Anda di halaman 1dari 69

Mata kuliah : Keterampilan

Dasar Kebidanan

TEKNIK PEMBERIAN OBAT

PENYUSUSUN
Lely agustina sinaga (p07524415019)
Sugiharti br ginting (p07524415 037)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES RI

JURUSAN D-IV KEBIDAN MEDAN

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa ,yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan tentang
“TEKNIK PEMBERIAN OBAT”.
Dalam pembuatan tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Prinsip
Kebidanan, ini penulis banyak menemukan kesulitan. Namun atas bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa Terima Kasih
kepada Dosen pengampuh mata kuliah, Ibu Jullieta Hutabarat SST, M.Keb
yang dengan penuh kesabaran membimbing dan membina kami untuk
merampungkan dan menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari tugas mata kuliah
ini, baik dari kalimat maupun penulisan. Oleh karena itu saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap
semoga tugas mata kuliah ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya
dan khususnya bagi penulisnya.

Medan, 4 Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Kata Pengantar ...................................... ................. 2


Daftar Isi ....................................... ............... ……..3
Pendahuluan
(deskripsi materi, relevansi, tujuan dan petunjuk belajar)
……………………………………………………………………..4
KB 1: Konsep dasar fertilisasi
Pengantar .........................................................6
Indikator .........................................................7
Uraian materi …………………………………………….8
Latihan ...........................................................23
Rangkuman .....................................................24
Kunci Jawaban Tes Formatif ...................................61
Senarai/Glosarium ...............................................62
Daftar Pustaka .................................. .....................63

MODUL 1
KETERAMPILAN DASAR PRINSIP KEBIDANAN

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

odul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


dapat menjelaskan teknik dasar pemberian obat, defenisi,kelebihan dan
kekurangan,prosedur kerja dan efek samping. Dengan mempelajari modul
ini diharapkan mahasiswa mampu menguraikan teknik pemberian obat.
Teknik pemberian obat-obatan terdiri dari pemberian obat-obatan
melalui oral,sublingual,parenteral,inhalasi,vagina,rectum,kulit dan mata.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah


Keterampilan dasar kebidanan

TUJUAN PEMBELAJARAN

 PETUJUK BELAJAR

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

 Buku ini memiliki deskripsi singkat dan relevansi yang


mengandung penjelas singkat tentang isi modul ini dan buku
yang berkaitan dengan modul ini .
 Buku ini juga memiliki indikator dan tujuan umum khusus yang
menjadi standar pembelajaran dalam buku panduan atau
modul ini .
 Buku ini berisikan tentang konsep dasar kehamilan yang
membahas tentang konsep dasar fertilisasi, defenisi kehamilan,
tanda kehamilan dan menetapkan diagnose kehamilan
 Buku ini juga berisikan latihan dan tes formatif pada bagian
akhir setelah penjelasan uraian , yang berguna untuk
mengetahui kemampuan kita memahami bahan uraian yang
telah disediakan , yang juga disertai dengan kunci jawaban.

Kegiatan Belajar 1

TEKNIK PEMBERIAN OBAT

PENGANTAR

Obat merupakan sebuah subtansi yang diberikan kepada manusia

ataubinatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam

pelaksanaan tenaga medik memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat

dan pemberian secara langsung ke pasien hal ini semata-mata untuk

memenuhi kebutuhan pasien.

Pentingnya bidan untuk mempelajari farmakologi agar dapat memahami

tentang efek dari obat yang diharapkan sehingga mampu mengevaluasi efek

pengobatan.

Obat adalah suatu subtansi atau bahan yang di gunakan untuk

mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan suatu penyakit

untuk mendapatkan efek terafeutik namun bisa salah dapat mengakibatkan

alergi dan shock bahkan kematian oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan

harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat

dan teknik pemberian obat.

INDIKATOR PEMBELAJARAN

1.      Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pemberian obat.


2.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teknik pemberian obat.
3.      Mahasiswa mampu memahami cara perhitungan dosis pemberian obat.
4.      Mahasiswa mampu menyimpulkan teknik pemberian obat

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

URAIAN MATERI

ORAL,
SUBLINGUAL
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di
antiaranya: oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung,
dengan menggunakan prinsip lima tepat yakni tepat nama pasien, tepat
nama obat, tepat dosis obat, tepat cara pemberian dan tepat waktu
pemberian.

Pemberian Obat per Oral


Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah,
mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Alat dan Bahan:


1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dan tempatnya.
3. Air minum dalam tempatnya.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
waktu dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
 Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol,
maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan
ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa
kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
 Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk
dan campur dengan minuman.
 Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap
obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6. Cuci tangan.

Pemberian Obat Per Oral/ Sublingual

Pemberian Obat Per oral

            Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai
karena merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi
pasien. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet,
sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi, maka pemberian obat per oral
dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain (Gbr. 40-
2).
            Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat
sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan
per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit sebelum

diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1 sampai 1 jam. Rasa dan bau
obat yang tidak enak sering menganggu pasien. Cara per oral tidak dapat dipakai
pada pasien yang  mengalami mual- mual, muntah, semi koma, pasien yang akan
menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai
gangguan menelan.
            Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah (missal garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini,
obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana
asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus.
Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

boleh dikunyah dan pasien diberi tahu untuk tidak minum antacid atau susu
sekurang- kurangnya satu jam setelah minum obat.
            Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus
dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau
rasanya tidak enak. Pasien dapat diberi minuman sirup pasien (es) sebelum
minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat diberi minum, pencuci
mulut atau kembang gula.

Persiapan obat per oral dan cara lainnya merupakan hal yang penting. A,
Kartu pesanan obat harus diperiksa secara hati- hati tentang pesanan obatnya.
Sebelum mengambil/ mengeluarkan obat, perawat harus mencocokkan kartu
pesanan obat dengan label pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca
tiga kali untuk menyakinkan obat yang diberi (1) Pada saat botol obat diambil dari
almari, (2) Pada saat mencocokkan dengan kartu pesanan obat, (3) Pada saat
dikembalikan. B, Obat dalam bentuk cair dituangkan menjauhi sisi label, sejajar
dengan mata pada permukaan yang datar. Sebelum mengembalikan obat ke
dalam almari atau lemari es, perawat harus mengusap bibir botol sehingga obat
tidak lengket atau merusak label. C, Tablet dan kapsul dikeluarkan dari botolnya
pada tutupnya kemudian pada mangkok yang dialasi kertas untuk diberikan pada
pasien. Kapsul dan tablet tidak boleh dipegang. (Diadaptasikan dari :Pagliaro,
1986, Pharmacologic Aspects of Nursing, The CV Mosby co, St Louis).

Cara kerja pemberian obat per oral


Peralatan :
1.      Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang
ada)
2.      Kartu rencana pengobatan
3.      Cangkir disposable untuk tempat obat
4.      Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).
Tahap kerja :
1.      Siapan peralatan dan cuci tangan
2.      Kaji kemammpuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemapuan menelan,
mual dan muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak boleh
makan/ minum).
3.      Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.
4.      Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di
almari, rak atau lemari es sesuai yang di perlukan).
5.      Siapkan obat- obatan yang akan diberikan (gunakan teknik asptik, jangan
menyentuh obat dan cocokkan dengan order pengobatan) (lihat Gbr. 4-1).
6.      Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara :
         Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
         Atur posisi pasien duduk bila mungkin
         Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan
anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien
dianjurkan minum.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

         Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk
diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau
pisang.
         Tetap bersama pasien sampai obat ditelan. 
7.      Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan,
setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk,
catat secara jelas dan tulis tanda tangan anda dengan jelas.
8.      Kemudian semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci
tangan.
9.      Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu
pemberian.

Pemberian Secara Sublingual


Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara
meletakkan obat di bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun
perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat
yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke
dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak
mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila
ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan
lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk
membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap.
Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat
vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak
diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris.
Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat
merasakan efeknya dalam waktu tiga menit (Rodman dan Smith, 1979).

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

PARENTERAL

parenteral mempunyai arti setiap jalur pemberian obat selain melalui


enteral atau saluran pencernaan. Lazimnya, istilah parenteral dikaitkan
dengan pemberian obat secara injeksi baik intradermal, subkutan,
intramuscular, atau intravena. Pemberian obat secara parenteral mempunyai
aksi kerja lebih cepat disbanding dengan secara oral.
Namun, pemberian secara parenteral mempunyai berbagai resiko
antara lain merusak kulit, menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan
lebih mahal. Demi keamanan pasien, salah tusuk dan mahal. Demi
keamanan pasien, perawat harus mempunyai pengetahuan yang memadai
tentang cara pemberian obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan,
memberikan obat dan menggunakan teknik steril.
Dalam memberikan obat secara parenteral, parawat harus
mengetahui dan dapat menyiapkan peralatan yang benar yaitu alat suntik
(spuit/syringe), jarum, vial dan ampul). Menurut bentuknya spuit
mempunyai tiga bagian yaitu ujung yang berkaitan dengan jarum, bagian
tabung dan bagian pendorong obat    
Dilihat dari bahan pembuatannya spuit dapat berupa spuit kaca
(jarang digunakan) dan spuit plastik (disposable). Ditinjau dari
penggunaannya spuit dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu spuit standard
hipodermik, spuit insulin dan spuit tuberculin
Jarum merupakan alat pelengkap spuit. Jarum injeksi terbuat dari bahan
stainless yang mempunyai ukuran panjang dan besar yang bervariasi. Jarum
mempunyai ukuran panjang yang berkisar antara 1,27 sampai dengan 12,7
cm. besar jarum di nyatakan dengan satuan gauge antara nomor 14 sampai
dengan 28 gauge. Semakin besar ukuran gauge-nya semakin kecil
diameternya. Diameter yang besar dapat menimbulkan rasa sakit saat
ditusukkan. Penggunaan ukuran jarum ini disesuaikan dengan keadaan
pasien yang meliputi umur, gemuk/kurus, jalur yang akan dipakai dan obat
yang akan dipakai dan obat yang akan dimasukkan.
Cairan obat untuk diberikan secara parenteral, biasanya dikemas dalam
ampul atau vial Ampul biasanya terbuat dari bahan gelas. Sebagian besar
leher ampul mempunyai tanda berwarna melingkar yang dapat dipatahkan.
Bila bagian leher tidak
Mempunyai tanda berarti bagian pangkal leher
harus digergaji dengan gergaji ampul sebelum dipatahkan. Vial mempunyai
ukuran yang bervariasi. Bagian penutupnya biasanya terbuat dari plastik
yang dilindungi dengan bagian logam.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Vial dibuka dengan cara membuka logam tipis penyegel bagian atas vial
sehingga bagian karet akan kelihatan. Cairan obat diambil dengan cara
menusuk jarum spuit pada karet penutup vial. Untuk lebih jelasnya bacalah
cara kerja menyiapkan obat dari ampul dan vial.

Cara kerja menyiapkan obat dari ampul dan vial :


Siapkan peralatan yang meliputi :
a.       Vial atau ampul yang berisi cairan obat steril
b.      Kapas alcohol
c.       Jarum dan spuit sesuai ukuran yang dibutuhkan
d.      Air steril atau normal salin bila diperlukan
e.       Kassa pengusap
f.       Turniket untuk injeksi antravena
g.      Kartu obat atau catatan rencana pengobatan.
Periksa dan yakinkan bahwa order pengobatan dan cara pemberiannya telah
akurat.
Siapkan ampul atau vial yang berisi obat sesuai yang diperlukan dan
kemudian buka dengan cara sebagai berikut :  
a. untuk ampul ; pegang ampul dan bila cairan obat banyak terletak di
bagian kepala, jentiklah kepala ampul atau putar ampul beberapa kali
sehingga obat akan turun ke bawah. Bila perlu bersihkan bagian
leher ampul. Ambil kassa steril letakkan diantara ampul dan ibu jari
dengan jari- jari anda kemudian patahkan leher ampul kea rah
berlawanan dengan anda.
b. Untuk vial ; Bila perlu campur larutan dengan memutar- mutar vial
dalam genggaman anda (bukan dengan mengocok). Buka logam
penyegel kemudian disinfeksi karet vial dengan kapas alcohol 70 %. 

Ambil cairan obat dengan cara sebagai berikut :


a. Untuk obat dalam ampul ; sebaiknya gunakan jarum berfilter. Buka
penutup jarum kemudian secara hati- hati masukkan jarum yang
sesuai yang si butuhkan. Bila spuit akan digunakan untuk injeksi,
ganti jarum filter dengan jarum biasa.
b. Untuk obat dalam vial ; Pasang jarum berfilter pada spuit, buka
penutup jarum dan tarik pengokang spuit agar udara masuk ke
tabung spuit agar udara masuk ke tabung spuit. Secara hati- hati
tusukkan jarum di tengah karet penutup vial lalu masukkan udara.
Pertahankan jarum tidak menyentuh cairan obat sehingga udara tidak
membuat gelembung. Pegang vial sejajar dengan mata vial tarik obat
secukupnya secara hati- hati. Tarik spuit dari vial kemudian tutup
jarum dengan kap penutup lalu ganti jarum pada spuit dengan jarum
biasa.
c. Bila obat berbentuk bubuk (powder), bacalah cara pengunaannya.
Obat injeksi bentuk bubuk harus dibuat dalam larutan dulu sebelum
diambil. Untuk membuat larutan obat bubuk maka sebelum dibuat
larutan, hisap udara dalam vial, yang berisi obat tersebut dengan
spuit 9kecuali untuk obat yang tidak diperbolehkan). Masukkan air
steril atau cairanlain sesuai yang dibutuhkan kedalamnya, kemudian

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

putar- putar vial sampai obat menjadi larutan. Bila obat merupakan
multidosis, beri label pada vial tersebut tentang tanggal dicampur,
banyaknya obat dalam vial dan tanda tangan anda. Bila perlu
disimpan, baca cara penyimpanannya sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik farmasi.
d. Bila obat perlu dicampur dari beberapa vial misalnya dua vial, maka
perawat harus berupaya mencegah tercampurnya obat pada kedua
vial tersebut. Cara mencampur obat dari dua vial adalah : masukkan
udara secukupnya pada vial A dan jaga jarum tidak menyentuh
cairan. Lalu cabut jarum kemudian hisap udara secukupnya lalu
masukkan pada vial B. Hisap cairan obat B sesuai yang diperlukan
kemudian cabut spuit tersebut. Ganti jarum kemudian tusukkan pada
vial A dan hisap cairan obat dari vial A sesuai yang diperlukan
berikutnya cabut spuit dari vial A.

Melalui supositoria
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria.
Organ-organ yang dapat diberi obat suppositoria adalah rectum dan vagina.
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada
daerah feses dan merangsang buang air besar.
Persiapan Alat
a.       Obat sesuai yang diperlukan (krim, jelly, foam, supositoria)
b.      Aplikator untuk krim vagina
c.       Pelumas untuk supositoria
d.      Sarung tangan sekali pakai
e.       Pembalut
f.       Handuk bersih
g.      Gorden / sampiran

Fase Kerja
1.      Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2.      Memebritahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3.      Menutup jendela, korden, dan memasang sampiran atau sketsel bila perlu.
4.      Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan.
5.      Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan waktu,
jumlah dan dosis obat.
6.      Siapkan klien
Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
Berikan penjelasan pada klien dan jaga privasi klien
Atur posisi klien dalam posisi sim dengan tungkai bagian atas fleksi ke
depan
Tutup dengan selimut mandi, panjangkan area parineal saja
7.      Kenakan sarung tangan
8.      Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatan
dengan jeli, beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dan tangan
dominan anda.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

9.      Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk
merelaksasikan sfingterani. Mendorong supositoria melalui spinter yang
kontriksi menyebabkan timbulnya nyeri
10.  Regangkan bokong klien dengan tangan dominan, dengan jari telunjuk yang
tersarungi, masukan supusitoria ke dalam anus melalui sfingterani dan
mengenai dinding rektal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan
anak-anak.
Anak supositoria harus di tetapkan pada mukosa rectum supaya pada
kliennya di serap dan memberikan efek terapeutik
11.  Tarik jari anda dan bersihkan areal anal klien dcngan tisu.
12.  Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
untuk mencegah keluarnya suppositoria
13.  Jika suppositoria mengandung laktosit atau pelunak fases, letakan tombol
pemanggil dalam jangkauan klien agar klien dapat mencari bantuan untuk
mengambil pispot atau ke kamar mandi
14.  Buang sarung tangan pada tempatnya dengan benar
15.  Cuci tangan
16.  Kaji respon klien
17.  Dokumentasikan seluruh tindakan.

IM
Pemberian obat intramskular dilakukan dengan cara memasukan obat
kedalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan adalah pada daerah paha (vastus
lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi
tengkurap), atau lengan atas (deltoid). Tujuan pemberian obat dengan cara
ini adalah agar absorpsi obat lebih cepat.
Persiapa alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat / catat, jadwal pemberian obat
b.      Obat dalam tempatnaya
c.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukurannya : untuk orang dewasa, panjang
nya 2,5-3,7 cm; sedangkan untuk anak , panjangnya 1,25-2,5 cm
d.      Kapas alcohol dalam tempatnya
e.       Cairan pelarut
f.       Bak injeksi
g.      Bengkok
Perosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosis. Setelah
itu letakkan pada bak injeksi
4.      periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
5.      Disinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
penyuntikan
6.      Dilakukan  penyuntikan
7.      Lakukan penusukan menggunakan jarum dengan posisi tegak lurus
8.      Setelah jarum masuk , lakukan aspirasi spuit.bila tidak ada darah,
semperotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

9.      Setelah selesai, ambil spuit dengan menariknya, tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alcohol, kemudian letekkan spuit yang telah digunakan pada
bengkok
10.  Catat reaksi pemberian , jumlah dosis obat, dan waktu pemberian
11.  Cuci tangan

IV
Memberikan obat secara langsung, diantaranya vena mediana cubitus /
cephalika (daerah lengan), vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan
temporal dari kepala. Tujuanya agar reaksi berlangsung cepat dan langsung
masuk pada pembuluh darah.
Alat dan Bahan
a.       Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
b.      Obat dalam tempatnya
c.       Selang intravena
d.      Kapas alcohol
Prosedur kerja
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukan ke dalam spuit
4.      Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5.      Lakukan disinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6.      Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan masukan obat perlahan lahan ke dalam selang intravena
7.      Setelah selesai tarik spuit
8.      Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
9.      Cuci tangan
10.  Catat obat yang telah diberikan dan dosisnya

IC
Memberikan  atau memasukkan obat kedalam jaringan kulit  dilakukan
sebagai tes  reaksi alergi  terhadap jenis obat  yang akan digunakan . 
pemberian obat  melalui  jaringan intrakutan  ini dilakukan di bawah dermis 
atau epidermis secara umum, dilakukan pada daaerah lengan , tangan bagian
venteral.
Persiapan  alat dan bahan :
a.       Daftar buku obat /catatan, jadwal pemberian obat.
b.      Obat dalam tempatnya.
c.       Spuit  1cc /spuit insulin
d.      Kapas alkhol dalam tempatnya.
e.       Cairan pelarut
f.       Bak seteril dilapisi kas steril
g.      Bengkok
h.      Perlak dan alasanya

Prosedur kerja :
1.      Cuci  tangan

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

2.      Jelaskan pada pasien mengenai prosedur  yang akan dilakukan


3.      Bebaskan daerah yang akan disuntik.bila menggunakan baju lengan
panjang, buka dan ke ataskan.
4.      Pasang perlak di bawah bagian yang di suntik.
5.      Ambil obat untuk tes alergi ,kemudian larutkan / encerkan dengan akuades
(cairan pelarut). Selanjutnya , ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai    1 cc
lalu siapkan pada bak injeksi atau seteril
6.      Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang disuntik
7.      Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri.
8.      Lakukan penusukan dengan lubang mennghadap ke atas yang sudutnya 15-
20   terhadap permukaan kulit.
9.      Semperotkan obat hingga terjadi gelembung
10.  Tarik supit dan tidak boleh dilakukan massage
11.  Cuci tangan
12.  Catat reaksi pemberian , hasil pemberian obat / tes obat, tanggal, waktu, dan
jenis obat

Melalui sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.• Tujuannya
adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah
di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.• Kelebihan dari cara pemberian
obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan
kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati
dapat dihindari.
Persiapan Alat :
a.      Obat yang telah ditentukan dalam tempatnya.
Cara kerja
1.      Beri obat kepada pasien
2.      Beritahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah hingga larut
seluruhnya.
3.      Anjurkan pasien agar tetap menutup mulutnya, tidak minum dan tidak
berbicara selama obat belum larut seluruhnya.

Melalui mata
Pemberian obat pada mata dengan  obat tetes mata atau salep mata
digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan
mendilatasi pupil, pengukuran refraksi lensa dengan melemahkan otot lensa,
serta penghilangan iritasi mata.
Persiapan alat dan bahan:
b.      Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
c.       Pipet
d.      Pinset anatomi dalam tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

i.        Balutan
j.        Sarung tangan
k.      Air hangat / kapas pelembat.

Prosedur keja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelskan pada pasien, mengenai prosedur yang dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di
samping kanan
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembat dari sudut
mata k arahhidung apabila sangat kotor,   basuh dengan air hangat.
6.      Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu
jari,jari telunjuk di atas tulang orbita.
7.      Teteskan obat mata di atas sakus konjugtiva. Setelah tetesan selesai sesuai
dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan,
apabila menggunakan obat tetes mata.
8.      Apabila obat mata jenis salep pengang aflikator salep di atas pinggir
kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan berikan obat
pada kelopak mata bawah.setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke
bawah , secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian
atas.biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak
mata
9.      Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10.  Cuci tangan
11.  Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian . 

Melalui telinga
Memberiakan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes pada telinga
atau salep. Pada umumnya, obat tetes telinga yang dapat  berupa obat
antibiotik diberiakan pada gangauan infeksi  telinga. Khususnya otitis media
pada telinga tengah.
Persiapan alat dan bahan  :
a.       Obat dalam tempatnya
b.      Penetes
c.       Spekulum telinga
d.      Pinset anatomi dalam tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien , mengenai prosedur  yang akan dilakukan
3.      atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
daerah yang akan diobati , usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

4.      Lurusakan lubang telinga denger menarik daun telinga ke atas atau ke
belekang pada orng dewasa dan k bawah pada anak
5.      Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan
sesuai dosisi pada dinding saluaran untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara
6.      Aoabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan
salep pada liang telinga
7.      Pertahankan posisi kepala  2-3m
8.      Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau perlu
9.      Cuci tangan
10.  Catat jumalah, tanggal,dan dosis pemberian.

Melalui hidung
Pemberian obat tetes hidung dapat dilakukan pada hidung seseorang dengan
keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan
a.       Obat dalam tempatnya
b.      Pipet
c.       Spekulum hidung
d.      Pinset anatomi pada tempatnya
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Plester
g.      Kain kasa
h.      Kertas tisu
i.        Balutan
Prosedur  kerja :
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan pada pasien, mengenai prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi pasien dengan cara :
4.      Berikan tetesan obat  sesuai dengan dosis pada tiap lubang hidung
5.      Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang  selama  5 m
6.      Cuci tangan
7.      Catat cara tanggal, dan dosis pemberian obat

Melalui Bukal
Pemberian obat secara bukal adalah memberika obat dengan cara
meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi
Prosedur kerja
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan pemberian
obat secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan
penjelasan untuk meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa pipi
sampai habis diabsorbsi seluruhnya.

Melalui topical
Pemberian obat dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran mukosa, dapat pula dilakukan melalui lubang yang terdapat pada
tubuh (anus).

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topical pada kulit adalah
obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep.

INHALASI

- INHALASI adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan kedalam mulut.
Kelebihannya adalah absorbsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol.
Untuk obat yang diberikan dengan cara ini obat yang dalam keadaan gas atau uap yang
akan diabsorbsi akan sangat cepat bergerak melalui alveoli paru-paru serta membran
mukosa pada saluran pernapasan.
Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera bekerja.
Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu diberikan
adalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Sayangnya pada cara
pemberian ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar
mengatur dosis, dan sering obatnya mengiritasi epitel paru.
Karena terapi inhalasi obat dapat langsung pada sasaran dan absorpsinya terjadi secara
cepat dibanding cara sistemik, maka penggunaan terapi inhalasi sangat bermanfaat
pada keadaan serangan yang membutuhkan pengobatan segera dan untuk menghindari
efek samping sistemik yang ditimbulkannya. Seperti untuk  mengatasi bronkospasme,
meng-encerkan sputum, menurunkan hipereaktiviti bronkus, serta mengatasi infeksi.
Penggunaannya terbatas hanya untuk obat-obat yang berbentuk gas atau cairan yang
mudah menguap dan obat lain yang berbentuk aerosol. Kontra indikasi mutlak pada
terapi inhalasi tidak ada. Kontra indikasi relatif pada pasien dengan alergi terhadap
bahan atau obat yang digunakan
Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu (1) inhaler dosis terukur (MDI, metered
dose inhaler), (2) penguapan (gas powered hand held nebulizer), (3) inhalasi dengan
intermitten positive pressure breathing (IPPB), serta (4) pemberian melalui intubasi
pada pasien yang menggunakan ventilator.
Setelah penggunaan inhaler, basuh dan kumur dengan menggunakan air. Ini untuk
mengurangi/menghilangkan obat yang tertinggal di dalam rongga mulut dan
tenggorokan, juga untuk mencegah timbulnya penyakit di mulut akibat efek obat (terutama
kortikosteroid). Berhasil atau tidaknya pengobatan aerosol ini tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
ukuran partikel, gaya gravitasi, inersia partikel, aktivitas kinetik, sifat alamiah partikel, dan sifat dari
pernapasan pasien.
Obat/zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah beta 2 simpatomimetik,
4 kortikosteroid, antikolinergik, dan antihistamin. Bahaya iritasi saluran napas dan terjadinya
bronkospasme serta reaksi hipersensitivitas (obat atau vehikulum) dapat terjadi pada penggu
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


JANIN

Setelah terjadi pembuahan akibat bersatunya sel telur dengan sel


sperma, kemudian diikuti oleh beberapa proses, pembelahan, dan
selanjutnya hasil konsepsi mengalami pertumbuhan perkembangan antara
lain:

Sperma membuahi ovum kemudian hasil konsepsi


Minggu ke 0
membagi menjadi dua, empat, delapan setelah
menjadi morulla masuk di uterus untuk menempel
± 11 hari setelah konsepsi.
Blastosit diberi makan (nutrien) oleh
sitoplasma sendiri. Pembuluh darah primitif untuk
embrio mulai berkembang pada mesoderm.

Dari embrio, bagian tubuh pertama


Minggu ke-4 / muncul adalah: tulang belakang, otak
bulan ke-1 dan saraf, jantung, sirkulasi darah
dan saraf , jantung, sirkulasi darah
dan pencernaan terbentuk.
Perkembangan embrio lebih cepat, Panjang janin
250 mm. Jantung mulai memompa Minggu darah.
ke-8 / Raut
muka dan bagian utama otak bulandapat
ke 2 terlihat.
Terbentuk telinga, tulang dan otot di bawah kulit
yang tipis.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Embrio berubah menjadi janin. Panjang janin 7-9


Minggu ke-12 / cm, tinggi rahim diatas simpisis (tulang kemaluan).
bulan ke 3 Denyut jantung janin dapat dilihat dengan
pemeriksaan ultrasonografi (USG), berbentuk
manusia, gerakan pertama dimulai, jenis kelamin
sudah bisa ditentukan, ginjal sudah memproduksi
urine, sudah ada pusat tulang, kuku.

Minggu ke-16 / Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi
bulan ke 4 rahim setengah atas simpisis – pubis. System
musculoskeletal matang, system saraf mulai terkontrol,
pembuluh darah berkembang cepat, denyut jantung
janin terdengar lewat Doppler, pancreas memproduksi
Minggu ke-20 / Panjang
insulin.janin 18-27 janin
Tangan cm. Berat
dapatjanin 300 gram. Tinggi
menggenggam. Kaki
bulan ke 5 rahim setinggi pusat.
menendang Verniks
aktif.. melindungi
Kelamin luar tubuh,
sudahlanugol
dapat
menutupi
ditentukantubuh, dan menjaga minyak pada kulit.
jenisnya.
Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat
jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Minggu ke-24 / Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600


bulan ke 6 gram. Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka
berkembang cepat. Berkembangnya sistem
pernafasan.

Panjang janin 42,5 cm.Minggu


Berat rahim
ke-32 1700
/
gram. Tinggi rahim dua pertiga
bulan ke 8 di atas
pusat. Lemak coklat berkembang di
bawah kulit, janin mulai simpan zat besi,
kalsium dan fosfor. Kulit merah dan aktif.

Minggu ke-28 /
bulan ke 7

Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram.


Tinggi rahim antara pertengahan pusat – prosessus
xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan mengatur
suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata
mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua
pertiga bentuk saat lahir.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500


Minggu ke-38 / gram. Tinggi rahim setinggi prosessus
bulan ke 9 xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah
sempurna. Seluruh uterus digunakan bayi
sehingga tidak bisa bergerak banyak,
antibody ibu ditransfer ke bayi untuk
mencapai kekebalan tubuh 6 bulan pertama
sampai kekebalan bekarja bayi bekerja
sendiri.

Minggu ke-40 /
Bulan ke-10

Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000


gram. Tinggi rahim dua jari bawah
prossesus xifodeus. Kepala janin masuk
PAP (pintu atas panggul), kuku panjang,
testis telah turun. Kulit halus hampir
tidak ada lanugo.

Sekedar pembanding bahwa kita manusia itu lebih sempurna dalam


pembuatannya ...maka berbahagialah

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Sirkulasi

Struktur temporer sirkulasi janin harus menutup agar terjadi sirkulasi Yang efektif bagi

kehidupan bayi di luar rahim. Penutupan struktur tersebut bergantung pada onset

respirasi.

Paru-paru akan mengembang dengan dimulainya respirasi, dan pengembangan

paru ini akan membuka pulmonary capillarybed.Sehingga terjadi tekanan negatif.

Darah kini,mengalir dari arteri pulmonalis lewat paru-paru (untuk mengimbangi

tekanan negatif tersebut) bagi keperluan oksigenasi. Duktus arteriosus akan

berkontraksi dengan mengembangnya paru-paru dan akhirnya duktus ini menjadi

ligamentum penyangga di dalam toraks.


SIRKULASI DARAH JANIN
Peningkatan aliran darah ke paru-paru mengurangi tekanan pada jantung sisi Yang

kanan dan meningkatkan tekanan pada sisi yang kiri. Sekarang tekanan dalam jantung

sudah sama besarnya sehingga foramen relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat
4
tersebut ketika janin bergerak-gerak.
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

SIRKULASI JANIN

Selama kehidupan intrauteri, sistem respiratorius janin tidak berfungsi dan


Foramen ovale, ductus arteriosus botalli, ductus venosus arantii, darah
yang kaya
oksigenasi O2 dan
darah nutrisi
terjadi berasal
dalam dari uri
plasenta. masuk
Karena itu.kesirkulasi
tubuh janin
darahmelalui
janin
vena umbilikalis, melalui ductus venosus arantii sebagian besar darah
tersebut sedemikian
dirancang mengalir ke rupa
vena agar
cava aliran
inferiordarah
lalu masuk
utama ke atrium kanan,
memintas dari
paru-paru
atrium kanan sebagian besar darah mengalir ke atrium kiri melalui
foraman ovale, dari atrium kiri menuju ventrikel kiri kemudian
janin.
dipompakan ke aorta, hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan
mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari
vena kafa superior, karena tekanan paru-paru yang belum berkembang ,
darah dari ventrikel kanan yang semestinya mengalir keparu-paru melalui
System sirkulasi darah janin
arteri pulmonalis akan mengalir akan mengalir melalui ductus botalli ke
aorta, sebagian kecil darah menuju paru-paru kemudian melalui vena
pulmonalis ke atrium kiri, dari aorta darah akan mengalir ke seluruh tubuh
membawa O2 dan nutrisi, setelah bayi lahir, ia segera menangis dan
4 menghirup udara yang menyebabkan paru-parunya berkembang sehingga
ductus botalli, foramen ovale, arteri umbillikalis, ductus arantii tidak
berfungsi lagi.
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

LATIHAN

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

buatlah mahasiswa menjadi 3 kelompok, dengan tugas:


- Kelompok 1: menjelaskan konsep fertilisasi dan
implantasi
- Kelompok 2: menjelaskan pertumbuhan dan
perkembangan janin
- Kelompok 3: menjelaskan sirkulasi janin

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

RANGKUMAN

 Proses kehamilan merupakan mata rantai yang


berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum,
terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm.
 Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks.
 Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi
spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi
spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa.
 Fertilisasi atau konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan
antara sel mani (sperma) dengan sel telur (ovum) di tuba
falopii.
 Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya
hasil konsepsi kedalam endometrium. Peristiwa ini terjadi
setelah 1 minggu terjadinya fertilisasi.
 Setelah terjadi pembuahan akibat bersatunya sel telur dengan
sel sperma, kemudian diikuti oleh beberapa proses,
pembelahan, dan selanjutnya hasil konsepsi mengalami
pertumbuhan perkembangan janin.
 Selama kehidupan intrauteri, sistem respiratorius janin tidak
berfungsi dan oksigenasi darah terjadi dalam plasenta.
 Tumbuh kembang fetus dimulai dari embrio sampai fetus.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

KONSEP DASAR
KEHAMILAN

PENYUSUSUN
Andita sahasrani (p07524414003)
Annisa al faiq agma(p07524414004)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES RI

PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN

T.A. 2014/2015

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Kegiatan Belajar 2

KONSEP DASAR KEHAMILAN

G
R
A

N
A

N
E
P
T
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada
seorang wanita di mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi
yang meliputi perubahan fisik, psikologis dan social. Mulai dari ovulasi
sampai partus. Lamanya sekitar 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari
300 hari (43 minggu). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal
dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir
namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menentukan
kehamilan yang sudah lanjut memang tidak sukar, tetapi menentukan
kehamilan awal sering kali tidaklah mudah terutama bila ibu mengeluh
terlambat haid beberapa bulan saja. Secara klinis tanda – tanda kehamilan
dapat dibagi menjadi tiga yaitu tanda pasti kehamilan, tanda kemungkinan
hamil dan tanda pasti kehamilan.
Pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau
bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan atau asuhan antenatal.

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu maguraikan defenisi kehamilan
2. Mahasiswa mampu mendeteksi tanda-tanda kehamilan
3. Mahasiswa mampu mendeteksi tanda pasti hamil
4. Mahasiswa mampu mendeteksi tanda kemungkinan hamil

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

5. Mahasiswa mampu mendeteksi tanda tidak pasti hamil

URAIAN MATERI

Definisi Kehamilan

Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,2002). Pembagian
kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu : Trimester pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu); Trimester kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu); Trimester ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu).

Ada beberapa definisi kehamilan yang berasal dan berbagai sumber,


beberapa diantaranya adalah :
 Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan
fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita.
kehamilan dengan kasus khusus misalnya hamil bermasalah
kecemasan yang menghantui ibu hamil juga mempengaruhi turun
naiknya kadar hormon. Selain itu, ibu yang menjalani kehamilan
dengan kasus khusus, misalnya hamil bermasalah atau pernah
mengalami keguguran juga mengalami keguguran juga mengalami
kecemasan (Maulana, 2007).
 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio
fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak
gestasi (misalnya dalam kasus kembar atau triplet). Kehamilan
manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan
kelahiran 6 minggu dari pembuahan. Istilah medis untuk wanita
hamil adalah "gravida" sedangkan manusia di dalamnya disebut

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

embrio (minggu-minggu awal ) dan kemudian janin (sampai


kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk
pertama kalinya, sedangkan multigravida adalah seoprang wanita
yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak, 2005).
 Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada
seorang wanita di mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan
fisiologi yang meliputi perubahan fisik, psikologis dan sosial
(Saifudin,2001).
 Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam
tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan spermatozoa (Kamus
Dorland, 1994)
 Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka
melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami mrnghasilkan janin
yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 1995).
 Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus. Lamanya 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
(Prawirohardjo,1999).

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan


menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Antenatal care
merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu normal atau
bermasalah.

Tanda Kehamilan

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

1. Mendeteksi Tanda Pasti Kehamilan


Indikator pasti hamil adalah penemuan – penemuan
keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan
dengan kondisi kesehatan yang lain. Pada ibu yang diyakini sedang
dalam kondisi hamil maka dalam pemeriksaan melalui USG yaitu
Ultrasonografi yang akan menggambarkan adanya janin.
Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan ke 6-7
minggu dan kepala janin dapat diukur pada usia 13 minggu dengan
menggunakan USG. USG memungkinkan untuk mendeteksi jantung
kehamilan pada minggu ke-5 sampai ke-7. Pergerakan jantung
biasanya terlihat pada 42 hari setelah konsepsi yang normal atau
sekitar minggu ke-8. Melalui pemeriksaan USG dapat diketahui juga
panjang, kepala dan bokong janin dan merupakan metode yang
akurat dalam menentukan usia kehamilan.

Gambar 1.1. Hasil pemeriksaan USG

2. Mendeteksi Tanda Kemungkinan Hamil


Indikator kemungkinan hamil adalah karakteristik fisik yang bisa
dilihat atau diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam hal
psikologis yang disebabkan oleh kehamilan.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

a. Reaksi kehamilan positif : dasar dari tes kehamilan adalah


pemeriksaan hormon Choriorlik gonadotropin sub unit beta
(beta heg) dalam urine. Jika terjadi kehamilan maka terjadi
reaksi antigen-antibodi dengan beta heg, sebagai antigen beta
heg dapat di deteksi dalam darah dan urine mulai enam hari
setelah penanaman embrio di dalam rongga rahim.
b. Uterus membesar , mengalami perubahan bentuk, besar dan
konsistensi rahim. Uterus berubah menjadi lunak dan
bentuknya globular.
c. Tanda Hegar yaitu segmen bawah rahim melunak.
Ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang melunak pada
pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6
minggu dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8. Tanda ini
sulit diketahui pada pasien gemuk atau dinding abdomen
yang tegang.
d. Tanda Chadwick. Biasanya muncul pada minggu kedelapan
dan terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang.
Tanda ini merupakan perubahan warna menjadi merah
kebiruan yang terlihat pada portio, vagina, dan labia. Tanda
ini terjadi karena adanya pelebaran vena akibat peningkatan
kadar esterogen.
e. Tanda Goodel. Tanda ini biasanya muncul pada minggu ke
enam dan terlihat lebih awal pada wanita yang hamilnya
berulang. Tanda ini berupa serviks menjadi lebih lunak dan
jika dilakukan pemeriksaan dengan speculum, serviks terlihat
berwarna lebih kelabu kehitaman.
f. Tanda Piscaseek. Pembesaran dan pelunakan rahim ke salah
satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina.
Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
Sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran
uterus menjadi semakin simetris.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

g. Tanda Braxton Hick. Bila uterus dirangsang maka akan


mudah berkontraksi. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan, misalnya pada mioma uteri, tanda
ini tidak ditemukan.

3. Mendeteksi Tanda Tidak Pasti Hamil


a. Amenorhea (tidak mendapat haid). Konsepsi menyebabkan
tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Gejala
ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat
haid lagi. Apabila seorang wanita dalam masa mampu hamil
dan sudah menikah, mereka mengeluh terlambat haid maka
pikiran mereka akan merujuk bahwa mereka hamil.
Meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat
pula mengakibatkan keterlambatan haid.
b. Mual dan muntah. Mual dan muntah merupakan gejala
umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang
berkepanjangan. Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, menimbulkan
mual dan muntah terutama pada pagi hari yang sering disebut
dengan morning sickness. Akibat mual dan muntah akan
menyebabkan nafsu makan berkurang. Apabila mual dan
muntah berlebihan maka disebut hiperemesis gravidarum.

Gambar 1.2. Morning sickness

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

c. Mengidam. Ibu hamil sering meminta makanan atau


minuman tertentu terutama pada bulan-bulan pertama.

Gambar 1.3. Ibu yang mengidam

d. Pingsan. Sering dijumpai apabila ibu sedang berada di


tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
e. Mamae menjadi tegang dan membesar. Mamae menjadi
tegang dan membesar karena pengaruh esterogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

Gambar 1.4. Perubahan ukuran mamae

f. Anoreksia. Pada bulan-bulan pertama ibu akan mengalami


keadaan dimana tidak nafsu makan namun setelah itu nafsu
makan akan timbul kembali.
g. Sering miksi. Keadaan ini terjadi karena kandung kemih
pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya


keluhan ini akan menghilang karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul dan akan kembali terasa pada
trimester akhir karena janin mulai memasuki rongga panggul
dan menekan kembali kandung kemih.
h. Konstipasi atau obstipasi. Keadaan ini terjadi karena tonus
otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid. Ini juga terjadi karena efek relaksasi progesteron dan
perubahan pola makan.
i. Hipertropi dari papilla gusi (epulis). Tanda berupa
pembengkakan pada gusi. Gusi tampak bengkak karena
peningkatan jumlah pembuluh darah sekitar gusi, epulis
adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
j. Perubahan pada perut. Uterus tetap berada pada rongga
panggul sampai minggu ke 12. Setelah itu uterus muai diraba
diatas simpisis pubis.
k. Leukore (keputihan). Tanda berupa peningkatan jumlah
cairanvagina pada pengaruh hormon cairan tersebut tidak
menimbulkan rasa gatal, warnanya jernih dan jumlahnya
tidak banyak.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

LATIHAN

Siswa dibagi menjadi 5 kelompok:


Kelompok 1: menguraikan tentang kehamilan
Kelompok 2: mendeteksi tanda-tanda kehamilan
Kelompok 3: mendeteksi tanda pasti hamil
Kelompok 4: mendeteksi tanda kemungkinan hamil
Kelompok 5: mendeteksi tanda tidak pasti hamil
Penugasan dibuat dalam bentuk makalah dan power point!

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

RANGKUMAN

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.


Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita
di mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi yang meliputi
perubahan fisik, psikologis dan sosial. Pembagian kehamilan dibagi dalam 3
trimester, yaitu : Trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
(0-12 minggu); Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28
minggu); Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42
minggu). Banyak tanda – tanda yang akan dialami oleh ibu hamil selama
masa kehamilannya. Terdapat tanda pasti kehamilan, tanda kemungkinan
hamil dan tanda tidak pasti dalam kehamilan.
Tanda pasti kehamilan dapat diketahui dari pemeriksaan USG.
Kantong janin dapat dilihat pada usia kehamilan ke 6-7 minggu dan kepala
janin dapat diukur pada usia 13 minggu dengan menggunakan USG. Tanda
kemungkinan hamil seperti : tanda chadwick, hegar, piscaseek, uterus
membesar dan lain sebagainya sedangkan tanda tidak pasti dalam kehamilan
biasanya seperti amenorhea, morning sickness, mengidam, pingsan,
payudara yang membesar dan lain sebagainya.
Pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau
bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

KONSEP DASAR
KEHAMILAN

PENYUSUSUN
Arni anjuita (p07524414003)
Asnita vera sianturi(p07524414004)

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES RI

PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

T.A. 2014/2015
Kegiatan Belajar 3

Menetapkan diagnose kehamilan

PENGANTAR
Seberapapun majunya ilmu kedokteran, jika berhubungan dengan
diagnosis kehamilan, kadang-kadang kalah dengan instuisi wanita. Akurasi
berbagai tes kehamilan juga bervariasi dan banyak yang tidak mengindikasi
kehamilan secepat instuiti, sebagian wanita yang “merasa” mereka sedang
hamil-yang kadang muncul setelah beberapa hari pembuahan.
Ada beberapa cara untuk mendiagnosis kehamilan yaitu dengan
meliah tanda-tanda kehamilan dan lainnya.

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Menetapkan diagnose kehamilan

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

URAIAN MATERI

MENDIAGNOSA KEHAMILAN

DIAGNOSA HAMIL/TIDAK HAMIL

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin adalah


kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan di bagi menjadi 3 triwulan, Triwulan I dimulai dari konsepsi
sampai 12 minggu, triwulan II dari 12-28 minggu, dan Triwulan III dari 28-
40 minggu. Diagnosis kehamilan dapat di tegakkan dengan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan:
1. Tanda mungkin hamil
2. Tanda tidak pasti hamil
3. Tanda pasti hamil

GRAVIDA

Gravida adalah suatu peristiwa alami dan fisiologi yang terjadi


pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang
membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami
proses perkembangan dalam uterus sampai proses persalina.
Gravid adalah istilah medis untuk wanita hamil, istilah ini seringa
di awali untuk menunjukkan jumlah kehamilan misalnya:
1. Primigravida
Primigravida adalah ibu yang pertama kali hamil. Kehamilan
(graviditas) dimulai dengan konsepsi (pembuahan) dan
berakhir dengan permulaan persalinan.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

2. Multigravida
Multigravida adalah wanita yang sudah beberapa kali hamil.
Pada multigravida dilakukan pernyataan tentang persalinan
yang lampau, sebagai gambaran kerjasama antara, 3P yaitu :
 power (kekuatan HIS dan mengejan)
 passenger (besar dan beratnya janin dan plasenta)
 passage (jalan lahir tulang dan lunak).

Perbedaan primigravida dan multigravida:

Primigravida Multigravida
1. buah dada tegang 1. lembek menggantung
2. putting susu runcing 2. putting susu tumpul
3. perut menonjol dan edepan 3. perut lembek dan tergantun
4. striae lividae 4. striae lifidae dan strie
5. perineum utuh aldicans
6. vulva tertutup 5. perineum berparut
hymen perforates: 6. vulva menganga
1. vagina sempit dan teraba 7. carunculae myrtiformis
rugae 8. vagin longgar, selaput lender
2. portio runcing, ost.ext. licin
tertutup 9. portio tumpul dan terbagi
dalam bibir depan dan bibir
belakang

USIA KEHAMILAN

Masa kehemilan dibagi alam 3 bulanan ( TRIMESTER).


Trimester I merupakan perkembangan dan pembentukan organ

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Trimester II merupakan tahap perkembangan dan pertumbuhan


lanjutan.
trimester III merupakan akselerasi tumbuh kembang dan persiapan
kelahiran dimana pada awal masa ini janin dapat hidup di dunia
luar dengan atau tanpa bantuan medis.

Ada beberapa cara menghitung usia kehamilan diantaranya:


a. Rumus NEAGELE
Usia kehamilan dapat dihitung menggunakan rumus Neagele
dengan berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
sehingga dapat diketahui tafsiran persalinan (TP). Untuk dapat
menghitung usia kehamilan berdasarkan HPHT dapat
dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan
teratur (28-30 hari). Penggunaan rumus ini adalah dengan (+7)
pada tanggal pertama dan haid terakhir, kemudian (-3) pada
bulan dan (+1) pada tahun.
Untuk bulan yang tidak bisa (-3) misalnya Januari, Februari
dan Maret maka bulannya (+9) tapi pada tahun tetap.

Contoh;
1. Jika HPHT adalah 16 Nov 2008 maka:
16-11-08
+ - +
7 3 1
23 – 8-09 ( ini tanggal HPL/TP)
Jadi taksiran waktu kelahiran adalah 23 Agustus 2009,
sedangkan untuk usia kehamilan tinggal menghitungnya
setiap tanggal 23, jadi pada saat 23 Desember berarti usia
kehamilan menginjak 1 bulan, 23 Januari usia kehamilan 2
bulan.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

JANIN HIDUP ATAU MATI

Dalam menegakkan diagnosis janin dalam keadaan hidup


atau mati ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai dasar
dalam table berikut:
NO. JANIN HIDUP JANIN MATI
1. DJJ terdengar DJJ tidak terdengar
2. Rahim membesar seiring Rahim tidak membesar/TFU
dengan bertambahnya TFU menurun
3. Pada palpasi teraba jelas Palpasi tidak jelas
bagian bagian janin
4. Ibu marasakan gerakan janin 1. Ibu tidak merasakan
gerakan janin
2. Pada pemeriksaan rongen
terdapat tanda spalding
(tulang tengkorak tumpang
tindih), tulang punggung
melengkung, ada
gelembung as dalam janin
3. Reaksi biologis akam
nuncul setelah 10 hari
janin mati.

JANIN TUNGGAL ATAU KEMBAR

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Selain kesejahteraan janin, banyaknya janin dalam uterus juga


harus dipastikan agar dapat di prediksi gambaran persalinannya
yang akan dilalui. Untuk memastikan

janin tunggal atau ganda dapat di bedakan dari beberapa hal


seperti dalam table berikut:
NO. JANIN TUNGGAL JANIN KEMBAR
1. Pebesaran perut sesuai usia Pembesaran perut tidak sesuai
kehamilan dengan usia kehamilan
2. Palpasi : teraba 2 bagian besar 1. Teraba 3 bagian
(kepala, bokong) besar(kepala,bokong)
2. Meraba 2 bagian besar
berdampingan
3. Teraba bagian-bagian kecil Meraba banyak bagian kecil
hanya di satu pihak( kanan atau
kiri)
4. Denyut jantung janin (djj) Terdengar 2 djj pada 2 tempat
terdengar di satu tempat dengan perbedaan 10 denyutan
atau lebih
5. Rongen hanya dapat 1 kerangka Rontgen tampak 2 kerangka janin
janin

Gambar: bayi kegambar didalam kandungan dan bayi tunggal

POSTUR JANIN DALAM RAHIM

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

a. Situs atau letak


Letak janin adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu
panjang misalnya memanjang atau melintang.
Jenis-jenis letak bayi dalam rahim adalah sbb:
 Letak kepala
 Letak fleksi atau letak belakang kepala
 Letak dahi
 Letak muka
 Letak sungsang atau bokong
 Letak bokong sempurna (complete breech)
 Letak bokong (frank breech)
 Letak bokong tidak sempurna(incomplete
breech)
 Letak lintang atau transversal
 Letak miring atau oplit
b. Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap
sumbunya, khususnya terhadap tulang punggungya, mis: fleksi
atau defleksi.
Umumya janin dalam keadaan fleksi dimana kepala, tulang
punggung, dan kaki dalam kadaan flrksi serta kedua lengan
bersilang didada
c. Posisi (postion)
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada
dibagian bawah uterus berada di sebelah kanan,kiri, belakang
atau depan terhadap sumbu tubuh ibu (ubun-ubun kecil depan)
d. Presentation
Digunakan untuk menetukan bagian janin yang ada di bagian
uterus, seperti presentasi kepala/bokong.

JANIN INTRAUTERI ATAU EKSTRAUTERI

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Kepastian janin berada diluar atau didalam uteri sangat diperlukan.


Ini berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan karena
menyangkut kondisi kegawatdaruratanmeskipun diagnosis ini
sebenarnya sangat mudah untuk ditegakkan, namun tidak ada
salahnya jika kembali kita cermati perbedaan seperti dalam table
berikut ini :

NO. INTRAUTERI EKSTRAUTERI


1. Ibu tidak merasakan nyeri jika Pergerakan janin dirasakan nyeri
ada pergerakan janimn sekali
2. Janin tidak begitu mudah diraba Janin lebi mudah diraba
3. Ada kemajuan persalianan: Tidak ada kemajuan persalian
a. Pembukaan
b. Frekuensi dan
lamanya kontraksi
uterus bertambah
seiring dengan
berjalannya waktu
persalinan
c. Penurunan kepala
janin bertambah

G. KEADAAN JANIN LAHIR

 adanya tanda chatwick


 Adanya tanda hegar
 Tidak adanya kemungkinan panggul sempit (melalui
pemeriksaan panggul)

PENETUAN LETAK ANAK (PALPASI


ABDOMEN)
4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

 LEOPOLD
Palpasi Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu
bayi untuk menetukan posisi dan letak janin engan menggunakan
palpasi abdomen, palpasi leopld terdiri dari 4 langkah yaitu:
1. LEOPOLD 1
Bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain
yang terdapat pada bagian fundus uteri.
2. LEOPOLD II
Bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil janin
di sepanjang sisi maternal
3. LEOPOLD III
Bertujuan untuk membedakan bagian persentasi dari janin dan
sudah masuk bagian pintu panggul.
4. LEOPOLD IV
Bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana
bagian presentasi sudh masuk pintu atas panggul, memberikan
onformasi tentang bagian preentasi :
 Bokong (kepala)
 Sikap/attitude (fleksi/ekstensi)
 Station (penurunan bagian presentasi)

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Gambar: leopold I sampai IV


 RUMUS BHARTOLOMEW
Antara simfisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 yang sama, maka
tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan, fundus uteri teraba tepat
di syimfisis umur kehamilan 2 bulan(8 minggu). Antara pusat sampai
prosesus xifoideus dibagi menjadi 4 bagian dan tiap bagian
menunjukkan kenaikan 1 bulan, tinggi fundus uteri pada umur
kehamilan 40 minggu ( bulan ke 10) kurang lebih sama dengan umur
kehamilan 32 minggu (bulan ke-8)

 MENGGUNAKAN FUNDUS UTERI (TFU)

1. Mempergunakan tinggi fundus uteri


Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi
fundus dan membandingkan dengan patokan

Umur kehamilan Tinggi fundus uteri

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

12 minggu 1/3 diatas symfisis


16 minggu ½ simfisis pusat
20 minggu 2/3 diatas simfisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggi 1/3 diatas pusat
34 minggu ½ pusat/ prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prossesu xifideus
40 minggu 2 jari dibawah prosessus xifideus

Gambar: ukuran perut TFU

 MENGGUNAKAN PITA UKUR

Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam


pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik 0
pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan
pita pengukur ditarik melewai garis tengah abdomen
sampai puncak titik, hasil di baca dalam skala cm, ukuran
yang terukur sebaiknya di perkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

 USG (Ultrasonografi)
Selain dengan kemajuan teknologi,
ultrasonografi(USG) usia kehamilan dapat di tentukan
dengan lebih tepat. Sehingga doketer seyogyanya selalu
mentukan usia kehamilan menurut rumus dari hasil
pemeriksaan USG.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

LATIHAN

Siswa di bagi menjadi kelompok:


Kelompok 1: menjelaskan tanda-tanda kehamilan.
Kelompok 2: menjelaskan cara mengetahui usia kehamilan dan berikan
contoh kasus?
Kelompok 3: menganalisi cara diagnosis janin hidup atau mati dan janin
tungga atau kembar?
Kelompok 4: menentukan postur janin dalam rahim dan cara menentukan
janin intrauteri atay ekstrauteri.
Kelompok 5: menentukan bagaimana keadaan janin.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

RANGKUMAN

Diagnosi dibuat untuk menetukan hal-hal sebagai berikut:


Kehamilan noral dengan gambaran ibu sehat, Kehamilan dengan
masalah khusus, seperti masalah keluarga atau psikososial.Kehamilan
dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan
atau kerja sama penanganannya. Seperti hypertensi, anemia berat,
preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit
kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memburuk selama kehamilan.
Kehamilan dengan kondisi kegawat daruratan yang membutuhkan
rujukan segera. Seperti perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau
kondisi-kondisi kegawat daruratan lain pada ibudan bayi.
a. Lepold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus
dengan kedua telapak tangan.
b. Leopold II
kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri kanan, jari kea rah
kepala pasien mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin,
atu mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
c. Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak dibawah (di
atas symfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk
difiksasi
d. Leopold IV

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri kanan jari ke
arah kaki pasien, untuk informasi bagian terbawah janin dan menetukan
apakah bagian tersebut sudah masuk/ melewati pintu panggul.

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

TES
FORMATIF
Kasus I
Ny. Edi datang ke BPS ingin memeriksakan diri untuk yang
pertamakalinya karena selama 6 bulan tidak haid. Ny. Edi juga
mengeluh sering sakit punggung bagian atas dan bawah. Dari hasil
pemeriksaan diperoleh data : perut membesar, teraba gerakan janin, pada
auskultasi terdengar denyut jantung janin diperut ibu bagian kiri.

SOAL
1. Tinggi fundus uteri yang diharapkan pada Ny. Edi sesuai usia
kehamilannya adalah…
a. Pertangahan simphisis pusat
b. 3 jari di bawah pusat
c. Setinggi pusat
d. 3 jari di atas pusat

2. Yang merupakan tanda-tanda pasti kehamilan pada Ny. Edi


adalah…
a. Perut membesar
b. Teraba gerakan janin
c. Test kehamilan positif
d. Tidak haid selama 6 bulan

3. Perkembangan janin dalam kehamilannya Ny. Edi adalah…


a. Ginjal memproduksi urine
b. Perkembangan pernafasan dimulai
c. Mata mulai membuka dan menutup
d. Jenis kelamin sudah dapat diketahui

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

4. Penyebab keluhan yang dirasakan oleh Ny. Edi adalah…


a. Penekanan dari uterus yang membesar
b. Terjadinya relaksasi dari otot-otot halus
c. Spasme otot karena tekanan terhadap syaraf
d. Kontraksi otot, ketegangan spasma otot, letih

5. Anjuran bidan untuk meringankan keluhan Ny. Edi adalah


a. Melakukan olah raga jalan kaki
b. Menggunakan kompres dingin
c. Mengajarkan body mekanik yang baik
d. Tidur dengan bantal yang tinggi

KASUS II
Ny. Z datang memeriksakan kehamilannya diantar suaminya tanggal 26
November 2011. Kehamilan ini adalah yang pertama, belum pernah
abortus. HPHT 14 Mei 2011. Ny. Z mengeluh mengalami rasa nyeri dan
pegal pada daerah lipat paha akhir-akhir ini. Hasil palpasi leopold I
didapatkan fundus uteri teraba satu bagian keras, bulat, melenting;
leopold II perut sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil terputus-putus;
sebelah kanan teraba bagian keras, memanjang seperti papan dan
tahanan leopold III teraba satu bagian lunak, kurang bulat masih dapat
digoyangkan. DJJ: 136 x/menit teratur, PM tunggal disebelah kanan
bawah pusat.

SOAL
6. Berdasarkan usia kehamilan Ny. Z tinggi fundus uterus
adalah…
a. Setinggi pusat
b. 3 jari di bawah px
c. 2 jari bawah pusat
d. 2 jari diatas pusat
e. Pertengahan pusat-Px

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

7. Diagnosis kebidanan Ny. Z adalah….


a. G1P0A0, hamil 28 minggu, janin tunggal,
hidup, intrauterine , puka, persentasi kepala U
b. G1P0A0, hamil 28 minngu, janin tunggal,
hidup, intrauterine, puka, presentasi belakang
kepala U
c. G1P0A0, hamil 30 minngu, janin tunggal,
hidup, intrauterine, puka, presentasi kepala U
d. G1P0A0, hamil 30 minngu, janin tunggal,
hidup, intrauterine, puka, presentasi belakang
kepala U
e. G1P0A0, hamil 30 minngu, janin tunggal,
hidup, intrauterine, puki, presentasi kepala U

8. Penjelasan yang anda berikan pada Ny. Z berkaitan dengan


keluhannya yaitu….
a. Adanya pembesaran rahim yang signifikan
b. Iritasi kulit daerah lipat paha karena
pergesekan
c. Adanya ketenggangan ligament yang
mempertahankan posisi rahim
d. Kemungkinan adanya pembesaran kelenjar
limfa pada lipat paha.
e. Adanya relaksasi sendi panggul Karena
pengaruh hormone relaksin.

9. Berdasarkan usia kehamilan Ny. Z, maka focus bidan pada


kunjungan ini adalah…
a. Persiapan persalinan
b. Mendeteksi kelainan letak
c. Mendeteksi kehamilan ganda

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

d. Kewaspadaan terhadap hipertensi dalam


kehamilan
e. Mendeteksi kondisi yang memerlukan
persalinan di rumah sakit

10. Sikap anda yang mencerminkan praktik gerakan saying ibu


dalam asuhan kehamilan untuk Ny. Z yang datang dengan
suaminya adalah…
a. Memberikan multivitamin sebagai program
rutin bidan.
b. Melibatkan suami dalam memberikan
pendidikan kesehatan.
c. Mempersilakan suami agar menunggu di
ruang tunggu saat Ny. Z diperiksa
d. Menyarankan pemeriksaan USG agar ibu dan
suami mengetahui jenis kelamin bayi
e. Menyarankan suami untuk mendampingi ibu
pada pemeriksaan kehamilan selanjutnya.

11. Ny. K umur 23 tahun, G1P0A0 pada tanggal 28 maret 2011


datang ke bidan dan mengeluh lemas, mual, muntah serta
sering buang air kecil. Menstruasi terakhir tanggal 29
Desember 2010.Keluhan mual muntah yang dirasakan oleh
Ny. K disebut.......
A. Hiperemesis
B. Piscaseek sign
C. Braxton hicks
D. Tanda chadwick
E. Morning sickness

12. Ny.S umur 22 tahun tanggal 10 Februari 2012 datang pertama


kali ke RB Mulia untuk memeriksakan kehamilannya, HPHT

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

25 November 2011. Menyatakan hamil pertama kali dan


mengeluh payudara membesar, terasa penuh, tegang dan
sensitif bila disentuh.Keluhan yang dirasakan Ny.S
dipengaruhi oleh hormon :
A. Esterogen dan progesteron
B. Esterogen, progesteron, dan oksitosin
C. Esterogen, progesteron, dan prolaktin
D. Esterogen, progesteron, dan chorionic somatrotopin
E. Esterogen, progesteron, dan chorionic

13. Ny. I datang ke bidan pada tanggal 23 desember 2011. Data


yang dapat diperoleh dari pemeriksaan HPHT : 1 September
2011, TD : 110/60 mmHg, dengan keluhan gusi sering
berdarah. Keluhan pada Ny. I disebut juga.......
A. Epulis
B. Selivitis
C. Nefrosis
D. Somatitis
E. Caries denti

14. Anjuran yangdiberikan untuk meringankan keluhan Ny. I


adalah
A. Mengonsumsi Fe
B. Berkumur dengan air es
C. Mengonsumsi vitamin c
D. Berkumur dengan air garam
E. Berkumur dengan larutan bethadine

15. Ny. S umur 24 tahun hamil pertama kali, usia kehamilan 20


minggu dengan keluhan mual, muntah hingga tiga kali/hari.
Hasil pemeriksaan Hb 9 g%. Apa keluhan yang menyertai
keluhan yang dirasakan Ny. S?

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

A. Mual muntah
B. Nyeri epigastrium
C. Eklamsia
D. Sakit kepala dan mata rabun
E. Pusing dan mata berkunang-kunang

16. Ny. R 23 tahun hamil pertama, datang ke bidan pada tanggal


29 agustus 2011. HPHT tanggal 20 Juni 2011, mengeluh mual
muntah. Muntah 5-8 kali pada pagi hari, nafsu makan
berkurang. Keluhan yang dialami Ny. R saat ini adalah......
A. Eklamsia
B. Anoreksia
C. Hiperemesis gravidarum
D. Epulis
E. Pusing-pusing

17. Asuhan kebidanan yang dapat diberikan pada Ny. R adalah.....


A. Istirahat
B. Makanan tinggi kalori
C. Makanan dalam bentuk cair
D. Makanan tinggi karbohidrat
E. Makanan sedikit-sedikit tapi sering

18. Ny. Siti 25 tahun datang ke Rb Sehati dengan keluhan tidak


haid kurang dari tiga bulan, mengeluh selalu mual pada pagi
hari. Ny. Siti menyatakan bahwa ini kehamilan pertama kali.
Bidan melakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil TD :
110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, ballottement positif, PP
test positif, dan Hb 10,5 g%. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa adalah......
A. Pemeriksaan darah
B. Pemeriksaan plano test

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

C. Pemeriksaan USG
D. Pemeriksaan protein urine
E. Pemeriksaan glukosa urine

19. Tanda kehamilan yang mungkin ditemukan pada Ny. Siti


adalah....
A. Kelelahan
B. PP test positif
C. Mual dan muntah
D. Tidak haid tiga bulan
E. Anoreksia

20. Tanda kehamilan tidak pasti pada Ny. Siti adalah


A. Ballottement positif
B. PP test positif
C. Mual dan muntah
D. Djj dengan doppler
E. Tanda chadwick

KASUS III
NY. F umur 25 tahun hamil ke 2 datang ke BPM dengan
keluhan anorea 3 bulan, Ny.F merasa sering mual kadang-
kadang muntah. Hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri 3 jari
dibawah pusat tidak teraba balotemen, hasil pemeriksaan PPF
darah kecoklatan.

SOAL
21. Tujuan utama dari palpasi abdomen adalah
a. Menetukan umur kehamilan
b. Menetukan fundus uteri
c. Menganalisis taksiran berat janin
d. Memastikan bagian-bagian janin

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

e. Membandingkan usia kehamilan

22. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan


diagnosis pada kasus Ny.F adalah
a. HBSAg
b. Darah rutin
c. Titer HCG
d. Urine rutin
e. Tes kehamilan

KASUS IV
Ny. K umur 23 tahun G1P0A0, pada tanggal 28 Maret 2011
datang kebidan dan mengeluh lemas, mual, muntah, serta
sering kencing. Menstruasi terakhir tanggal 29 Desember
2010

SOAL
23. Berdasarkan data diatas maka usia kehamilan Ny. K adalah
a. 8 minggu
b. 10 minggu
c. 12 minggu
d. 14 minggu
e. 16 minggu

24. Apabila dilakukan palpasi abdomen TFU abdomen berada di


a. Setinggi pusat
b. Satu jari diatas pusat
c. Setinggi symphisis pubis
d. 2-3 jari diatas symphisis pubis
e. Antara pusat dan symphisi pubish

KASUS V

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

Pada tanggal 15 agustus 2011 Ny. L dating kebidan untuk


memeriksakan kehamilannya, Ny. L menyatakan dari
pertama kali hamil, menstruasi terakhir tanggal 25 Februari
2011 mengeluh pada wajahnya timbul flek-flek hitam
terutama pada dahi, pipi, dan hidung hadil pemeriksaan
TD:110/70mmHg, N:88x/menit

SOAL
25. Usia kehamilan pada Ny.L adalah..
a. 12 minggu
b. 16 minggu
c. 20 minggu
d. 24 minggu
e. 26 minggu

26. Tanggal perkiraan persalinan untuk Ny.L adalah …


a. 2 November 2011
b. 4 Desember 2011
c. 18 Desember 2011
d. 2 Desember 2011
e. 9 Desember 2011

27. Saat ini TFU Ny.L barada di..


a. Setinggi pusat
b. 2 jari diatas perut
c. 3 jari diatas perut
d. 3 jari diatas perut
e. Antara pusat dan simfisis

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

KASUS VI
Ny. S umur 22 tahun tanggal 10 Februari 2012 datang ke
RB Mulia untuk memeriksakan kehamilannya, HPHT 25
November 2011 menyatakan hamil pertama kali dan
mengeluh payudara membesar terasa penuh, tegang, dan
sensitive bila di sentuh

SOAL
28. Umur kehamilan pada Ny. S adalah
a. 8 minggu
b. 9 minggu
c. 10 minggu
d. 11 inggu
e. 12 minggu

29. TFU pada umur kehamilan Ny. S adalah


a. Setinggi pusat
b. 2 jari diatas pusat
c. 3 jari dibawah pusat
d. 2-3 jari diatas symfisi
e. Pertengahan pusat simphisis

30. Hari perkiraan lahir pada kehamilan Ny. S yaitu..


a. 1 Agustus 2012
b. 2 Agustus 2012
c. 1 September 2012
d. 2 September 2012
e. 3 September 2012

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

KUNCI JAWABAN TES


FORMATIF
1. C 29. D
2. B 30. D
3. A
4. C
5. C
6. D
7. A
8. C
9. C
10. A
11. E
12. D
13. A
14. D
15. E
16. C
17. E
18. C
19. B
20. C
21. E
22. C

23. C
24. D
25. D
26. B
27. A
28. D

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

GLOSARIUM

A K
Amenorrhoe konsepsi
B M
blastosit Menopause
blastula Multigravida
D Morning sickness
ductus arteriosus botalli, O
ductus venosus arantii ovum pick up mechanism
E
Embrio P
F Primigravida
Foramen ovale, prosessus xifodeus
folikel de graaf pulmonary capillarybed
G
Gravida T
H Triplet
hiperemesis gravidarum
hipertrofi papilla ginggivae U
I ultrasonografi (USG)
implantasi

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

DAFTAR
PUSTAKA
 Ai Yeyeh Rukiyah S.Si.T, MKM, dkk.2013.Asuhan Kebidanan
1.Jakarta:TIM.
 Dr. Sofian, Amru Sp.OG(k).onk.MWALS.2013.Sinopsis
Obstetri.Jakarta:EGC.
 Dwi Mira W., S.Si.T. 2010. Buku Ajar Biologi Reproduksi.
Jakarta:EGC.
 Marimbi, Hanum. 2011. Biologi Reproduksi. Yogyakarta:Nuha
Medika.
 Sapartiah, Titik, S.SiT., S.Kep., M.Kes. dan Ida Aryanti, S.SiT.,
M.Kes. 2012. Kumpulan Soal Pengetahuan Dalam Ujian Metode
OSCA. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
 Yuni Kusmiyati, SST,dkk.2010.Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu
Hamil).Yogyakarta:Fitramaya
 Murkof Heidi.2010.hamilkah saya.Jakarta,Diglosia
 Thompson June.2010.kehamilan dari pembuahan hingga kelahiran.
Dian Rakyat
 Kusmiyati Yuni dkk.2010.perwatan ibu hamil.Yogyakarta .
fitramaya
 Rukiah Ai Yeyeh dkk,2013.asuhan kebidanan
1kehamilan.Purwakarta.TIM
 Yulianti Lia dkk,2011.asuhan kebidanan 1
kehamilan.Purwakarta.TIM
 Sulistya Ari.2011.asuhan kebidananpada masa kehamilan. Jakarta.
Salemba Medika

4
Mata kuliah : Keterampilan
Dasar Kebidanan

RIWAYAT PENULIS

Anda mungkin juga menyukai