Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

MUSKULUSKLETAL

1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien yang biasa di kaji pada penyakit system muskuluskletal adalah usia,
karna ada beberapa penyakit muskuluskletal banyak terjadi pada klien di atas usia 60
tahun.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering di temukan pada klien dengan penyakit muskuluskletal
seperti : Rheumathoid Arthritis, Gout Arthritis, Osteoarthritis, dan Osteoporosis
adalah klien mengeluh nyeri pada perendian yang terkena, adanya keterbatasan gerak
yang menyebabkan keterbatasan mobilitas.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang diderita oleh klien
dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan samapai klien di bawa ke rumah sakit
umum serta pengobatan apa yang pernah di berikan dan bagaimana perubahannya dan
data yang didapatkan saat pengkajian.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat penyakit muskuluskletal sebelumnya,
riwayat pekerjaan pada pekerja yang berhubungan dengan adanya riwayat penyakit
muskuluskletal , penggunaan obat – obatan, riwayat mengkonsumsi lkohol dan
merokok.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang saman
karena factor genetic/keturunan.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan msukuluskletal
biasanya lemah
2) Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmentis dan apatis
3) Tanda – Tanda Vital :
a) Suhu meningkat (>37OC )
b) Nadi meningkat ( N : 70- 82 x/m )
c) Tekanan darah meningkat atau dalam batas normal
d) Pernafasan biasanya mengalami normal atau meningkat
4) Pemeriksaan Riview Of System ( ROS )
a) Sistem pernafasan ( B1 : Bretahing )
Dapat di temukan peningkatan frekuensi nafas atau masih dalam batas
normal
b) System Sirkulasi ( B2 : Bleeding )
Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi apical, sirkulasi perifer,
warna dan kehangatan .
c) System Persarafan ( B3 : Brain )
Kaji adanya hilang gerakan/ sensasi, spasme otot, terlihat kelemahan /
hilang fungsi. Pergerakan mata/ kejelasan melihat, dilatasi pupil. Agitasi
( mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietas ).
d) System Perkemihan ( B4 : Bleder )
Perubahan pola berkemih , seperti inkontinensia urin , disuria, distensi
kandung kemih , warna dan bau urine , dan kebersihannya.
e) System Pencernaan ( B5 : Bowel )
Konstipasi , konsisten feses, frekuensi eliminasi, auskultasi bising usus,
anoreksia , adanya distensi abdomen , nyeri tekan abdomen.
f) System Muskuluskletal ( B6 :Bone )
Kaji adanya nyeri berat tiba – tiba/ mungkin terlokalisasi pada area
jaringan , dapat berkurang pada imobilisasi, kekuatan otot, kontraktur ,
atrofi otot, laserasi kulit dan perubahan warna.
5) Pola Fungsi Kesehatan
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa dilakukan sehubungan
dengan adanya nyeri pada persendian , ketidakmampuan mobilisasi.
a) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan , dan penanganan kesehatan.
b) Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan , dan elektrolit , nafsu
makan, pola makan, diet , kesulitan menelan, mual / muntah, dan makanan
kesukaan.
c) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekskresi, kandung kemih, defekasi, ada tidaknya
masalah defekasi, masalah nutrisi, dan penggunaan kateter.
d) Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap energy , jumlah
jam tidur siang dan malam, masalah tidur , insomnia.
e) Pola aktivitas dan istirahat
Menggambarkamn pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan , dan sirkulasi ,
riwayat penyakit jantung , frekuensi , irama, dan kedalaman pernafasan.
Pengkajian indeks KATZ.
f) Pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan peran dan klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal , pekerjaan , tidak punya
rumah, dan masalah keuangan. Pengkajian APGAR keluarga ( table
APGAR keluarga ).
g) Pola sensori dan kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif.pola persepsi sensori meliputi
pengkajian penglihatan , pendengaran , perasaan, dan pembau. Pada klien
katarak dapat ditemukan gejala gangguan penglihatan perifer, kesulitan
memfokuskan lerja dengan merasa diruang gelap. Sedangkan tandanya
adalah tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air mata.
Pengkajian status mental menggunakan table Short Portable Mental Status
Quesionare ( SPMSQ) .
h) Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan konsep diri. Konsep diri menggambarkan gambaran diri,harga
diri, peran , identitas diri. Manusia sebagai sistem terbuka dan makhluk bio
– psiko – sosio – kultural – spiritual, kecemasan, ketakutan dan dampak
terhadap sakit.pemgkajiantingkat depresi mengguanakan table inventaris
depresi back.
i) Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan / masalah terhadap seksualitas.
j) Pola mekanisme/ penanggulangan stress dan koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
l) Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan, termasuk spiritual
(Allen, 1998).
2. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri akut/ kronis berhubungan dengan agen injuri ( biologi, kimia, fisik,
psikologis ) ditandai dengan klien melaporkan adanya nyeri pada persendian ,
ekspresi wajah meringis.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan ,
kerusakan neuromuskuler , kehilangan integritas struktur tulang, kekuatan sendi
aau kontraktur.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kuran paparan , mudah lupa,
misinterprestasi informasi ditandai dengan klien mengungkapkan adanya masalah,
klien mengikuti inturksi tidak akurat.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

NO PERENC
DIAGNOSA ANAAN
KEPERAWATAN
Tujuan dan criteria Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajamen nyeri
dengan agen injuri ( biologi, tindakan keperawatan ( pain management) :
kimia, fisik, psikologis ) diharapkan klien dapat : 1. Kaji secara
ditandai dengan klien 1. Mengontrol nyeri komprehensif
melaporkan nyeri secara verbal ( pain control ) tentang nyeri,
atau non verbal , posisi untuk dengan criteria : meliputi : lokasi,
mengurangi nyeri, ekspresi a. Klien dapat karaktersitik dan
wajah meringis. mengetrahui onset, durasi,
penyebab nyeri, frekuensi, kualitas,
onset nyeri, intensitas/beratnya
mampu nyeri , dan faktor-
menggunakan faktor presipitasi.
teknik non 2. Observasi isyarat-
farmakologi isyarat non verbal
untuk mengurangi dari
nyeri, dan ketidaknyamanan,
tindakan khususnya dalam
pencegahan nyeri. ketidakmampuan
b. Klien mampu untuk komunikasi
mengenai tanda – secara efektif.
tanda pencetus 3. Gunakan komunikasi
nyeri untuk terapeutik agar klien
mencari dapat
pertolongan. mengekspresikan
c. Melaporkan nyeri.
bahwa nyeri 4. Kaji latar belakang
berkurang dengan budaya klien.
menggunakan 5. Tentuka dampak dari
manajemen nyeri. ekspresi nyeri
2. Menunjukkan tingkat terhadap kualitas
nyeri ( pain level ) : hidup
a. Klien 6. Kaji pengamalaman
mel;aporkan nyeri individu terhadap
dan nyeri, keluarga
pengaruhnyabpad dengan nyeri kronis.
a tubuh. 7. Evaluasi tentang
b. Klien mampu keefektifan dari
mengenal skala, tindakan mengontrol
intensitas, nyeri yang telah
frkuensi dan digunakan.
lamanya episode 8. Berikan dukungan
nyeri. terhadap klien dan
c. Klien mengatakan keluarga.
rasa nyaman 9. Berikan informasi
setelah nyeri tentang nyeri :
berkurang. penyebab, berapa
d. Tanda – tanda lama terjadi, dan
vital dalam batas tindakan
normal. pencegahan.
e. Ekspresi wajah Pemberian analgetik
tenang. ( analgetic
administration)
1. Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas , dan
keparahan sebelum
pengobatan.
2. Berikan obat dengan
prinsip 5 benar.
3. Cek riwayat alergi
obat.
4. Tentukan lokasi
nyeri, karakteristik,
kualitas, dan
keparahan sebelum
pengobatan.
5. Libatkan klien dalam
pemilihan analgetik
pertama kali.
6. Berikan analgetik
yang tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat.
7. Evaluasi efektivitas
analgetik, tanda dan
gejala.
2 Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan Terapi aktivitas :
2 berhubungan dengan nyeri dan tindakan keperawatan ambulasi (Exercise
. ketidaknyamanan, kerusakan diharapkan klien dapat Therapy Ambulation)
2 neuromuskuler, khilangan menunjukkan tingkat 1. Kaji kebutuhan akan
. integritas struktur tulang, mobilitas dengan criteria bantuan pelayanan
. kekauan sendi atau kontraktur. hasil : kesehatan dirumah
1. Klien menunjukkan dan kebutuhan akan
penampilan yang peralatan
seimbang. pengobatan yang
2. Klien menunjukkan tahan lama.
penampilan posisi 2. Ajarkan dan bantu
tubuh. klien untuk
3. Klien menunjukkan berpindah sesuai
pergerakan sendi. kebutuhan (misalnya
4. Klien melakukan dari tempat tidur ke
perpindahan. kursi).
5. Klien melakukan 3. Bantu klien untuk
ambulasi : berjalan. mengenali ambulasi
6. Klien menunjukkan dini sesuai
penggunaan alat kebutuhan.
bantu secara benar 4. Instruksikan klien
dengan pengawasan. untuk atau pemberi
7. Klien meminta pelayanan tentang
bantuan untuk keamanan berpindah
aktivitas mobilisasi dan teknik ambulasi
jika diperlukan. yang aman.
8. Klien dapat 5. Pantau penggunaan
melakukan aktivitas alat banru mobilitas
sehari – hari secara ( misal : tongkat,
mandiri. walker, kruk atau
kursi roda )
6. Rujuk ke ahli terapu
fisik untuk program
latihan.
7. Berikan penguatan
positif selama
aktivitas.
Terapi aktivitas
:mobilitas sendi
(Exercise therapy: joint
mobility)
1. Tentukan
keterbatasan
rentang gerak
sendi , efek dan
fungsinya.
2. Kolabotasi dengan
terapi fisik dalam
mengembangkan
program latihan.
3. Tentukan tingkat
motivasi klien
dalam
mempertahankan
atau meningkatkan
rentang gerak sendi.
4. Jelaskan pada
klien/keluarga
tentang maksud dan
rencana latihan
gerak sendi.
5. Lindungi klien dari
trauma selama
latihan.
6. Bantu klien untuk
mengatur posisi
yang optimal dlam
ROM aktif/pasif.
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan asuhan Pendidikan kesehatan :
berhubungan dengan kurang keperawatan diharapkan proses penyakit
paparan, mudah lupa, pengetahuan klien (Teaching pregnancy
misinterprestasi tentang proses kehamilan process)
informasiditandai dengan klien mningkat dengan criteria 1. Kaji tingkat
mengungkapkan adanya hasil : pengetahuan pasien
masalah, klien mengikuti 1. Menjelaskan proses berhubungan dengan
intruksi tidak akurat penyakitnya. proses kehamilan
2. Menjelaskan yang spesifik.
penyebab dan 2. Berikan pengajaran
pathofisiologi sesuai dengn tingkat
penyakit. pemahaman klien,
3. Menjelaskantanda mengulang
dan gejala penyakit. informasi bila di
4. Menjelaskan tindakan perlukan.
– tindakan untuk 3. Sediakan kondisi
meminimalkan lingkungan kondusif
keluhan slama proses untuk belajar.
penyakit. 4. Berikan informasi
kepada klien tentang
kondisinya.
5. Berikan informasi
tentang tindakan
diagnostic yang
dilakukan.
6. Diskusikan
perubahan perilaku
yang dapat
mencegah koplikasi.
7. Ikut sertakan
keluarga atau
anggota keluarga
lain bila
memungkinkan.

4. Evaluasi Keperawatan
1) Diagnosa keperawatan : Nyeri Akut
a. Klien menunjukkan kemmpuan menggunakan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri, dan tindakan pencegahan nyeri.
b. Kjlien mampu mengenal tanda – tanda pencetus nyeri untuk mencari pertolongan.
c. Klien melaporkan nyeri berkurang.
d. Klien mengungkapkan kenyamana setelah nyeri brkurang.
e. Klien menunjukkan tanda vital dalam batas normal.
f. Klien menunjukkan ekpresi wajah tenang.

2) Diagnosa keperawatan : Kerusakan mobilitas fisik


a. Klien menunjukkan penampilan yang seimbang.
b. Klien menunjukkan penampilan posisi tubuh.
c. Klien dapat melakukan pergerakan sendi.
d. Klien dapat melakukan perpindahan.
e. Klien dapat berjalan.
f. Klien menggunakan alat bantu secara benar dengan pengawasan.
g. Klien mampu meminta bantuan untuk aktivitas mobilisasi jika diperlukan.
h. Klien dapat melakukan aktivitas sehari – hari secara mandiri.

3) Diagnose keperawatan : Kurang Pengetahuan


a. Klien mengetahui nama penyakitnya.
b. Klien dapat menjelaskan proses penyakit.
c. Klien dapat menjelaskan faktor penyebab dan resiko penyakit.
d. Klien menjelaskan efek dari penyakit.
e. Klien menjelaskan tanda – tanda dan gejala penyakit.

Anda mungkin juga menyukai