Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMBERIAN OBAT

SEMESTER 2

JODI SETIAWAN S.E.R

191110010

STIKES BORNEO CENDIKIA MEDIKA

Prodi S1 KEPERAWATAN

2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

TTD

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................iii

PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah.............................................................................................iii

BAB II...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN............................................................................................................4

A.ORAL......................................................................................................................4

B.PARENTRAL/INJEKSI...........................................................................................5

C.SUPPOSITORIA....................................................................................................5

BAB III..........................................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................9

B. Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat merupakan Semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah
penyakit/ gejalanya, yang diberikan kepada pasien dengan maksud
tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian obat yang aman
dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat.
Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang
merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip
dalam pemberian obat secara aman dan benar. Karena obat dapat
menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi
salah satu tugas perawat yang paling penting.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan membahas apakah yang
dimaksud dengan Hipertensi

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. ORAL
1. PENGERTIAN
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat melalui mulut.
Memberika obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut
sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Pemberian obat per
oral merupakan cara banyak di pakai karena ini merupakan cara yang
paling banyak di pakai karena murah, aman, dan nyaman bagi pasien.
Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk
tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbs, maka
pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian setengah
gelas air atau cairan yang lain.

2. KEUNTUNGAN
Keuntungan pemberian obat secara oral diantaranya cocok dan
nyaman sekali bagi klien, ekonomis dapat menimbulkan efek local atau
sistematik dan jarang membuat klien cemas.

3. KELEMAHAN
Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya
yang sehingga cara ini tidak dapat di pakai pada keadaan darurat.
Obat yang diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30
sampao 45 menit sebelum di absorbs dan efek puncaknya dicapai
setelah 1 sampai dengan 1 setengah jam. Rasa dan bau obat yang
tidak enak sering mengganggu pasien. Cara per oral tidak dapat
dipakai pada pasoen yang mengalami muntah, mual-mual, semi koma,
pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada
pasien yang mempunyai gangguan menelan.

4
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan salisilat). Untuk
mencegah hal ini, obat dapat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang
diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi
hancur pada suasana netral atau basa usus. Dalam memberikan obat
jenis ini, obat tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak
minum antasaid atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah
minum obat.
Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus
dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat
yabg pahit atau rasa nya tidak enak. Pasein dapat di beri minum dingin
(es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien
dapat diberi minum, pencuci mulut atau kembang gula.

4. TUJUAN
 Untuk memudahkan dalam pemberian
 Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek
samping obat tersebut dapat segera diatasi
 Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
 Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan
kulit dan jaringan
 Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan
dokter
 Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.

5. INDIKASI
 Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbs obat secara
cepat.
 Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan.

5
6. KONTRA INDIKASI
Pasien dengan gangguan pada system pencernaan, seperti
kanker mulut, gangguan menelan dan sebagainya.

B. PARENTERAL/INJEKSI
1. PENGERTIAN

Pemberian obat parenteral/injeksi merupakan obat yamg


dilakukan dengan menyuntikan obat tersebut ke jaringan tubuh atau
pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Parenteral itu juga
berarti memasukkan obat dengan jarum suntik atau spuit yang biasa
kita sebut injeksi.

Ada 4 cara pemberian obat melalui parenteral/injeksi yaitu :

 Intra Muscular (IM)


Intra muscular adalah injeksi yang di lakukan untuk mengantarkan
suatu zat kimia/obat masuk ke dalam otot dengan tujuan di serap
dengan cepat ke pembuluh darah dan di injeksikan di bagian kulit yang
tebal atau berlemak seperti bokong paha,lengan dll.
Tinggi spuit 45-90 derajat.

 Intra Vena (IV)


Intra vena adalah metode pemberian obat melalui injeksi atau infus
yang masuk melalui intravena atau pembuluh darah lansung, bisa di
lakukan di tangan apabila menggunakan infus,
Teknik saat pemberian intravena jarumnya 30-40 derajat
Biasanya intravena di lakukan saat penanganan pasien emergency
atau pasien darurat.

 Subcutan (SC)

6
Subcutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu lemak di bawah dermis.
Bedanya sama intra muscular kan lebih masuk ke dalam sampai ke
otot kalau subcutan di bawah lapisan kulit atau dermis yang
berlemak,spuit yang di gunakan 3 cc- 5cc lebih kecil dari im.
Tinggi jarumnya 45 derajat.bisa di lengan,perut, paha hanya
kedalaman yang berbeda.teknik ini bisa untuk obat vaksin atau
insulin.

 Intra Cutan (IC)


Intracutan biasanya di gunakan untuk skin test obat agar mengetahui
apakah pasien ada elergi obat atau tidak,di lakukan pada lapisan kulit
yang paling sensitive dan tipis, dengan menggunakan spuit 1 cc,tinggi
jarumnya 0-5 derajat .

2. TUJUAN
 Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan
dengan cara yang lain
 Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
 Membantu menegakkan diagnose (penyuntikkan zat kontras)
 Memberikan zat imunologi

3. KEUNTUNGAN
 Bisa diberikan kepada klien yang tidak sadar/tidak kooperatif
 Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorbsi melalui
gastrointestinal
 Obat dapat diabsorbsi lebih cepat

4. KERUGIAN
 Klien terutama anak merasa takut/cemas
 Menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit
 Dapat menyebabkan infeksi
 Perlu teknik steril

7
5. INDIKASI
 Pasien yang membutuhkan agar obat yang diberikan dapat
dapat diberikan dengan cepat.
 Pasien yang yang terus menerus muntah
 Pasien yang tidak diperkenankan memasukkan apapun juga
lewat mulut.
 Typoid
 Sesak nafas
 Epilepsy

6. KONTRA INDIKASI
 Pemberian obat melalui parenteral sangat berbahaya karena
reaksinya terlalu cepat
 Menimbulkan kecemasan.
 Resiko masuknya obat secara langsung ke pembuluh darah.
 Pasien dengan liver desease
 Non-intact duktus biliaris
 Pasien dengan peningkatan bilirubin lebih dari 2 mg

C. SUPPOSITORIA

1. PENGERTIAN

Suppositoria berasal dari bahasa Latin Supp yaitu bawah dan


poner artinya ditempatkan berarti di tempatkan dibagian bawah.
Secara umumnya obat medikasi yang diberikan dalam bentuk
tablet, krim, kapsul namun di masukkan pada tubuh bagian bawah
seperti anus, recktum, dan vagina.

Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan obat padat yang


mengandung bahan obat dan bahan dasar diberikan dengan cara
memasukkannya melalui recktum, vagina atau uretra yang dapat
melunak, melarut atau yang dapat meleleh pada suhu tubuh
manusia dan di berikan efek local maupun sistematik.

8
Efek local hanya di area tempat di masukkannya saja
sedangkan sistematik bekerja sesuai fungsinya.

2. TUJUAN
 Untuk area local atau sistematik
 Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat karena obat
diserap oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam
sirkulasi pembuluh darah
 Untuk menghindari kerusakan obat oleh enzim apabila dia
masuk ke dalam gastrotinal atau lambung dan perubahan obat
ini secara langsung ke dalam hati.

3. KEUNTUNGAN
 Dapat menghindari iritasi obat pada lambung karena lambung
bersifat asam jadi itu bisa menghancurkan segala jenis obat.
Ada obat-obat tertentu yang memang fungsinya itu tidak
langsung dilarutkan tapi dia perlahan diserap oleh pembuluh
darah sedangkan dilambung langsung dihancurkan kemudian
baru diedarkan ke seluruh tubuh
 Untuk menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
bahwa lambung sifatnya asam sehingga bisa menghancurkan
segala jenis obat, makanan yang ada masuk ke dalam lambung.
 Efeknya lebih cepat dari penggunaan obat oral karena
penyerapannya langsung ke pembuluh darah yang ada di area
bawah tubuh manusia
 Ini juga baik bagi pasien yang muntah atau tidak sadar.

4. KERUGIAN
 Akan menimbulkan rasa tidak enak pada tempat pemberian
semisal rasa ngeganjel dan lainnya karena obat ini dibiarkan
dalam rentan waktu untuk diserap oleh pembuluh darah.
 Pengetahuan tentang absorpsi obat melalui suppositoria/dubur
ini masih kurang, jadi banyak masyarakat atau pasien belum

9
paham tentang pemberian obat ini kebanyakan masih mengira
hanya obat bagi yang susah BAB saja. Jadi mereka lebih
memilih konsumsi obat oral/injeksi padahal penyerapannya lebih
cepat dari oral.

5. INDIKASI
 Pemberian obat suppositoria ini tidak harus selalu diberikan
melalui ini jadi ada indikasi-indikasi tertentu yang memang
dibutuhkan dalam pemberian obat dalam bentuk suppositoria
ini.
 Keadaan pasien tidak memungkinkan mengkonsumsi obat
melalui oral jadi misalnya dia selesai operasi mulut atau
mungkin kangker mulut jadi dia tidak bisa mengkonsumsi
melalui oral misalnya pasien juga tidak sadar jadi ini baru
diberikan obat suppositoria ini.
 Semisalnya obat ini ingin langsung diserap oleh pembuluh
darah jadi kita bisa memberikan obat ini.
 Apabila menginginkan efek obat ini local jadi yang diobati habya
area itu saja misalnya efeknya hanya di anus atau recktum saja.

6. KONTRA INDIKASI
 Pasien pasca hemoroid, persalinan atau melahirkan
 Pembesaran hemoroid (tumbuh daging)
 Pasien hipersensitif

7. CARA PENYIMPANAN OBAT


 Terlindung dari panas
 Tidak terpapar langsung dengan matahari
 Di simpan di lemari pendingin tapi tidak boleh di bekukan
 Tidak di udara yang kering panas

10
8. FUNGSI
 Untuk rektal ini biasanya diberikan pada pasien-pasien yang
mengalami hemoroid dan konstipasi. Konstipasi ini artinya
pengerasan veses dalam rectum jadi susah keluar dan di
berikan obat ini. Kemudian obat ini bisa sebagai anastesi local,
sebagai antiseptic atau anti bakteri kemudian anti implamasi
dan lain-lain.
 Untuk vagina biasanya obat digunakan untuk antiseptick atau
anti bakteri kemudian anti fungi dan untuk hormone
 Untuk uretra biasanya diberikan untuk anti infeksi biasanya
pada penyakit Infeksi Saluran Kemih misalnya iritasi atau bakteri
di dalam saluran nya sehingga saat dia BAK merasa perih
sehingga pasien di berikan obat ini untuk anti infeksi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan
kondisi pasien, diantaranya : secara topical, supossitoria intra tekal dan
lain sesuai dengan prinsip dalam pemberian obat. Dalam pemberian
obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra
indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak
bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

B.  Saran
Diharapkan kepada setiap pembaca memberikan saran dan kritikyang
membangun demi kesempurnaan makalah ini

12
DAFTAR PUSTAKA

https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/03/makalah-pemberian-
obat.html
dan dari materi kd.

13

Anda mungkin juga menyukai