Anda di halaman 1dari 13

Gangguan

Pembekuan Darah
Pada Saat
Kehamilan
Disusun Oleh : Kelompok 1
ANGGOTA KELOMPOK 1
1. A`I Nurlatifah 221079
2. Benarti P. Hutasoit 221084
3. Cherylin Nikita 221085
4. Fajar Sidiq 221088
5. Firly Agung Rahmatullah 221089
6. Muhammad Syafiq 221101
7. Syalman Arrosid Nur Nugraha 221111
8. Popi Bunga Ropikoh 220076
Pengertian
Pembekuan darah atau koagulasi darah adalah suatu proses biologi tubuh yang
penting untuk memastikan darah tetap dalam keadaan cair dalam kapal sayangah
dan mencegah kehilangan darah yang berlebihan ketika terjadi luka atau cedera
pada tubuh.

Saat hamil, beberapa kondisi memang akan cenderung membahayakan bagi calon
ibu, salah satunya yaitu penggumpalan darah saat hamil. Darah mempunyai peran
penting, yaitu sebagai pembawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, bahkan ke
janin yang sedang dikandung. Nah, jika terjadi gangguan pada darah ibu selama
masa kehamilan, dampaknya tentu akan berbahaya bagi ibu dan janin.

Bila aliran darah terlalu lambat, maka sel-sel tubuh terancam melemah, bahkan
mati. Penggumpalan darah juga akan menyebabkan jantung susah memompa
darah, sehingga membebani organ tersebut. Kondisi ini bisa saja meningkatkan
tekanan darah, stroke, bahkan serangan jantung.
Etiologi
Tiga hal utama yang mempengaruhi
kerentanan seseorang mengalami
pembekuan darah :
1. Dinding pembuluh darah yang rentan
mengalami luka, misal dinding
pembuluh darah yang telah
mengalami plak arterosklerosis
sebelumnya.
2. Aliran darah yang tidak normal, misal
aliran darah pada penderita
hipertensi, aliran darah pada
percabangan pembuluh darah.
3. Penyakit kelainan pembekuan darah.
Patofisiologi
Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap
sebagai akibat dari lepasnya substansi –
substansi serupa tromboplastin yang berasal dari
produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah ibu atau
akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah
itu mulailah serangkaian reaksi berantai yang
mengaktifkan mekanisme pembekuan darah,
pembentukan dan pengendapan fibrin dan,
sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem
fibrinolitik yang normalnya sebagai proteksi.
Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi
suatu lingkaran setan yang muncul sebagai
diathesis perdarahan klinis dengan berubah –
ubahnya hasil rangkaian tes pembekuan darah
sehingga membingungkan.
Macam-macam Gangguan Pembekuan
Darah Pada Saat Kehamilan
1. Mutasi Protrombin G20210A
2. Emboli paru
3. Mutasi Faktor V Leiden
4. Defisiensi antitrombin
5. Methylenetetrahydrofolate reduktase C677 (“MTHFR”)
6. Defisiensi protein S
7. Defisiensi protein C
8. Preeklampsia
9. Sindrom Antifosfolipid
10. Trombofilia
11. Varises
Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul dari gangguan pembekuan darah akan bervariasi tergantung dari
kondisi penyebabnya. Namun, gejala umumnya termasuk:

a) Mudah memar tanpa alasan jelas.


b) Perdarahan menstruasi berat.
c) Sering mimisan.
d) Berdarah terus-terusan dari luka kecil.
e) Perdarahan yang merembes ke persendian.
f) Ada darah dalam urin atau tinja.
g) Pendarahan berat setelah melahirkan.
h) Pendarahan di bawah kulit.
i) Bengkak di sekitar tubuh.
j) Perdarahan tali pusar pada bayi baru lahir.
Faktor Risiko
1. Riwayat keluarga yang memiliki masalah pembekuan darah.
2. Riwayat kondisi medis yang dapat mempengaruhi pembekuan darah misalnya Lupus,
Trombofilia atau Sindrom Antifosfolipid
3. Usia di atas 35 tahun
4. Obesitas
5. Merokok
6. Aktivitas fisik yang kurang.
7. Pil Keluarga Berencana (KB): Pil KB meningkatkan kadar estrogen pada tubuh.
Tetapi, pil KB juga meningkatkan produksi faktor koagulasi yang menyebabkan
peningkatan resiko pembekuan darah.C.
8. Aterosklerosis: Kondisi di mana arteri mengeras karena timbunan plak. Timbunan
plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya akan pecah. Ketika itu terjadi,
tubuh akan mengirim trombosit dan faktor koagulasi ke daerah tersebut untuk
memperbaiki robekan. Kemudian, hal itu akan menyebabkan pembentukan
gumpalan darah yang dapat semakin mempersempit jalan aliran darah.
Pengobatan atau Penatalaksanannya
1. Obat anti-fibrinolitik untuk mengobati pendarahan setelah melahirkan atau
operasi.
2. Pil KB untuk mengurangi perdarahan menstruasi.
3. Desmopresin.
4. Obat imunosupresif.
5. Suplemen vitamin K.
6. Pengencer darah untuk mengurangi risiko pembekuan pada orang dengan
kondisi gangguan pembekuan darah.
7. Inhibitor trombin atau trombolitik.
Pencegahan
1. Bergerak (darah bisa menumpuk di kaki saat duduk dalam waktu lama. Bila pekerjaan
menuntut untuk duduk dalam waktu lama, sebaiknya luangkan waktu berjalan-jalan setiap
1 atau 2 jam)
2. Hidup sehat (Segera ubah kebiasaan buruk seperti merokok atau makan berlebih agar
berat badan tetap normal. Selain itu, minumlah banyak air untuk mengurangi risiko
penggumpalan darah)
3. Hati-hati dengan obat-obatan tertentu (Risiko juga dapat meningkat saat mengkonsumsi
pil kontrasepsi. Juga bisa diturunkan dari keluarga yang telah mengalami penyakit ini)
4. Mengetahui tanda dan gejala (Perhatikan bila kaki menunjukkan gejala seperti
membengkak, sakit, kemerahan, mengalami perubahan warna, dan kulit terasa hangat saat
dipegang. Bila gumpalan darah sudah menjalar ke paru-paru biasanya dapat menimbulkan
sesak nafas secara tiba-tiba).
5. Lebih proaktif (Bila tubuh menunjukan gejala pembekuan darah, cedera, atau akan
melakukanoperasi, maka segeralah berkonsultasi ke dokter. Informasikan kepada ahli
medis bila sedang mengonsumsi pil kontrasepsi, pernah menjalani operasi, melakukan
perjalanan panjang, atau cedera dalam 8 minggu sebelumnya.
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terjadinya komplikasi pembuluh darah
2. Resiko tinggi terjadinya emboli paru
3. Resiko tinggi terjadinya kerusakan plasenta
4. Gangguan aliran darah plasenta
5. Resiko tinggi terjaderdarahan saat pengiriman atau operasi cesar
CONTOH KASUS DAN ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN PEMBEKUAN
DARAH
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai