Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SITEM


KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSI PADA IBU HAMIL

Oleh :

SALWA APRILIA
79 STYJ 21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI
MATARAM
2022
BAB 1
PENDAHULUAN TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan


Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan
diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam
dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik
≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali
selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan
darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).
B. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur
4. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
5. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
C. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2. Mengalami hipertensi diberbagai level.
3. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia
mungkin akan terjadi.
5. Berpotensi gagal hati.
6. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7. Meningkatnya enzim hati.
8. Jumlah trombosit menurun.
D. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah
tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang
arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis
dan artrei basalis memberi cabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar
arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan
arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini akan memberi
dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan
peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya aliran
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga
dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering
dinamakan dengan remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel
trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi
kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah uteroplasenta
menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan
menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang
sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah.
Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak
tersebut selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan
protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam
aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel
terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang
kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, disamping
untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan mengalami
penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan
invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan
perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata
mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibanding pada
normotensif.
4. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat
peka terhadap bahan vasopresor.
5. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti
bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak perempuannya
akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
mengalami preeklampsia.
6. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang ibu
yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain.
7. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal.
Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi
steress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi
peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi debris
apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak sel trofoblas plasenta
maka reaksi stress oksidatif makin meningkat, sehingga jumlah sisa debris
trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi
inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar dibanding reaksi
inflamasi pada kehamilan normal(Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya fungsi endotel,
bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut dengan
disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel endotel, maka akan terjadi
beberapa gangguan dalam tubuh, diantaranya adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel endotel
adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin
(PGE2) yang merupakan suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO
(vasodilator) menurun, sedangkan endotelin (vasokonstriktor) meningkat.
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan.
Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempat-tempat di lapisan endotel
yang mengalami kerusakan. Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi
tromboksan (TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan terjadi
perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor kuat) lebih tinggi dari pada
prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga menyebabkan pembuluh darah
cendrung mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan
terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik, dan
kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya hipertensi dalam
kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya segmen yang menyempit
dan melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut merusak
pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan penyempitan
pembuluh darah di area tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan
pada endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya
akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat
secara klinis sebagai edema (Reeder, 2011).
E. Pemeriksaan diagnostic
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
1. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
2. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.
3. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
4. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
5. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
6. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
7. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
F. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
1. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan
posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior, terjadi
peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju
jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki
bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan
mata makin kabur.
2. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan
tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
3. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).
G. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan
pada ibu dan janin.
1. Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
2. Pada janin
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
H. Pathway

faktor emosi (Stress) dan


lingkungan (pola hidup)

Konstriksi Peningkatan
vaskuler angiostensin II

Kontraksi sel
Retensi aliran endotel
darah

Kerusakan & kebocoran sel


Hipertensi endotel

Pengendapan konstituen
darah

TD meningkat

Transport darah ke paru Kerusakan & kebocoran sel Pembuluh darah


menurun endotel

Paru2 bekrja lebih kras u/ Perubahan hemodinamik Koroner Sistemik


mningkatkan laju darah

Vasokontruksi
Pembekuan darah terganggu
Iskemi miokard
Edema paru

Afterload meningkat
sesak
Transport nutrisi + O2 jg
terganggu
Nyeri dada Penurunan curah jantung
Gangguan pola pernafasan

Gangguan perfusi jaringan

Pd ibu: sianosis Pd janin: kurang nutrisi

MK: Fetal
disstress

Kematian janin
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS HIPERENSI DALAM
KEHAMILAN

A. Pengkajian
1. Data demografi
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, pendidikan, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, status marital, suku bangsa, diagnosa medis, tanggal masuk,
tanggal pengkajian, no.rekam medis, ruang dan alamat.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, hubungan dengan klien dan
alamat.
2. Data Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus,
mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral,
bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
c. Riwayat kesehatan Dahulu
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu
mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu
mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai hipertensi dalam keluarga.
e. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20
tahun atau di atas 35 tahun.
f. Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada
ibu hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : CM
c. TTV :
1) TD :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
kelemahan. Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90
mmHg.
2) Nadi :
Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
3) RR :
Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
4) Suhu :
Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil
tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
5) BB :
Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan
terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
d. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala :
Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe
dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami sakit kepala.
2) Wajah :
Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
3) Mata :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
4) Hidung :
Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
5) Bibir :
Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
6) Mulut :
Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi,
menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak,
sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan perdarahan
7) Leher
Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
8) Thorax
a) Paru-paru
Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru
dan napas pendek
b) Jantung
Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung,
pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan,
khususnya pada ibu yang mengalami preeclampsia beratakan
terjadi dekompensasi jantung.
c) Payudara
Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih
padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam
dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm,
permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
9) Abdomen
Pada ibu hamil akan ditemukan umbilicus menonjol keluar,
danmembentuk suatu area berwarna gelap di dimding
abdomen, serta akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada
daerah epigastrum, dan akanterjadi anoreksia, mual dan muntah
10) Pemeriksaan janin
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi
jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah
(Mitayani, 2011).
11) Ekstremitas
Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
4. Analisa data
No Symtom Etiologi Problem
1 DS : Sistemik Penurunan
1. Lelah curah jantung
2. Batuk Vasokontruksi

DO : Afterload
1. Distensi vena meningkat
jugularis menurun
2. Gambaran EKG
aritmia meningkat
3. TD memburuk
4. Bradikardia/takikardia
5. Nadi perifer teraba
lemah
2. DS : Koroner Nyeri akut
1. Mengeluh nyeri dada
Iskemi miokard
DO :
1. Wajah meringis Nyeri dada
2. Gelisah
3. Nadi meningkat
4. TD meningkat
5. Respiasi meningkat

B. Diagnosis Keperawatan
Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan
beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranya adalah :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload meningkat
2. Nyeri akut berhubungan dengan iskemi miokard
C. Intervensi Keperawatan
Hari/ No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Tanggal DX (SLKI Edisi 1 Cetakan II, 2019) (SIKI Edisi 1 Cetakan II 2018)
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda gejala
keperawatan diharapkan curah penurunan curah jantung
jantung meningkat, dengan 2. Monitor tekanan darah dan
kriteria hasil : frekuensi nadi
1. Lelah menurun 3. Monitor keluhan nyeri dada
2. Batuk menurun 4. Posisikan pasien semi fowler
3. Distensi vena jugularis 5. Berikan oksigen untuk
menurun mempertahankan saturasi
4. Gambaran EKG aritmia oksigen
menurun 6. Anjurkan beraktifitas fisik
5. TD membaik sesuai toleransi
6. Bradikardia menurun 7. Kolaborasi pemberian
7. Kekuatan nadi perifer antiaritmia
meningkat
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Indetifikasi lokasi,
keperwatan diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri menurun nyeri
2. Meringis menurun 2. Indetifikasi skala nyeri
3. Gelisah menurun 3. Indetifikasirespon nyeri non
4. Frekuensi nadi membaik verbal
5. Tekanan darah membaik 4. Berikan teknik non
6. Respiasi membaik farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis
TENS, hipnosis,
akkupressure, terapi musik,
dll)
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
6. Fasilitasi istirahat tidur
7. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
8. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
9. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
10. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
E. Evaluasi Keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan mlibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Menurut Craven dan Himle, evaluasi didefinisikan sebagai keputusan
dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang
telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I


Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC

Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media

th
Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6 . Indonesian
edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang : Dinas
Kesehatan Kota Padang

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016.
Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish

Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis


Data.Jakarta: Salemba Medika

Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing

Anda mungkin juga menyukai