Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TUTORIAL

BLOK KELUHAN SISTEM HEMOPOETIK & LIMFORETIKULAR

SKENARIO 1
“LEMAS DAN LELAH”

Disusun Oleh : Kelompok 9

Dosen Tutor : dr.Nurul Hidayah, M. Kes, Sp.A (K)

dr. Rangsang Bagus Prabowo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

Oktober, 2019
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1.M. Ramazali NIM 1710911210031


2.Aderiel Gabrian Tarius NIM 1710911310001
3. Evorius Oriwarda NIM 1710911310011
4. Ana Khawarizna Maulida NIM 1710911120004
5. Asmah Aulia NIM 1710911120006
6.Khairunnisa NIM 1710911120015
7. Nurainun NIM 1710911120027
8. Rizkina NIM 1710911120035
9. Adma Hayani Dona Yanti NIM 1710911220002
10.Annisa Susilo NIM 1710911220011
11.Imanuella Yessy Natalia NIM 1710911220025
12.Shafa Rahmani Puteri NIM 1710911220048
SKENARIO 1

Lemas dan lelah


Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas sejak
beberapa bulan sebelum menikah.Saat ini pasien telah hamil 5 bulan.Keluhan disertai cepat
lelah serta sering mengantuk terutama jika pagi hari.Kadang pasien juga merasakan jantung
berdebar dan pusing.Pasien juga mengeluh tambah lemas jika setelah menstruasi.Menurut
pengakuannya, darah yang keluar tiap menstruasi sangat banyak dan biasanya berlangsung
7- 8 hari. Pasien memiliki jadwal makan yang baik, namun tidak suka memakan daging
ayam, daging sapi atau ikan karena merasa amis. Biasanya pasien mengkonsumsi bayam,
buncis, tahu, telur dan teh untuk makanan sehari-hari Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan fisik.Berdasarkan data yang didapat dokter menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium darah. Sesudah melihat hasilnya, dokter memberikan resep obat
yang harus diminum pasien secara teratur, serta memberikan saran pada pasien untuk
konsumsi makanan tertentu

LANGKAH 1. IDENTIFIKASI DAN KLARIFIKASI ISTILAH

1. Lemas adalah keadaan menurunnya efisiensi akibat kerja yang berkepanjangan atau
berlebihan
2. Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus
bulanan dan sebuah perubahan fisiologis yang terjadi berkala dipengaruhi hormon.

LANGKAH 2. MEMBUAT DAFTAR MASALAH

1. Makanan apa saja yang dapat disarankan untuk pasien tersebut?


2. Mengapa pasien dapat mudah lelah dan mengantuk?
3. Apakah keluahan pasien berdampak terhadap janin yang dikandungnya?
4. Apakah ada pengaruh kebiasaan makanan dengan keluhan?
5. Mengapa pasien merasakan palpitasi dan pusing?
6. Kemungkinan apa saja yang dapat diderita pasien?
7. Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan?
8. Pemeriksaan lab apa saja yang bisa dilakukan dan apa saja indikasinya?
9. Pada anamnesis apakah ada yang perlu ditanyakan untuk mendiagnosis pasien ?
10. Apakah makna klinis dari menstrusis berat, 7-8 hari? Normalnya bagaimana ?
11. Apakah termasuk kegawatdaruratan ?
12. Adakah hubungan kehamilan dengan keluhan pasien?
13. Adakah hubungan jenis kelamin dan usia terhadap keluhan yang dialami?
14. Faktor resiko terhadap keadaan pasien?

LANGKAH 3. ANALISIS MASALAH

1. Saran yang dapat diberikan adalah menganjurkan pasien mengkonsumsi kelompok


makanan yang dapat meningkatkan absorbs dari besi contohnya saja daging sapi,
ayam dan ikan tetapi makanan tersebut tidak disukai maka dapat diberikan alternative
makanan lain seperti hati, buah-buahan peserti jeruk,pear,nanas,plum,pisang, mangga,
dan sayur-sayuran dapat diubah menjadi sayur-sayuran berwarna seperti
wortel,labu,tomat, dan timun
2. Pasien cepat mengantuk karena penurunan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan
gejala perilaku dan perkembangan dengan mempengaruhi serotonin, nor-epinephrine,
dopamine, myelinisasi, dan aktivitas metabolik dalam neuron. Sedangkan dopamine
berfungsi untuk mengatur siklus tidur dari NREM sampai REM. Jika penurunan zat
besi mempengaruhi dopamine, maka siklus tidur seseorang akan terganggu, kemudian
mengalami insomnia, dan menyebabkan mudah mengantuk di pagi hari.

3. Pengaruh terhadap janin penurunan zat besi dalam tubuh seorang ibu hamil dapat
berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya, salah satunya yaitu menyebabkan
gizi janin, terutama kandungan zat besi pada janin itu sendiri tidak tercukupi dan tidak
adekuat untuk perkembangan dalam kehidupannya, sehingga menyebabkan
premature, berat badan lahir rendah (BBLR), abortus, bahkan kematian bayi dalam
kandungan.
4. Kebiasaan makanan pasienseperti bayam,buncis,tahu, telur, dan teh adalah kelompok
makanan yang dapat menghambat absorbs dari besi. Dimana penyebab keluahan-
keluhan yang dialami pasien salah satu penyebabnya adalah kekurangan besi dalam
makanan yang dikonsumsi.
Daging-dagingan atau bahan makanan hewani, adalah makanan yang kaya akan
kandungan zat besi yang merupakan sumber protein yang berperan dalam
hemopoiesis, protein hewani memiliki bioavalibilitas 20-30%. Protein yang berasal
dari nabati juga mengandung protein yang cukup besar.Namun protein nabati
mempunyai mutu absorbsi yang lebih rendah dibanding protein hewani karena sulit
dicerna di pencernaan, bioavalibilitas nya hanya 1-6%.
Yang dapat meningkatkan penyerapan besi antara lain asam askorbat/viamin C dan
protein hewani dalam daging sapi, ayam dan ikan karena mengandung asama amino
pengikat besi untuk meningkatkan absorpsi besi.
Yang dapat menghambat penyerapan besi ada fitat dan polifenol. Fitat ditemukan
pada biji-bijian, sereal, kacang, beberapa sayuran seperti bayam. Polifenol dijumpai
dalam minuman kopi, teh, sayuran dan kacang-kacangan.Pasien biasanya konsumsi
Teh mengandung senyawa Tanin. Dalam sebuah penelitian minum teh satu jam
sesudah makan akan menurunkan absorbsi besi sampai 85%. Secangkir teh ukuran
200 ml, dapat menurunkan penyerapan besi 75-85%.Tanin memiliki campuran
polifenol yang sulit dipisahkan, senyawa tannin dapat mengendapkan protein dari
larutan sehingga konsumsi tenin secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan
penyerapan protein, yang mana kebanyakan sumber besi juga berasal dari protein.
5. Jantung berdebar?Saat hamil, tubuh menghasilkan sekitar 40% tambahan darah
untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi janin dalam kandungan. Penambahan darah
inilah yang meningkatkan detak jantung lebih cepat 25% dari biasanya.

Jantung berperan penting dalam memastikan kecukupan suplai darah ke janin untuk
mendukung perkembangannya dalam tubuh ibu hamil.Aliran darah yang meningkat
ini berperan agar bayi tetap tumbuh dan berkembang.Jadi, jantung berdebar saat
hamil sebenarnya adalah hal yang normal.
Minum teh hijau terlalu banyak akan membuat detak jantungmu tak teratur. Karena
kandungan kafein di dalam teh hijau akan merangsang otot jantung untuk
berkontraksi dan menghasilkan gangguan kardiovaskularpasien dalam skenario sejak
beberapa bulan sebelum menikah mengalami keluhan-keluhan yang tertera, dimana
riwayat haid lama dan banyak memberikan gambaran bahwa setiap bulan si pasien
mengalami kehilangan darah yang banyak.
Recovery darah sendiri berbeda-beda pada masing-masing komponen.Untuk
komponen plasma dapat kembali seperti normal dalam 1-2 hari pasca kehilangan
darah. Berbeda dengan komponen sel yang dimana jumlah paling banyak dalam
darah adalah eritrosit( sel darah merah), untuk recovery sel darah merah memerlukan
waktu sekitar 2-3 minggu untuk menjadi normal akan tetapi ini juga dipengaruhi oleh
banyaknya darah yang hilang dan apakah substansi pembentuk eritrosit tercukupi.

Pada periode waktu tertentu maka keseimbangan kadar darah normal akan berubah
dimana jumlah plasma meningkat dan jumlah sel darah menurun, akibat perubahan
ini akan mempengaruhi viskositas dari darah itu sendiri. Viskositas darah juga
berkaitan dengan tahanan pompa darah selain dari tahanan pembuluh perifer(hal ini
juga yang berkaitan kejadian penurunan tekanan darah pada kasus-kasus perdarahan
kronik ataupun penyakit-penyakit tertentu). Untuk menjaga perfusi jaringan maka
tubuh akan melakukan suatu respon peningkatan denyut jantung

6. Diare, muntah, perdarahan, Hookworm infection, viral infection

7. Px. Fisik:

- Keadaan umum
- Tanda vital
-melakukan pemeriksaan fisik:
 Kepala & leher: melihat apakah konjungtiva anemis, kulit atau mukosa pucat.
 Thorax & abdomen: memeriksa apakah ada pembesaran organ
 Ekstremitas: melihat warna jaringan bawah kuku pucat/tidak

8. Indikasi pemeriksaan darah


 Gangguan hemostasis
 Pemeriksaan faal ginjal
 Pemeriksaan faal hati
 Pemeriksaan profil lipid

Macam-macam pemeriksaan darah


 Tes darah lengkap
Menghitung hb, jumlah sel darah, hematokrit, trombosit
 Uji protein C reaktif
Untuk mengetahui ada tidaknya peradangan.CRP adalah protein yang dihasilkan oleh
hati. Jika kadar CRP naik, artinya ada peradangan
 LED
Untuk mengukur kecepatan sedimentasi eritrosit didalam plasma. Berguna untuk
mengetahui adanya proses peradangan dalam tubuh. Semakin cepat sel darah merah
mengendap, artinya semakin berat peradangan.
 Tes elektrolit
Untuk menilai kadar elektrolit didalam tubuh. Menilai Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-,
HPO4-, SO4-
 Tes koagulasi
Menilai adakah masalah dipembekuan darah. Contohnya hemofilia, von willebrand
 Tes fungsi tiroid
Menilai T3, T4, TSH
 ELISA
Untuk melihat antibodi didalam tubuh
 Analisa gas darah
Untuk menilai ada tidaknya asidosis, alkalosis. Menganalisis pH, kadar O2 kadar
CO2

Pemeriksaan darah tepi : untuk evaluasi morfologi sel darah tepi memperkirakan
jumlah leukosit dan trombosit serta mengidentifikasi parasit.
Laju endap darah : untuk mengukur kecepatan pengendalian eritrosit dalam plasma pada
suatu interval waktu.

9. Yang ditanyakan:Riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,riwayat


penggunaan obat obatan, riwayat dengan hubungan fisiologi

10. Mens normal 2-7 hari dg vol darah yg dikeluarkan sekitar 50-150 ml. Hubungan
mentruasi dengan gejala yang dialami pasien : menstruasi biasanya berlangsung
selama 2-7 hari, sedangkan mentsruasi berlebih biasanya berlangsung selama lebih
dari tujuh hari dengan perdarahan dua kali lebih banyak dari biasanya. Menstruasi
yang lama dan berlebihan dapat menyebabkan kadar besi menjadi rendah. Kurangnya
zat besi membuat pasokan sel darah merah ikut turun. Bila jumlah darah yang hilang
lebih banyak daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan baru maka bisa
terkena anemia. Jika zat besi dan sel darah merah berkurang ketika menstruasi, organ
dan jaringan kita tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup, akibatnya kita
mengalami gejala seperti diatas.

11. Bukan merupakan kegawatdarutatan karena tidak mengancam mobilitas karena


terlihat tanda-tanda mengancam kecacatan dan tidak mengancam mortalitas karena
terlihat tanda vital pasien masih dalam batas normal dan tidak mengancam nyawa
pasien
Termasuk darurat, yg nanti bisa jadi kasus kegawatdaruratan
Pada saat kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi karena adanya
peningkatan produksi sel darah pada saat masa kehamilan guna mencukupi oksigenasi
ibu dan janin, serta karena adanya kebutuhan besi untuk pertumbuhan dan
hematopoiesis janin. Apabila asupan besi tidak mencukupi, maka cadangan besi
dalam bentuk ferritin yang akan digunakan. Hal ini cadangan besi dalam tubuh
berkurang. Saat proses melahirkan, tubuh ibu dapat kekurangan lebih banyak besi
melalui proses pendarahan. Menurut WHO prevalensi defisiensi besi pada ibu hamil ±
35-75% dan semakin meningkat seiring pertambahan usia kehamilan, 40% kematian
ibu hamil karena defisiensi besi dan perdarahan akut.

12. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah
18% dan haemoglobin 19% Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk
membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kebamilan.
Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg. Kebutuhan ini
diperlukan untuk dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi
yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar70%.yang dibutuhkan sedikit karena
tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester
kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%,
ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel
darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.Sedangkan saat
melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali

13. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan pada sebuah jurnal, didapati hubungan antara
jenis kelamin dengan kejadian anemia. Perempuan lebih dominan mengalami
kekurangan darah/anemia dengan gejala mudah lelah, sering pusing dari pada laki-
laki, hal ini karena perempuan mengalami menstruasi, menyusui, dan hamil yang
dapat meningkatkan kebutuhan faktor pembentuk sel darah merah seperti zat besi
(Fe), kobalamin (vitamin B12), dan asam folat (vitamin B9). Menstruasi yang
menyebabkan anemia adalah menstruasi yang siklusnya lebih dari normal. Jadi
didapati hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan keluhan mudah lelah dan
kesemutan yang merupakan bagian dari gejala anemia. Perempuan lebih banyak
angka kejadian anemia karena perempuan mengalami siklus biologis menstruasi,
hamil, melahirkan dan menyusui. Dimana pada fase-fase tersebut terjadi peningkatan
kebutuhan faktor pembentuk sel darah

14. Untuk faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keluhan seperti yang dialami
pasien, dapat dibagi menjadi tiga faktor untuk mempermudah mengingatnya. Pertama
decrease supply, kedua increase demand, dan terakhir loss.
1. Decrease supply
 Defisiensi nutrisi
o Diet
o Sedang sakit
 Malabsorbsi
o Celiac disease
o Hookworm infection, viral infection
o Penyakit dan gangguan pada saluran cerna
 Air
o Dehidrasi
 Oksigen
o Anemia
2. Increase demand
 Kehamilan dan menyusui
 Masa pertumbuhan
 Anak lelaki
 Aktivitas berat
 Penyakit metabolisme
3. Loss
 Diare, muntah
 Pendarahan
o Menstruasi
o Hookworm infection
o Peptic ulcer
o Colon polyp, ca colon
LANGKAH 4. POHON MASALAH

Perempuan
22 tahun Factor resiko
Jenis makanan yang
lemas dikonsumsi

Teh saat makan


lelah
Hb dalam proses -
eritropoesis
Sering
Mengantuk
mengantuk Fatique

Hamil Riyawat penyakit terdahulu

Definisi ANEMIA DEFISIENSI


BESI prognosis
epidemiologi
pencegahan
Etiologi
komplikasi

klasifikasi
Tata laksana
Faktor risiko

patofisiologi diagnosis
Manifestasi
klinis
LANGKAH 5. SASARAN BELAJAR

1. Memahami definisi anemia defisiensi besi.


2. Mengetahui etiologi anemia defisiensi besi.
3. Mengetahui factor resiko yang meningkatkan kejadian anemia defisiensi besi.
4. Mengetahui bagaimana epidemiologi kasus anemia deifisiensi besi di masyarakat.
5. Mengetahui klasifikasi dari anemia defisiensi besi.
6. Menjelaskan patofisiologi terjadinya anemia defisiensi besi.
7. Mengetahui manifestasi klinis dari kasus.
8. Menjelaskan alur diagnostic anemia defisiensi besi.
9. Memahami penatalaksanaan anemia defisiensi besi sesuai kompetensi dokter umum.
10. Mengetahui komplikasi, pencegahan dan prognosis dari kasus anemia defisiensi besi.

LANGKAH 6. BELAJAR MANDIRI

LANGKAH 7. SINTESIS HASIL BELAJAR DEFINISI

DEFINISI

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Ditandai oleh anemia hipokromik
mikrositer, besi serum menurun, TIBC meningkat, saturasi transferin.

Menurut WHO dikatakan anemia bila : . Laki dewasa : hemoglobin < 13 g/dl . Wanita dewasa
tak hamil : hemoglobin < 12 g/dl . Wanita hamil : hemoglobin < 11g/dl . Anak umur 6-14
tahun : hemoglobin < 12g/dl . Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl Kriteria
klinik : untuk alasan praktis maka kriteria anemia klinik (di rumah sakit atau praktek klinik)
pada umumnya disepakati adalah : 1. Hemoglobin < 10 g/dl 2. Hematokrit < 30 % 3. Eritrosit
< 2,8 juta/mm.1
ETIOLOGI

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gannguan
absorpsi serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun :

 Kehilangan besi sebagai akibat pendarahan menahun berasal dari :


- Saluran cerna : akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker
lambung, kanker colon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
- Saluran genitalia perempuan : menorrhagia, atau metrorhagia
-Saluran kemih : hematuria
-Saluran nafas : hemoptoe

 Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi
(bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C , dan rendah
daging).
 Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan
kehamilan.
 Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik. 4

EPIDEMIOLOGI

 Menurut WHO, anemia banyak terjadi pada remaja putrid dan ibu hamil
 Berikut data epidemiologi menurut WHO 20152
FAKTOR RESIKO 7

KLASIFIKASI

Diklasifikasikan berdasarkan beratnya besi dalam tubuh :


 Deplesi besi (iron depleted state) : cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi
untuk eritropoesis belum terganggu.
 Eritropoesis defesiensi besi ( iron deficient erythropoesis) : cadangan besi kosong,
penyedian besi untuk eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara
laboratorik.
 Anemia defisiensi besi : cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi. 4

PATOFISIOLOGI

Perdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kkebutuhan besi yang
meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin menurun. Jika cadangan
besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi yang negatif, yaitu tahap deplesi
besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum,
peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali,
penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk
eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut sebagai iron deficient
erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar free
protophorphyrin atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin
12 menurun dan kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity = TIBC) meningkat,
serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila penurunan jumlah besi terus
terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun.
Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositik, disebut sebagai anemia defisiensi besi (iron
deficiency anemia). Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa
enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring serta berbagai
gelaja lainnya.4

MANIFESTASI KLINIS

1. Gejala Umum Anemia


Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai
pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin kurang dari 7-8 g/dl. Gejala ini
berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging.
Anemia bersifat simptomatik jika hemoglobin < 7 gr/dl, maka gejala-gejala dan tanda-
tanda anemia akan jelas. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama
pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.
2. Gejala Khas Defisiensi Besi
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis
lain adalah :
a. Koilonychia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergarisgaris
vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
b. Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang (glossitis)

c. Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.

d. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.


Sindrom Plummer Vinson atau disebut juga sindrom Paterson Kelly adalah kumpulan
gejala yang terdiri dari anemia hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah, dan
disfagia.4

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.


3 tahapan diagnosis ADB
 Menentukan adanya anemia
Dengan cara mengukur hb/ht. Dikatakan anemia jika hb <11 pada ibu hamil, dan ht
30%. Bisa juga menggunakan gejala klinis seperti ditemukannya manifestasi
manifestasi anemia pada anamnesis dan pemeriksaan fisik.
 Memastikan adanya defisiensi besi
Kriteria adb (modifikasi kriteria kerlin et al):
Anemia hipokromik mikrositik pada hapusan darah tepi/ MCV<80 fl dan MCHC
<31% ditambah salah satu kriteria a, b, c, d
a. 2 dari 3 parameter:
1) Besi serum < 50 mg/dL
2) TIBC > 350 mg/dL
3) Saturnasi transferin <15%
b. Ferritin serum <20 mg/L
c. Ada pengecatan sum sum tulang dengan biru prusia menunjukan tidak adanya
cadangan besi.
d. Pada pemberian sulfas ferisus 3 x 200 mg/hari atau sediaan lain selama 4 minggu
menunjukan perningkatan kadar Hb.
 Mencari penyakit dasar yang menjadi penyebab defisiensi besi

Sekitar 20% ADB tidak diketahui penyebabnya. 4

TATALAKSANA

Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan.
Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200 mg
mengandung 66 mg besi elemental).
 Rencana Tindak Lanjut untuk penegakan diagnosis definitif anemia defisiensi besi
memerlukanpemeriksaan laboratorium di layananan sekunder dan penatalaksanaan
selanjutnya dapat dilakukan di layanan primer.
 Konseling dan Edukasi
1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang perjalanan penyakit
dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dankepatuhan dalam berobat
sertameningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual,
muntah,heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman.
3. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan kesehatan.
 Kriteria Rujukan
1. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
2. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
3. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
4. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter layanan primer
misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
5. Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres pernafasan) pasien
segera dirujuk.5
 Transfusi darah
Indikasinya :
1. Anemia sangat berat atau disertai infeksi yang mempengaruhi respon terapi
2. Disertai penyakit jantung anemik dengan ancaman gagal jantung
3. Anemia yang sangat simptomatik
4. Pasien yang perlu peningkatan hb cepat, contohnya preoperasi dan kehamilan
trimester 34

KOMPLIKASI

 Komplikasi yang bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan

4) Infeksi

5) Meningkatnya “hospital stays”

 Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil

Bisa terjadi apabila Hb <6 gr/dL atau sudah masuk dalam keadaan anemia parah yaitu
gagal jantung kongestif. Selain itu, dapat berkomplikasi pada kehamilan abrupsio
plasenta dan post partum hemoragik.
 Komplikasi yang bisa terjadi pada janin adalah

 Reduksi Hb dengan premature

 Bayir lahir BB rendah

 Fetal death

 Komplikasi pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi

a. gangguan perkembangan motorik

b. kemampuan kognitif ↓

c. gangguan perilaku
d. gangguan pendengaran

e. gangguan penglihatan

f. gangguan mielinisasi menjadi ireversibel6

PENCEGAHAN

Mengingat tingginya prevalensi anemia defisiensi besi di masyarakat maka diperlukan suatu
tindakan pencegahan yang terpadu. Tindakan pencegahan tersebut dapat berupa: Pendidikan
kesehatan: kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, perbaikan lingkungan
kerja, dan pemakaian alas kaki sehingga dapat mencegah penyakit cacing tambang
penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu penyerapan besi
Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling yang sering
dijumpai di daerah tropik. Pengendalian infeksi cacing tambang dapat dilakukan dengan
pengobatan masal dengan antihelmentik dan perbaikan sanitasi. Suplementasi besi yaitu
pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan, seperti ibu hamil dan anak
balita. Profilaksis di Indonesia diberikan pada perempuan hamil dan anak balita dengan
memakai pil besi dan folat. Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi
pada bahan makan. Di negara Barat dilakukan dengan mecampur tepung untuk roti atau
bubuk susu dengan besi.

PROGNOSIS

Dubia ad bonam, tergantung penyakit yng mendasarinya.5


Daftar Pustaka

1. Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
2. WHO. World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health. Organization;
2015
3. Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas 2018.
4. Setiati, S. et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing. 2014.
5. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I. Jakarta : 2017

6. Flessa, H.C. Hemorrhagic disorder and Pregnancy.Clin. Obstet. Gynecol. 1974.


17:236.

7. Prihananto. (2004). Fortifikasi Pangan Sebagai Upaya Penanggulangan Anemi


Gizi Besi.

Anda mungkin juga menyukai