SEMESTER I
DISUSUN KELOMPOK 2 :
NURUL HAZIZAH
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
disusun untuk memenuhi tugas ilmu dasar keperawatan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen bidang studi yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas makalah
ini,sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang materi
“Keseimbangan Asam Basa dan Gangguannya”. Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian
makalah ini baik mendukung secara moril dan materil.
Terima kasih
Penulis
TTD
ii
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................2
A. Pengertian Asam dan Basa.....................................................................................2
B. Teori Asam-Basa....................................................................................................3
a. Menurut Arrhenius.............................................................................................3
b. Teori Bronsted dan Lowry..................................................................................3
C. Kekuatan Asam dan Basa.......................................................................................5
1. Derajat Keasaman..............................................................................................5
2. Asam Kuat..........................................................................................................6
3. Asam Lemah......................................................................................................6
4. Basa Kuat...........................................................................................................7
5. Basa lemah.........................................................................................................7
D. Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan.....................................7
E. Asam dan Basa dalam Kehidupan..........................................................................8
F. Keseimbangan Asam dan Basa...............................................................................9
1. Asidosis Respiratorik.........................................................................................9
2. Asidosis Metabolik...........................................................................................11
3. Alkalosis Respiratorik......................................................................................14
4. Alkalosis Metabolic..........................................................................................15
BAB III....................................................................................................................18
PENUTUP...............................................................................................................18
B. Saran................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan
bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat
kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat
asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna,
yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan
akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan
juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter
yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam
memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator
pH atau dengan pH meter. Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin
menjelaskan tentang keseimbangan asam basa setra berbagai macam faktor atau
hal - hal yang berkaitan dengan keseimbangan asam basa. Serta menjelaskan
bagaimana asuhan keperawatan yang di berikan pada pasien dengan gangguan
keseimbangan asam dan basa.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asam dan basa
2. Untuk mengetahui keseimbangan asam basa
3. Untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada keseimbangan asam basa
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom
hidrogen. Molekul yang mengandung atom - atom hidrogen yang dapat
melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai asam. Satu contoh asam
adalah asam hidroklorida ( HCL ), yang berionasi dalam air membentuk ion- ion
hidrogen ( H+ ) dan ion klorida ( CL- ) demikian juga, asam karbonat ( H2CO3)
berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat ( HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu
ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat ( H2CO3). Demikian juga
( HPO4 ) adalah suatu basa karena dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk
membentuk ( H2PO4 ). Protein-protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa
karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir
negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah
merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang
paling penting.
Istilah “basa“ sering digunakan secara sinonim dengan “alkali”. Alkali adalah
suatu molekul yang terbentuk dari kombinasi satu atau lebih logam alkali-natrium,
kalium, litium, dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar seperti ion
Hidroksil ( OH- ). Bagian dasar dari molekul-molekul ini bereaksi secara tepat
dengan ion-ion hidrogen untuk menghilangkanya dari larutan dan oleh karena itu,
merupakan basa-basa yang khas untuk alasan yang serupa, istilah “alkolis”
merujuk pada kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen dari cairan tubuh,
sebaliknya penambahan ion-ion hidrogen yang berlebihan dikenal
sebagai “asidosis “
2
B. Teori Asam-Basa
a. Menurut Arrhenius
pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.
Reaksi keseluruhannya :
Secara umum :
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga
tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan
dimana tidak ada H+ dan OH-.
3
Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-
1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara
independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
basa : zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan
sebagai reaksi asam basa, yakni
simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen
khlorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam
maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan
berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu
zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton pindah dari asam tersebut.
Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu
proton ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton,
dan perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini
disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut
sebagai pasangan asam-basa konjugat.
4
Larutan dalam air ion CO3 2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion
CO32– dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua
sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau
basa. Air adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan
ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh reaksi zat amfoter
1. Derajat Keasaman
5
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
2. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL.
Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk
mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan
H+. Contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+.
Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang
khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ).
Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3- berikatan dengan
H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa
dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam
basa normal adalah asam dan basa lemah.
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat
ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
3. Asam Lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman
tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti
halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan
menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :
6
di mana, Ca = konsentrasi asam lemah
4. Basa Kuat
Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya
(α = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu
dihitung nilai pOH dari konsentrasi basanya.
5. Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi
OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya
(seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan
menggunakan rumus :
Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya
pada beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman
ringan (soft drink) dan beberapa produk seperti sabun yang mengandung
belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basa mempunyai rasa pahit.
Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untuk menguji adanya asam dan
7
basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan
merusak jaringan.
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk
menguji basa, meskipun kita telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi
atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di
dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian. Reaksi ini
merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun, yang sama halnya
dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.
Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang
paling penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan
asam klorida. Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli.
Umumnya asam sulfat digunakan dalam pembuatan pupuk, pengilangan
8
minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna, dan untuk
pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4) digunakan untuk pembuatan
pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan bahwa fosfat dapat
menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa
produk rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid,
dan sabun. Basa yang digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida,
Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik suatu basa yang berupa tepung
kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang paling banyak digunakan
adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau yang
sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-
paru bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan
pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
9
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah
komponen asam atau berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah
komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen asam.
G. Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1. Asidosis Respiratorik
a. Pengertian
b. Penyebab
Emfisema
Bronkitis kronis
10
Pneumonia berat
Edema pulmoner
Asma.
c. Gejala
d. Diagnosa
e. Pengobatan
11
2. Asidosis Metabolik
a. Pengertian
b. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan
kedalam 3 kelompok utama adalah:
1) Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi
suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.
Sebagian besar menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolik.
2) Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan
sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu
diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak
terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan
12
juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat
dibentuk dari metabolisme gula.
3) Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk
membuang asam dalam Jumlah yang semestinya. Bahkan
jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika
ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini
dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat,
metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium
klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare, leostomi atau kolostomi.
c. Gejala
d. Diagnosa
13
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil
pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis
di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh
karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
e. Pengobatan
3. Alkalosis Respiratorik
a. Pengertian
14
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
b. Penyebab
rasa nyeri
sirosis hati
kadar oksigen darah yang rendah
demam
overdosis aspirin.
c. Gejala
d. Diagnosa
e. Pengobatan
15
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan
kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar
karbondioksida setelah penderita menghirup kembali
karbondioksida yang dihembuskannya.
4. Alkalosis Metabolic
a. Pengertian
b. Penyebab
16
Penyebab utama akalosis metabolik:
d. Diagnosa
e. Pengobatan
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat
basa, dan bersifat netral.
18
optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua
sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan
(eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://vietriy.blogspot.com/2014/12/makalah-keseimbangan-asam-basa.html?m
19