GURU PEMBIMBING:
KELAS: XI MIPA 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asam dan Basa” . Tujuan dibuatnya
makalah ini adalah untuk menambah wawasan akan asam dan basa beserta indikator-indikatornya.
Dalam pelaksanaan makalah, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak hingga
terselesainya makalah ini. Kemudian rasa hormat dan hati yang tulus penulis ucapkan terima kasih kepada
ibu guru pembimbing pelajaran Kimia dan teman-teman kelompok 1.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan, baik mengenal isi maupun cara penulisan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun.
Akhir kita penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga segala bantuan serta bimbingan yang penulis dapatkan selama ini mendapatkan rahmat dari
Tuhan Yang Maha Esa, Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 20
4.2 Saran ...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 22
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita. Kita
senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita konsumsi sebagian
besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa.
Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman
tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat
ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan
mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam
berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa
lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti
makanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan atau
dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Dari hal itulah, penyusun membuat makalah ini dengan judul “Larutan Asam dan
Larutan Basa”.Alasan lainnya adalah agar sesuai dengan tema yang diberikan oleh pembimbing,
yaitu asam dan basa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI ASAM BASA
asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH−.
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam Arrhenius, sebagaimana HCl
dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4) yang
bukan asam Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun memiliki
atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius, sebagaimana NaOH merupakan
senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep
asam dan basa Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.
Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl ketika dilarutkan dalam air,
HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai basa.
HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada H2O. H2O menerima
proton dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom O untuk berikatan dengan H +
sehingga terbentuk ion hidronium (H3O+).
Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air, NH3 berperan sebagai basa dan
H2O sebagai asam.
5
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang elektron bebas pada atom N
untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion
OH− setelah memberikan proton (H+) kepada NH3.
Pelarutan asam atau basa dalam air sebagai reaksi asam–basa Brønsted–Lowry (Sumber:
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education)
Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa (1) asam Brønsted–Lowry harus mempunyai atom
hidrogen yang dapat terlepas sebagai ion H+; dan (2) basa Brønsted–Lowry harus mempunyai
pasangan elektron bebas yang dapat berikatan dengan ion H+.
Kelebihan definisi oleh Brønsted–Lowry dibanding definisi oleh Arrhenius adalah dapat
menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa dalam fase gas, padat, cair, larutan dengan pelarut selain
air, ataupun campuran heterogen. Sebagai contoh, reaksi antara gas NH3 (basa) dan gas HCl
(asam) membentuk asap NH4Cl.
Beberapa zat dapat bertindak sebagai asam, namun juga dapat sebagai basa pada reaksi yang
lain, misalnya H2O, HCO3−, dan H2PO4−. Zat demikian disebut amfiprotik. Suatu zat amfiprotik
(misalnya H2O) akan bertindak sebagai asam bila direaksikan dengan zat yang lebih basa darinya
(misalnya NH3) dan bertindak sebagai basa bila direaksikan dengan zat yang lebih asam darinya
(misalnya HCl).
6
Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima pasangan elektron tidak
hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada kulit valensi seperti BF3 juga dapat
berperan sebagai asam. Sebagai contoh, reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa,
di mana BF3 sebagai asam Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan
elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi antara keduanya.
Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-reaksi asam–basa lain
dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain air yang tidak melibatkan transfer proton.
Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2 dan SO2) dengan oksida basa
(misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−,
[Al(H2O)6]3+, dan [Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.
Kemudian, basa adalah senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya pahit seperti obat dan
sabun, kemudian ada beberapa jenis basa yang bersifat korosif (penyebab karat) dan kausatik
(merusak kulit).
Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi tidak disarankan lho ya (dilarang)
untuk mencicipi asam atau basa yang ada di laboratorium, berbahaya, nanti kamu kenapa-kenapa
lagi, soalnya kandungannya itu beda.
7
Asam dan Basa dapat dibedakan melalui indikator asam basa, yaitu alat penguji asam basa.
Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan melarutkan asam atau basa secara langsung ke
dalam air. Selain itu, larutan ini juga dapat diperoleh melalui reaksi antara senyawa oksida
dengan air.
Reaksi antara oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan asam, sedangkan reaksi
antara oksida basa dengan air menghasilkan larutan basa. Larutan basa juga dapat
dihasilkan dari reaksi antara logam reaktif dengan air.
Oksida adalah senyawa antara unsur tertentu dengan oksigen. Oksida asam adalah oksida
yang berasal dari unsur nonlogam dengan oksigen misalnya CO2, SO2, P2O5, Cl2O7 dan
sebagainya. Oksida asam jika bereaksi dengan air akan menghasilkan larutan asam.
Oksida basa adalah oksida yang berasal dari unsur logam dengan oksigen, misalnya
Na2O, CaO, Fe2O3, dan sebagainya. Oksida basa jika bereaksi dengan air akan menghasilkan
larutan basa.
Di antara senyawa oksida, ada yang disebut oksida indiferen, yaitu oksida yang tidak dapat
membentuk asam maupun basa, misalnya CO dan NO. Selain itu, ada juga oksida amfoter.
Amfoter itu dapat bereaksi dengan ion asam (H+) dan ion basa (OH-). Contoh oksida amfoter
adalah Al2O3 dan ZnO.
8
Oke sekarang kita bahas tentang klasifikasi asam dan basa. Keduanya digolongkan berdasarkan
kekuatannya dan terionisasi, yang kemudian dibagi menjadi 2, di antaranya:
1. Asam kuat dan basa kuat
Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan di dalam air dan
menghasilkan jumlah ion seluruhnya.
Contohnya: HCL, HNO3, H2SO4, HCIO4
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan
saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaOH, KOH, Ba(OH)2
2. Asam lemah dan Basa lemah
Asam lemah adalah senyawa yang sedikit terurai saat dilarutkan di dalam air.
Contohnya: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOH
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan ke dalam air.
Contohnya: NaHCO3, NH4OH
Kemudian ada lagi nih Squad, yaitu berdasarkan bentuk ion, berikut di antaranya:
Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif. Contohnya: SO3-
Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif. Contohnya: NN4+
Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif. Contohnya: CI-, CN-
Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif. Contohnya: Na+, Ca2+
9
4 Terurai menjadi ion Terurai menjadi Terurai menjadi
H+ dan ion negative ion positif logam [H+] dan [OH-]
sisa asam dan ion OH-
5 Bersifat korosif, Bersifat Tidak bersifat
contoh: cuka, air melarutkan korosif. Contoh :
aki(H2SO4), HCI, kulit(kaudtik). NaCl, alcohol,
HNO3 Contoh : air sabun, urea
air kapur, dan air
abu.
1. Indikator alami
Kamu tahu apa itu indikator alami? Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat
menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun
berwarna. Nah contoh spesifiknya itu kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga
mawar, bayam merah, geranium.
Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan suatu larutan bersifat asam, basa,
atau netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah
larutan, kemudian lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana
larutan yang mengandung asam atau basa.
10
2. Indikator universal
Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam
indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan
warnanya. Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14.
Oke, sekarang kita lihat warna-warna yang menandakan pH larutan yang telah ditambahkan
indikator universal:
Kamu bisa lihat kan ada warna kuning, merah, hijau, juga biru. Untuk yang warna kuning sampai
merah itu menunjukkan larutan asam, kemudian warna biru sampai biru tua, begitu juga ungu itu
menunjukkan larutan basa, sedangkan warna hijau berarti menunjukkan bahwa larutan tersebut
netral.
11
Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan, begini penjelasannya Squad:
Kertas
Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Nah cara menggunakannya itu mudah banget. Kamu tinggal
mencelupkan sehelai kertas indicator ke dalam larutan yang akan kamu ukur pH-nya. Jika
berubah menjadi merah, berarti larutan tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut
basa.
Larutan
12
Larutan indikator (Sumber: www.carolina.com)
Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga (Metil Orange
= MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan berwarna jingga, sedangkan pada pH
lebih dari 7, warnanya menjadi kuning. Kamu sudah tahu kan rentang pH beserta warna-
warnanya? Yap, seperti yang sudah dijelaskan pada tabel di atas.
3. pH meter
Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik
atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau
kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan
semi-padat). Nih, gambarnya seperti di bawah ini ya Squad,
Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji. Nah kalau
kamu sudah mencelupkannya, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH
larutan. Untuk prinsip kerja utama pada pH meter, yaitu terletak pada sensor probe yang berupa
elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.
Pada ujung elektrode kaca, terdapat lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb).
Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang, yang
selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah
kawat elektrode panjang berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang
13
AgCl. Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki
nilai potensial stabil.
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada percobaan ini kami melakukan percobaan
dengan cara metode eksperimen. Menggunakan
indikator alami dan buatan.
a)Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui Ph tumbuhan dan larutan
Dapat membedakan Asam, Basa, dan Netral
dari indikator alami dan indikator buatan.
Mengetahui cara membuat indikator alami
dengan menggunakan bahan sekitar
15
3.1 PERCOBAAN ASAM BASA
Kami melakukan percobaan Asam dan Basa yaitu sebagai berikut:
16
Coca Cola Asam Merah Merah
Alkohol 70% Netral Merah Biru
LARUTAN NILAI PH
<7 =7 >7
LARUTAN BERSIFAT
ASAM
LARUTAN BERSIFAT
BASA
LARUTAN BERSIFAT
NETRAL
d. INDIKATOR Ph
1. Dengan menggunakan indikator pH, tentukanlah pH larutan/zat berikut
No Larutan LM LB Ph
1 Air Sabun B B >7
2 Air Jeruk M M <7
3 Alkohol 70% M B =7
4 Coca Cola M M <7
5 Air abu M B =7
6 Air hujan M B =7
17
e. INDIKATOR ASAM BASA
Pada percobaan kedua kami membuat indikator Asam dan Basa dengan menggunakan
tumbuhan-tumbuhan serta larutan cuka dan kapur. Lankah-langkahnya seperti berikut:
1. Giling beberapa helai mahkota bunga denagn kira-kira 5ml air suling dalam lumping. Tempatkan
kira-kira 1ml air bunga ini masing-masing ke dalam dua tabung reaksi. Kedalam tabung pertama
tambahkan larutan cuka, sedangkan ke dalam tabung kedua tambahkan beberapa tetes air
kapur. Guncangkan tabung. Amati perubahan warna dan catat.
HASIL PENGAMATAN
18
Mesuji, Kunyit, dan Daun pandan karena tidak ada perubahan yang
signifikan.
19
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data di atas diperoleh kesimpulan:
Teori Asam Basa
Arrhenius Melepaskan H+ Menangkap OH-
Brownsted Lowry Donor Proton Akseptor Proton
Lewis Akseptor pasangan Donor pasangan Elektron
Elektron
Mengukur Derajat Keasaman(Ph)
Lakmus Asam Basa
Merah Merah Biru
Biru Merah Biru
Rentang Derajat Keasaman (pH)
Larutan Harga pH
Asam Ph<7
Basa Ph>7
Netral Ph=7
20
Mengukur Asam Basa melalui Larutan
Warna Bunga Nama Bunga Warna Air Warna Air Warna Air
Bunga Bunga+ Cuka Bunga+ Air
Kapur
Merah Bunga mawar Ungu Merah muda Putih
Merah muda Bunga bougenville Merah Merah muda Putih
Ungu Bunga terompet Merah Putih Putih
kecoklatan
Merah Bunga sepatu Merah Putih Merah
kecoklatan
Kuning Kunyit Kuning Kuning Kuning
Hijau tua Daun Mesuji Hijau tua Hijau tua Hijau muda
Hijau tua Daun pandan Hijau tua Hijau muda Hijau muda
3.2 Saran
Semoga karya tulis ilmiah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dan tidak lupa pula kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan gambaran
kepada masyarakat, tentang rincian lengkap Asam dan Basa dari teori, sifat dan klasifikasi, dan
juga indicator-indikator asam basa.
21
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok1. 2021. Asam dan Basa. Kimia. Palembang, Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran: lembar Makalah Kelompok 1
22