Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA

PRAKONSEPSI
DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
PADA WANITA USIA SUBUR DENGAN ANEMIA

LELY AGUSTINA BR SINAGA


P07524
DEFENISI
• PRANIKAH
Kata dasar dari pranikah ialah “nikah” yang merupakan ikatan
(akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan
hukum dan ajaran agama. Imbuhan kata pra yang memiliki
makna sebelum, sehingga arti dari pranikah adalah sebelum
menikah atau sebelum adanyanya ikatan perkawinan (lahir batin)
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri (Setiawan,
2017).
• PRAKONSEPSI
Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup
yang sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah
tangga. prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya pembuahan
yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum.
Periode prakonsepsi memiliki rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup
waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu 100 hari sebelum
konsepsi. Wanita prakonsepsi diasumsikan sebagai wanita usia
subur (WUS) yang sudah siap menjadi seorang ibu. Prasyarat gizi
sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi
normal dan sehat (Susilowati, dkk 2016).
• ANEMIA
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang
rendah dalam darah yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah
sel darah merah yang cukup(Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017).
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah
yang lebih rendah daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan
jaringan pembentuk sel darah merah dalam produksinya guna
mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia
gizi besi adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat besi
sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam
tubuh terganggu (Adriani & Wijatmadi, 2012).
ETIOLOGI
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
• Gangguan pembentukan eritrosit Gangguan pembentukan
eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi tertentu
seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat),
asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang.
• Perdarahan Perdarahan baik akut maupun kronis
mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam
sirkulasi.
• Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit.
TANDA DAN GEJALA
• kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/dl
• badan lemah, lesu, cepat lelah
• mata berkunang-kunang serta telinga mendenging
Pada pemeriksaan fisik dijumpai : pasien yang pucat, terutama
pada konjunctiva dan jaringan di bawah kuku.
Sedangkan gejala khas pada ADB adalah: Koilonychia, Atropi
papil , dan Stomatitis angularis (cheilosis).
DIAGNOSA
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO dan Lanzkowsky 2016 :
• Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia
• Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata < 31% (Normal : 32 – 35 %)
• Kadar Fe serum < 50 Ug/dl ( Normal 80 – 180 ug/dl)
• Saturasi transferin< 15% (Normal 20 – 50 %)
• Pemeriksaan apus darah tepi hipokrommikrositik yang
dikonfirmasi dengan kadar MCV, MCH, dan MCHC yang
menurun.
• Pada perwarnaan sumsum tulang tidak ditemukan besi atau
besi berkurang.
AKIBAT
• Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan.
• Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia
) dan gagal jantung.
• Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal.
• Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau 
bayi terlahir dengan berat badan rendah.
• Gangguan proses tumbuh kembang jika 
anemia terjadi pada anak-anak atau bayi.
• Rentan terkena infeksi.
PENATALAKSANAAN
Menurut Engram, (1999). Penatalaksanaan pada pasien dengan
anemia yaitu :
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asamfolat, besi)
3. Transfusi darah.
ANAMNESIS LENGKAP
Anamnesa adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian (Nursalam, 2005).
• Identitas lengkap
• Aktivitas / istirahat
• Sirkulasi
• Integritas ego
• Eleminasi
• Makanan/cairan
• Neurosensori
• Nyeri/kenyamanan
• PEMERIKSAAN FISIK
• Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan
(Nursalam, 2005).
• Keadaan umum
• Kulit
• Mata
• Telinga
• Mulut
• Paru – paru
• Dispneu.
• Kardiovaskuler
• Gastrointestinal
• Muskuloskletal
• System persyarafan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan laboratorium klinis dilakukan untuk mengetahui
gejala atau tanda-tanda akan adanya suatu gangguan penyakit
misalnya anemia ata pertumbuhan fisik yang tidak normal.
(Nursalam, 2005).
• Hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung asuhan.
DIAGNOSA / MASALAH KEBIDANAN
• Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin
leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi
tertekan).
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan
mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
INTERVENSI
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau
penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
• Tujuan
Infeksi tidak terjadi.
• Kriteria Hasil
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko
infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka.
• Intervensi
Anjurkan pasien untuk mencuci tangan, berikan perawatan kulit,
perianal dan oral.
• Rasional
Mencegah kontaminasi mikroorganisme.
Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
• Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
• Kriteria Hasil
Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium
normal.
Tidak mengalami tanda mal nutrisi.
Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
• Intervensi
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
Observasi dan catat masukan makanan untuk penderita anemia.
Timbang berat badan setiap hari.
Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu makan.
• Rasional
Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau
kualitas kekurangan konsumsi makanan.
Memudahkan intervensi.
Mengawasi penurunan berat badan.
Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.
BAB I
PENDAHULUAN

• Rasionalisasi pentingnya CJR


• Tujuan penulisan CJR
• Manfaat CJR
• Identitas Artikel dan Journal yang direview
• Judul Artikel :
• Nama Journal :
• Edisi terbit :
• Pengarang artikel :
• Penerbit :
• Kota terbit :
• Nomor ISSN :
• Alamat Situs :
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

• Permasalahan / Isu yang dikaji


• Solusi secara teoretik dan Metode yang digunakan
• Hasil penelitian/ringkasan dari pembahasan
• Kesimpulan
• Saran/Rekomendasi
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS

• Pembahasan isi Journal (bandingkan/ hubungkan minimal


dengan 2 Journal atau buku lainnya)
• Solusi secara teoretik Hasil penelitian/pembahasan artikel
• Kesimpulan
• Saran/Rekomendasi  
• Kelebihan dan kekurangan isi Artikel Journal
• Dari aspek ruang lingkup isi, tata bahasa dan kemudahan untuk
difahami
BAB IV PENUTUP

• Kesimpulan
• Romendasi
• DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
• Cover Journal
• Halaman judul
• Halaman penerbit
• Daftar isi Journal
• Isi Artikel

Anda mungkin juga menyukai