Anda di halaman 1dari 22

DISUSUN OLEH:

1. NADIYA PUSPITA SARI


2. MAHIRA RANA TSABITA
3. DEA PUTRI AMANDA
4. CINDY ZASKIA KIRANA
5. PUSPA TRIWARNA
6. SEKAR MUTIARA RAMADHANI
7. SARI DEWI SYAFIRA

GURU PEMBIMBING:

IBU JUWARSIH , S.PD

KELAS: XI MIPA 2

TAHUN AJARAN 2020/2021


SMA UNGGUL NEGERI 4 PALEMBANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asam dan Basa” . Tujuan dibuatnya
makalah ini adalah untuk menambah wawasan akan asam dan basa beserta indikator-indikatornya.
Dalam pelaksanaan makalah, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak hingga
terselesainya makalah ini. Kemudian rasa hormat dan hati yang tulus penulis ucapkan terima kasih kepada
ibu guru pembimbing pelajaran Kimia dan teman-teman kelompok 1.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan, baik mengenal isi maupun cara penulisan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun.
Akhir kita penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga segala bantuan serta bimbingan yang penulis dapatkan selama ini mendapatkan rahmat dari
Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin.

Palembang, Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DEPAN ........................................................................................1


KATA PENGANTAR ...................................................................................................2
DAFTAR ISI ................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..4


1.2 Tujuan………………………………………………………………………4
1.3 Manfaat…………………………………………………………………….4

BAB 2 TIN JAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Asam dan Basa........................................................................5
2.2 Sifat Asam dan Basa........................................................................7
2.3 Klasifikasi Asam dan Basa..............................................................8
2.4 Perbedaab Asam, Basa, dan Netral.................................................9
2.5 Indikator-Indikator Asam Basa........................................................10
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Percobaan Asam dan Basa...........................................................16
3.2 Pembahsan Percobaan..................................................................18
3.2 Foto Percobaan..............................................................................18

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 20
4.2 Saran ...................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 22

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang
               Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita
senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian
besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa.
Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.
               Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat
ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan
mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
               Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam
berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa
lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti
makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga  (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
               Dari hal itulah, penyusun membuat makalah ini dengan judul “Larutan Asam dan
Larutan Basa”.Alasan lainnya adalah agar sesuai dengan tema yang diberikan oleh pembimbing,
yaitu asam dan basa.

1.2        Tujuan Penulisan


               Untuk mengetahui tentang kimia Asam basa,mulai dari teori-teori asam basa menurut
berbagai pakar-pakar kimia,mengetahui derajat keasaman(pH) dengan menggunakan lakmus
juga indicator pH, dan lain-lain yang menyangkut tentang asam dan basa.

1.3        Manfaat Penulisan


Agar pembaca makalah ini dapat mengetahui apa itu asam basa dan bagaimana kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari sehingga diaplikasikan dalam kehidupan seperti dalam dunia kerja.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI ASAM BASA

Teori Asam Basa Arrhenius


Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante August Arrhenius. Menurut
Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:

 asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
 basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−.

Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius, sebagaimana HCl
dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4) yang
bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun memiliki
atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan
senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep
asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.

Teori Asam Basa Brønsted–Lowry


Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan
definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta
bahwa reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya. Proses
transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai
penerima/akseptor proton. Jadi, menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,

 asam adalah donor proton.


 basa adalah akseptor proton.

Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl ketika dilarutkan dalam air,
HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai basa.

HCl(aq) + H2O(l) → Cl−(aq) + H3O+(aq)

HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada H2O. H2O menerima
proton dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan H +
sehingga terbentuk ion hidronium (H3O+).

Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa dan
H2O sebagai asam.

5
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)

NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom N
untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion
OH− setelah memberikan proton (H+) kepada NH3.

Pelarutan asam atau basa dalam air sebagai reaksi asam–basa Brønsted–Lowry (Sumber:
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education)

Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa (1) asam Brønsted–Lowry harus mempunyai atom
hidrogen yang dapat terlepas sebagai ion H+; dan (2) basa Brønsted–Lowry harus mempunyai
pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan ion H+.

Kelebihan definisi oleh Brønsted–Lowry dibanding definisi oleh Arrhenius adalah dapat
menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa dalam fase gas, padat, cair, larutan dengan pelarut selain
air, ataupun campuran heterogen. Sebagai contoh, reaksi antara gas NH3 (basa) dan gas HCl
(asam) membentuk asap NH4Cl.

NH3(g) + HCl(g) → NH4Cl(s)

Beberapa zat dapat bertindak sebagai asam, namun juga dapat sebagai basa pada reaksi yang
lain, misalnya H2O, HCO3−, dan H2PO4−. Zat demikian disebut amfiprotik. Suatu zat amfiprotik
(misalnya H2O) akan bertindak sebagai asam bila direaksikan dengan zat yang lebih basa darinya
(misalnya NH3) dan bertindak sebagai basa bila direaksikan dengan zat yang lebih asam darinya
(misalnya HCl).

Teori Asam Basa Lewis


Pada tahun 1923, G. N. Lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas dibanding kedua
teori sebelumnya dengan menekankan pada pasangan elektron yang berkaitan dengan struktur
dan ikatan. Menurut definisi asam basa Lewis,

 asam adalah akseptor pasangan elektron.


 basa adalah donor pasangan elektron.

6
Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron tidak
hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga dapat
berperan sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa,
di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan
elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.

Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa lain
dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.
Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2 dan SO2) dengan oksida basa
(misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−,
[Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.

2.2 SIFAT ASAM DAN BASA


Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari kita. Secara umum, zat–zat yang memiliki rasa masam itu mengandung asam,
misalnya asam sitrat pada jeruk, asam asetat pada cuka makanan, serta asam benzoat yang
digunakan sebagai pengawet makanan.

Kemudian, basa adalah senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya pahit seperti obat dan
sabun, kemudian ada beberapa jenis basa yang bersifat korosif (penyebab karat) dan kausatik
(merusak kulit).

Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi tidak disarankan lho ya (dilarang)
untuk mencicipi asam atau basa yang ada di laboratorium, berbahaya, nanti kamu kenapa-kenapa
lagi, soalnya kandungannya itu beda.

7
Asam dan Basa dapat dibedakan melalui indikator asam basa, yaitu alat penguji asam basa.
Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan melarutkan asam atau basa secara langsung ke
dalam air. Selain itu, larutan ini juga dapat diperoleh melalui reaksi antara senyawa oksida
dengan air.

Reaksi antara oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan asam, sedangkan reaksi
antara oksida basa dengan air menghasilkan larutan basa. Larutan basa juga dapat
dihasilkan dari reaksi antara logam reaktif dengan air.

Oksida adalah senyawa antara unsur tertentu dengan oksigen. Oksida asam adalah oksida
yang berasal dari unsur nonlogam dengan oksigen misalnya CO2, SO2, P2O5, Cl2O7 dan
sebagainya. Oksida asam jika bereaksi dengan air akan menghasilkan larutan asam.

Oksida basa adalah oksida yang berasal dari unsur logam dengan oksigen, misalnya
Na2O, CaO, Fe2O3, dan sebagainya. Oksida basa jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
larutan basa.

Di antara senyawa oksida, ada yang disebut oksida indiferen, yaitu oksida yang tidak dapat
membentuk asam maupun basa, misalnya CO dan NO. Selain itu, ada juga oksida amfoter.
Amfoter itu dapat bereaksi dengan ion asam (H+) dan ion basa (OH-). Contoh oksida amfoter
adalah Al2O3 dan ZnO.

2.3 KLASIFIKASI ASAM DAN BASA

8
Oke sekarang kita bahas tentang klasifikasi asam dan basa. Keduanya digolongkan berdasarkan
kekuatannya dan terionisasi, yang kemudian dibagi menjadi 2, di antaranya: 
 
1. Asam kuat dan basa kuat
 
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di dalam air dan
menghasilkan jumlah ion seluruhnya. 
Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4, HCIO4
 
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan
saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2
 
2. Asam lemah dan Basa lemah
 
Asam lemah adalah senyawa yang sedikit terurai saat dilarutkan di dalam air.
Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH
 
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH
 
Kemudian ada lagi nih Squad, yaitu berdasarkan bentuk ion, berikut di antaranya:

 Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif. Contohnya: SO3- 
 Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif. Contohnya: NN4+
 Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif. Contohnya: CI-, CN-
 Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif. Contohnya: Na+, Ca2+

2.4 PERBEDAAN ASAM, BASA, DAN NETRAL


No Larutan Asam Larutan Basa
Larutan Netral
1 Rasanya asam Rasanya pahit.
Rasanya
bervariasi.
2 Merubah lakmus Merubah lakmus Tidak merubah
biru menjadi merah. merah menjadi warna lakmus.
biru
3 [H+] > [OH-] [H+] < [OH-] [H+] = [OH-]

9
4 Terurai menjadi ion Terurai menjadi Terurai menjadi
H+ dan ion negative ion positif logam [H+] dan [OH-]
sisa asam dan ion OH-
5 Bersifat korosif, Bersifat Tidak bersifat
contoh: cuka, air melarutkan korosif. Contoh :
aki(H2SO4), HCI, kulit(kaudtik). NaCl, alcohol,
HNO3 Contoh : air sabun, urea
air kapur, dan air
abu.

2.5 INDIKATOR ASAM DAN BASA


indikator asam basa. Indikator itu merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa bereaksi
dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita jadi bisa mengetahui suatu zat bersifat asam atau
basa. Nah indikator sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu indikator alami, indikator
universal, dan yang paling umum digunakan adalah kertas lakmus dan pH meter. Biar lebih
jelas lagi, yuk baca penjelasannya di bawah ini!

1. Indikator alami
Kamu tahu apa itu indikator alami? Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat
menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun
berwarna. Nah contoh spesifiknya itu kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga
mawar, bayam merah, geranium.

Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan suatu larutan bersifat asam, basa,
atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah
larutan, kemudian lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana
larutan yang mengandung asam atau basa.

10
2. Indikator universal
Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam
indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan
warnanya. Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14.
Oke, sekarang kita lihat warna-warna yang menandakan pH larutan yang telah ditambahkan
indikator universal:

Kamu bisa lihat kan ada warna kuning, merah, hijau, juga biru. Untuk yang warna kuning sampai
merah itu menunjukkan larutan asam, kemudian warna biru sampai biru tua, begitu juga ungu itu
menunjukkan larutan basa, sedangkan warna hijau berarti menunjukkan bahwa larutan tersebut
netral.

Sekarang kita lihat komponen indikator universalnya.

11
Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan, begini penjelasannya Squad:

 Kertas

Kertas lakmus (Sumber: indonesian.alibaba.com)

Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Nah cara menggunakannya itu mudah banget. Kamu tinggal
mencelupkan sehelai kertas indicator ke dalam larutan yang akan kamu ukur pH-nya. Jika
berubah menjadi merah, berarti larutan tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut
basa.

 Larutan

12
Larutan indikator (Sumber: www.carolina.com)

Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga (Metil Orange
= MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan berwarna jingga, sedangkan pada pH
lebih dari 7, warnanya menjadi kuning. Kamu sudah tahu kan rentang pH beserta warna-
warnanya? Yap, seperti yang sudah dijelaskan pada tabel di atas.

 3. pH meter
Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik
atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau
kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan
semi-padat). Nih, gambarnya seperti di bawah ini ya Squad,

Ilustrasi pH meter saat bekerja (Sumber: genchem.rutgers.edu)

Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji. Nah kalau
kamu sudah mencelupkannya, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH
larutan. Untuk prinsip kerja utama pada pH meter, yaitu terletak pada sensor probe yang berupa
elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.

Gambar pH meter (Sumber: www.indiamart.com)

Pada ujung elektrode kaca, terdapat lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb).
Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang, yang
selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah
kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang

13
AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki
nilai potensial stabil.

Bagian-bagian dalam pH meter (Sumber: www.generasibiologi.com)

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada percobaan ini kami melakukan percobaan
dengan cara metode eksperimen. Menggunakan
indikator alami dan buatan.
a)Tujuan Percobaan
 Untuk mengetahui Ph tumbuhan dan larutan
 Dapat membedakan Asam, Basa, dan Netral
dari indikator alami dan indikator buatan.
 Mengetahui cara membuat indikator alami
dengan menggunakan bahan sekitar

15
3.1 PERCOBAAN ASAM BASA
Kami melakukan percobaan Asam dan Basa yaitu sebagai berikut:

a. Alat dan Bahan:


1. Gelas ukur
2. Lumpang porselen
3. Wadah
4. Kertas bulat
5. Kertas lakmus biru dan merah
6. Bunga sepatu
7. Bunga mawar
8. Bunga bougenville
9. Bunga terompet
10. Kunyit
11. Daun pandan
12. Daun Mesuji
13. Air jeruk
14. Air abu
15. Air hujan
16. Air sabun
17. Cuka
18. Air suling
19. Air kapur
20. Coca cola
21. Alcohol 70%
b. INDIKATOR ASAM BASA
Pada percobaan pertama kami menggunakan kertas lakmus biru dan merah untuk mengetahui
larutan bersifat Asam, Basa,atau Netral, yaitu seperti berikut:

Larutan/bahan yang Sifat LM LB


diuji
Air jeruk Asam Merah Merah
Air Abu Netral Merah Biru
Air Hujan Netral Merah Biru
Air Sabun Basa Biru Biru
Cuka Asam Merah Merah
Air Suling Netral Merah Biru
Air Kapur Basa Biru Biru

16
Coca Cola Asam Merah Merah
Alkohol 70% Netral Merah Biru

c. TINGKAT KEASAMAN (Ph)

LARUTAN NILAI PH
<7 =7 >7
LARUTAN BERSIFAT 
ASAM
LARUTAN BERSIFAT 
BASA
LARUTAN BERSIFAT 
NETRAL
d. INDIKATOR Ph
1. Dengan menggunakan indikator pH, tentukanlah pH larutan/zat berikut

Larutan/bahan yang diuji pH Sifat


Asam Cuka <7 Asam
Air Kapur >7 Basa
Air Suling =7 Netral

2. Tentukanlah Ph larutan berikut , apakah lebih besar, lebih kecil, atau


sama dengan 7.

No Larutan LM LB Ph
1 Air Sabun B B >7
2 Air Jeruk M M <7
3 Alkohol 70% M B =7
4 Coca Cola M M <7
5 Air abu M B =7
6 Air hujan M B =7

17
e. INDIKATOR ASAM BASA
Pada percobaan kedua kami membuat indikator Asam dan Basa dengan menggunakan
tumbuhan-tumbuhan serta larutan cuka dan kapur. Lankah-langkahnya seperti berikut:

1. Giling beberapa helai mahkota bunga denagn kira-kira 5ml air suling dalam lumping. Tempatkan
kira-kira 1ml air bunga ini masing-masing ke dalam dua tabung reaksi. Kedalam tabung pertama
tambahkan larutan cuka, sedangkan ke dalam tabung kedua tambahkan beberapa tetes air
kapur. Guncangkan tabung. Amati perubahan warna dan catat.

HASIL PENGAMATAN

Warna Nama Bunga Warna Air Warna Air Warna Air


Bunga Bunga Bunga+ Cuka Bunga+ Air
Kapur
Merah Bunga mawar Ungu Merah muda Putih
Merah muda Bunga bougenville Merah Merah muda Putih
Ungu Bunga terompet Merah Putih Putih
kecoklatan
Merah Bunga sepatu Merah Putih Merah
kecoklatan
Kuning Kunyit Kuning Kuning Kuning
Hijau Daun Mesuji Hijau Hijau Hijau
Hijau Daun pandan Hijau Hijau Hijau

3.2 PEMBAHASAN PERCOBAAN


Pada percobaan pertama menggunakan larutan serta lakmus biru
dan merah. Dapat disimpulkan bahwa air jeruk, cuka, dan coca cola
adalah asam yang mana lakmus merah akan tetap merah dan lakmus biru
akan berubah menjadi warna biru. Air sabun dan air kapur adalah basa
yang mana lakmus merah berubah menjadi warna biru dan lakmus biru
menjadi warna biru. Serta air abu, air hujan, air suling, dan alcohol 70%
adalh netral yang mana tidak ada perubahan pada warna lakmus.
Pada percobaan kedua menggunakan indikator alami. Yang layak
menjadi indikator alami adalah Bunga mawar, bunga bougenville,
bunga terompet, dan bunga sepatu. Yang tidak layak adalah Daun

18
Mesuji, Kunyit, dan Daun pandan karena tidak ada perubahan yang
signifikan.

3.3 FOTO PERCOBAAN

19
BAB IV
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Dari data di atas diperoleh kesimpulan:
Teori Asam Basa
Arrhenius Melepaskan H+ Menangkap OH-
Brownsted Lowry Donor Proton Akseptor Proton
Lewis Akseptor pasangan Donor pasangan Elektron
Elektron
Mengukur Derajat Keasaman(Ph)
Lakmus Asam Basa
Merah Merah Biru
Biru Merah Biru
Rentang Derajat Keasaman (pH)
Larutan Harga pH
Asam Ph<7
Basa Ph>7
Netral Ph=7

20
Mengukur Asam Basa melalui Larutan

Larutan/bahan yang Sifat LM LB


diuji
Air jeruk Asam Merah Merah
Air Abu Netral Merah Biru
Air Hujan Netral Merah Biru
Air Sabun Basa Biru Biru
Cuka Asam Merah Merah
Air Suling Netral Merah Biru
Air Kapur Basa Biru Biru
Coca Cola Asam Merah Merah
Alkohol 70% Netral Merah Biru
Mengukur Asam Basa melalui tumbuhan atau bahan alami

Warna Bunga Nama Bunga Warna Air Warna Air Warna Air
Bunga Bunga+ Cuka Bunga+ Air
Kapur
Merah Bunga mawar Ungu Merah muda Putih
Merah muda Bunga bougenville Merah Merah muda Putih
Ungu Bunga terompet Merah Putih Putih
kecoklatan
Merah Bunga sepatu Merah Putih Merah
kecoklatan
Kuning Kunyit Kuning Kuning Kuning
Hijau tua Daun Mesuji Hijau tua Hijau tua Hijau muda
Hijau tua Daun pandan Hijau tua Hijau muda Hijau muda

3.2 Saran

             Semoga karya tulis ilmiah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dan tidak lupa pula kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan gambaran
kepada masyarakat, tentang rincian lengkap Asam dan Basa dari teori, sifat dan klasifikasi, dan
juga indicator-indikator asam basa.

21
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok1. 2021. Asam dan Basa. Kimia. Palembang, Indonesia

LAMPIRAN
Lampiran: lembar Makalah Kelompok 1

22

Anda mungkin juga menyukai