan alami manakah yang paling baik digunakan
sebagai Indikator Asam Basa? Jelaskan jawabanmu berdasarkan data-data yang kamu dapatkan
dalam percobaan!

Jawaban : Jawaban menurut saya bahan yang paling baik digunakan sebagai indikator asam basa
adalah semua bahan alami yang digunakan untuk praktikum kali ini. Karena menurut indikator
alamnya perubahan warna terlihat jelas pada pelaksanaan praktikum tadi. Sehingga kita dapat
membedakan mana larutan yang asam maupun larutan yang basa.

Jadi, semua indikator yang dipakai untuk pratikum kali ini baik sebagai indikator asam basa
karena warna yang ditunjukka oleh seluruh bahan alami tadi sangat mencolok serta berbeda di
asam basa-nya dan dapat berubah pada larutan asam dan basa.

2. Isilah Tabel berikut ini!


Ekstrak Tanaman Warna Asli Perubahan Warna Perubahan Warna
dalam Larutan Asam Dalam Larutan Basa

Bunga Kembang Merah  Cuka : Tetap  Deterjen :


Sepatu  Jeruk nipis : Tetap
Tetap  Kapur Sirih :
Tetap

 Cuka : Sedikit  Deterjen :


Pink Tetap
Bunga Mawar Merah Merah  Jeruk Nipis :  Kapur Sirih :
Tetap Cokalt Muda

 Cuka : Merah  Deterjen :


Umbi Bit Merah Keunguan Muda Merah Keungu
 Jeruk Nipis :  Kapur Sirih :
Merah Muda Kuning Pucat

 Cuka : Kuning  Deterjen :


Kunyit Jingga Jingga Orange
 Jeruk Nipis : Kecoklatan
31Jingga  Kapur Sirih :
Coklat

 Cuka : Coklat  Deterjen :


Kulit Manggis Merah Keunguan Keruh Coklat Keruh
 Jeruk Nipis :  Kapur Sirih :
Coklat Pucat Coklat Pudar
Tidak ada Karena Tidak ada karena
Lakmus Merah Merah dilarutkan dalam dilarutkan dalam
larutan yang bersifat larutan yang bersifat
netral dan warnanya netral dan warnya
tetap tetap

Tidak ada karena Tidak ada karena


Lakmus Biru Biru dilarutkan dalam dilarutkan dalam
larutan yang bersifat larutan yang bersifat
netral dan warnanya netral dan warnanya
tetap tetap

E. DOKUMENTASI FOTO

Foto 1 : Alat dan Bahan


Foto 2 : Pratikum

a. Ekstrak Bahan Alami

Foto 3 : Hasil Pencampuran


31
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
indikator pembeda asam basa yang baik adalah zat warna yang dapat memberikan perubahan
warna yang signifikan.

1. Suatu larutan dapat diketahui sifatnya dengan menggunakan indikator alam yaitu kunyit
dan bunga kembang sepatu. Dimana suatu larutan jika ditetesi larutan bunga kembang
sepatu jika berwarna merah menunjukkan asam dan jika berwarna hijau berarti basa,
sedangkan jika ditetesi larutan kunyit jika berwarna kuning larutan tersebut bersifat asam,
jika berwarna jingga larutan tersebut bersifat basa.
2. Selain indikator alami kita juga dapat menentukan sifat suatu larutan dengan
menggunakan kertas lakmus (indikator buatan), dimana apabila kertas lakmus merah
berubah warna biru larutan tersebut bersifat basa sedangkan  apabila kertas lakmus biru
berubah warna menjadi merah larutan tersebut bersifat asam.
3. Suatu larutan dapat diketahui pH-nya dengan menggunakan indikator universal.

Hanya tumbuhan dengan warna yang mencolok yang dapat dijadikan sebagai indikator
yang baik,

Untuk menentukan sifat sebuah larutan dapat dilakukan dengan percobaan kertas lakmus dengan
cara merendam kertas lakmus di larutan lalu melihat perubahan yang terjadi jika lakmus biru
menjadi warna merah maka larutan itu bersifat asam,jika lakmus biru berwarna merah maka
larutan itu bersifat basa,namun jika lakmus tidak berubah warna berarti larutan tersebut bersifat
netral.
B. SARAN

1. Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu membantu pelajar untuk menjawab
masalah-masalah dalam kimia khususnya yang menyamgkut hal yang berkaitan dengan asam
dan basa

2. Diharapkan makalh ini dapat menjelaskan tentang asam dan basa secara rinci dan juga
jelas.

3. Diharapkan kepada pembaca agar mampu memberikan saran yang memabangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik dari yang telah ada sekarang.

4.Diharapkan makalah ini dapat membantu kinerja dalam mengerjakan pratikum asam
basa.

3. Diharapkan makalah ini mampu menambah literatur di perpustakaan untuk menambah


pengetahuan pembaca khusunya pelajar.
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/rangkuman-sifat-kimia-unsur-periode-3-
proses-pembuatan-manfaat-git4

http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-
asam-basa-dari.html

http://hidayatulmayyani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-
ekstrak-bunga-sepatu-digunakan-untuk-indikator-asam-basa/

http://esdikimia.wordpress.com/2012/05/23/indikator-asam-basa/

http://bisakimia.com/2013/11/09/indikator-asam-basa/

http://www.ilmukimia.org/2013/01/teori-asam-dan-basa.html

https://www.ruangguru.com/blog/cara-menentukan-indikator-asam-
basa

https://www.harapanrakyat.com/2021/08/indikator-alami-asam-
basa/

https://www.gramedia.com/literasi/teori-asam-basa/amp/

https://amp.tirto.id/rangkuman-teori-asam-basa-menurut-arrhenius-
bronsted-lowry-lewis-giDR

Anda mungkin juga menyukai