SKENARIO 1
“LEMAS DAN LELAH”
Oktober, 2019
DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. Lemas adalah keadaan menurunnya efisiensi akibat kerja yang berkepanjangan atau
berlebihan
2. Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus
bulanan dan sebuah perubahan fisiologis yang terjadi berkala dipengaruhi hormon.
3. Pengaruh terhadap janin penurunan zat besi dalam tubuh seorang ibu hamil dapat
berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya, salah satunya yaitu menyebabkan
gizi janin, terutama kandungan zat besi pada janin itu sendiri tidak tercukupi dan tidak
adekuat untuk perkembangan dalam kehidupannya, sehingga menyebabkan
premature, berat badan lahir rendah (BBLR), abortus, bahkan kematian bayi dalam
kandungan.
4. Kebiasaan makanan pasienseperti bayam,buncis,tahu, telur, dan teh adalah kelompok
makanan yang dapat menghambat absorbs dari besi. Dimana penyebab keluahan-
keluhan yang dialami pasien salah satu penyebabnya adalah kekurangan besi dalam
makanan yang dikonsumsi.
Daging-dagingan atau bahan makanan hewani, adalah makanan yang kaya akan
kandungan zat besi yang merupakan sumber protein yang berperan dalam
hemopoiesis, protein hewani memiliki bioavalibilitas 20-30%. Protein yang berasal
dari nabati juga mengandung protein yang cukup besar.Namun protein nabati
mempunyai mutu absorbsi yang lebih rendah dibanding protein hewani karena sulit
dicerna di pencernaan, bioavalibilitas nya hanya 1-6%.
Yang dapat meningkatkan penyerapan besi antara lain asam askorbat/viamin C dan
protein hewani dalam daging sapi, ayam dan ikan karena mengandung asama amino
pengikat besi untuk meningkatkan absorpsi besi.
Yang dapat menghambat penyerapan besi ada fitat dan polifenol. Fitat ditemukan
pada biji-bijian, sereal, kacang, beberapa sayuran seperti bayam. Polifenol dijumpai
dalam minuman kopi, teh, sayuran dan kacang-kacangan.Pasien biasanya konsumsi
Teh mengandung senyawa Tanin. Dalam sebuah penelitian minum teh satu jam
sesudah makan akan menurunkan absorbsi besi sampai 85%. Secangkir teh ukuran
200 ml, dapat menurunkan penyerapan besi 75-85%.Tanin memiliki campuran
polifenol yang sulit dipisahkan, senyawa tannin dapat mengendapkan protein dari
larutan sehingga konsumsi tenin secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan
penyerapan protein, yang mana kebanyakan sumber besi juga berasal dari protein.
5. Jantung berdebar?Saat hamil, tubuh menghasilkan sekitar 40% tambahan darah
untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi janin dalam kandungan. Penambahan darah
inilah yang meningkatkan detak jantung lebih cepat 25% dari biasanya.
Jantung berperan penting dalam memastikan kecukupan suplai darah ke janin untuk
mendukung perkembangannya dalam tubuh ibu hamil.Aliran darah yang meningkat
ini berperan agar bayi tetap tumbuh dan berkembang.Jadi, jantung berdebar saat
hamil sebenarnya adalah hal yang normal.
Minum teh hijau terlalu banyak akan membuat detak jantungmu tak teratur. Karena
kandungan kafein di dalam teh hijau akan merangsang otot jantung untuk
berkontraksi dan menghasilkan gangguan kardiovaskularpasien dalam skenario sejak
beberapa bulan sebelum menikah mengalami keluhan-keluhan yang tertera, dimana
riwayat haid lama dan banyak memberikan gambaran bahwa setiap bulan si pasien
mengalami kehilangan darah yang banyak.
Recovery darah sendiri berbeda-beda pada masing-masing komponen.Untuk
komponen plasma dapat kembali seperti normal dalam 1-2 hari pasca kehilangan
darah. Berbeda dengan komponen sel yang dimana jumlah paling banyak dalam
darah adalah eritrosit( sel darah merah), untuk recovery sel darah merah memerlukan
waktu sekitar 2-3 minggu untuk menjadi normal akan tetapi ini juga dipengaruhi oleh
banyaknya darah yang hilang dan apakah substansi pembentuk eritrosit tercukupi.
Pada periode waktu tertentu maka keseimbangan kadar darah normal akan berubah
dimana jumlah plasma meningkat dan jumlah sel darah menurun, akibat perubahan
ini akan mempengaruhi viskositas dari darah itu sendiri. Viskositas darah juga
berkaitan dengan tahanan pompa darah selain dari tahanan pembuluh perifer(hal ini
juga yang berkaitan kejadian penurunan tekanan darah pada kasus-kasus perdarahan
kronik ataupun penyakit-penyakit tertentu). Untuk menjaga perfusi jaringan maka
tubuh akan melakukan suatu respon peningkatan denyut jantung
7. Px. Fisik:
- Keadaan umum
- Tanda vital
-melakukan pemeriksaan fisik:
Kepala & leher: melihat apakah konjungtiva anemis, kulit atau mukosa pucat.
Thorax & abdomen: memeriksa apakah ada pembesaran organ
Ekstremitas: melihat warna jaringan bawah kuku pucat/tidak
Pemeriksaan darah tepi : untuk evaluasi morfologi sel darah tepi memperkirakan
jumlah leukosit dan trombosit serta mengidentifikasi parasit.
Laju endap darah : untuk mengukur kecepatan pengendalian eritrosit dalam plasma pada
suatu interval waktu.
10. Mens normal 2-7 hari dg vol darah yg dikeluarkan sekitar 50-150 ml. Hubungan
mentruasi dengan gejala yang dialami pasien : menstruasi biasanya berlangsung
selama 2-7 hari, sedangkan mentsruasi berlebih biasanya berlangsung selama lebih
dari tujuh hari dengan perdarahan dua kali lebih banyak dari biasanya. Menstruasi
yang lama dan berlebihan dapat menyebabkan kadar besi menjadi rendah. Kurangnya
zat besi membuat pasokan sel darah merah ikut turun. Bila jumlah darah yang hilang
lebih banyak daripada kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan baru maka bisa
terkena anemia. Jika zat besi dan sel darah merah berkurang ketika menstruasi, organ
dan jaringan kita tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup, akibatnya kita
mengalami gejala seperti diatas.
12. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah
18% dan haemoglobin 19% Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk
membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kebamilan.
Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg. Kebutuhan ini
diperlukan untuk dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi
yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar70%.yang dibutuhkan sedikit karena
tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester
kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%,
ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel
darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.Sedangkan saat
melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat
melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
13. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan pada sebuah jurnal, didapati hubungan antara
jenis kelamin dengan kejadian anemia. Perempuan lebih dominan mengalami
kekurangan darah/anemia dengan gejala mudah lelah, sering pusing dari pada laki-
laki, hal ini karena perempuan mengalami menstruasi, menyusui, dan hamil yang
dapat meningkatkan kebutuhan faktor pembentuk sel darah merah seperti zat besi
(Fe), kobalamin (vitamin B12), dan asam folat (vitamin B9). Menstruasi yang
menyebabkan anemia adalah menstruasi yang siklusnya lebih dari normal. Jadi
didapati hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan keluhan mudah lelah dan
kesemutan yang merupakan bagian dari gejala anemia. Perempuan lebih banyak
angka kejadian anemia karena perempuan mengalami siklus biologis menstruasi,
hamil, melahirkan dan menyusui. Dimana pada fase-fase tersebut terjadi peningkatan
kebutuhan faktor pembentuk sel darah
14. Untuk faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keluhan seperti yang dialami
pasien, dapat dibagi menjadi tiga faktor untuk mempermudah mengingatnya. Pertama
decrease supply, kedua increase demand, dan terakhir loss.
1. Decrease supply
Defisiensi nutrisi
o Diet
o Sedang sakit
Malabsorbsi
o Celiac disease
o Hookworm infection, viral infection
o Penyakit dan gangguan pada saluran cerna
Air
o Dehidrasi
Oksigen
o Anemia
2. Increase demand
Kehamilan dan menyusui
Masa pertumbuhan
Anak lelaki
Aktivitas berat
Penyakit metabolisme
3. Loss
Diare, muntah
Pendarahan
o Menstruasi
o Hookworm infection
o Peptic ulcer
o Colon polyp, ca colon
LANGKAH 4. POHON MASALAH
Perempuan
22 tahun Factor resiko
Jenis makanan yang
lemas dikonsumsi
klasifikasi
Tata laksana
Faktor risiko
patofisiologi diagnosis
Manifestasi
klinis
LANGKAH 5. SASARAN BELAJAR
DEFINISI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Ditandai oleh anemia hipokromik
mikrositer, besi serum menurun, TIBC meningkat, saturasi transferin.
Menurut WHO dikatakan anemia bila : . Laki dewasa : hemoglobin < 13 g/dl . Wanita dewasa
tak hamil : hemoglobin < 12 g/dl . Wanita hamil : hemoglobin < 11g/dl . Anak umur 6-14
tahun : hemoglobin < 12g/dl . Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl Kriteria
klinik : untuk alasan praktis maka kriteria anemia klinik (di rumah sakit atau praktek klinik)
pada umumnya disepakati adalah : 1. Hemoglobin < 10 g/dl 2. Hematokrit < 30 % 3. Eritrosit
< 2,8 juta/mm.1
ETIOLOGI
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi, gannguan
absorpsi serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun :
Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi
(bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C , dan rendah
daging).
Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan
kehamilan.
Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik. 4
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO, anemia banyak terjadi pada remaja putrid dan ibu hamil
Berikut data epidemiologi menurut WHO 20152
FAKTOR RESIKO 7
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
Perdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kkebutuhan besi yang
meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin menurun. Jika cadangan
besi menurun, keadaan ini disebut keseimbangan zat besi yang negatif, yaitu tahap deplesi
besi (iron depleted state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum,
peningkatan absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali,
penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk
eritrosit tetapi anemia secara klinis belum terjadi. Keadaan ini disebut sebagai iron deficient
erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar free
protophorphyrin atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin
12 menurun dan kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity = TIBC) meningkat,
serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila penurunan jumlah besi terus
terjadi maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun.
Akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositik, disebut sebagai anemia defisiensi besi (iron
deficiency anemia). Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa
enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring serta berbagai
gelaja lainnya.4
MANIFESTASI KLINIS
c. Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan.
Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200 mg
mengandung 66 mg besi elemental).
Rencana Tindak Lanjut untuk penegakan diagnosis definitif anemia defisiensi besi
memerlukanpemeriksaan laboratorium di layananan sekunder dan penatalaksanaan
selanjutnya dapat dilakukan di layanan primer.
Konseling dan Edukasi
1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang perjalanan penyakit
dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dankepatuhan dalam berobat
sertameningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual,
muntah,heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman.
3. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan kesehatan.
Kriteria Rujukan
1. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
2. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
3. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
4. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter layanan primer
misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
5. Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres pernafasan) pasien
segera dirujuk.5
Transfusi darah
Indikasinya :
1. Anemia sangat berat atau disertai infeksi yang mempengaruhi respon terapi
2. Disertai penyakit jantung anemik dengan ancaman gagal jantung
3. Anemia yang sangat simptomatik
4. Pasien yang perlu peningkatan hb cepat, contohnya preoperasi dan kehamilan
trimester 34
KOMPLIKASI
4) Infeksi
Bisa terjadi apabila Hb <6 gr/dL atau sudah masuk dalam keadaan anemia parah yaitu
gagal jantung kongestif. Selain itu, dapat berkomplikasi pada kehamilan abrupsio
plasenta dan post partum hemoragik.
Komplikasi yang bisa terjadi pada janin adalah
Fetal death
b. kemampuan kognitif ↓
c. gangguan perilaku
d. gangguan pendengaran
e. gangguan penglihatan
PENCEGAHAN
Mengingat tingginya prevalensi anemia defisiensi besi di masyarakat maka diperlukan suatu
tindakan pencegahan yang terpadu. Tindakan pencegahan tersebut dapat berupa: Pendidikan
kesehatan: kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, perbaikan lingkungan
kerja, dan pemakaian alas kaki sehingga dapat mencegah penyakit cacing tambang
penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang membantu penyerapan besi
Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling yang sering
dijumpai di daerah tropik. Pengendalian infeksi cacing tambang dapat dilakukan dengan
pengobatan masal dengan antihelmentik dan perbaikan sanitasi. Suplementasi besi yaitu
pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan, seperti ibu hamil dan anak
balita. Profilaksis di Indonesia diberikan pada perempuan hamil dan anak balita dengan
memakai pil besi dan folat. Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi
pada bahan makan. Di negara Barat dilakukan dengan mecampur tepung untuk roti atau
bubuk susu dengan besi.
PROGNOSIS
1. Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
2. WHO. World Health Statistic Report 2015. Geneva: World Health. Organization;
2015
3. Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas 2018.
4. Setiati, S. et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta: Interna
Publishing. 2014.
5. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I. Jakarta : 2017