Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA DASAR

KONSEP ASAM DAN BASA


Dosen pengampu: . Sri Rezeki Samosir, S.Si,M.Si

Disusun oleh:

FADEL MUHAMMAD NASUTION (2348201013)

PRODI FARMASI
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Asam Basa dapat
terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Kimia dasar yang
bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah
memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi mahasiswa untuk
dapat mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari


kesempurnaan, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoha makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi harapan kita semua.

Medan, 25 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................... 1

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3

A. Pengertian Asam dan Basa ............................................................ 3

B. Teori Asam Basa ........................................................................... 3

C. Reaksi-Reaksi Asam dan Basa ...................................................... 7

D. Sifat-Sifat Asam dan Basa ............................................................. 9

E. Jenis-Jenis Asam dan Basa .......................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................. 13

A. Kesimpulan ................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-buahan misalnya
lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa yaitu sabun dan deterjen.
Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa, terdapat beberapa teori asam
basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis,
dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa
asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus. Senyawa asam dapat
mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya senyawa basa dapat
mengubah lakmus merah menjadi berwarna biru. Selain itu, untuk membedakan apakah
suatu senyawa bersifat asam atau basa dapat juga menggunakan indikator
phenolphthalein. Jika setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah
menjadi merah muda atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan
basa masing-masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama lain,
misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa masam, sedangkan
senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang dapat membedakan kedua
senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain. Senyawa asam bersifat korosif
sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif, sedangkan senyawa basa dapat
melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat digunakan untuk
mencuci sisa lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan sifat
keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion logamnya. Ligan
(anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas anion, yaitu
kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik yang berasal
dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam (kation) keras dan lunak digolongkan
berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi
suatu anion dalam suatu ikatan. Penggolongan ini penting dilakukan untuk
memudahkan pemahaman mengenai pengertian dari suatu asam atau basa yang keras
dan lunak. Pemahaman sifat asam basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk
mengetahui interaksi yang terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang
bersifat ionik atau interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah

1
ini sebagai tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar mahasiswa lebih mampu
memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Kimia Anorganik II.
2. Untuk mengetahui berbagai teori asam basa.
3. Mengetahui dan memahami materi mengenai asam dan basa.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa definisi dari asam dan basa?
2. Bagaimana mengidentifikasi asam basa ?
3. Bagaimana sifat-sifat dari asam dan basa?
4. Apa sajakah jenis-jenis asam dan basa?
5. Apa sajakah teori- teori yang menjelaskan tentang asam dan basa?
6. Apakah kekurangan dan kelebihan dari berbagai teori asam basa tersebut?
7. Bagaimana reaksi dari asam dan basa?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam dan Basa


Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara
keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier
mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan
asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui
komposisi sesungguhnya dari asamasam halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus
(asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Setelah
unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam –
asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh
Lavoisier tersebut kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk
Humphry Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu
pada tahun 1884, ahli kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan
menggunakan landasan ini, mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan
pengertian asam. Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur
dengan basa, maka kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa
dihilangkan.
Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. yaitu zat yang berasa masam.
Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu
zat yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Definisi umum dari basa adalah senyawa
kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan
dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7.
Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi
basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
B. Teori Asam Basa
1. Teori Asam Basa Arrhenius (Svante August Arrhenius)
Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada larutan
berair (aqueous solution).

3
 Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan
berair.
Contoh: HCl, H2SO4, H2CO3, H3PO4,HCN, HNO3
HCl + H2O  H+ + Cl- + H2O
 Basa adalah spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.
Contoh: NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2
NH3 + H2O  NH4+ + OH-
Secara umum :
Asam + Basa Garam + Air
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan
OH-.
Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu
menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig
menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen).
Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
 Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa
pelarut.
 Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul,
belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
 Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen
dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk
larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
 Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-,
seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Asam dan basa dapat dikelompokan menjadi asam basa monovalen dan asam basa
polivalen. Asam basa monovalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa adalah
satu.
a) Asam lemah monovalen
Contohnya : asam asetat
CH3COOH  H+ + CH3COO-

4
b) Basa lemah monovalen
Contohnya : natrium hidroksida
NH4OH  NH4+ + OH-
Sedangkan asam basa polivalen yaitu senyawa yang valensi asam atau basa
adalah lebih dari satu. Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap
tahap memiliki nilai tetapan kesetimbangan sendiri.
Contohnya : Asam sulfat
H2SO4  H+ + HSO4-
HSO4-  H+ + SO42-
Pasangan asam-basa konjugasi secara singkat yaitu asam makin lemah, basa
konjugasinya makin kuat.
2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry (Bronsted dan Lowry)
Teori asam basa Brønsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
 Asam adalah spesies pemberi (donor) proton.
 Basa adalah spesies penerima (akseptor) proton.
Amfiprotik/ Amfoter: bisa bersifat asam atau basa
Contoh : H2O, NH3, HCH3COO, H2PO4-
HCl + H2O  H3O+ + Cl
Asam basa
H2O + NH3  NH4+ + OH-
Asam basa
Reaksi asam basa akan menyebabkan reaksi perpindahan proton dari asam ke
basa dan membentuk asam dan basa konjugasi.
 Asam kuat: basa konjugasi lemah
 Basa kuat: asam konjugasi lemah
HCl + H2O  H3O+ + Cl-
Asam1 basa1 asam2 basa2
Asam konjugasi memiliki atom H lebih banyak daripada basa konjugasinya
sedangkan basa konjugasi memiliki muatan negatif lebih banyak daripada asam
konjugasinya. Semua asam basa Arrhenius adalah asam basa bronsted lowry
H2PO4-  HPO42-
asam konjugasi basa konjugasi
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai
reaksi asam basa, yaitu:
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)

5
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam
maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan
berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat
lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
Asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
1. Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
pindah dari asam tersebut.
2. Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan
perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan
konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa
konjugat.
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32– dan
H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan
keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
Asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air
adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan
ion hidroksida adalah contoh reaksi zat amfoter.
H2O + H2O → OH– + H3O+
Asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
Adapun kelebihan teori asam dan basa Bronsted – Lowry yaitu konsep yang telah
disampaikan Bronsted dan Lowry mengenai Teori Asam Basa tidak terbatas hanya
pada pelarut air saja, namun konsepnya dapat dengan jelas menjelaskan dan
menerjemahkan mengenai reaksi asam dan basa dalam pelarut air, bahkan mengenai
reaksi tanpa pelarut.
Contoh : Reaksi antara asam klorida, HCl, dengan amonia, NH3 dengan
menggunakan pelarut benzena. Reaksinya seperti ini :
HCl (benzena) + NH3 (benzena) -> NH4Cl(s)

6
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Bronsted – Lowry yaitu teori Bronsted-
Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan suatu reaksi
asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari yang bersifat asam
ke yang bersifat basa.
3. Teori Asam Basa Lewis (Lewis)
Teori asam basa Lewis didasarkan pada transfer pasangan elektron.
 Asam adalah spesies penerima (akseptor) pasangan elektron.
Contohnya : H+, kation logam (Fe3+, Al3+)
 Basa adalah spesies pemberi (donor) pasangan elektron.
Contohnya : OH-, atom dan ion dari golongan V - VII (F-,Cl-)
Reaksi asam basa merupakan pemakaian bersama pasangan elektron (contohnya :
pada ikatan kovalen koordinasi) dan semua asam basa Arrhenius adalah asam basa
Lewis
Adapun kelebihan teori asam dan basa Lewis yaitu:
 Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa
dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak mempunyai pelarut.
 Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa
dan asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau pasangan elektron bebas.
Contoh terdapat pada proses pembentukan senyawa komplek.
 Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu
senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan RNA
didalamnya mengandung atom N, nitrogen, dimana memiliki PEB atau
pasangan elektron bebas
Sedangkan kekurangan teori basa dan asam Lewis yaitu teori Lewis memiliki
kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion atau
oktet.

C. Reaksi- Reaksi Asam dan Basa


larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi penetralan, yaitu
reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang menghasilkan garam dan
air.
Contoh :

7
Asam + Basa Garam + Air
HnA + B(OH)m BnAm + H2O
1. Reaksi Oksidasi Asam dan Oksidasi Basa
Oksida asam adalah oksidasi bukan logam yang saat bereaksi dengan air
membentuk asam.
CO2 + H2O H2CO3

SO2 + H2O H2SO3

SO3 + H2O H2SO4

N2O5 + H2O 2 HNO3

P2O5 + H2O 2 H3PO4

Oksidasi asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O

Oksidasi basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan
menghasilkan basa:
Na2O + H2O ---> 2 NaOH

K2O + H2O ---> 2 KOH

Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air
Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O

Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O


2. Reaksi yang menghasilkan Endapan
Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak....ada dua cara.
Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung nilai perbandingan
Ksp dengan Qsp nya), contoh :
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)
Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap tidak
diuraikan).
Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

8
Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)
Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)
3. Reaksi yang Menghasilkan Gas
a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g)

Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi segera terurai
menjadi H2O(l) dan CO2(g).
b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)

Reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera terurai


menjadi H2O(l) dan NH3(g)
c. Reaksi yang menghasilkan gas H2S
FeS(s) + H2SO4 ---> FeSO4 + H2S
4. Reaksi Logam dengan Asam Kuat
Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas Hidrogen

Ca(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(g)

Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)


D. Sifat- Sifat Asam dan Basa
Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat atau senyawa berupa
asam atau basa yaitu:
1. Sifat Asam
Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda plus (+)
disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai berikut:
- Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah)
- Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit (terutama
jika asam pekat)
- Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula
merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain,

9
kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi (pengalaman pribadi, kalian mau
coba? Dio kayanya semangat nih)
- Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik
(dapat menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion)
- Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7
- Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah
2. Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda
minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara umum,
Basa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
2. Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah)
3. Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
4. Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit)
5. Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
6. Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
7. Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
8. Dapat mengemulsi minyak
E. Jenis- Jenis Asam dan Basa
1 Jenis- Jenis Asam
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.
a. Asam Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan
Contoh asam Kuat:
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam klorida (HCl)
- Asam nitrat (HNO3)
- Asam bromida (HBr)
- Asam iodida (HI)
- Asam klorat (HClO4)

10
b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan
dalam air.
Contoh asam lemah:
- Asam askorbat
- Asam karbonat
- Asam sitrat
- Asam etanoat
- Asam laktat

2 Jenis- Jenis Basa


Seperti halnya asam, basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu Basa Kuat dan Basa
Lemah
a. Basa Kuat yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsure
pembentuk basa tersebut.
- Contoh basa kuat:
- Litium hidroksida (LiOH)
- Natrium hidroksida (NaOH)
- Kalium hidroksida (KOH)
- Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
- Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
- Rubidium hidroksida (RbOH)
- Barium hidroksida (Ba(OH)2)
- Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
b. Basa Lemah yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam
larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas
ammonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air
untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99%
amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang

11
menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam
larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya
konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa
lemahnya (seperti halnya basa kuat).
Berikut ini contoh basa lemah :
- gas amoniak (NH3)
- besi hidroksida (Fe(OH)2)
- Hydroksilamine (NH2OH)
- Aluminium hidroksida (Al(OH)3

12
BAB III

PENUTUP

1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dalam makalah ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan
basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
2. Menurut Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menyediakan proton dan basa
penerima proton.
3. Menurut Lewis asam sebagai akseptor pasangan elektron, dan suatu basa sebagai
donor pasangan tersebut.
4. Asam adalah zat yang berasa asam dengan pH dibawah tujuh sedangkan basa adalah
zat yang bersifat kaustik dengan pH diatas tujuh dan senyawa yang menyerap ion
hydronium ketika dilarutkan dalam air.
5. Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat
lemah di dalam reaksi asam – basa, sedangkan basa lemah adalah larutan basa tidak
berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.
6. Prinsip HSAB menggolongkan asam basa menjadi asam basa keras dan lunak.
7. Asam basa keras dan lunak dapar berinteraksi satu sama lain, namun asam keras
akan cenderung berinteraksi dengan basa keras dan asam lunak juga akan cenderung
berinteraksi dengan basa lunak

13
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry. New York.
HarperCollins College Publisher.

Petrucci, Ralph. H.1985. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2013. Materi Kimia Kelas X Asam Basa. http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/asam-basa/

Anonim. 2013.http://santrinitas.wordpress.com.

14

Anda mungkin juga menyukai